Anda di halaman 1dari 6

Pemahaman Umum Tikus

Binatang yang lebih identik dengan aktivitas mengeratnya merupakan binatang pengganggu
dan juga sebagai hama bagi manusia karena binatang yang erat hubungannya dengan
kehidupan disekitar lingkungan manusia dan tanaman yang merugikan bagi pertanian kecuali
tikus dengan golongan tertentu yaitu tikus putih. Tikus merupakan golongan mamalia yang
menurut jenis makanannya termasuk kelompok omnivora

Selain sebagai pengganggu di lingkungan manusia, tikus juga menjadi salah satu vector
penyebab penyakit. Dari data yang diperoleh terdapat + 45 jenis penyakit yang ditularkan
akibat adanya aktivitas tikus dilingkungan kita. Aktivitasnya tikus tidak lupa meninggalkan
kotorannya yang juga akan dapat mengkontaminasi produktivitas pangan kita. Karena tikus
menghasilkan sebanyak 25.000 kotoran / th dan juga pada mencit menghasilkan sebanyak
17.000 kotoran / th. Tikus adalah salah satu binatang Nucturnal (Binatang yang keluar /
berkeliaran mencari makannya pada malam hari) jika dalam keadaan normal (tidak adanya
banjir atau rumahnya terusik oleh sesuatu hal)kita menemukan adanya indikasi tikus pada
siang hari, berarti tikus didaerah tersebut populasinya sangat meningkat dan perlu adanya
pengendalian.

Biologi Tikus
a. Kepandaian Menggali (Digging).
Tikus terrestrial menggali tanah dengan tujuan untuk membuat sarang, yang umumnya
tidak melebihi kedalaman 50 cm. Walaupun demikian tikus mampu menggali sampai dengan
200 cm, terutama pada tanah-tanah yang gembur. System sarang tikus di dalam tanah ini
sering diperpanjang dengan membuat lorong-lorong tambahan yang saling berhubungan,
terutama bila populasi tikus meningkat.

b. Kepandaian Memanjat (Climbing).


Tikus arboreal mampu memanjat pohon, tembok dengan permukaan kasar, pipa paralon,
berjalan pada seutas kawat atau tali tambang, serta turun dari satu ketinggian dengan kepala
menuju kebawah. Kemampuan ini ditunjang oleh 4 (empat) jari kaki depan dan 5 (lima) jari
kaki belakang dan tonjolan pada telapak kaki yang disebut footpad yang biasanya berukuran
lebih besar dan permukaan yang lebih kasar dibandingkan dengan terrrestial. Footpad ini
ditambah dengan cakar atau kuku untuk memperkuat pegangan, serta ekor untuk menjaga
keseimbangan.

c. Kepandaian Mengerat (Gnawing).


Aktivitas mengerat bertujuan untuk mengurangi panjang gigi serinya yang tumbuh terus
menerus dan kuat. Gigi ini disebut skull. Tikus dapat merusak bahan yang keras sampai
nilai 5,5 pada skala kekerasan geologi. Bahan tersebut adalah kayu pada bangunan dan
kayu pohon, lembaran aluminium, beton berkualitas buruk, dan aspal.

d. Kepandaian Meloncat (Jumping).


Sesuai dengan otot-otot kakinya yang relative kuat, tikus dewasa dapat meloncat secara
Vertikal 77 cm dan horizontal 240 cm. jarak jangkauan loncatan ini akan lebih tinggi /
jauh bila dimulai dengan berlari. Mencit rumah dapat meloncat vertical 25 cm dan dapat
menjatuhkan diri sampai dengan ketinggian 15 m dan tidak mati.

e. Kepandaian Berenang (Swimming) & Menyelam (Diving).


Tikus merupakan hewan yang pandai berenang. Dalam suatu percobaan, dalam keadaan
terpaksa, tikus mampu berenang selama 50 72 jam pada suatu bak air dengan suhu 35 C
dan dengan kecepatan berenang 1,4 km/jam (0,7 km/jam untuk mencit) kemampuan
menyelam maksimum 30 detik dan dapat menempuh jarak 0,5 mil (+ 800m) dan tikus
sulit untuk tenggelam didalam air.

f. Kepandaian memipihkan tubuh (Flatened).


Tikus bisa memipihkan tubuhnya (Flatened) sampai dengan inch dan bisa masuk
kedalam lubang sebesar 12 mm.

g. Reproduksi Tikus.
Tikus mengalami masa bunting / hamil selama 21 23 Hari (3 minggu)
Jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 6 12 Ekor
Anak tikus dapat beradaptasi dengan lingkungannya selama 21 Hari
Siap untuk kawin berkisar pada umur 1,5 Bulan 5 Bulan
Kemampuan untuk melahirkan sebanyak 4 kali / tahun
Jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 24 Ekor / betina / tahun
Umur tikus berkisar antara 1 3 th dan rata-rata umurnya 1 th

h. Bahan Makanan.

Tikus merupakan hewan omnivore (pemakan segala). Tikus akan memilih pakan yang berkadar
gizi seimbang dari beberapa macam pakan yang ada. Tikus cenderung untuk memilih biji-bijian
(serealia) seperti padi, jagung dan gandum. Selain itu tikus makan kacang-kacangan, umbi-
umbian, daging, ikan, buah dan sayur dan pakan lainnya yang terdapat kadar air didalamnya.

Kemampuan Indera Tikus


a. Indera Pengelihatan (Vision).
Indera pengelihatan kurang berkembang dengan baik, tetapi mempunyai kepekaan yang
tinggi terhadap cahaya, dan mampu mengenali bentuk benda dalam cahaya remang. Pada
jarak 10 m, tikus masih dapat mengenali bentuk benda yang ada didepannya, untuk
mencit sampai jarak 15 m. tikus merupakan hewan yang buta warna, sebagian warna
ditangkap sebagai warna kelabu, tetapi ada kecenderungan tertarik warna kuning dan
hijau terang yang ditangkap sebagai warna kelabu cerah

b. Indera Penciuman (Smell).


Indera penciuman berkembang sangat baik, ditunjukkan dengan aktivitas menggerakkan
kepala serta mengendus pada saat mencium bau pakan, tikus lain, atau musuh (predator).
Hal ini juga bermanfaat untuk mencium urine tikus lainnya. Tikus dapat menandai
wilayah pergerakan dari tikus lainnya, mengenali jejak tikus yang masih tergolong
kelompoknya, serta mendeteksi tikus betina yang sedang estrus.

c. Indera Pendengaran (Hearing).


Indera pendengaran berkembang dengan sangat baik. Tikus memiliki tanggap akustik dan
suara ultrasonik digunakan oleh tikus untuk melakukan komunikasi sosial, misalkan saat
aktivitas seksual atau berkelahi dengan tikus yang lain. Anak tikus mengeluarkan suara
ultrasonik pada saat kehilangan induk dan induk yang masih menyusui akan mencarinya.
Anak tikus yang baru lahir mengeluarkan suara ultrasonik sebagai reaksi pada lingkungan
baru yang dingin.

d. Indera Perasa (Taste).


Indera perasa berkembang dengan sangat baik. Tikus mampu membedakan atau
mendeteksi zat-zat yang yang berasa pahit, bersifat tosik atau berasa tidak enak ini
berubungan dengan pengelolaan tikus dengan menggunakan umpan beracun.

e. Indera Peraba (Touch).

Indera peraba berkembang dengan sangat baik, hal ini sangat membantu pergerakan tikus
ditengah kegelapan. Rabut rambut halus dan panjang yang tumbuh pada bagian lateral dan
ventral tubuhnya (Vibrissae) dan dapat digunakan untuk meraba dan memiliki tingkat
sensitivitas yang tinggi. Bentuk rabaan berupa sentuhan dengan lantai, dinding atau benda-benda
yang ada didekatnya. Hal ini dapat membantu menentukan arah dan memberi tanda bahaya jika
ada rintangan didepannya.

Prilaku Tikus
a. Prilaku Belajar
Tikus mempunyai kemampuan untuk belajar sehingga tidaklah mengherankan adanya
sifat jera umpan. Hal ini disebabkan tikus bisa belajar dari pengalaman. Tikus selalu
curiga bila jalan yang dilewatinya setiap hari ada perubahan, misalnya misalnya ada suatu
benda yang asing, termasuk benda tajam, bau chemicals yg menyengat baginya atau yang
dikira membahayakan maka tikus memberikan suara mencicit atau bisa meninggalkan
jejak urinenya untuk tikus lainnya.

b. Neophobia & Neophilia


Sifat tikus yang mencurigai akan benda baru/asing disebut neophobia. Sebaliknya ada
tikus yang bersifat neophilia artinya menyukai benda asing/baru. Untuk tikus yang
neophobia diperlukan beberapa hari untuk menangkapnya dengan perangkap ataupun
umpan beracun yang dikenal masa pra pengumpanan.
Dalam upaya pengendaliannya dengan umpan beracun, atau penentuan wadah umpan
yang tidak asing bagi tikus. Rasa jera berlebih sebagai akibat dari umpan atau benda yang
mengakibatkan tikus merasa sakit yang dapat mengakibatkan kematian. Akibatnya tikus
akan melakukan alternative untuk mencari jalan lain dari jalan yang biasa dilaluinya.

c. Hirarki
Tikus mempunyai wilayah kekuasaan yang terbatas. Artinya tikus dan kelompoknya
tidak akan begitu saja berpindah kedaerah lain dimana daerah tersebut mungkin ada
kelompok tikus yang lain.

Tanda Tanda Adanya Indikasi Tikus

a. Kotoran
Tikus selalu meninggalkan kotoran disekitar aktivitasnya dan merupakan salah satu tanda
bahwa terdapatnya jejak tikus dengan melihat adanya kotoran tikus.

b. Track / Jejak
Jejak tikus selalu mengikuti struktur bangunan, karena tikus bergerak dan berjalan malam
hari lebih dominan menggunakan kumis dan rambutnya yang panjang dan berulang
ulang kali dilaluinya.

c. Gigitan
Terdapat bekas gigitan akibat melakukan aktivitas mengerat pada benda benda untuk
mengasah gigi skullnya.

d. Liang / Lobang
Jalan masuk kerumahnya selalu melalu lubang dipermukaan tanah yang dibentuknya
sedemikian rupa untuk dapat memberikan perlindungan disaat panas dan hujan serta
melindunginya dari predator / pemangsa tikus sendiri dengan menggunakan liang /
lobang palsu.

e. Runways
Terdapatnya warna agak kehitam hitaman pada area yang dilalui tikus secara berulang
ulang kali.

f. Grease marks/rub marks


Untuk berusaha masuk kedalam ruangan yang tertutup tetapi diruangan tersebut terdapat
indikasi makanan maka tikus berusaha masuk kedalam rungan tersebut dengan membuat
lubang dipojok pintu atau diatas plafon dan sebagainya.

g. Bercak urin
Tikus selalu meninggalkan beberapa bercak urine sebagai alat komunikasi antar tikus
lainnya. Bercak urine tikus mempunyai ciri khas tersendiri.

h. Tikus hidup/mati
Terdapatnya atau terlihatnya tikus hidup yang berkeliaran didaerah tersebut atau
terdapatnya bangkai tikus.

i. Suara
Ciri khas tikus selalu mengeluarkan suara yang mencicit adalah salah satu indikasi
adanya tikus didaerah tersebut.
j. Bau
Meninggalkan bau yang khas pada bekas jalannya tikus yang dilaluinya secara berulang-
ulang kali untuk setiap harinya.

Beberapa Jenis Tikus

a. Bandicota (Tikus Wirok)

Dibandingkan dengan tikus lainnya dijawa, tikus ini paling besar ukuran tubuhnya.
Sering dijumpai dipersawahan kering atau kebun-kebun serta padang rumput dekat
pantai, dan kadangkala dijumpai dipekarangan rumah. Tikus ini sangat mengganggu
manusia karena membuat liang yang tidak dikehendaki

b. Mus musculus (tikus nying-nying)


Tinggal dirumah atau sekitar penghunian manusia, suka membuat sarang didalam laci
lemari pakaian atau makanan, sangat aktif dan lincah. Tubuhnya kecil, ramping,
telinga berbulu, ekor tidak berbulu dan lingkar cincin jelas. Hama penting didaerah
temperate (musim dingin), makan 3 gram/hari, menyukai biji-bijian (seed and grain).
Tidak neophobia dan tahan tidak minum. Beranak 4 6 ekor setelah bunting selama 3
minggu. Induk menyusui anaknya selama 3 minggu.

c. Rattus norvegicus (tikus got)


Telinga kecil, ekor < panjang tubuh, tubuh besar, bersarang dibawah bangunan,
pinggiran sungai, tempat sampah, sekitar kolam namun mereka bisa masuk ke gudang
dan silo. Makan segala jenis dan menyukai yang fresh. Jika makan makanan kering
membutuhkan air sebanyak 250 500 ml/air aktif malam hari dan mempunyai jelajah
15 50 m, tinggi bisa 100 m. Melahirkan 4 6 kali/th, 20.000 kotoran/th, 20 juta pop
dalam 3 tahun.

d. Rattus tanezumi (tikus rumah)


Tikus ini banyak dijumpai dirumah rumah dan gudang seluruh indonesia, sehingga
dikenal sebagai tikus rumah. Tikus ini bersifat arboreal, banyak tinggal diloteng / atap
rumah yang sering menimbulkan berisik. Tikus ini merupakan hama gudang dan
rumah yang utama. Penyebaran luas diAsia Tenggara dari 0 2000 m.

e. Rattus tiomanicus (tikus belukar)


Dikenal sebagai hama diperkebunan kelapa sawit. Seperti namanya tikus ini banyak
dijumpai didaerah yang bersemak belukar. Habitat hutan sekunder, hutan pantai,
perkebunan, kebun-kebun dan padang rumput. Penyebaran tikus ini terbatas
diIndonesia Barat (Jawa dan Kalimantan) saja dan ke barat sampai semenanjung
Malaysia Barat.

f. Rattus argentiventer (tikus sawah)


Tikus ini banyak dijumpai didaerah persawahan yang beririgrasi baik. Ciri tikus ini
warna perut putih kelabuseperti perak yang seringkali ada lukisan coklat, ekor pendek
dan saat masih remaja ada warna jingga dibelakang telinga. Penyebarannya hampir
diseluruh Indonesia. Tikus ini seperti tikus lain adalah binatang malam, terrestrial dan
membuat liang / lobang.

Anda mungkin juga menyukai