Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR

JARINGAN TUMBUHAN

LAPORAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yang dibimbing oleh Haslinda Yasti Agustin, S.Si, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :
Iis Nurrahma Wati (17208153041)
Sigma Maula Khoirunnail (17208153051)
Rizal Miftakhul Khoirudin (17208153062)
Rica Santica Devi (17208153067)
Beta larasati (17208153070)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Mei 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika DTD, didalam sel lebih rendah pada DTD. Larutan yang ada
disekitar sel, maka akan meninggalakan sel sampai DTD di dalam dan di luar
sel sama besar. Protoplas yang kehilangan air menyusut volumenya dan
akhirnya akan terlepas dari dinding selnya, peristiwa ini disebut : Plasmolisis.
Sel mengalami plasmolysis biasanya dapat disehatkan kembali dengan
memasukkan ke dalam air murni. Plasmolisis demikian disebut Plasmolisis
insipien1
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu tentang proses-proses fungsi fisiologis
tumbuhan. Ada banyak pembahasan dalam fisiologi tumbuhan, salah satu
diantaranya adalah potensial ari jaringan tumbuhan. Air merupakan salah satu
zat yang sangat penting bagi reaksi biosfer yang terjadi di atmosfer, termasuk
reaksi internal dalam jaringan tumbuhan. air pada jaringan tumbuhan memiliki
potensial. Proses difusi dan osmosis sangat erat kaitannya dengan pengukurna
potensial air jaringan tumbuhan. difusi merupakan perpindahan zat
terlarut,dari konsentrasi yang lebih tinggi menuju ke konsentrasi yang lebih
rendah. Osmosis merupakan difusi air melalui membran semipermeable.
Mekanisme difusi osmosis berguna dalam transpor zat dan
osmoregulasi, dalam halini kesetimbangan zat-zat (konsentrasi) di dalam sel
dan di luar sel. Pada mekanisme osmosis, terjadi perbedaan konsentrasi
garam-garaman pada dua ruang, ini adalah mekanisme sel mempertahankan
keseimbangan garam-garaman tersebut, dengan jalan melewatkan/melalui air,
menuju ke ruang yang memiliki konsentrasi garam-garaman yang lebih
banyak, karena garam-garaman tersebut tidak mampu melalui membran sel
yang semi permeabel. Hanya air dan ion garam-garaman tertentu yang dapat
melalui membran sel.2
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel
yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola. Plasmolisis
1
Susilowati,Petunjuk Pratikum,(Malang:UM Press,2000), hal 47
2
Renyta Ayu dkk, Laporan Pratikum Potensial Osmotik Dan Potensial Air Jaringan
Tumbuhan, (Surabaya:UNESA Press,2015), hal 3
menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu zat , artinya
suatu zat /materi bisa keluar dari sel dan bisa masuk melalui membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, tetapi dinamis
dengan lingkungannya.

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat


diketahui dari proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan
gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Apabila ruang bening
diantara dinding dengan protoplas diisi udara, maka dibawah mikroskop akan
tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air murni
maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi
melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil
pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan
plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu
sehingga molekul gula dapat masuk dengan komponen potensial air pada
tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis (solut) dan potensial turgor
(tekanan).3

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar


tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan
berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti
ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang
separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi karena
tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis
insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan
dengan larutan tercapai.

Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan praktikum yang


terkait dengan potensial air agar dapat diperoleh pengetahuan yang lebih
banyak lagi mengenai potensial air pada jaringan tumbuhan.

B. Tujuan

3
Ibid, Hal 4
Mahasiswa diharapkan dapat :
a. Membedakan proses terjadinya potensial osmotic dan potensial air
jaringan tumbuhan
b. Mengamati terjadinya peristiwa plasmolysis
Prinsip
a. Potensial osmotic jaringan tumbuhan dapat diukur dengan
menggunakan berbagai konsentrasi larutan gula atau garam
membandingkan larutan sel.
b. Potensial air dalam jaringan dapat diukur dengan menggunakan
berbagai konsentrasi larutan gula atau garam dengan membandingkan
larutan dengan ditandai keluar masuknya air dari dalam dan luar sel
tumbuhan.

BAB II METODE PRATIKUM


A. ALAT DAN BAHAN
- 20 botol vial - Obyek dan deck glas
- Larutan sukrosa - Kristal methylene blue
- Mikroskop - Mikropipet atau syringe
- Pengebor gabus - Bawang
- Silet - Umbi kentang

Metode Pengukuran
a. Pengukuran dengan cara membandingkan sel tumbuhan dengan larutan
sukrosa dengan berbagai konsentrasi
b. Pengukuran meliputi : jumlah sel yang berplasmolisis, penyebaran
methylene blue sesudah dan sebelum, direndam air larutan
B. CARA KERJA
1. Mengukur potensial osmotic dengan cara plasmolysis
a. Sediakan 7 botol vial berturut diisi dengan larutan sukrosa yang :
0,14M, 0,16M, 0,18M, 0,20M, 0,22M, 0,24M, 0,26M masing masing
senbanyak 5 ml
b. Kemudian buatlah beberapa sayatan epidermis bawah dari bawang
c. Tiap sayatan paling sedikit mengandung 25 sek epidermis
d. Masukkan sayatan sayatan epidermis tadi kedalam botol vial yang
berisi larutan sukrosa, yang untuk tiap konsentrasi cukup 2-3 sayatan
saja.
e. Biarkan selama 30 menit dan setelah itu periksa di bawah mikroskop
dengan meletakkan sayatan tadi pada gelas obyek dengan setetes
larutan di dalam mana sayatan tadi disimpan.
f. Perhatikan pada konsentrasi larutan sukrosa berapa sebagian dari sel
epidermis tadi.
g. Keadaan ini disebut : insipient plasmolisa (incipient plasmolysis) dan
potensial osmotic yang diukur dengan cara ini adalah potensial
osmotic pada insipient plasmolysis, yang harganya lebih kecil dari
harga potensial osmotic sel epidermis yang sebenarnya.
2. Mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan
Mengukur potensial air umbi kentang solanum tuberosum
Bahan dan alat yang digunakan
- Satu seri larutan sukrosa yang 0,0, 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, dan 1,0 Molar
- Pisau cukur yang masih tajam
- Botol bermulut besar dengan kapasitas 50 ml
- Mistar dengan ukuran mm
Cara Kerja
a. Pilih umbi kentang yang cukup besar dan ptonglah persegi panjang
dengan pisau , dengan ukuran 4 cm
b. Selanjutnya masukan masing dalam larutan sukrosa yang konsentrasi
nya berbeda
c. Setelah dua jam keluarkan kentang tadi dan ukur kembali panjang,
masa dan kondisi, amati perubahan.
BAB III
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. DATA
Mengukur Potensial Air pada Umbi Kentang
No Konsentrasi Panjang Berat Kondisi

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

1 Aquades 4 4,2 3,61 3,96 Tenggelam dan Keras


cm gram gram Keras
2 0,2 4 4 cm 3,73 3,07 Tenggelam dan Agak Lembek
gram gram Keras sedikit
3 0,4 4 3,5 3,51 3,04 Mengapung dan Lembek dan
cm gram gram Keras agak kisut
4 0,6 4 3,5 3,67 2,69 Mengapung dan Lembek dan
cm gram gram Keras Kisut
5 0,8 4 3,75 3,45 2,69 g Mengapung dan Sangat Lembek
cm gram Keras dan Kisut
6 1,0 4 4 cm 3, 61 2,67 Mengapung dan Sangat lembek
gram gram Keras dan sangat kisut
Mengukur Potensial air bawang
DATA (RIJAL)
B. Analisis Data
Analisis Data Pengamatan Potensial air pada Umbi Kentang
Pada percobaan pertama dilakukan pada kentang yang direndam di
larutan gula dengan berbagai macam konsentrasi, didiamkan hingga 120
menit, lalu dihitung perubahan pajang dan perubahan berat dan kondisi akhir
nya. Pada konsentrasi 0% (Aquades) kentang mengalami pemanjangan 0,2
mm dan pada konsentrasi 20% kentang tidak mengalami perubahan panjang,
kondisi awal dan akhir sama namun kentang mengalami perubahan berat yaitu
pada konsentrasi 0% (Aquades) dari berat awal 3,61 gram mengalami
penambahan berat menjadi 3,96 gram, sedangkan pada konsentrasi 20%
mengalami perubahan masa dari 5,42 gram berkurang menjadi 3,7 gram.
Dengan kondisi awal yang mengapung menjadi tenggelam agak lembek dan
kisut.
Pada konsentrasi 40%,60%,80% kentang mengalami perubahan
panjang,masa dan kondisi, yaitu dengan perubahan panjang dari 4 cm menjadi
3,5 cm, sehingga rata-rata pengurangan panjang kentang sebesar 0,5 cm.
sedangkan pada masa mengalami pengurangan yang berbeda beda, yaitu pada
konsentrasi 40% dari awal 3,73 gram menjadi 3,04 gram, konsentrasi 60%
dari masa 3,51 mengalami pengurangan menjadi 2,69 gram, pada konsentrasi
80% dari masa 3,5 menjadi 3,67 . Kondisi awal ketiga kentang tersebut
mengapung dan tekstur keras menjadi kondisi akhir ketiga kentang tersebut
rata rata mengalami perubahan yang sama kurang lebih kentang mengalami
lembek dan kisut dan tenggelam
Pada konsentrasi 10% kentang mengalami perubahan panjang, masa,
kondisi. Yaitu dari panjang awal 4 cm menjadi 3,75 cm, masa awal 3,45 gram
menjadi 2,67, dam kondisi awal mengapung dan keras menjadi tenggelam dan
sangat lembek dan kisut
Analisis Potensial Air pada Bawang
(RIJAL)
C. PEMBAHASAN
Potensial Osmotik dan Potensial Air pada Kentang
Pratikum Pengukuran Potensial Osmotik dan Potensial Air yang
dilakukan pada tanggal 20 Mei 2017 di Laboratorium IAIN Tulungagung.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui potensial osmotik pada
suatu sel dengan metode perubahan volume sel. Adanya peristiwa osmosis
menyebabkan adanya perpindahan cairan sel keluar dari dalam sel, sehingga
berpengaruh terhadap volume dari sel tersebut. Percobaan kali ini
menggunakan umbi kentang (Solanum tuberosum) yang terlebih dahulu di
potong persegi panjang dengan panjang 4 cm. Setelah itu dimasukkan ke
dalam larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi selama 120 menit.
Pada percobaan pertama umbi kentang direndam di dalam larutan
sukrosa 0% (0M) diperoleh data bahwa umbi kentang mengalami perubahan
ukuran menjadi lebih panjang, hal ini menunjukkan adanya potensial osmosis
cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di
dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Adanya pertambahan panjang
disebabkan adanya potensial osmotik.
Sedangkan pada larutan konsentrasi 20% tidak mengalami penyusutan
panjang, hanya mengalami penyusutan pada masa, dengan masa awal 5,42
gram berbah menjadi 3,7 gram dengan kondisi akhir yang sama yaitu
tenggelam. Hal ini tidak sesuai dengan teori jika potensial larutan lebih tinggi,
air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah
maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila
kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel
akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh
ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Di dalam pengamatan pada
konsentrasi 20% kentang tidak mengalami perubahan panjang hanya
menunjukan perbahan pada masa, hal ini mungkin terjadi karena larutan masih
berada pada konsentrasi yang rendah.
Umbi kentang yang telah direndam dalam larutan sukrosa 4% selama 2
jam mengalami perubahan mengalami penyusutan. Penyusutan panjang
Begitupula pada kentang yang direndam dalam dalam larutan sukrosa
konsentrasi 60%, 80%, dan 10% semuanya mengalami penyusutan, yang
mana semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa semakin besar penyusutan
yang terjadi pada umbi kentang. Salah satu faktor yang mempengaruhi
potensial osmotik adalah konsentrasi larutan, meningkatnya konsentrasi
larutan akan menurunkan nilai potensial osmotic, sehingga mengakibatkan
umbi kentang memendek bukan memanjang.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula,
maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan
dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan
bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang
terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu
cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun
demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang
dibentuk oleh dinding sel.4

4
Dila Handayani dkk, Pengukuran Potensial Osmotik Dan Potensial Air Jaringan
Tumbuhan(Malang:UM Press,2013).hal 9
Dinding sel dan membran sel tumbuhan merupakan ciri khas yang
membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan. Membran sel dapat dilalui zat-
zat terlarut dengan mudah, sedangkan dinding sel yang bahan penyusunnya
bersifat kaku mengakibatkan terjadinya tekanan pada sel. Struktur dinding sel
dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas
lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat
permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan
memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah
yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga
bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi
saat sel darah merah dimasukkan dalam air.
Sel yang turgor banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang
tidak berkayu .Sifat air, air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak
lazim sehingga memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam
biosfer. Pada suhu rendah air berbentuk padat, pada suhu normal air berbentuk
cair, sedang pada suhu tinggi air dalam wujud gas. Keberadaan air dalam sel
tumbuhan, menyebabkan terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi
ketidak setimbangan zat-zat terlarut dalam ruang-ruang sel tumbuhan.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama.
Memahami potensial air sel tumbuhan merupakan salah satu kunci
untuk memahami fungsi seluler. Untuk mengukur besarnya potensial air dapat
dilakukan dengan metode Chardakov, yaitu berdasarkan perubahan kekentalan
larutan maupun dengan teknik gravimetrik, yaitu berdasarkan perubahan berat
jaringan. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa air merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dari tumbuhan. Besarnya potensial air juga
menjadi penentu dalam proses pergerakan air. Potensial kimia adalah energi
bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh karena itu,
potensial kimia, suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dan air sering dinyatakan dengan
istilah potensial air. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan
sebagai ukuran energy dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak.
Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-
molekul air untuk molekul difusi.5
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang
terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga
potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya
berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di sekitar system ditingkatkan
atau diturunkan, maka secara otomatis potensial air akan naik atau turun
sesuai dengan perubahan tekanan tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air
memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis.
Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air,
sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut.
Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke dalam seri larutan yang telah
diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut
dapat diketahui. Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan
penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Semakin rendah potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka
semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah.
Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan jaringan
untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air lebih
rendah.
Pengukuran Potensial Osmotik dan Potensial Air pada Bawang
(RIJAL)

5
Ibid, hal 10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PA yang terdapat pada kentang pada saat konsentrasi larutan sukrosa 0%
adalah bertambahnya volume panjang umbi kentang yang ditunjukkan
dengan adanya potensial osmosis cairan sel, yaitu air murni cenderung
memasuki sel, serta potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air
meninggalkan sel. PA pada kentang pada saat konsentrasi larutan 40%,
60%, 80%, 10% adalah menyusutnya ukuran kentang dan semakin tinggi
konsentrasi larutan sukrosa semakin besar penyusutan yang terjadi pada
umbi kentang

B. Saran
Lebih Objektif dalam mengikuti pratikum, karena masih ada yang tidak
sesuai dengan teori
Lebih efektif dalam melaksanakan tahap tahap dalam pengerjaan cara
kerja sesuai petunjuk pratikum
DAFTAR RUJUKAN
Susilowati.Petunjuk Pratikum.Malang.UM press.2000
Ayu,Renyta dkk.Laporan Pratikum Potensial Osmotik dan Potensial Air
Jaringan Tumbuhan.Universitas Negeri Surabaya Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Jurusan Biologi.Surabaya.UNESA Press.2015
Handayani, Dila dkk.Pengukuran Osmotik dan Potensial Air Jaringan
Tumbuhan.Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Jurusan Biologi.Malang.UM Press.Januari 2013

LAMPIRAN
Kentang dimasukkan pada Beberapa Larutan Sukrosa denga konsentrasi yang
berbeda beda

Pengukuran Panjang pada kentang


Kentang saat diangkat dari lauran sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai