PENDAHULUAN
usaha karena sistem pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging,
masyarakat hanya menjadikan sebagai usaha sambilan dengan jumlah ternak yang
relatif sedikit.
pedesaan. Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan ternak, pada petani ternak maka
Selain itu sistem pemeliharaan masih dilaksanakan secara tradisional dengan cara
1
umur kebuntingan yang lebih pendek dari sapi dan kerbau, Daya adaptasi ternak
mengosumsi lebih banyak jenis pakan hijauan dan memiliki daya selektif serta
lebih tahan terhadap panas karena air yang di butuhkannya relative sedikit
peluang sebagai komoditas ekspor. Jumlah dan mutu bibit merupakan faktor
pembangunan peternakan.
terhadap induk kambing Peranakan Etawa (PE) yang melahirkan tunggal dan
kembar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui status
faali terhadap induk kambing Peranakan Etawa (PE) yang melahirkan tunggal dan
kembar.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ruminansia, Famili Bovidae, dan Genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan
Burns , 1994) Menurut Williamson dan Payne (1993), kambing peliharaan terdiri
atas lima spesies yaitu Capra ibex, Capra hircus, Capra Caucasia, Capra
kambing memiliki janggot, dahi cembung, ekor agak keatas, dan kebnyakan
berbulu kurus dan kasar. Kambing sudah dibudidayakan manusia sekitar 8.000
hingga 9.000 tahun yang lalu. Kambing suka hidup berkelompok 5 sampai 20
oleh kambing betina yang paling tua. Kambing jantan berfungsi sebagai penjaga
produksi relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang
kategori yaitu kambing besar, sedang, dan kecil. Kambing termasuk dalam
3
kategori kambing besar apabila memiliki tinggi gumba lebih dari 65 cm, kategori
sedang apabila memiliki tinggi gumba 51-65 cm, dan kambing kecil apabila
mengenal beberapa jenis kambing kita mengenal beberapa bangsa kambing yang
yang berasal dari india dan kambing kacang yang merupakan kambing asli
tersebut. Bentuk fisik kambing PE lebih mirip dengan Kambing Etawa yaitu
bagian dahi dan hidung cembung, telinga mengantung, warna buluh tubuh putih
dengan bulu pada bagian kepala hitam atau coklat. Kambing PE jantan memiliki
bulu yang lebih tebal dan lebih panjang daripada kambing betina (Mulyono,1999).
cembung, telinga panjang dan menggantung, postur tubuh tinggi, panjang, dan
4
berikut: Profil muka cembung, hdung agak melengkung, bulu tubuh berwarna
belang hitam, merah, coklat, kadang-kadang putih, telingan panjang dan terkulai,
gelambir cukup besar, tanduknya kecil, dan pada paha bagian belakang terdapat
(penghasil daging dan susu). Produksi susunya mencapai 0,45-2,1 liter per hari
per laktasi (Adriani, dkk., 2003). Namun hingga saat ini usaha pemeliharaan
mencapai ukuran dewasa pada umur satu tahun. Sebaiknya, apabila sistem
pemeliharaan kurang baik maka dewasa kelamin baru dicapai pada umur lebih
setelah sapih adalah kualitas dan kuantitas pakan, jenis kelamin, genetik, berat
kambing PE jantan dewasa dapat mencapai 65-90 kg dan kambing betina 45-70
kg. Tinggi gumba kambing PE jantan 90-110 cm dan betina 70-90 cm; panjang
5
Purworejo, 1996). Rata-rata bobot sapih kambing PE 10,18 kg (Basuki,
Masa pubertas kambi jantan dicapai pada umur 6-8 bulan atau pada saat
berat badan mencapai 12,9-18,7 kg dan pada kambing betina pada umur 10-12
bulan atau pada saat berat badan mencapai 13,5-22,5 kg. Kambing PE merupakan
kambing penghasil susu yang baik, puting susunya berbentuk seperti botol dengan
(Jawa Barat). Melaporkan bahwa bobot badan induk saat dewasa tubuh didaerah
sumber bibit (46 kg). Rata-rata bobot lahir cempe yaitu (3,6 kg), demikian pula
dengan rata-rata produksi susu yang mencapai 766 g/ekor/hari selama 90 hari
g/hari, dan berat sapih yang mencapai 11.9 kg/ekor, namun tingkat kematian anak
pra-sapih masih relatif tinggi ( 17.65%). Liter size kambing tidak berbeda yaitu
rata-rata 1,4.
rata-rata produksi anak yang dihasilkan per tahun semakin pendek jarak beranak,
6
maka semakin tinggi hasil produksi yang diperoleh sedangan semkin cepat
panjang pendeknya jarak beranak antara lain adalah bangsa, umur kambing,
frekuensi, kandungan nutrisi dalam ransum yang dikonsumsi, dan service per
beranak adalah periode antara dua beranak yang berurutan yang terdiri atas
periode perkawinan (periode dari beranak sampai konsepsi) dan periode bunting
berkadar protein dan energi tinggi memiliki rata-rata jarak beranak 298 hari (9,93
bulan), sedangkan apabila mendapat pakan dengan kadar protein dan energi yang
kambing PE disebabkan oleh bercampurnya anak dan induk pada masa menyusui
kembali 321,78 hari setelah beranak sedangkan yang dicampur dengan anaknya
7
Rata-rata lama menyusui kambing PE 90 sampai 120 hari, timbulnya birahi
kembali 30 sampai 40 hari setelah beranak. Rata-rata jumlah anak per kelahiran
kambing PE 1,56 ekor. Ketahuan tumbuh sampai sapi kambing PE 92%. Kiding
interval (jarak beranak) maksimum kambing PE 450 hari. Doe reproduction index
memperlihatkan bahwa rata-rata jarak beranak selama 180 hari, sedangkan induk-
induk kambing yang menyusui cempenya selama lebih dari satu bulan memiliki
yang dipengaruhi oleh bangsa kambing, umur induk dan frekuensi melahirkan.
dihitung selama tiga kali kelahiran berturut-turut dari kelahiran pertama sampai
ketiga.
seringnya dan keturunan beranak kembar. Kejadian kelahiran kembar pada ternak
kambing maupun domba sangat diharapkan, karena hasil yang diperoleh lebih
(Abdulgani,1981).
8
Subandriyo (1993) menyatakan Liter size adalah banyaknya atau jumlah
anak perkelahiran dari seekor induk. Pada umumnya besar liter size adalah 2 ekor,
walaupun terdapat sedikit persentase induk dengan jumlah anak lahir 4 atau 5
ekor. Wodzika, dkk. (1993) Menyatakan jumlah anak yang banyak adalah
kambing yang mengaruh pada produksi daging. Jumlah anak perkelahiran dapat
ditingkatkan dengan persilangan yang tepat antara jenis kambing yang subur
Pada kondisi normal, persentase kelahiran mencapai 95% adalah biasa dan
sekitar 7-15% dari kambing betina dapat melahirkan 3 anak dan lebih dari 50%
dapat melahirkan 2 anak (Barry dan Godke, 1997). Liter size dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: umur induk, bobot badan, tipe kelahiran, pengaruh
menguntungkan dari pada tunggal walaupun bobot lahir cempe tipe tunggal lebih
tinggi karena produktivitas induk dihitung berdasarkan bobot sapih total cempe
laju peningkatan populasi ternak kambing karena jumlah anak sekelahiran yang
dkk. (2012) Rata-rata liter size kambing PE 1,830,56 ekor untuk perkawinan
alam dan 2,390,92 ekor pada hasil perkawinan inseminasi buatan . Dakhlan, dkk.
(2009) melaporkan bahwa rata-rata liter size kambing PE yang mendapat pakan
9
tradisional (1.6000,225 ekor) tidak berbeda (P>0,01) dengan yang mendapat
menentukan bobot ternak saat disiplin. Bobot sapih dijadikan kriteria dalam
menghasilkan susu dan merawat anak-anaknya. Selain itu, seleksi juga dapat
Umur induk kambing berpengaruh nyata terhadap bobot lahir dan rata-rata
pertumbuhan ternak sebelum sapih. Kambing dengan umur yang masih muda
akan melahirkan anak dengan bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan
kambing yang melahirkan pada umur yang lebih dewasa. Hal ini disebabkan
dewasa dengan tubuh lebih lebih besar mampu memproduksi susu dengan kualitas
dan kuantitas dengan baik kareba sel-sel kambing mengalami peningkatan dalam
jumlah dan ukuran seiring dengan meningkatnya umur kambing (Schmidt dan
dengan kemampuan ternak untuk tumbuh dan berkembang setelah disapih karena
terdapat kolerasi genetik positif dan tinggi antara bobot sapih dengan
10
induk dalam merawat dan menyususi anak-anaknnya. Supriyono (2005)
menyatakan bahwa rata-rata bobot sapih kambing PE 9-11 kg, menurut Sulastri
oleh umur induk, tipe kelahiran, tipe pemeliharaan, dan jenis kelamin. Semakin
tua umur induk, bobot lahir cempe semakin tinggi namun bobot lahir lahir cempe
dari induk kambing yang sudah berumur 5 tahun semakin menurun. Cempe
dengan bobot lahir tinggi dapat diprediksi akan memiliki bobot sapih yang tinggi
pula apabila mendapat lingkungan yang ideal. Cempe jantan juga memiliki bobot
lahir dan bobot sapih yang tinggi karena pengaruh hormon testosteron yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata indeks berat sapih anak, rata-rata berat
dengan bobot badan pada umur tertentu. Nilai IPI didapat dari hasil perkalian
antara jarak berank, jumlah anak per kelahiran dan bobot ternak pada umur
tertentu.
dalam satu populasi agar dapat memberi keturunan yang sama dengannya atau
bahkan lebih baik. Tujuan seleksi ini antara lain bertujuan untuk memilih induk
11
yang akan tetap tinggal didalam koloni, memilih induk yang akan menjadi tetua
bagi keturunannya, dan memilih induk yang akan menjadi induk bagi calon
pengantinnya (Subakat,1985).
Beberapa faktor yang menjadi penentu besaran nilai IPI ini antara lain
adalah jarak beranak, jumlah anak perkelahiran, dan bobot sapih. Jarak beranak
menentukan besar kecilnya nilai IPI seekor induk. Salah satu kriteria kesuburan
induk hasil silangan suatu ternak. Evaluasi ternak silangan terhadap ternak betina
yang sudah menjadi induk karena jumlah dan produktivitas induk sangat
Semakin tinggi nilai IPI seekor induk maka semakin tinggi pula produktivitas
induk tersebut. Dari IPI kambing PE yang diaamati di CV. Prima Breed
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kerja dari berbagai
sistem dan peran dari fungsi tubuh keseluruhannya. Percobaan status faali
12
bertujuan untuk mengetahui data-data fisiologi yaitu temperature rektal, pulsus,
dan frekuensi respirasi pada kambing, Percobaan tersebut dapat digunakan untuk
akan semakin mudah untuk diatasi. Selain melalui status faali, berdasarkan
jumlah sel darah merah ternak, dapat diketahui kondisi kesehatannya dengan
melihat atau mengamati dan mengukur jumlah sel darah merah dan
membandingkannya dengan kisaran normal dari jenis ternak tertentu. Sistem faali
yang meliputi respirasi, pulsus, dan temperature rektal merupakan suatu parameter
digunakan untuk mengetahui kondisi atau keadaan kesehatan suatu ternak yang
Kondisi status faali ternak merupakan indikasi dari kesehatan dan adaptasi
yang tinggi dapat menyebabkan stress (cekaman) karena system pengaturan panas
2.7.1. Respirasi
gas asam arang atau oksigen yang diambil dari udara oleh paru sampai paru
dan mengalami proses kimia dalam jaringan tubuh yang dilepaskan dalam
bentuk karbon dioksida (CO2). Respirasi memiliki dua proses, yaitu respirsi
13
dalam alveolar ini disebut respirasi eksternal. Respirasi internal dapat terjadi
pedoman untuk mengetahui fungsi organ sampai organ tubuh bekerja secara
normal. Fungsi utama pada respirasi yaitu menyediakan oksigen bagi darah
2.7.2. Pulsus
jantung yang dipengaruhi oleh sistem saraf. Jantung merupakan dua pompa
yang menerima darah dalam arteri dan memompakan darah dari ventrikel
14
Frekuensi denyut jantung yang ekstrim pada ternak menandakan
kondisi fisiologis ternak pada saat itu tidak nyaman. Pada ternak besar
seperti sapi, pulsus atau denyut jantung dapat dirasakan dari arteri fasial yang
terdapat disekitar femur horizontal dari mandibula atau dapat juga dirasakan
pada arteri caudalis. Arteri femural pada sisi medial, mudah diraba untuk
Tabel 1.2. Kisaran denyut jantung normal untuk berbagai jenis ternak
produksi panas oleh tubuh secara tidak langsung pada makanan yang
Suhu normal adalah panas tubuh dalam Thermo Neutral Zone pada aktifitas
tubuh terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme
thermoregulasi telah bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Variasi suhu
15
Ternak dapat bergerak karena kontraksi otot rangka, kontraksi otot
terjadi akibat perubahan energi kimia yang menjadi energi mekanis. Hal ini
Tabel 1.3 Kisaran normal temperatur rektal untuk berbagai jenis ternak
16
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Kecamatan Mantikulore berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei
2015.
20 ekor induk kambing PE yang sudah melahirkan sedikitnya dua dua kali dan
sudah menyepih anaknya pada dua kelahiran; catatan bobot lahir dan bobot sapih,
jenis kelamin, tipe kelahiran, dan tipe pemeliharaan cempe dari setiap induk.
diperoleh dengan cara mengambil data induk dan cempe. Data induk akan
diamati meliputi umur induk, frekuensi melahirkan, jarak beranak, dan litter
size. Data cempe yang akan diamati meliputi jenis kelamin, bobot lahir dan
sapih, umur sapih dan tipe kelahiran cempe dari 20 ekor induk kambing PE.
17
D. Menentukan presentase pengambilan sampel.
G. Mencatat data bobot, jenis kelamin, tipe kelahiran yang merupakan anak
dari seluruh induk yang diamati pada kelahiran pertama dan kedua;
A. Induk
2) Jarak Beranak
Jarak beranak (hari) adalah interval atau selang waktu antara suatu
berikutnya.
18
3) Jumlah anak per kelahiran
B. Anak
1) Bobot Lahir
Bobot lahir (kg) diperoleh daro rekording hasil dari penimbngan cempe
Bobot sapih cempe (kg) diperoleh dari rekordong cempe saat dipisahkan
dari induknya.
3) Umur sapih
induknya;
4) Tipe kelahiran
Tipe kelahiran anak pada saat lahir yaitu jumlah anak yang dilahirkan
Data bobot sapih dikoreksi terhadap umur induk, jenis kelamin, dan
19
( )
BSt=(BL )( )( )( )
( )
Keterangan :
Faktor koreksi jenis kelamin (FKJK) cempe betina diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
FKJK=
20
Tabel 2. Faktor Koreksi umur induk kambing saat melahirkan.
Keterangan :
Berikutnya
selanjutnya dipilih 5 induk dengan nilai ipi tertinggi, untuk dipilih sebagai tetua
21