Anda di halaman 1dari 65

PANDUAN

PENELITIAN
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
Kolaborasi Pendidikan Kedokteran
Universitas Indonesia Universitas Andalas Universitas Sebelas Maret
Proyek Pengembangan Pusat Penelitian dan Pendidikan Kedokteran dan
dua Rumah Sakit Pendidikan (P4K-RSP)
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2016
PANDUAN
PENELITIAN
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
Tim Penyusun
Universitas Indonesia:
dr. Rita Mustika, M.Epid
dr. Diantha Soemantri, MMedEd, PhD
dr. Estivana Felaza, MPdKed
Dr. dr. Mardiastuti, MSc, SpMK(K)
dr. Ardi Findyartini, PhD
dr. Rina Agustina, MSc, PhD
dr. Enggar Sari Kesuma Wardhani

Universitas Andalas:
dr. Nur Afrainin Syah, MMedEd, PhD
dr. Detty Iryani, MKes, MPdKed, Alf
dr. Laila Isrona, MSc

Univesitas Sebelas Maret:


dr. Zulaika Nur Afifah, M.Kes
dr. Kusmadewi Eka Damayanti, M.Gizi
dr. Maryani, MSi, SpMK

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN i


Daftar Isi
Halaman depan
Tim penyusun i
Daftar isi ii
Kata sambutan
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. iii
Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia iv
Ketua Perhimpunan Pengkaji Ilmu Pendidikan Kedokteran Indonesia v
Anchor Kolaborasi Pendidikan FKUI-UNAND-UNS vi
Pendahuluan 11
Lingkup dan fokus penelitian pendidikan kedokteran 19
Rancangan penelitian pendidikan kedokteran 27
Strategi pengembangan penelitian pendidikan kedokteran 41
Peta jalan penelitian pendidikan kedokteran 49
Penutup 61

DAFTAR ISI ii
Direktur Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi
Prof. Intan Ahmad

UU No.20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran mengatur bahwa dalam rangka menjamin


pencapaian kompetensi lulusan dokter diperlukan berbagai kelompok keilmuan, salah satunya
adalah ilmu pendidikan kedokteran. UU No.20/2013 secara eksplisit juga menyebutkan bahwa
dosen mengampu kelompok keilmuan biomedis, kedokteran klinis, bioetika/humaniora
kesehatan, ilmu pendidikan kedokteran, serta kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat.
Ilmu pendidikan kedokteran saat ini mengalami perubahan paradigma, yaitu tidak hanya
mengedepankan student-centered, namun juga patient-centered. Hal ini menjadi tantangan bagi
seluruh civitas akademik di Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, maupun wahana
pendidikan kedokteran lainnya, dalam menjalankan Tridharma Pendidikan Tinggi.

Dalam mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan dokter yang berkelanjutan,


Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan akan mengembangkan berbagai
program untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat dan pelayanan. Peran perguruan tinggi diharapkan dapat ditingkatkan dari agent of
education menjadi agent of research, hingga nantinya dapat menjadi agent of economic
development. Diharapkan bahwa pengembangan penelitian di perguruan tinggi dilakukan
dalam kerangka pikir yang berbasis inovasi untuk pengembangan ilmu dan karakter khusus
(scientific indigenous base) sebagai sumbangsih perguruan tinggi dalam mengembangkan
peradaban bangsa di masa depan.

Indonesia membutuhkan beberapa center of excellence di bidang kesehatan. Kerjasama yang


erat antara institusi pelayanan kesehatan dengan fakultas kedokteran berperan sangat penting
agar mampu memberikan respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi berbagai masalah
kesehatan. Perbaikan pelayanan kesehatan juga tercapai melalui pengembangan penelitian-
penelitian kesehatan translasional yang tepat guna. Di sisi lain, pengembangan keilmuan
pendidikan kedokteran juga harus berbasis bukti (evidence-based) sehingga dibutuhkan
penelitian-penelitian yang inovatif.

Untuk itu, panduan penelitian pendidikan kedokteran yang telah dihasilkan oleh Proyek
Pengembangan Pusat Pendidikan dan Penelitian Kedokteran dan Dua Rumah Sakit Pendidikan
(P4K-RSP) ini, diharapkan dapat digunakan oleh dosen, mahasiswa, peneliti, maupun praktisi di
Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, maupun wahana pendidikan kedokteran. Di sisi
lain, panduan ini diharapkan dapat menjadi model panduan penelitian untuk bidang
pendidikan tinggi kesehatan lainnya. Panduan ini diharapkan dapat menjadi buku tumbuh
yang selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan pendidikan kedokteran yang paling
mutakhir.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN iii


Ketua Asosiasi Institusi
Pendidikan Kedokteran Indonesia
Prof. Dr. Hartono, dr. M.Si

Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama tama kami panjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat-
Nya sehingga Modul Panduan Penelitian Pendidikan Kedokteran dapat diterbitkan.
Kami menyambut baik penerbitan buku ini, oleh karena buku sejenis masih jarang
khususnya yang diterbitkan di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, penelitian di
bidang Pendidikan Kedokteran di Indonesia masih relatif jarang. Sehingga Modul
Panduan ini menjadi penting keberadaanya.

Pendidikan Kedokteran di Indonesia sedang berbenah dan terus berbenah, khususnya


sejak tahun 2007 dimana Kurikulum Berbasis Kompetensi diberlakukan. Sebagaian
besar Institusi Pendidikan Kedokteran berbenah diri, agar kualitas dan kuantitas
pembelajaran terus dapat ditingkatkan. Harapannya tentunya lulusannya juga
meningkat dari sisi penguasaan kompetensi. Diperlukan inovasi inovasi didalam
perbaikan tersebut. Untuk itu pengembangan bidang ilmu pendidikan kedokteran
sangat diperlukan khususnya riset-riset dan publikasi ilmiah di bidang ilmu tersebut.
Harapan kami keberadaan Modul Panduan ini bisa menjadi motivasi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas riset riset di bidang pendidikan kedokteran.
Dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas penelitian di bidang pendidikan
kedokteran maka bisa dijadikan modal awal untuk melakukan inovasi dan perbaikan
kualitas pembelajaran.

Akhirnya kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada tim redaksi atas terbitnya
Modul ini, semoga Modul ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR iv
Ketua Perhimpunan Pengkaji Ilmu Pendidikan
Kedokteran Indonesia
Prof. Dr. Marcellus Simadibrata Kolopaking PhD SpPD KGEH

Seiring dengan majunya ilmu kedokteran, makin dituntut pula peningkatan kualitas pendidikan
kedokteran, agar dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dunia dan Indonesia
khususnya. Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran di dunia sudah terlihat dengan makin
kuat dan berkembangnya ilmu pendidikan kedokteran yang merupakan cabang ilmu kedokteran
terbaru. Di Indonesia ilmu pendidikan kedokteranpun sudah cukup lama dikenal, akan tetapi
mulai diresmikan sebagai salah satu cabang ilmu kedokteran dalam Institusi pendidikan di
departemen pendidikan kedokteran di Fakultas KedokteranUnivesitas Indonesian dan Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada tahun 2006/2007.

Agar dapat maju dan berkembang, ilmu pendidikan kedokteran dituntut agar selalu uptodate
sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia dan perkembangan/kemajuan ilmu
pendidikan kedokteran dinegara maju dan dunia. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut
maka diperlukan selalu pembaruan dalam tridarma perguruan tinggi yang mencakup penelitian,
pendidikan dan pelayanan masyarakat. Dibidang penelitian telah dilakukan kolaborasi 3 fakultas
kedokteran universitas-universitas di Indonesia yaitu Universitas Indonesia(UI), Universitas
Andalas(UNAND) dan Universitas Sebelas Maret(UNS) dengan banyak topik yang diperlukan
sesuai dengan masalah pendidikan kedokteran yang ada di Indonesia. Dalam melakukan
penelitian tersebut, agar pelaksanaan dan hasilnya baik, diperlukan pedoman/panduan
pelaksanaan penelitian dibidang ilmu pendidikan kedokteran. Sudah banyak panduan penelitian
dibidang kedokteran akan tetapi lebih banyak membahas penelitian kuantitatif. Sedangkan
penelitian dibidang ilmu pendidikan biasanya mencakup penelitian kualitatif, penelitian
kuantitatif atau penelitian campuran kualitatir-kuantitatif. Panduan penelitian dibidang ilmu
pendidikan kedokteran masih sangat jarang didapatkan. Berdasarkan hal tersebut diatas, sangat
diperlukan sebuah panduan penelitian dibidang ilmu pendidikan kedokteran yang dapat
membantu pelaksanaan penelitian pendidikan kedokteran kolaborasi FKUI-FKUNAND-
FKUNS. Buku panduan ini dapat pula dipakai untuk dokter-dokter lain atau mahasiswa
kedokteran yang berminat dalam melakukan penelitian pendidikan kedokteran.

Saya ucapkan selamat pada tim editor dan kontributor buku panduan ini yang telah bersusah
payah membuat buku ini sampai selesai.

KATA PENGANTAR v
Anchor Kolaborasi Pendidikan
FK UI - FK UNAND - FK UNS
dr. Rita Mustika,M.Epid

Buku Panduan Penelitian Pendidikan Kedokteran ini merupakan salah satu luaran kegiatan
kolaborasi pendidikan three in one (Universitas Indonesia Universitas Andalas Universitas
Sebelas Maret) Proyek Pengembangan Pusat Pendidikan dan Penelitian Kedokteran dan Dua
Rumah Sakit Pendidikan (P4K-RSP) IDB-KEMENRISTEKDIKTI. Wacana pembuatan buku
ini mengemuka sebagai hasil brain-storming narasumber ilmu pendidikan kedokteran dari ketiga
institusi kolaborasi. Penelitian pendidikan kedokteran sebagai salah satu penelitian kedokteran
dirasa masih perlu disosialisasikan di kalangan dosen kedokteran. Penelitian pendidikan
kedokteran didefinisikan sebagai berbagai bentuk penelitian yang berhubungan dengan
pendidikan profesi kedokteran bahkan profesi kesehatan lainnya. Meliputi penelitian pendidikan
kedokteran di tahap akademik, profesi, spesialis bahkan tahap pendidikan berkelanjutan.
Penelitian pendidikan kedokteran ini sesungguhnya dapat dilakukan oleh seluruh sivitas
akademika sebuah institusi pendidikan dokter.
Seperti juga halnya klinisi yang melakukan penelitian klinik pada setting kliniknya, seorang dosen
kedokteran dapat pula melakukan penelitian pendidikan kedokteran pada setting pengajarannya.
Peserta didik juga dapat melakukan penelitian pada setting pembelajaran yang dialaminya sehari-
hari. Pengelola pendidikan dapat melakukan penelitian pada setting pendidikan yang dikelolanya,
untuk selanjutnya dijadikan masukan untuk pengambilan keputusan. Seandainya banyak
penelitian pendidikan dilakukan, tentu saja makin banyak bukti terkini diperoleh dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran.
Buku panduan penelitian pendidikan kedokteran ini disusun dalam beberapa kali pertemuan di
tahun 2015. Melibatkan tim penyusun dari ketiga institusi dan reviewer dari luar institusi yang
berkolaborasi yaitu dari Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah
Mada. Proses penyusunan dilakukan dengan penulisan bersama dan diskusi dinamis dalam
beberapa lokakarya yang difasilitasi oleh proyek. Penyempurnaan tulisan dan editing dilakukan
dengan perantara surat elektronik.

Buku panduan ini ditujukan untuk memberikan panduan yang bersifat umum, diharapkan dengan
membaca panduan ini sivitas akademika mendapatkan pemahaman mengenai
penelitian pendidikan kedokteran, disain yang digunakan, ruang lingkup penelitian, road map
dan tentu saja tergerak untuk melakukan penelitian pendidikan kedokteran pada akhirnya.
Sebagai sebuah karya kolaborasi, proses review dan pemberian masukan telah dilakukan berulang
kali. Namun demikian kami tetap menanti kritik membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan di waktu mendatang. Besar harapan kami buku panduan ini dapat bermanfaat
bagi pendidikan kedokteran di Indonesia.

KATA PENGANTAR vi
PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
1
Pendahuluan

Tujuan Renstra Pendidikan Tinggi 2010-2014 butir ke-


tiga adalah ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang
bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan
nasional, sehingga dapat berkontribusi secara nyata terhadap
peningkatan daya saing bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, perguruan tinggi dituntut untuk menghimpun,
memelihara dan mentransfer tidak hanya pengetahuan, namun
juga nilai-nilai kepada peserta didik,yang dituangkan dalam
konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan,
pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

Peningkatan kontribusi nyata pendidikan tinggi dalam


pembangunan nasional juga dikuatkan oleh Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Pasal 20

PENDAHULUAN
12

Tahun 2003, yang menyatakan bahwa perguruan tinggi


dituntut mampu menghimpun dan menggali pengetahuan
baru melalui penelitian dan pengembangan (research and
development). Hasil-hasil penelitian yang bermutu dan
relevan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan nasional. Undang-undang No. 12 tahun 2012
tentang pendidikan tinggi menyatakan pada pasal (1) bahwa
Perguruan Tinggi wajib menyelenggarakan Tri Dharma
yang terdiri atas pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Oleh karena itu, institusi pendidikan tinggi di
Ilmu pendidikan Indonesia, termasuk institusi pendidikan kedokteran, perlu
kedokteran memperbaiki kualitas pendidikannya, serta meningkatkan
merupakan disiplin
jumlah dan kualitas penelitian dan kegiatan pengabdian
ilmu yang memiliki
sejarah panjang dan masyarakat.
secara global telah
berkembang sangat Menjawab tuntutan peningkatan kualitas pendidikan tinggi,
pesat dalam beberapa dewasa ini berkembang suatu cabang ilmu baru di institusi
dekade terakhir di
pendidikan kedokteran Indonesia, yaitu cabang Ilmu
berbagai negara.
Perkembangan ini Pendidikan Kedokteran. Cabang ilmu ini telah mendapatkan
terlihat dengan pengakuan sebagai salah satu cabang ilmu pada pendidikan
munculnya teknik akademik pendidikan kedokteran sebagaimana termaktub
mengajar berdasarkan
dalam pasal 7 ayat 4 Undang-Undang Pendidikan Kedokteran
bukti, kurikulum
berdasarkan hasil dan No.20 tahun 2013. Ilmu pendidikan kedokteran merupakan
proses, serta disiplin ilmu yang memiliki sejarah panjang dan secara global
pelaksanaan penilaian
telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade
(asesmen) yang sahih
dan terpercaya terakhir di berbagai negara. Perkembangan ini terlihat dengan
terhadap peserta didik. munculnya teknik mengajar berdasarkan bukti, kurikulum
berdasarkan hasil dan proses, serta pelaksanaan penilaian
(asesmen) yang sahih dan terpercaya terhadap peserta didik.

Fokus pendidikan kedokteran masa kini sesuai dengan

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


13

paradigma pendidikan abad 21, yaitu belajar aktif, berbasis


kompetensi, optimalisasi teknologi yang fleksibel, dan
pendidikan seumur hidup (life long learning) yang menuntut
seorang lulusan dokter selalu belajar untuk mengembangkan
kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional yang
dimilikinya. Untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
dan Standar Pendidikan Profesi Dokter, serta menciptakan
seorang pembelajar seumur hidup (life long learner),
diperlukan pendidik atau dosen yang menguasai ilmu
pendidikan kedokteran. Proses pendidikan kedokteran
cukup unik dan kompleks karena unik dan kompleksnya
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang harus dipikul
peserta didik ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan
dan bertugas di tengah masyarakat. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan sistem dan strategi pendidikan kedokteran
yang sesuai, agar Standar Kompetensi Dokter tersebut dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Pengembangan sistem
dan strategi pendidikan ini akan lebih efektif jika dilakukan
berdasarkan hasil penelitian mengenai pendidikan kedokteran
yang bermutu dan berkesinambungan.

Penelitian pendidikan kedokteran merupakan salah satu


bidang penelitian ilmu kedokteran yang meliputi proses
sistematis untuk memperoleh pengetahuan (discovering /
constructing knowledge), dan pemecahan masalah (problem
solving) pendidikan kedokteran melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah diterapkan baik dalam pengumpulan maupun
analisis data, serta dalam menyusun rumusan generalisasi
berdasarkan penafsiran data. Penelitian pendidikan
kedokteran mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan

PENDAHULUAN
14

pendidikan kedokteran, mulai dari seleksi awal peserta didik


yang akan menempuh pendidikan kedokteran sampai dengan
penerapan ilmunya sebagai seorang profesional dan dalam
proses pendidikan kedokteran berkelanjutan (Sugiyono,
2010). Visi penelitian di bidang pendidikan kedokteran adalah
menjadikan ilmu pendidikan kedokteran sebagai acuan untuk
melakukan evaluasi dan inovasi dalam proses pendidikan
kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
kedokteran yang berujung pada peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan. Saat ini, ilmu pendidikan kedokteran
Visi penelitian di di Indonesia terus berkembang dengan pesat seiring dengan
bidang pendidikan perkembangan strategi pendidikan kedokteran, misalnya
kedokteran adalah
transformasi kurikulum pendidikan kedokteran, seperti
menjadikan ilmu
pendidikan outcome-based curriculum, competence-based curriculum,
kedokteran sebagai dan problem-based learning,community outreach,cultural
acuan untuk
awareness,ethics in medicine,serta penggunaan teknologi
melakukan evaluasi
dan inovasi dalam informasi dalam menunjang pendidikan. Perkembangan dalam
proses pendidikan pendidikan kedokteran dan perubahan masalah kesehatan
kedokteran, sehingga masyarakat, serta perubahan sistem pelayanan kesehatan,
dapat meningkatkan
telah mendorong reformasi kurikulum konvensional yang
kualitas pendidikan
kedokteran yang bersifat discipline-based menjadi kurikulum berbasis
berujung pada kompetensi yang bersifat integrasi, serta perubahan strategi
peningkatan kualitas
pembelajaran dari teacher-centered learning menjadi student-
pelayanan kesehatan.
centered learning. Berbagai strategi pendidikan kedokteran
ini memang dibutuhkan untuk menghasilkan dokter yang
mampu menangani kompleksitas masalah kesehatan yang
terjadi di tengah masyarakat, tidak hanya dokter yang memiliki
dasar pengetahuan yang kuat, namun juga yang mampu
mengembangkan keilmuan, teknologi baru, bekerja sama,
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


15

pada keselamatan pasien.

Perkembangan kurikulum dan strategi pendidikan kedokteran Perkembangan

yang sedemikian pesat ini membutuhkan dukungan berupa kurikulum dan strategi
pendidikan kedokteran
bukti-bukti ilmiah yang dapat diperoleh dari berbagai yang sedemikian pesat
penelitian, khususnya penelitian di bidang pendidikan ini membutuhkan
kedokteran. Penelitian pendidikan kedokteran akan dukungan berupa
bukti-bukti ilmiah yang
berkontribusi secara signifikan dalam pendidikan ilmuwan
dapat diperoleh dari
muda di bidang kedokteran (Collier, 2012). Pelaksanaan berbagai penelitian,
penelitian pendidikan kedokteran ini diperkuat oleh Undang- khususnya penelitian

undang No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran di bidang pendidikan


kedokteran
pasal 46 ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap Fakultas
Kedokteran wajib melaksanakan penelitian, termasuk
diantaranya penelitian tentang ilmu pendidikan kedokteran
yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu kedokteran.

Merujuk pada berbagai situasi di atas, pengetahuan tentang


penelitian pendidikan kedokteran sangat penting untuk
mendorong peneliti melaksanakan penelitian yang bermutu
dan relevan untuk pengembangan kurikulum serta proses
pendidikan kedokteran. Bukan hanya pendidik yang
diharapkan melakukan penelitian pendidikan kedokteran,
namun juga para mahasiswa kedokteran melalui penelitian
skripsi, tesis, disertasi atau tugas akhir.

Sebagai bidang kajian yang belum lama dikenal di Indonesia,


kesadaran dan pengenalan tentang pendidikan kedokteran
masih perlu ditingkatkan. Penelitian di bidang pendidikan
kedokteran memiliki karakteristik yang khas dibandingkan
dengan penelitian yang telah banyak dilakukan di bidang
kedokteran selama ini. Penelitian di bidang pendidikan

PENDAHULUAN
16

kedokteran merupakan penelitian yang melibatkan berbagai


aspek, termasuk aspek sosial, psikologis, manajemen,
kebijakan dan etika. Kekhasan karakteristik ini menjadikan
penelitian pendidikan kedokteran dapat dilakukan dengan
metode kuantitatif, kualitatif, maupun campuran (mixed
methods), bergantung pada rumusan masalah dan tujuan
yang ingin dicapai.

Penelitian di bidang Terdapatnya keragaman pelaku penelitian dan kekhasan


pendidikan kedokteran penelitian pendidikan kedokteran membutuhkan suatu
merupakan penelitian
yang melibatkan
panduan penelitian yang diharapkan mampu menjembatani
berbagai aspek, berkembangnya penelitian di bidang pendidikan kedokteran
termasuk aspek sosial, di Indonesia. Perkembangan penelitian di bidang pendidikan
psikologis, manajemen,
kedokteran dapat memberikan arah untuk peningkatan mutu
kebijakan dan etika.
Kekhasan karakteristik pendidikan kedokteran Indonesia, dan dapat meningkatkan
ini menjadikan publikasi ilmiah nasional maupun internasional, sehingga
penelitian pendidikan dapat berkontribusi terhadap peningkatan mutu dan
kedokteran dapat
dilakukan dengan
prestasi institusi pendidikan kedokteran. Panduan penelitian
metode kuantitatif, pendidikan kedokteran disusun sebagai pedoman bagi para
kualitatif, maupun penyelenggara pendidikan kedokteran,pendidik, maupun
campuran (mixed
mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di bidang
methods), bergantung
pada rumusan masalah pendidikan kedokteran, sehingga dapat meningkatkan mutu
dan tujuan yang ingin pendidikan kedokteran pada institusinya masing-masing.
dicapai.
Panduan ini memuat dasar-dasar penelitian di bidang
pendidikan kedokteran, termasuk definisi, latar belakang dan
urgensinya, serta visi yang ingin dicapai. Dalam panduan
ini dijelaskan pula lingkup dan fokus penelitian pendidikan
kedokteran untuk dapat memberikan gambaran mengenai
berbagai topik penelitian dalam bidang pendidikan kedokteran.
Di samping itu, panduan ini dilengkapi dengan berbagai

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


17

strategi pengembangan penelitian pendidikan kedokteran, Panduan Penelitian


Pendidikan
serta panduan penyusunan peta jalan (roadmap) penelitian
Kedokteran ini
beserta contoh-contohnya. Panduan Penelitian Pendidikan diharapkan dapat
Kedokteran ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para menjadi acuan bagi
pendidik untuk melakukan kewajiban Tri Dharma yaitu para pendidik untuk
melakukan kewajiban
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
Tri Dharma yaitu
melalui pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan pendidikan, penelitian
kedokteran yang bermutu. Pada akhirnya penelitian pendidikan dan pengabdian
kepada masyarakat,
kedokteran akan berkontribusi terhadap perkembangan ilmu
melalui pelaksanaan
pendidikan kedokteran sebagai satu cabang ilmu kedokteran penelitian di bidang
yang baru dikenal di Indonesia. pendidikan
kedokteran yang
bermutu.

PENDAHULUAN
PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
2
Lingkup dan Fokus
Penelitian Pendidikan
Kedokteran
Sebagai sebuah cabang ilmu kedokteran yang masih sangat Selain memiliki
kesamaan dengan ilmu
muda, penelitian pendidikan kedokteran juga berada pada
kedokteran lain,
tahap awal. Metodologi penelitian yang digunakan pada misalnya ilmu
penelitian pendidikan kedokteran masih dalam tahap biomedik, ilmu
perkembangan. Seperti halnya penelitian pada umumnya, pendidikan kedokteran
juga memiliki ciri sosial
penentuan desain penelitian sangat bergantung kepada
yang cukup besar
pertanyaan penelitian. Selain memiliki kesamaan dengan ilmu seperti halnya ilmu
kedokteran lain, misalnya ilmu biomedik, ilmu pendidikan pendidikan dan ilmu
sosial lainnya. Sehingga
kedokteran juga memiliki ciri sosial yang cukup besar seperti
penelitian pendidikan
halnya ilmu pendidikan dan ilmu sosial lainnya. Sehingga kedokteran dapat
penelitian pendidikan kedokteran dapat menggunakan desain menggunakan desain
kuantitatif dan desain kualitatif. kuantitatif dan desain
kualitatif.
Lingkup penelitian pendidikan kedokteran mencakup seluruh
tahapan pendidikan kedokteran dari pendidikan kedokteran

LINGKUP DAN FOKUS PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


20

dasar (basic medical education), pendidikan kedokteran


pascasarjana (postgraduate medical education) dan pendidikan
kedokteran berkelanjutan (continuing medical education), baik
akademik maupun profesi. Untuk memudahkan, pendekatan
penelitian dapat menggunakan pendekatan input, process, output
dan outcome. Pada bagian input, peneliti dapat menjawab
pertanyaan penelitian berhubungan dengan seleksi mahasiswa,
rekrutmen dosen dan persiapan fasilitas. Pertanyaan penelitian
Lingkup penelitian yang berkaitan dengan process, misalnya pengembangan
pendidikan kedokteran
kurikulum, penggunaan metode pengajaran baru, media
mencakup seluruh
tahapan pendidikan ajar, penilaian hasil belajar mahasiswa, dan lain-lain. Contoh
kedokteran dari penelitian di bidang output adalah kompetensi yang dicapai
pendidikan kedokteran lulusan, capaian nilai akhir, uji kompetensi, serta evaluasi
dasar (basic medical
terhadap program pendidikan. Bagian outcome merupakan
education), pendidikan
kedokteran pascasarjana lingkup penelitian pendidikan kedokteran yang melihat kinerja
(postgraduate medical dokter di tempat kerja, serta dampak pendidikan terhadap
education) dan
peningkatan status kesehatan masyarakat. Contoh penelitian
pendidikan kedokteran
berkelanjutan berkaitan dengan outcome yaitu persepsi pasien terhadap
(continuing medical kinerja dokter di sebuah tatanan pelayanan kesehatan, atau
education), baik pelaksanaan patient safety di sebuah rumah sakit. Hal lain
akademik maupun
yang dapat diteliti adalah lingkungan pembelajaran, misalnya
profesi.
pengaruh perubahan sistem pelayanan kesehatan, evidence-
based practice (EBP) dan akreditasi wahana pendidikan. Aspek
sosial budaya juga patut mendapat perhatian dalam penelitian
pendidikan kedokteran, misalnya karakteristik generasi Y pada
pembelajaran di klinik, aplikasi teori yang berasal dari barat
pada tatanan budaya timur dan lain-lain. Di bawah adalah
diagram yang menunjukkan pembagian lingkup penelitian
pendidikan kedokteran dan contoh topik penelitian yang
dapat dilakukan.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


21

LINGKUNGAN: sistem kesehatan nasional, teknologi informasi,


organisasi profesi, praktik berbasis bukti, jaminan kesehatan, akreditasi

Sarjana pasca sarjana pendidikan kedokteran berkelanjutan

FAKTOR SOSIAL DAN BUDAYA: kesenjangan generasi, budaya timur,


pendidikan sebelumnya, keluarga

Bagan 1. Lingkup dan fokus penelitian pendidikan


kedokteran (Sumber: Slide presentasi
Pengembangan Riset Penelitian Pendidikan
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI), 2015)

Ringsted dkk (2011) mengajukan teori learning ecology yang


dapat memperkaya ruang lingkup penelitian pendidikan
kedokteran, meliputi komponen di bawah ini:

a. Tugas pembelajaran/learning task; bagaimana


bentuk dan kompleksitasnya
b. Tatanan/setting; apakah di sekolah/akademik
atau tatanan kerja yang sebenarnya
c. Organisasi; berbagai peraturan dan kebijakan
yang memengaruhi
d. Pembelajar; latar belakang, karakteristik dan
pengalaman
e. Kurikulum; desain dan struktur

LINGKUP DAN FOKUS PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


22

f. Metode instruksional; format dan konsep


g. Materi pembelajaran; tertulis, hands-on dan lain-
lain
Berdasarkan kajian h. Asesmen; format dan program
naratif yang dilakukan
i. Staf pengajar; tugas dan kualifikasi
oleh Claramita dkk
(2013), terdapat 17 fokus j. Lingkungan; faktor sosial, budaya dan
penelitian dalam infrastruktur
pendidikan kedokteran
k. Evaluasi; format dan sekuens
dan profesi kesehatan
yang selama ini telah
dikembangkan di
Indonesia. Ketujuh belas
Berdasarkan kajian naratif yang dilakukan oleh Claramita
fokus tersebut adalah dkk (2013), terdapat 17 fokus penelitian dalam pendidikan
critical reasoning, kedokteran dan profesi kesehatan yang selama ini telah
problem-based learning,
dikembangkan di Indonesia. Ketujuh belas fokus tersebut
pengajaran dan
pembelajaran klinis, studi adalah critical reasoning, problem-based learning, pengajaran dan
kontekstual, pendidikan pembelajaran klinis, studi kontekstual, pendidikan berbasis
berbasis komunitas,
komunitas, pelayanan berpusat pada pasien, budaya, pelayanan
pelayanan berpusat pada
pasien, budaya,
kesehatan primer, studi interdisiplin termasuk kerjasama
pelayanan kesehatan interprofesional, pendidikan kedokteran berkelanjutan,
primer, studi interdisiplin sumber pembelajaran, teknologi informasi, asesmen,
termasuk kerjasama
pengembangan kurikulum, evaluasi program, kepemimpinan,
interprofesional,
pendidikan kedokteran pengembangan dosen dan profesionalisme. Dua fokus utama
berkelan-jutan, sumber yang banyak sekali diminati di Indonesia adalah problem-
pem-belajaran, teknologi
based learning dan asesmen mahasiswa. Fokus yang banyak
informasi, asesmen,
pengembangan
diteliti berikutnya adalah pengajaran dan pembelajaran klinis,
kurikulum, evaluasi pelayanan berpusat pada pasien dan studi interdisiplin
program, kepemimpinan, kerjasama interprofesional.
pengembangan dosen
dan profesionalisme.
Sebuah institusi pendidikan dokter dapat menentukan fokus
atau prioritas penelitian pendidikan sesuai masalah yang
terdapat pada institusi masing-masing. Tahapan penentuan

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


23

dapat diawali dengan melakukan identifikasi masalah dan


fenomena yang terjadi sehari-hari melalui evaluasi rutin,
dilanjutkan dengan penentuan pertanyaaan penelitian untuk
dijadikan topik penelitian dan pada akhirnya dapat disusun
menjadi pohon penelitian sebuah institusi.Pohon penelitian
ini selanjutnya dapat menjadi pedoman pelaksanaan penelitian
pendidikan kedokteran institusi tersebut pada kurun waktu
tertentu.

Pemilihan prioritas penelitian dapat dilakukan melalui


langkah-langkah di bawah ini:

a. Kajian literatur; kajian literatur dilakukan untuk


mendapatkan gambaran tren penelitian pendidikan di
dunia, berbagai isu penting terkait penelitian pendidikan
kedokteran, utamanya yang telah dilakukan di Indonesia.

b. Konsensus kelompok ahli di bidang pendidikan


kedokteran. Konsensus dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut, mula-mula masing-masing individu
diminta menyampaikan topik yang dianggap penting
yang dapat diperoleh berdasarkan pengalaman maupun
evaluasi rutin. Topik-topik yang diperoleh kemudian
disusun menjadi satu daftar topik. Untuk mempersempit
topik yang diperoleh, dilakukan skoring terhadap masing-
masing topik. Kriteria skoring dapat disusun sesuai
kesepakatan, umumnya meliputi sejauh mana topik
tersebut dianggap penting oleh institusi lokal maupun
nasional, kemampulaksanaan penelitian, dan sejauh mana
hasil penelitian dapat berkontribusi bagi pengembangan
institusi. Kriteria dapat disusun dengan bobot yang

LINGKUP DAN FOKUS PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


24

berbeda. Berdasarkan hasil skoring dapat diperoleh


sejumlah topik penelitian yang menjadi prioritas.

Di bawah ini contoh prioritas topik penelitian yang disusun


bersama oleh FKUI, FK Universitas Sebelas Maret (UNS)
dan FK Universitas Andalas (Unand) yang merupakan bagian
Proyek Pengembangan Pusat Penelitian dan Pendidikan
Kedokteran dan dua Rumah Sakit Pendidikan (P4K-RSP)
(Widyahening dkk., 2014).

Tabel 1. Daftar topik penelitian pendidikan kedokteran


kolaborasi FKUI FKUNS FKUNAND yang
teridentifikasi pada pertemuan ahli pendidikan
kedokteran (Widyahening dkk, 2014).

Area Topik

Asesmen Persepsi peserta didik dan dosen terhadap


lingkungan lingkungan pendidikan tahap akademik dan
pendidikan profesional*

Pengajaran Deskripsi pencapaian keterampilan klinis


dan lulusan berdasarkan standar kompetensi
pembelajaran nasional.
tahap klinis Persepsi dan sikap pasien mengenai kontribusi
mereka dalam pengajaran tahap klinis.
Persepsi dan sikap peserta didik terhadap
kontribusi residen dalam pengajaran tahap
klinis.
Persepsi peserta didik terhadap ronde bangsal.
Manfaat presentasi kasus terhadap tercapainya
keterampilan clinical reasoning.
Penerapan bedside teaching; termasuk
persepsi peserta didik dan pencapaian clinical
reasoning.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


25

Infrastruktur Indentifikasi setting fasilitas ideal rumah sakit


akademik yang mendukung proses pengajaran
dan pembelajaran, baik pada rawat jalan
maupun rawat inap.

Refleksi Metode pengajaran mawas diri dan


kemampuan peserta didik dalam menyusun
refleksi.

Keselamatan Pengetahuan, sikap dan perilaku peserta didik


pasien dan dosen terkait keselamatan pasien.*

Praktik Dampak pengajaran dan pembelajaran EBP


kedokteran keterampilan EBP peserta didik.*
berbasis bukti
(Evidence
Based
Practice/
EBP)

Asesmen Penggunaan berbagai metoda asesmen peserta


peserta didik didik pada tahap klinis*

* topik-topik yang memperoleh skor tertinggi


berdasarkan kriteria kepentingan topik secara nasional,
kemampulaksanaan, kontribusi terhadap pengembangan
rumah sakit, akademik dan kegiatan kolaborasi.

LINGKUP DAN FOKUS PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
3
Rancangan Penelitian
Pendidikan Kedokteran

Penelitian pendidikan kedokteran diperlukan untuk Penelitian pendidikan


kedokteran diperlukan
memberikan dasar yang kuat untuk berbagai pendekatan
untuk memberikan
yang dilaksanakan dalam proses pendidikan, merumuskan dasar yang kuat untuk
bukti terbaik dalam pendidikan kedokteran (Best Evidence berbagai pendekatan
Medical Education, BEME), dan sebagai motor pengembangan yang dilaksanakan
dalam proses
pendidikan kedokteran. Pada dasarnya pengembangan
pendidikan,
dan penelitian pendidikan merupakan 2 aspek yang tidak merumuskan bukti
terpisahkan (Van der Vleuten dkk, 2004). terbaik dalam
pendidikan kedokteran
(Best Evidence Medical
Education, BEME), dan
sebagai motor
pengembangan
pendidikan
kedokteran.

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


28

Bagan 2. Hubungan pengembangan pendidikan dan


penelitian pendidikan
(Van der Vleuten,dkk., 2004)

Selain itu, penelitian pendidikan kedokteran memberikan


kesempatan pada institusi untuk mengembangkan kemampuan
dosen kedokteran. Kemampuan meneliti dan menghasilkan
bukti baru dalam bidang pendidikan kedokteran merupakan
puncak piramid dalam pengembangan kemampuan dosen
kedokteran, seperti tergambar dalam bagan di bawah ini.

Bagan 3. Piramida pendidikan kedokteran


(Scherpbier 2013)

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


29

Penelitian pendidikan kedokteran perlu dipahami dan


dilakukan oleh penyelenggara pendidikan kedokteran,
sehingga berbagai keputusan terkait pendidikan didasarkan
pada bukti terbaik, seperti dalam aspek pengajaran dan
pembelajaran, rancangan kurikulum dan asesmen (Tavakol&
Sandars, 2014). Pendidikan kedokteran berbasis bukti
dibutuhkan oleh karena pendidikan kedokteran terus berubah
dan berkembang. Perubahan yang terjadi dalam pendidikan
kedokteran harus dievaluasi berdasarkan bukti yang tersedia.
Untuk mengevaluasi bukti pada praktik pendidikan dikenal
dimensi QUEST (Harden dkk.,1999) yang terdiri dari:
1. Quality : Seberapa baik bukti yang tersedia?
2. Utility : Sejauh mana metode dapat
ditransfer dan diadopsi tanpa
modifikasi?
3. Extent : Seberapa luas bukti yang tersedia?
4. Strength : Seberapa kuat bukti yang ada?
5. Target : Apa targetnya? Apa yang diukur?
Seberapa valid bukti yang ada?
6. Setting : Seberapa dekat bukti dengan
konteks atau tatanan yang ada?
Seberapa relevan bukti yang ada?

Terdapat beberapa tahap penting yang perlu diterapkan saat


menginisiasi dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan
kedokteran (diadaptasi dari Ringsted dkk, 2011), yaitu:

a. Mengubah ide menjadi pertanyaan penelitian yang


dapat dijawab dan diteliti.

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


30

b. Merumuskan kerangka teori penelitian.


c. Menentukan pendekatan riset yang sesuai dengan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan
mempertimbangkan preferensi peneliti, berbagai
faktor yang mendukung dan yang menghambat
penelitian.

Tantangan bagi para Masing-masing tahap akan diuraikan sebagai berikut:


peneliti yaitu
menempatkan pertanyaan a. Mengubah ide menjadi pertanyaan penelitian
penelitian yang diajukan yang dapat dijawab dan diteliti
ke dalam perspektif
Tantangan bagi para peneliti yaitu menempatkan
umum terkait pendidikan
kedokteran, misalnya pertanyaan penelitian yang diajukan ke dalam perspektif
dalam hal proses belajar umum terkait pendidikan kedokteran, misalnya
mengajar, asesmen, dan
dalam hal proses belajar mengajar, asesmen, dan
evaluasi.
evaluasi. Peneliti pemula dapat terjebak menanyakan
berbagai pertanyaan yang terbatas pada fokus lokal
dan masalah sebenarnya yang terjadi sehari-hari,
contohnya Apakah mahasiswa puas dengan kegiatan
belajar-mengajar yang saya terapkan di modul ini?,
atau Apakah keluaran yang dapat diukur dari pelatihan
keterampilan ini ?, dan seterusnya. Suatu hal yang
pasti bahwa konteks atau wahana dimana penelitian
pendidikan kedokteran dilaksanakan, berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil penelitian. Konteks ini
sering membatasi generalisability dari hasil penelitian.
Oleh karena itu generalisability hasil penelitian perlu
difikirkan ketika merumuskan pertanyaan penelitian,
sehingga penelitian pendidikan kedokteran yang
dilaksanakan dapat berkontribusi dalam memperluas

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


31

dan memperdalam khasanah keilmuan. Hal ini


memerlukan kajian kritis tentang keluaran penelitian
yang dihubungkan dengan berbagai faktor yang
terlibat dalam suatu proses pendidikan.

Selain aspek generalisability, aspek relevansi praktis Pertanyaan penelitian


yang dapat diteliti
(practical relevance) juga perlu dipertimbangkan, yaitu
perlu didukung oleh
peran hasil penelitian dalam memberikan arahan berbagai bukti dan
baru bagi penerapan pendidikan. Terkait hal ini, landasan teori yang
patut diingat bahwa pendidikan kedokteran cukup relevan.

kompleks dengan praktik yang sangat bervariasi


di berbagai institusi, lokasi, dan wilayah. Selain itu,
berbagai faktor yang saling terkait, misalnya faktor
pembelajar, lingkungan, staf pengajar, metode dan
lain-lain, berkontribusi dalam kompleksitas perumusan
pertanyaan penelitian pendidikan kedokteran dan
aplikasi hasilnya dalam proses pendidikan sehari-hari.

b. Merumuskan kerangka teori penelitian


Pertanyaan penelitian yang dapat diteliti perlu
didukung oleh berbagai bukti dan landasan teori
yang relevan. Menurut Ringsted dkk, (2011),
kerangka teori dapat disusun dengan cara berikut:

1. Memilih teori dalam pembelajaran dan pendidikan


yang dapat mengklarifikasi mekanisme yang
mendasari ide atau masalah yang diajukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


32

mempelajari konsep dasar yang terkait dengan ide


penelitian, yang dapat diseleksi dari learning ecology
(Ringsted dkk, 2011) seperti telah diuraikan di
halaman 9 .

2. Melakukan sintesis kritis terhadap informasi


empiris, termasuk berbagai aspek dari ide
penelitian yang sudah diketahui dan belum
diketahui. Pada tahap ini, berbagai publikasi baik
berupa laporan penelitian terdahulu, maupun
review/kajian misalnya AMEE Guide dan BEME
Review, dapat digunakan sebagai sumber informasi.

3. Menyusun kerangka teori berdasarkan pemikiran


dan ide dari peneliti.

Melalui proses Kerangka teori ini akan membantu mempertajam


penyusunan kerangka
pertanyaan penelitian, mengarahkan desain dan
teori ini, peneliti
berpeluang untuk
metode penelitian yang sesuai, dan memfasilitasi
semakin menyadari diskusi hasil penelitian sehingga dapat digeneralisasi
bahwa terdapat dengan adekuat saat seluruh analisis data telah selesai
berbagai aspek yang
dilakukan.
terlibat dalam
menjawab pertanyaan
Melalui proses penyusunan kerangka teori ini,
penelitian yang
diajukan, dan terdapat peneliti berpeluang untuk semakin menyadari
banyak pilihan bahwa terdapat berbagai aspek yang terlibat dalam
pendekatan yang
menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan,
dapat diterapkan.
dan terdapat banyak pilihan pendekatan yang dapat
diterapkan. Ketertarikan peneliti terhadap aspek-
aspek tersebut perlu dipertimbangkan oleh peneliti
dalam menentukan aspek penelitian yang ingin diteliti.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


33

c. Menentukan pendekatan riset yang sesuai


dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan

Penentuan pendekatan riset yang sesuai dapat


mengacu pada kompas riset yang tersaji pada bagan
di bawah ini.

Kompas riset ini tidak


dimaksudkan untuk
membatasi peneliti
dan mengharuskan
mereka mengikuti
setiap kategori riset
secara berurutan.
Namun peneliti perlu
mempertimbangkan
pendekatan yang
paling sesuai dengan
pertanyaan penelitian
yang diajukan

Bagan 4. Kompas Riset (diadaptasi dari Ringsted


dkk, 2011)

Kompas riset ini tidak dimaksudkan untuk membatasi


peneliti dan mengharuskan mereka mengikuti setiap
kategori riset secara berurutan. Namun peneliti
perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan
(Ringsted dkk.,, 2011). Tabel 2 dan tabel 3 menyajikan
penggolongan pendekatan riset berdasarkan kompas riset,

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


34

berikut dengan contoh-contoh yang relevan untuk setiap


kategori.

Tabel 2. Penggolongan riset berdasarkan Kompas Riset


(Ringsted dkk, 2011).

Kategori Tujuan Desain penelitian

Mempelajari
sekelompok orang
Cohort, case-control
secara alami atau
Observasional dan studi asosiasi
statis dengan tujuan
atau komparasi.
untuk memprediksi
sejumlah outcome.

Knowledge creation
Penerapan berbagai
(systematic reviews)
pengetahuan dan
Knowledge
temuan riset pada
Translasional implementation
situasi sebenarnya
(guidelines)
yang cenderung
Efficiency studies
kompleks.

Membuat model
dengan berupaya Studi deskriptif
mengidentifikasi Studi kualitatif
dan menjelaskan Studi psikometri
Eksploratif
berbagai elemen (validitas dan
dari satu fenomena reliabilitas suatu
dan hubungannya alat ukur)
satu sama lain.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


35

Mencari
pembenaran
Randomized
(justification);
Eksperimental Controlled Trial
menemukan bukti
(RCT)
terhadap efek suatu
intervensi.

Tabel 3. Contoh pertanyaan penelitian untuk masing-masing


kategori berdasarkan Kompas Riset (Ringsted dkk,
2011).

Kategori Pertanyaan penelitian

Observasional Pertanyaan penelitiannya dapat dijawab


dengan pendekatan kohort, kasus kontrol
dan studi asosiasi atau perbandingan
Apakah belajar di sekolah
kedokteran dengan kurikulum PBL
memprediksikan kompetensi masa
depan sebagai seorang dokter?
studi kohort (Norman dkk., 2008)
Apakah tindakan disiplin oleh
Komite Medik dipengaruhi oleh
penilaian profesionalisme selama
pendidikan dokter? studi kasus
kontrol (Papadakis dkk., 2004).
Adakah hubungan antara frekuensi
keikutsertaan dalam Progress
Test dengan kelulusan dalam uji
kompetensi akhir pengetahuan?
studi asosiasi

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


36

Kategori Pertanyaan penelitian

Translasional Penelitian translasional dalam pendidikan


kedokteran dapat bertujuan untuk
merumuskan pengetahuan (knowledge creation
review), mengaplikasikan pengetahuan
(knowledge implementation) dan mengevaluasi
efisiensi (efficiency study)
Apakah efek pembelajaran dari
penggunaan portofolio dalam
program pendidikan dokter
undergraduate? knowledge creation
(Buckley dkk., 2009)
Bagaimana prinsip pemberian
umpan balik pada peserta didik
dapat diterapkan pada tatanan
pendidikan praktik klinik? knowledge
implementation
Apa dan bagaimana dosen klinik
yang telah dilatih menerapkan prinsip
pengajaran ideal di setting klinik sehari-
hari?- efficiency study
*Studi eksperimental umumnya
menanyakan apakah suatu intervensi
bekerja di suatu kondisi tertentu,
sedangkan studi efisiensi mencari jawaban
terhadap pertanyaan apa dan bagaimana
suatu hal bekerja dalam tatanan kehidupan
yang sebenarnya.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


37

Kategori Pertanyaan penelitian

Eksploratif Pertanyaan penelitian dalam kategori ini


umumnya merupakan pertanyaan terbuka:
Apa yang menjadi karakteristik dari
.?,
Bagaimana mahasiswa/staf
menjelaskan tentang .?,
Faktor apa sajakah yang terkait
dengan ?,
Apakah validitas dan reliabilitas dari
?
Bagaimana teori belajar mengajar
dapat diaplikasikan dalam observasi
tentang ?

Eksperimental Pertanyaan penelitian umumnya tertutup: Desain kuantitatif yang


Apakah intervensi ini efektif ? banyak digunakan pada
Apakah intervensi ini lebih baik atau penelitian pendidikan
lebih efisien dibandingkan intervensi kedokteran berupa
lain? penelitian
*Untuk memastikan bahwa suatu efek observasional, misalnya
terjadi karena intervensi, peneliti harus deskriptif dan
mampu mengontrol berbagai faktor yang korelasional
dapat memengaruhi hasil penelitian.
Populasi studi, kondisi untuk intervensi,
pengukuran keluaran dan waktu pengukuran
(study population, the intervention and control
conditions, the outcome measure, and the time of
measurement SPICOT) perlu ditentukan
dalam studi eksperimental (Haynes, 2006).

Desain kuantitatif yang banyak digunakan pada penelitian


pendidikan kedokteran berupa penelitian observasional,
misalnya deskriptif dan korelasional (Norman, 2008). Contoh
penelitian deskriptif adalah penelitian tentang preferensi
pembelajaran pada lulusan Fakultas Kedokteran di National
University of Singapore (Amin, 2000). Penelitian korelasi

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


38

misalnya penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi


antara Emotional intelligence dengan seleksi masuk pendidikan
dokter (Carr SE, 2009).

Desain eksperimental Selain itu tidak sedikit pula digunakan desain eksperimental.
di bidang pendidikan Desain eksperimental di bidang pendidikan kedokteran yang
kedokteran yang
sering dilakukan yaitu perbandingan antara berbagai metode
sering dilakukan yaitu
perbandingan antara pembelajaran pada mahasiswa tahap akademik dan klinik
berbagai metode (Todres dkk, 2007). Desain eksperimental pada penelitian
pembelajaran pada
ilmu pendidikan kedokteran memiliki beberapa keterbatasan.
mahasiswa tahap
akademik dan klinik Menurut Ringsted dkk (2011), keterbatasan tersebut di
antaranya adalah:
Penetapan intervensi dan kontrol dapat sangat sulit
diterapkan dalam pendidikan kedokteran, karena
masih banyaknya ketidaksepakatan terminologi
(misalnya terkait problem based learning), dan bahwa
suatu intervensi tertentu dapat mempengaruhi hasil
pada tiap individu secara bervariasi.
Perbandingan antara kelompok yang diintervensi
dengan yang tidak diintervensi dapat menjadi tidak
berarti. Misalnya saat peneliti membandingkan
performa kemampuan resusitasi antara kelompok
yang dilatih dengan yang tidak dilatih, terdapat
kemungkinan hasil penelitian menunjukkan
performa dua kelompok tersebut akan sama Oleh
karena itu, dalam penelitian pendidikan kedokteran,
direkomendasikan untuk membandingkan suatu
intervensi dengan bentuk intervensi yang lain.
Dalam upaya randomisasi, proses blinding sulit
dilakukan karena intervensi dapat diketahui dengan
mudah dan terkendala aspek etika.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


39

Nilai mahasiswa seringkali bukan merupakan


outcome akhir, tapi merupakan outcome antara. Selan
itu, hasil evaluasi pembelajaran dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, dan bila dalam suatu intervensi
dipergunakan pre-test dan post-test dengan soal yang
sama, hasil pada post-test dapat dipengaruhi oleh
ingatan peserta terhadap pre-test.
Bila suatu keluaran penelitian diukur segera setelah Desain penelitian
kualitatif yang banyak
intervensi, hasil yang ada dapat disalahartikan
digunakan dalam
sebagai bukti dari adanya proses pembelajaran yang bidang pendidikan
sebenarnya. Oleh karena itu, pengukuran kembali di kedokteran meliputi
waktu berikutnya perlu dilakukan untuk memeriksa studi etnografi,
grounded theory, studi
retensi atau mengevaluasi aplikasi pengetahuan atau
kasus, fenomenologi,
keterampilan yang diperoleh dalam tatanan/setting dan action research.
yang sebenarnya (transfer of learning).

Desain kualitatif banyak digunakan dalam penelitian


pendidikan kedokteran seperti halnya penelitian pendidikan
dan ilmu sosial. Desain penelitian kualitatif yang banyak
digunakan dalam bidang pendidikan kedokteran meliputi
studi etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi,
dan action research. Salah satu contohnya yaitu studi kasus
pelaksanaan problem based learning di FKUI (Wahid, 2013).

Desain kuantitatif dan kualitatif seringkali digunakan secara


bersamaan dalam suatu penelitian pendidikan kedokteran
sebagai mixed methods (Tavakol, 2014).

RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
4
Strategi Pengembangan
Penelitian Pendidikan
Kedokteran
Program penelitian pendidikan kedokteran membutuhkan Ketidaktahuan tentang
definisi, ruang lingkup
sebuah strategi pengembangan. Strategi yang akan diambil
dan peran ilmu
sangat bergantung kepada kondisi/konteks dan tujuan pendidikan
penelitian pendidikan kedokteran di masing-masing institusi. kedokteran
Berikut beberapa contoh strategi yang dapat diaplikasikan merupakan salah satu
penyebab penelitian di
(Peta Jalan Penelitian Pendidikan Kedokteran FK Unand,
bidang ini dipandang
2014): tidak terlalu penting.
Oleh karena itu
pengenalan atau
Strategi 1: Sosialisasi
sosialisasi tentang
Ketidaktahuan tentang definisi, ruang lingkup dan peran bidang ilmu ini perlu
ilmu pendidikan kedokteran merupakan salah satu penyebab dilakukan
penelitian di bidang ini dipandang tidak terlalu penting. Oleh
karena itu pengenalan atau sosialisasi tentang bidang ilmu ini
perlu dilakukan, baik terhadap pimpinan sebagai pembuat

STRATEGI PENGEMBANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


42

kebijakan maupun dosen dan mahasiswa. Contoh upaya yang


dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman
pemangku kebijakan, pimpinan institusi dan staf
pengajar tentang pentingnya penelitian pendidikan
untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
Melaksanakan sosialisasi dan diskusi posisi penelitian
pendidikan kedokteran dalam rencana strategis
penelitian universitas.
Melaksanakan sosialisasi penelitian pendidikan
kedokteran terhadap staf pengajar dan mahasiswa di
tingkat akademik, profesi, dan pendidikan kedokteran
berkelanjutan.

Strategi 2: Regulasi dan Advokasi


Tindak lanjut dari strategi pertama yaitu mengusulkan regulasi
yang akan mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan
penelitian di bidang pendidikan kedokteran. Adapun contoh
upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Menjadikan penelitian pendidikan kedokteran
sebagai lahan penelitian bagi semua dosen, tidak
hanya terbatas pada staf yang memiliki latar belakang
keilmuan pendidikan kedokteran, dan diakui sebagai
poin untuk kenaikan pangkat.
Meninjau pedoman penilaian jabatan fungsional
dosen pada institusi pendidikan kedokteran
Mendorong mahasiswa untuk melakukan penelitian
pendidikan kedokteran, baik mahasiswa tingkat
Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3). Batasan
topik penelitian untuk setiap strata pendidikan dapat

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


43

mengacu pada aturan umum Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia (KKNI) yang telah ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Contoh
penelitian yang dapat dilakukan di tingkat S1, S2, dan
S3 pada suatu tema adalah sebagai berikut (Peta jalan
penelitian pendidikan kedokteran FKUI, 2014) :
Tema
Development of empathy and professionalism in undergraduate
and postgraduate medical curriculum (e.g., the measurement of
empathy across the years and proposed intervention)

Penelitian bagi S1 :
Survei tentang tingkat empati mahasiswa adaptasi
dan validasi kuesioner (e.g Jeffersonscale of empathy)
(desain: cross sectional)

Penelitian bagi S2 :
Intervensi proses pengajaran dan pembelajaran
(teaching-learning) dengan evaluasi jangka pendek
dan jangka panjang untuk kemampuan empati serta
evaluasinya (desain: Randomized Control Trial)

Penelitian bagi S3 :
Systematic review atau modelling pendidikan empati dalam
pendidikan dokter dan dokter spesialis

Strategi 3. Pengembangan kapasitas (capacity building)


Strategi lain yang tidak kalah penting yaitu memfasilitasi
agar penelitian di bidang pendidikan kedokteran ini diminati
baik oleh dosen dan mahasiswa. Contoh upaya yang dapat
dilakukan antara lain adalah:

STRATEGI PENGEMBANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


44

Menyusun panduan penelitian yang diprioritaskan


dalam pendidikan kedokteran.
Melaksanakan pelatihan penelitian bidang pendidikan
kedokteran.

Strategi 4: Penyusunan peta jalan


Strategi ini diperlukan dalam menentukan peta jalan penelitian
bidang pendidikan kedokteran di suatu institusi, karena setiap
peta jalan dapat berbeda sesuaidengan kondisi masing-masing
institusi. Contoh upaya yang dapat dilakukan antara lain:
Mengidentifikasi area penelitian prioritas dalam
pendidikan kedokteran.
Mengidentifikasi masalah dalam penyelenggaraan
pendidikan kedokteran; standar kompetensi profesi
kesehatan, kurikulum, proses belajar mengajar, sistem
evaluasi mahasiswa, penjaminan mutu, dan lain-lain.
Menyusun topik penelitian prioritas jangka pendek
dan jangka panjang.

Strategi 5: Dukungan Sarana, Prasarana, dan Dana


Dukungan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
bidang pendidikan kedokteran seperti halnya penelitian di
bidang lain yaitu sarana, prasarana dan dana. Contoh upaya
yang dapat dilakukan pada strategi ini antara lain:
Memfasilitasi ketersediaan sarana, prasarana, dan
dana untuk penelitian bidang pendidikan kedokteran
dengan mengadakan kompetisi atau memberikan
hibah penelitian mengenai pendidikan kedokteran.
Membuat rencana usulan anggaran untuk penelitian
pendidikan kedokteran, mulai tingkat program studi,

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


45

fakultas, dan universitas, hingga Kementerian Riset,


Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan pihak terkait
lainnya, misalnya penyandang dana internasional.
Membuat rencana usulan anggaran untuk membentuk
dan mengelola repositori dan jurnal ilmu pendidikan
kedokteran yang terakreditasi dan mampu beroperasi
dalam jangka panjang.

Strategi 6: Diseminasi Hasil Penelitian


Suatu penelitian selain digunakan untuk kepentingan institusi,
juga perlu disebarluaskan dalam bentuk artikel pada jurnal
maupun pertemuan ilmiah pada berbagai level. Diseminasi
hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain :
Memfasilitasi publikasi hasil penelitian bidang Suatu penelitian selain
digunakan untuk
pendidikan kedokteran, di tingkat nasional dan
kepentingan institusi,
internasional. Contoh jurnal internasional bidang juga perlu
pendidikan kedokteran antara lain: Medical Teacher, disebarluaskan dalam

Medical Education, Academic Medicine, Medical Science bentuk artikel pada


jurnal maupun
Educator, BMC Medical Education, Clinical Teacher, South pertemuan ilmiah
East Asian Journal of Medical Education (SEAJME), pada berbagai level
dan lain-lain. Selain itu, jurnal seperti BMJ, Lancet
dan berbagai jurnal bidang keilmuan khusus (Obstetric
& Gynaecology, dan lain-lain) juga mengalokasikan
publikasi tentang pendidikan kedokteran. Jurnal
nasional yang dapat dijadikan media publikasi
penelitian pendidikan kedokteran misalnya Jurnal
Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
(AIPKI), Jurnal Perhimpunan Pengkaji Ilmu
Pendidikan Kedokteran Indonesia (PERPIPKI), dan

STRATEGI PENGEMBANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


46

lain sebagainya.
Melaksanakan pelatihan penulisan artikel hasil
penelitian pendidikan kedokteran untuk publikasi di
jurnal nasional dan internasional.
Melaksanakan seminar hasil penelitian pendidikan
kedokteran tingkat universitas, nasional, dan
internasional.
Memfasilitasi staf pengajar untuk terlibat aktif dalam
pertemuan ilmiah pendidikan kedokteran dalam
berbagai level. Contoh seminar yang dapat diikuti di
luar negeri konferensi Association of Medical Education in
Europe (AMEE), Asia Pasific Medical Education Conference
(APMEC), South East Asia Regional Association for
Medical Education (SEARAME), Asian Medical Education
Association (AMEA), International Medical Education
Conference (IMEC); dan di dalam negeri Jakarta Meeting
on Medical Education (JAKMED), Pertemuan Pengkaji
Ilmu Pendidikan Kedokteran Indonesia (PERPIPKI),
Pertemuan dan Ekspo Pendidikan Kedokteran
Indonesia (PEPKI), International Symposium on One
Health Approach for Health Professions Education (IASHE
AIDI-PROKESI).

Strategi 7: Translasi Hasil Penelitian


Hasil penelitian bidang pendidikan kedokteran dapat
ditranslasikan demi perbaikan atau peningkatan mutu
pendidikan di suatu institusi pendidikan kedokteran. Berbagai
upaya dapat dilakukan untuk memfasilitasi translasi hasil
penelitian pendidikan kedokteran dalam penyelenggaraan
pendidikan, antara lain :

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


47

Mengadakan pelatihan untuk proses translasi


hasil penelitian pendidikan kedokteran dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Memfasilitasi implementasi hasil penelitian pendidikan
kedokteran dalam penyelenggaraan pendidikan.
Memfasilitasi proses evaluasi implementasi
hasil penelitian pendidikan kedokteran dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Mengusulkan legitimasi implementasi model/ Perkembangan
penelitian pendidikan
strategi/praktek/dan lain-lain yang dihasilkan dari
kedokteran harus
penelitian pendidikan kedokteran kepada pemangku menuju pada
kebijakan dan pengakuan terhadap Hak Atas penelitian yang bersifat
Kekayaan Intelektual (HAKI). multisenter, oleh
karena itu perlu
dibangun kolaborasi
Strategi 8: Kolaborasi antar institusi. Kerja
Perkembangan penelitian pendidikan kedokteran harus sama ini memberikan
peluang dalam hal
menuju pada penelitian yang bersifat multisenter, oleh karena
pendanaan dan
itu perlu dibangun kolaborasi antar institusi. Kerja sama ini publikasi.
memberikan peluang dalam hal pendanaan dan publikasi.
Strategi ini dapat dibangun dengan melakukan hal berikut:
Membangun kolaborasi penelitian dan publikasi antar
institusi pendidikan kedokteran di tingkat nasional dan
internasional. Contohnya adalah kolaborasi publikasi
tentang evaluasi kurikulum (Findyartini dkk, 2014),
penetapan fokus penelitian pendidikan kedokteran
(Widyahening dkk, 2014) dan pelaksanaan Collaborative
Progress Test (cPT) antara FKUI, FKUNAND dan
FKUNS (Findyartini dkk, 2015).
Mengaplikasikan hasil penelitian kolaborasi antar
institusi pendidikan kedokteran.

STRATEGI PENGEMBANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
5
Peta Jalan Pendidikan
Kedokteran

Peta jalan (road map) penelitian adalah arah jalan atau Peta jalan (road map)
penelitian adalah arah
rencana strategis suatu institusi dalam bidang penelitian,
jalan atau rencana
yang dijadikan kerangka acuan umum bagi berbagai pihak strategis suatu institusi
yang berkepentingan dengan pelaksanaan penelitian di dalam bidang
institusi tersebut (ARUP 2013, Canadian Institutes of Health penelitian, yang
dijadikan kerangka
Research). Peta jalan penelitian menggambarkan sasaran
acuan umum bagi
atau tujuan yang ingin dicapai oleh insitusi dalam bidang berbagai pihak yang
penelitian, strategi pencapaian dan evaluasi, serta indikator berkepentingan
dengan pelaksanaan
pencapaiansasaran/tujuan tersebut. Keberadaan peta jalan
penelitian di institusi
penelitian memungkinkan institusi memastikan setiap tersebut
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademika
berada pada jalur yang benar dan dapat mendWukung
pencapaian visi dan misi universitas (Noor, 2013). Namun,
peta jalan penelitian bersifat tentatif dan dapat berubah sesuai

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


50

hasil evaluasi dan kebutuhan institusi. Dengan demikian,


pengembangan peta jalan penelitian merupakan langkah
penting bagi institusi dalam mencapai keberhasilan kegiatan
penelitian di institusi tersebut. Hal ini disebabkan karena peta
jalan penelitian memungkinkan terlaksananya penelitian yang
berkesinambungan dan terarah (ARUP 2013; Noor, 2013).

Secara umum, pengembangan peta jalan penelitian berfungsi


untuk (ARUP, 2013):

1. Memberikan arah investasi institusi dalam bidang


pengembangan penelitian.

2. Memberikan arahan strategi dan langkah-langkah


taktis yang direkomendasikan untuk mengembangkan
penelitian dalam mencapai tujuan.

3. Memberikan kerangka kerja yang jelas dan terukur dalam


pencapaian tujuan institusi di bidang pengembangan
penelitian.

4. Memberikan panduan kepada berbagai pihak mengenai


perencanaan penelitian, mengidentifikasi topik
penelitian prioritas dan kesenjangan penelitian di bidang
pendidikan kedokteran dalam berapa tahun kedepan.

5. Publikasi agenda pengembangan penelitian institusi


bagi pihak penyandang dana potensial.

6. Acuan seleksi proposal penelitian untuk pendanaan.

7. Informasi ide-ide penelitian kolaboratif internal dan


eksternal bagi peneliti potensial.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


51

Pengembangan peta jalan penelitian akan sangat bermanfaat


bagi perkembangan cabang ilmu pendidikan kedokteran. Peta
jalan penelitian yang dikembangkan dengan mengacu kepada
perkembangan terkini penelitian pendidikan kedokteran
pada lingkup internasional, dapat memberi arah pelaksanaan
penelitian pendidikan kedokteran di Indonesia. Dengan
demikian, dosen peneliti pendidikan kedokteran Indonesia
mampu memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu
pendidikan kedokteran di tingkat internasional melalui
Arah penelitian
publikasi-publikasi ilmiah yang bermutu. Selanjutnya,
pendidikan
diharapkan komunitas dosen peneliti pendidikan kedokteran kedokteran yang jelas
Indonesia semakin diakui oleh komunitas internasional tertuang di dalam
yang relevan. Dengan demikian cabang ilmu pendidikan sebuah peta jalan
penelitian, juga dapat
kedokteran di Indonesia dapat lebih mapan, dikenal, dan
memastikan
mendapat pengakuan dari berbagai pihak terkait di Indonesia penelitian-penelitian
maupun di dunia internasional. yang dilakukan bersifat
terarah dan
Arah penelitian pendidikan kedokteran yang jelas tertuang di berkesinambungan,
dan menghasilkan
dalam sebuah peta jalan penelitian, juga dapat memastikan
produk penelitian yang
penelitian-penelitian yang dilakukan bersifat terarah dan berkualitas
berkesinambungan, dan menghasilkan produk penelitian
yang berkualitas. Produk penelitian yang berkualitas ini dapat
berkontribusi dalam pengembangan cabang ilmu pendidikan
kedokteran, sebagai salah satu cabang ilmu yang tergolong
masih baru dan berkembang dengan cepat. Manfaat lain
yang tidak kalah pentingnya dari penyusunan peta jalan
penelitian pendidikan kedokteran yaitu dihasilkannya produk
penelitian yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan
tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya di Indonesia.
Peta jalan penelitian pendidikan kedokteran dapat dibangun
dengan sasaran untuk pengembangan kurikulum, proses

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


52

belajar mengajar, dan strategi penilaian yang berkualitas.


Dengan demikian, pengembangan peta jalan penelitian dapat
menjembatani kegiatan penelitian dan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat melalui implementasi hasil penelitian pada
masyarakat pengguna.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun peta


jalan penelitian pendidikan kedokteran adalah sebagai berikut
(ARUP, 2013) :

1. Menetapkan sasaran atau tujuan pencapaian institusi


dalam penelitian bidang pendidikan kedokteran.
Sasaran/tujuan ini dapat dirumuskan melalui berbagai
kegiatan sebagai berikut:

a. Diskusi yang melibatkan berbagai pihak yang


berkepentingan baik internal maupun eksternal
mengenai ide-ide dan prioritas penelitian yang
perlu dilakukan dengan mengacu pada visi,
misi, tujuan, dan rencana induk penelitian
institusi (RIP), serta perkembangan penelitian
pendidikan kedokteran global.

b. Evaluasi tentang strength, weakness, opportunities,


dan threats (SWOT) yang dimiliki institusi
dalam bidang penelitian pendidikan
kedokteran, termasuk kemungkinan untuk
dilaksanakannya penelitian kolaborasi dengan
institusi lain.

c. Menelaah kegiatan-kegiatan penelitian


pendidikan kedokteran yang telah dikerjakan

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


53

sebelumnya dan mengidentifikasi capaian


penelitian yang diinginkan di masa yang
akan datang, kemudian mengidentifikasi
kesenjangan antara hasil capaian saat ini dan Salah satu strategi
penting yang perlu
capaian yang diinginkan pada masa datang.
dijabarkan dalam peta
jalan yaitu penentuan
d. Menetapkan waktu (durasi) yang dibutuhkan
satu atau lebih tema
atau destinasi waktu untuk mencapai tujuan/ besar (payung besar
sasaran yang telah ditetapkan. penelitian) dan tema-
tema kecil pendukung
2. Memformulasikan sasaran/tujuan capaian penelitian tema besar yang dapat
secara sin-ergis
pendidikan kedokteran institusi berdasarkan hasil
mendukung
diskusi dan analisis pada langkah pertama. Sasaran/ pencapaian tujuan/
tujuan dapat diformulasikan dalam bentuk pernyataan sasaran. Setelah tema-
atau pertanyaan. tema tersebut
dibentuk, selanjutnya
3. Memetakan tahapan pencapaian sasaran/tujuan, dapat dibentuk
kelompok penelitian-
beserta uraian strategi-strategi dan kegiatan yang
kelompok penelitian
harus dilakukan pada setiap tahap, untuk mencapai (cluster research/
tujuan/sasaran yang telah ditetapkan. Strategi dan research group) sebagai

kegiatan tersebut disusun tahap demi tahap dilengkapi pelaksana penelitian


sesuai tema-tema yang
dengan batas waktu pelaksanaan setiap kegiatan. telah ditetapkan (UCD
Salah satu strategi penting yang perlu dijabarkan Institute of Food and
dalam peta jalan yaitu penentuan satu atau lebih tema Health).

besar (payung besar penelitian) dan tema-tema kecil


pendukung tema besar yang dapat secara sinergis
mendukung pencapaian tujuan/sasaran. Setelah tema-
tema tersebut dibentuk, selanjutnya dapat dibentuk
kelompok penelitian-kelompok penelitian (cluster
research/research group) sebagai pelaksana penelitian
sesuai tema-tema yang telah ditetapkan (UCD Institute
of Food and Health).

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


54

Keberhasilan suatu penelitian biasanya dimulai dengan


minat serta kemampuan yang mendukung bidang
penelitian yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu
penelitian yang bermutu tidak dapat dilakukan oleh
satu orang saja, namun sebaliknya memerlukan tim
peneliti yang solid dengan berbagai kepakaran yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian tersebut.
Peta jalan penelitian dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan arahan bagi sivitas akademika, termasuk
mahasiswa, dalam mengidentifikasi berbagai penelitian
potensial yang dapat dilaksanakan untuk selanjutnya
membentuk kelompok-kelompok penelitan yang
dibutuhkan.Dengan adanya peta jalan penelitian
diharapkan dapat meningkatkan partisipasi sivitas
akademika dalam kegiatan penelitian, meningkatkan
atmosfir akademik di institusi tersebut. Penelitian
yang bermutu akan menghasilkan karya unggulan,
bernilai tinggi, dan dapat diakui baik dalam tataran
nasional dan internasional.

4. Menyusun strategi evaluasi proses pencapaian peta


jalan dengan menetapkan kriteria pengukuran kinerja
yang jelas (key performance indicator) pada setiap tahap
pencapaian. Strategi evaluasi yang jelas dan terukur
perlu dibangun dan dilaksanakan untuk menjamin
terlaksananya peta jalan yang telah disusun.

Contoh peta jalan penelitian pendidikan kedokteran

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, penyusunan peta

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


55

jalan pengembangan penelitian pendidikan kedokteran amat


penting agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Peta jalan
yang disusun dapat berupa rancangan pengembangan satu
topik penelitian, rancangan kerja aktivitas beberapa penelitian,
bahkan bila perlu dapat disusun peta jalan pengembangan
unit penelitian pendidikan kedokteran. Bagan 5 dan 6
memperlihatkan contoh peta jalanpengembangan satu topik
penelitian, yaitu progress test dan problem based learning.

PETA JALAN PENGEMBANGAN PROGRESS


TEST SEBAGAI INSTRUMEN EVALUASI
PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM BAGI
INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Bagan 5. Contoh peta jalan pengembangan satu topik


penelitian Sumber: Wahid dan Werdhani, 2011; Findyartini
dkk, 2014; Soemantri, 2008

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


56

PENGEMBANGAN INVENTORI UNTUK


MENGIDENTIFIKASI DISTRESS PSIKOLOGI
PADA MAHASISWA DALAM METODE PROBLEM
BASED LEARNING (PBL)

Bagan 6. Contoh peta jalan pengembangan satu topik


penelitian. Sumber: Peta jalan penelitian pendidikan
kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2014.

Selain itu, peta jalan penelitian ini dapat pula disusun dalam
bentuk alur aktivitas penelitian yang memiliki beberapa topik
penelitian sebagaimana tergambar pada bagan 7.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


57

Rencana Induk Penelitian UNS 2011-2015: Kesehatan, Penyakit Tropis, Gizi dan Obat-obatan
(5) dan Pembangunan Manusia dan Daya Saing Bangsa (12)

AREA RISET 3. AREA RISET 4.


Penilaian HasilBelajar Pendidikan Berkelanjutan
AREA RISET 2.
AREA RISET 1. Pengembangan Kurikulum
Kemampuan Belajar, Topik: Topik:
Berpikir kritis, dan Progress test (agenda Penerapan Evidence
Penalaran riset 2013-2015) Based Medicine dalam
Topik:
Topik: Instrumen, skenario, pelayanan klinis
Standar setting (agenda pasien (agenda riset
Self directed learning proses evaluasi riset 2014)
(pencapaian riset 2009- 2015)
(agenda riset 2013 -
2014), 2013), Retensi Keterampilan
Metakognisi, Refleksi Evaluasi kurikulum pada profesi bidan
(agenda riset 2010-2014) (agenda riset 2012-2015) (agenda riset 2015)
Perkembangan
Cara Belajar (agenda Pendidikan antar
riset 2015) profesi (agenda riset penelitian pendidikan
2014-2015)
kedokteran harus
menuju pada
penelitian yang bersifat
multisenter, oleh
Luaran: (1) Publikasi ilmiah, (2) Policy brief, (3) Kegiatan pengabdian pada masyarakat, (4) HAKI karena itu perlu
bagi model dan modul pelatihan kurikulum pembelajaran
dibangun kolaborasi
antar institusi. Kerja
sama ini memberikan
Bagan 7. Peta Jalan Rencana Pengembangan Penelitian
peluang dalam hal
Research Group Medical and Health Professional Education (RG-
MHPE) FK UNS tahun 2013-2015 pendanaan dan
publikasi.
Sumber: Peta jalan perkembangan riset pendidikan
kedokteran FK UNS, 2015

Dalam prosesnya, penelitian di bidang pendidikan kedokteran


yang berkelanjutan sesuai dengan peta jalan yang disusun di
atas dapat berlangsung dengan baik seiring dengan penguatan
bidang pendidikan kedokteran di institusi tersebut. Oleh
karena itu, perlu disusun pula peta jalan penguatan penelitian
pendidikan kedokteran. Penyusunan peta jalan penguatan
penelitian tersebut sebaiknya sejalan dengan peta jalan
penelitian kedokteran institusi, sehingga proses pencapaian

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


58

tiap tahapan dapat dilakukan dengan lebih sinergis. Sebagai


ilustrasi, bila pada peta jalan rencana pengembangan penelitian
institusi menargetkan pembentukan klaster penelitian di
tahun 2018, maka peta jalan penguatan penelitian pendidikan
kedokteran sebaiknya mulai menyusun tahapan menuju
pembentukan klaster tersebut sebelum tahun 2018. Bagan
8 memperlihatkan contoh peta jalan penguatan penelitian
bidang pendidikan kedokteran yang memiliki target akhir
pembentukan Medical Education and Research Centre (MERC).

PETA JALAN PENGUATAN PENELITIAN


PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Bagan 8. Contoh peta jalan pengembangan pendidikan


kedokteran

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


59

Beberapa contoh peta jalan di atas dapat dimodifikasi sesuai


dengan lingkungan, kebutuhan dan visi institusi masing-
masing. Adanya peta jalan penelitian memandu kegiatan
penelitian pendidikan kedokteran menjadi lebih terarah dan
mendapat luaran yang lebih optimal.

PETA JALAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
6
Penutup

Pengembangan penelitian di bidang pendidikan kedokteran


merupakan tantangan sekaligus peluang bagi institusi
pendidikan dokter untuk mengembangkan diri dan
meningkatkan kualitas. Panduan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang penelitian pendidikan
kedokteran, sehingga dapat memicu minat pengembangan
penelitian pendidikan kedokteran, sekaligus memberikan
petunjuk dalam memulai langkah-langkah pengembangan
tersebut. Panduan ini merupakan panduan awal yang
sangat umum sehingga dapat dikembangkan dan diadaptasi
sesuai dengan karakteristik dan kondisi di institusi masing-
masing. Dengan adanya pengembangan tersebut, diharapkan
masing-masing institusi dapat meraih manfaat maksimal
untuk perbaikan kualitas pendidikan kedokteran dan untuk

PENUTUP
62

menyelesaikan masalah pendidikan di institusi terkait.

Walaupun panduan ini telah disusun dengan cermat, tidak


menutup kemungkinan adanya kekurangan. Untuk itu, saran
dan kritik sangat diharapkan demi tersedianya panduan yang
lebih sempurna pada periode yang akan datang. Semoga
panduan ini dapat menjadi acuan untuk mengawali kegiatan
penelitian pendidikan kedokteran yang lebih baik dan mampu
bersaing di tingkat dunia.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


63

Tinjauan
Pustaka
Amin Z (2000). How do our new graduate prefer to learn?. Singapore
Medical Journal. 2000; Vol 41: 317-323

ARUP.Research Roadmap 2013. Diunggah dari website file:///C:/


Users/nsya5195/Downloads/Research_Roadmap2013_%20
FINAL%20(3).pdf diunduh tanggal 13 Juni 2015

Buckley S dkk (2009).The educational effects of portfolios on undergraduate


student learning: a Best Evidence Medical Education (BEME)
systematic review. BEME Guide No 11. Medical Teacher. 2009; Vol 31:
340 - 355

Canadian Institutes of Health Research. Health Research Roadmap II: Capturing


Innovation to Produce Better Health and Health Care for Canadians. Diunggah
dari website http://www.cihr-irsc.gc.ca/e/48964.html diunduh tanggal
13 Juni 2015

Carr SE (2009). Emotional Intelligence in medical students: does it correlate


with selection measures?. Medical Education. 2009; Vol 43, issue 11: 1069-
1077

Claramita M, Rahayu GR, Surayya R, Bakar A, Mandawati M, Leman MA,


Emilia O (2013). Laporan Akhir Penelitian pendidikan kedokteran dan tenaga
kesehatan untuk rekomendasi arah pendidikan kedokteran di masa mendatang.
Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM.

Collier, Abby C (2012). Importance of Research in Medical Education. Hawaii J


Med Public Health. 2012 Feb; 71(2): 5356.

Findyartini A, Felaza E, Soemantri D, Sakiman FXB, Aswiyanti, Indrama E


(2014). Communication as the crucial aspect of collaboration among

PENUTUP
64

three established medical schools in Indonesia: curriculum evaluation


process. SEAJME 8 (1): 15-20.

Findyartini A, Werdhani RA, Iryani D, Rini EA, Kusumawati R, Poncorini


E&Primaningtyas W (2015). Collaborative progress test (cPT) in three
medical schools in Indonesia: The validity, reliability and its use as a
curriculum evaluation tool.Medical Teacher. Vol 37: 366-373.

Haynes R (2006). Forming research questions. J Clin Epidemiol. Vol 59:881886.

Harden HM, Grant J, Buckley G dan Hart IR (1999). BEME Guide No.1: Best
Evidence Medical Education, Medical Teacher. 1999; Vol 21:6.

Illing J & Swanwick T (ed) (2014). Thinking about research: Theoretical


perspectives, ethics, and scholarship. In: Understanding Medical Education:
Evidence, Theory and Practice. 2nd Ed. Wiley Blackwell Publisher. 331-347
(ISBN 978-1-118-47240-8)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Panduan Pelaksanaan Penelitian


dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi edisi IX. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Noor RR (2013). Membangun Sistem Penelitian Nasional Mungkinkah?. Diunggah


dari websitehttp://dikti.go.id/blog/2013/03/06/membangun-sistem-
penelitian-nasional-mungkinkah/ diunduh tanggal 13 Juni 2015

Norman GR, Wenghofer E, Klass D (2008). Predicting doctor performance


outcomes of curriculum interventions: Problem-based learning and
continuing competence. Medical Education. Vol 42:794799.

Papadakis M, Hodgson C, Teherani A, Kohatsu N (2004). Unprofessional


behavior in Medical School is associated with subsequent disciplinary
action by a state medical board. Academic Medicine. March 2004; Vol 79,
issue 3: 244-249

Peta jalan penelitian pendidikan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas, 2014.

Peta jalan penelitian pendidikan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia, 2014.

Peta jalan penelitian pendidikan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas


Sebelas Maret, 2014.

Ringsted C, Hodges B, Scherpbier A (2011). The research compass: An


introduction to research in medical education: AMEE Guide No 56.
Medical Teacher. 2011; Vol 33: 695709.

Scherpbier A (2013). Medical education research: a new area. Presented in the 6th
Jakarta Meeting on Medical Education, 7-8 December 2013.

PANDUAN PENELITIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN


65

Slide presentasi Peraturan Presiden mengenai Kurikulum Pendidikan Tinggi


sesuai KKNI. http://ujm.undiksha.ac.id/downloadfile/peraturan_
presiden/2.%20Kurikulum%20pendidikan%20tinggi%20sesuai%20
kkni%202014-140813024715-phpapp01.pdf diunduh tanggal 12 Juni
2015

Soemantri D (2008). Progress testing: the evaluation of the three batches of


students from the new curriculum. Proceeding book of The 4th Malaysia
Indonesia Brunei Darussalam Medical Science Conference. Medicine &
Health: The Official Journal of The Faculty of Medicine UKM 3(1) Suppl., p.
183.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tavakol M & Sandars J (2014). Quantitative and qualitative methods in medical


education research: AMEE Guide No 90: Part I, Medical Teacher online,
informahelathcare.com, diunduh pada tanggal 5 Juli, 2014).

Todres M,Stephenson A,and Jones R (2007). Medical education research


remains the poor relation. BMJ. 2007: 333335

UCD Institute of Food and Health. Research Roadmap: RESEARCH,


INNOVATION AND OUTREACH Research Roadmap 2010
2013. Diunggah dari website http://www.ucd.ie/t4cms/UCD%20
Institute%20of%20Food%20and%20Health%20Research%20
Roadmap%20March%2010.pdf diunduh tanggal 13 Juni 2015.

UU Sisdiknas (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)


No. 20 Pasal 20 Tahun 2003.

UU Pendidikan Kedokteran (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Kedokteran.

Van der Vleuten, C. P. M. et al (2004). Education research at the faculty of


medicine, University of Maastricht: Fostering the interrelationship
between professional and education practice. Academic Medicine. 2004;
Vol 79(10), 990-996.

Wahid MH (2013). Analisis implementasi problem-based learning: studi kasus tunggal di


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Disertasi.

Wahid MH, Werdhani RA (2011). Grade point average, progress test, and try outs test as
a tools for curriculum evaluation and graduates performance prediction at the national
board examination. J Med Sci 2: 13021305.

Walsh K (2012). Medical Education: A Dictionary of Quotations. Radcliffe Publishing


Ltd. Buckinghamshire. (ISBN:9781846195488).

Widyahening I, Muthmainah, Yulistini, Laksmi PW and Simadibrata


M (2014). Setting an agenda for collaborative research
in medical education in Indonesia. SEAJME 8(2):8-13
K E D O K T E R A N P E N D I D I K A N P E N E L I T I A N PA N D UA N

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai