tulang oleh sel-sel osteoblast dan perombakan tulang oleh osteoclast. Sel-sel
tumor mengganggu keseimbangan ini akibat produksi dari beberapa faktor yang
mineralisasi).
memiliki afinitas besar untuk kalsium fosfat dan mengikat pada kristalnya di
dalam tulang untuk kemudian secara berangsur diekskresi dari jaringan tulang.
Oleh karena itu, obat ini digunakan pada osteoporosis dan juga pada terapi dan
prevensi dari metastasis kanker tulang, khususnya dari tumor prostat, mamma,
ginjal, tiroid dan paru-paru. Gejala metastasis kanker tulang berupa nyeri tulang,
lain melaporkan bahwa perubahan morfologi osteoklas hanya terjadi ketika sel
1998).
analog ATP yang bersifat tidak dapat dihidrolisa di dalam sel, yang bersifat
toksik bagi sel. Di sisi lain N-BPs (seperti: pamidronate, alendronate, dan
GTPase (Ras, Rho, dll) yang bertanggung jawab dalam integritas sitoskeletal dan
signaling intrasel pada sel osteoklas. Tidak adanya integritas sitoskeletal sel
osteoklas maka tidak akan terbentuk ruffled border, akhirnya osteoklas tidak
rektal, sublingual, injeksi parenteral dan topikal (Bunyamin, 1981). Obat sering
untuk menerima obat oral. Injeksi subkutan digunakan untuk obat jumlah kecil
yaitu 2ml agar tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Obat yang diberikan
secara subkutan untuk mendapatkan efek sistemik dengan absorpsi yang cepat.
dan dapat sangat berbahaya bagi pasien. Metode injeksi hanya dapat dilakukan
sesuai dengan indikasinya dan oleh orang yang telah teruji kemampuannya
pertama kali dipakai dalam sejarah pengobatan. Absorbsi obat metode ini
lambat dengan rerata klinis 30 sampai 60 menit, tapi relatif aman dibandingkan
pasien terhadap obat-obatan oral sangat baik karena metode ini tidak
menimbulkan rasa sakit (Yagiela dkk., 1998). Kerugian cara ini adalah obat dapat
merangsang mukosa lambung, dapat membentuk kompleks dengan makanan
sehingga sukar diabsorbsi, obat akan lewat sistem portal dan mengalami
kooperasi pasien dan efeknya baru timbul setelah beberapa waktu tergantung