Anda di halaman 1dari 12

TANTANGAN NEGARA INDONESIA DALAM MENERAPKAN

PRINSIP NEGARA KEPULAUAN

DISUSUN OLEH : 1. INTAN HIDAYU (061440350750)


2. NURUL FADHILAH (061440350757)
3. RISA FAHLUSI W (061440350759)
4. TRI RIZKIAH (061440350762)

JURUSAN/PRODI : T. ELEKTRO/ T.TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi geografis indonesia sebagai negara kepulauan yang dipersatukan oleh


lautan dengan pancasila sebagai ideologi bangsa telah melahirkan suatu budaya
politik persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam
upaya untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional bangsa Indonesia dihadapkan
dengan berbagai tantangan yang harus ditanggulangi dimulai dengan menjaga
kedaulatan Negara sampai masalah-masalah perbatasan yang timbul seputar
pencaplokan wilayah oleh Negara lain sampai pada masalah pemeliharaan wilayah-
wilayah sekitar perbatasan termasuk kesejahteraan penduduknya.
Sesuai dengan UNCLOS (United Nation Convention on the Law Of the Sea)
tahun 1982 bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan maka peran pulau terluar
menjadi sangat vital, hal ini berkaitan dengan penentuan batas atau luas wilayah
suatu Negara. Prinsip Negara kepulauan menganut cara untuk menentukan luas
Negara dan perairan teritorialnya.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya
manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara
dan satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau
internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN NUSANTARA.
Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan
dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Negara Kepulauan


2. Apa saja bukti dari NKRI bahwa sebagai Negara Kepulauan
3. Prinsip - Prinsip Negara Kepulauan
4. Apa saja tantangan Negara Indonesia dalam menerapkan prinsip Negara
Kepulauan

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Negara Kepulauan


2. Mengetahui bukti dari NKRI bahwa sebagai Negara Kepulauan
3. Mengetahui Prinsip - Prinsip Negara Kepulauan
4. Mengetahui tantangan Negara Indonesia dalam menerapkan prinsip Negara
Kepulauan

D. Tinjauan Pustaka

Negara Kepulauan yaitu negara yang terdiri dari ribuan pulau yang berada
ditengah perairan yang luas dan setiap pulaunya memiliki dua pantai,contohnya
seperti negara kita INDONESIA.
Arti kepulauan utk negara INDONESIA yakni pemahaman tentang negara
(state) indonesia menganut paham negara kepulauan,yaitu paham yang
dikembangkan dari archipelago concept (asas archipelago) yang berbeda dengan
pemahaman archipelago negara barat.Perbedaannya jika paham barat peranan laut
sebagai pemisah pulau sedangkan paham indonesia justru sebagai
penghubung,sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan utuh menyeluruh
sebagai tanah air dan dinamakan negara kepulauan.
Tantangan terbesar negara kepulauan adalah memberikan perhatian yang sama
terhadap seluruh wilayah pulau, dan sekaligus membangun keterkaitan
antarwilayah pulau dalam satu kesatuan tata ruang wilayah pulau dan laut. Posisi
kepulauan yang tersebar seringkali menyebabkan program pembangunan yang
dibuat hanya difokuskan pada satu pulau tertentu saja dengan alokasi program
sektoral tertentu tanpa memperhatikan keterpaduan program dalam satu kesatuan
tata ruang.
Pengertian tantangan merupakan suatu hal atau usaha yang bertujuan atau
bersifat menggugah kemampuan.
BAB II
PEMBAHASAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang


berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
Adanya wilayah merupakan salah satu syarat berdi-rinya sebuah negara. Dalam
konstitusi negara-negara di dunia ini terdapat bermacam cara dalam merumuskan
wilayahnya. Ada yang menggunakan garis lintang dan garis bujur, ada yang
menyebutkan negara bagiannya atau provinsinya, ada pula dengan cara menjelaskan
kondisi kewilayahannya. Dalam hal ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menganut cara yang terakhir.
Adanya ketentuan ini dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dimaksudkan untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI. Hal ini
penting dirumuskan agar ada penegasan secara kons-titusional batas wilayah Indonesia
di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme,
sengketa perbatasan antarnegara, atau pendudukan oleh negara asing.
Berkaitan dengan wilayah negara Indonesia, pada 13 Desember 1957 pemerintah
Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan: Bahwa segala
perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah
bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan
demikian merupakan bagian daripada perairan pedalaman atau perairan nasional yang
berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil
yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara
Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang.
Sebelumnya, pengakuan masyarakat internasional mengenai batas laut teritorial
hanya selebar 3 mil laut terhitung dari garis pantai pasang surut terendah.
Deklarasi Juanda menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan
wilayah Nusantara. Laut bukan lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa
Indonesia. Prinsip ini kemudian ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 4/PRP/1960.
Berdasarkan Deklarasi Juanda tersebut, Indonesia menganut konsep negara
kepulauan yang berciri Nusantara (archipelagic state). Konsep itu kemudian diakui
dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982 = United Nations Convention
on the Law of the Sea) yang ditandatangani di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982.
Indonesia kemudian meratifikasi UNCLOS 1982 tersebut dengan menerbitkan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 1985. Sejak itu dunia internasional mengakui Indonesia
sebagai negara kepulauan. Berkat pandangan visioner Djuanda-lah bangsa Indonesia
akhirnya memiliki tambahan wilayah seluas 2.000.000 km2, termasuk sumber daya
alam yang dikandungnya.
Pada saat membahas materi rancangan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai wilayah negara ini, sebenarnya timbul
keinginan untuk mempergunakan penyebutan Benua Maritim Indonesia untuk
pengenalan wilayah Indonesia seperti yang telah dideklarasikan oleh pemerintah pada
tahun 1957. Hal itu tidaklah berlebihan mengingat ada klaim penyebutan Benua
Antartika untuk Pulau Antartika yang berada di Kutub Selatan.
Dengan adanya ketentuan mengenai wilayah negara tersebut, pada masa datang
kemungkinan pemisahan sebuah wilayah dari NKRI makin dipersulit. Demikian pula
hal itu akan mendukung penegakan hukum di seluruh wilayah tanah air, dalam
melakukan perundingan internasional yang berkaitan dengan batas wilayah negara
Indonesia, serta pengakuan internasional terhadap kedaulatan wilayah negara Indonesia.
Kesadaran bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan mengingat
besarnya jumlah penduduk, sumber daya alam yang melimpah, serta luasnya wilayah
pasti akan memberikan kepercayaan diri yang besar.
Berkaitan dengan ketentuan Pasal 25A ini, pada Perubahan Keempat Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan perubahan penomoran
pasal dari Pasal 25E (perubahan kedua) menjadi Pasal 25A untuk menyesuaikan
penomoran pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Pengertian Negara Kepulauan

Negara Kepulauan (bahasa Inggris: archipelagic State) adalah hasil keputusan


Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang berarti suatu
Negara yang seluruhnya terdiri dari satu gugus besar atau lebih kepulauan dan
dapat mencakup pulau-pulau lain, dalam Bab IV Konvensi ini menentukan pula
bahwa gugusan kepulauan berarti suatu gugusan pulau-pulau termasuk bagian
pulau, perairan di antara gugusan pulau-pulau tersebut dan lain-lain wujud alamiah
yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga gugusan pulau-
pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya tersebut merupakan suatu kesatuan
geografi dan politik yang hakiki, atau secara historis telah dianggap sebagai satu
kesatuan dengan demikian wilayah sebuah Negara Kepulauan dapat menarik garis
dasar/pangkal lurus kepulauan yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau
dan karang kering terluar kepulauan ini.

2. Bukti NKRI Adalah Negara Kepulauan

INDONESIA merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi oleh garis


khatulistiwa dan berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia serta berada
di antara dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dan dikenal
sebagai kawasan Nusantara (Kepulauan Antara). Posisi Indonesia terletak pada
koordinat 6LU - 1108LS dan dari 95BB - 14145BT.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia mencapai 1.922.570 km sedangkan
luas perairannya mencapai 3.257.483 km. Indonesia terdiri dari lima pulau besar,
yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatera dengan luas 473.606 km,
Kalimantan dengan luas 539.460 km, Sulawesi dengan luas 189.216 km, dan
Papua dengan luas 421.981 km.
Secara keseluruhan Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia
yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai dunia. Luas laut Indonesia
mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan Indonesia.
Secara geografis, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki batas laut
dengan 10 (sepuluh) negara yakni:
Berbatasan dengan India di ujung utara Sumatera (Provinsi Nanggroe Aceh
Darusalam, dengan pulau terluar berupa Pulau Raya, Pulau Rusa, Pulau
Benggala, dan Pulau Rondo);
Berbatasan dengan Malaysia disepanjang Selat Malaka (Provinsi Sumatera
Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, dengan pulau
terluar berupa Pulau Berhala di Sumatera Utara, Pulau Anambas di Provinsi
Riau, dan Pulau Sebatik di Provinsi Kalimantan Timur);
Berbatasan dengan Singapura disepanjang Selat Philip, dengan pulau terluar
berupa Pulau Nipah (Provinsi Riau);
Berbatasan dengan Thailand dibagian Utara Selat Malaka dan Laut Andaman
dengan pulau terluar berupa Pulau Rondo (Provinsi NAD);
Berbatasan dengan Vietnam didaerah Laut China Selatan dengan pulau terluar
berupa Pulau Sekatung (Provinsi Riau Kepulauan);
Berbatasan dengan Philipina di daerah utara Selat Makasar, dengan pulau terluar
berupa Pulau Marore dan Pulau Miangas (Provinsi Sulawesi Utara);
Berbatasan dengan Republik Palau di daerah utara Laut Halmahera, dengan
pulau terluar berupa Pulau Fani, Pulau Fanildo dan Pulau Bras (Provinsi Papua);
Berbatasan dengan Australia disekitar selatan Pulau Timor dan Pulau Jawa;
Berbatasan dengan Timor Leste disekitar wilayah Maluku dan NTT dengan
pulau terluar berupa Pulau Asutubun (Provinsi Maluku), Pulau Batek (Provinsi
NTT), Pulau Wetar (Provinsi Maluku); dan berbatasan dengan Papua Nugini
disekitar wilayah Jayapura dan Merauke (tidak memiliki pulau terluar).
3. Prinsip - Prinsip Negara Kepulauan
4. Tantangan Negara Indonesia Dalam menerapkan Prinsip Negara Kepulauan

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta km per
segi dan panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki
strategi maritim yang baik. Hal tersebut mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya,
politik, keamanan dan pertahanan.
Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan jarak
antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara-
Selatan). Letaknya yang seksi, ditopang potensi sumber daya alam berlimpah,
membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam
bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera
membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritim.
Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya
bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus
sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut
lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi dan
lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan harga diri
bangsa.
Menyadarkan bahwa laut adalah aspek alamiah yang paling memengaruhi
kehidupan poleksosbudhankam nasional merupakan isu yang paling utama dan
menarik perhatian. Di sini pemerintah harus menjadi ujung tombak, dan untuk itu
pemerintah Indonesia perlu segera menetapkan sebuah National Ocean Policy
dalam rangka pemanfaatan laut bagi kemakmuran bangsa, sekaligus untuk
mengembangkan kembali budaya bahari bangsa, yang tujuan akhirnya penguasaan
laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa.
NKRI setiap hari kehilangan harta di laut berupa pencurian hasil laut sebanyak
ratusan milyar setiap hari. NKRI juga telah beberapa kali kehilangan pulau-pulau
terluarnya akibat kurangnya perlindungan dan pengawasan terhadap batas wilayah
kelautan negara tercinta kita ini. NKRI juga mengalami perdagangan barang secara
illegal (penyelundupan) melalui laut dan kejahatan-kejahatan internasional lainnya
yang dilakukan melalui kelautan.
Oleh karena itu sebagai sebuah negara kesatuan yang utuh yang terhampar dari
Sabang sampai Merauke melalui perairan baik itu selat dan laut dengan dikelilingi
oleh dua samudera besar (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) maka sudah
selayaknya Indonesia memiliki minimal 4 (empat) Kapal Induk yang berfasilitas
lengkap dengan pesawat dan helikopter.

Sumber : http://forum.kompas.com/nasional/28535-negara-kesatuan-republik-indonesia-sebagai-negara-
kepulauan-perlu-min-4-kapal-induk.html

Keempat kapal induk ini berfungsi untuk mengamankan perairan Indonesia di


sebelah barat, utara, timur dan selatan dari pelanggaran-pelanggaran kelautan
seperti pencurian hasil laut oleh kapal asing, pencurian kepulauan oleh negara
asing, penyelundupan barang-barang illegal, masuknya imigran gelap, dll.
Sampai saat ini Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi ASEAN dan
merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap tindak aksi kejahatan di lautan
sangat memerlukan pengawalan yang ketat di lautan-lautan Indonesia sendiri.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Sky, Norrize. HUKUM INTERNASIONAL DAN NEGARA KEPULAUAN. 02


Januari 2011

Antoderman. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Kepulauan perlu


minimal 4 Kapal Induk. 12 Maret 2010
http://www.kkp.go.id/stp/index.php/arsip/c/753/STRATEGI-MARITIM-Jalan-Menuju-
Jaya/ di update 7 Desember 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kepulauan

Tri Hartanto, Handaru. TUGAS KE-3 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. 12


Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai