Anda di halaman 1dari 6

J. Ris. Kim. Vol. 2, No.

2, September 2009

UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI ASAP CAIR YANG BERASAL DARI


BATANG KAYU MANIS DAN KULIT KACANG TANAH

Yefrida, Farrah Aprilina, Indri Ticel Leone, Refilda, Marniati Salim


Jurusan Kimia, FMIPA Unand

ABSTRAK

Antibacterial agent is a compound that prevent the growth and reproduction of bacteria.
Antibacterial activity of liquid smoke is caused by acid and fenolic compound. In this research, we
determined antibacterial activity of liquid smoke from stem sweet wood and nut shell by using
diffusion method. Both of liquid smoke have antibacterial activity to Staphylococcus aureus
Eschericia coli population. Their activity almost the same to chloramphenicol, but less than
formalin.

Keywords : antibacterial activity, liquid smoke, diffusion method

ISSN : 1978-628X
190
J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, September 2009

PENDAHULUAN yang berfungsi sebagai anti bakteri, yaitu


senyawa fenolat dan senyawa asam. Fenol
Banyak cara yang telah dilakukan untuk diduga berperan sebagai anti oksidan dan anti
mengawetkan dan mencegah pembusukan pada bakteri. Senyawa fenol merupakan senyawa
makanan, salah satunya menggunakan penting yang mempengaruhi kualitas dari asap
formalin sebagai pengawet makanan. Formalin cair.
merupakan cairan tidak bewarna dengan bau
menyengat, iritan, dan menghasilkan aroma Senyawa fenol yang biasanya terdapat dalam
terbakar, karena itu formalin tidak boleh asap cair antara lain guaiakol, eugenol, 2,6-
digunakan sebagai bahan pengawet makanan. dimetoksifenol dan 2,6-dimetoksi-4-etilfenol.
Cara lain yang digunakan untuk mengawetkan Senyawa fenol ini merupakan hasil pirolisis
dan mencegah pembusukan pada makanan dari lignin, dimana dalam proses
adalah pengasapan secara langsung, namun pembentukannya melalui dua tahap yaitu
cara ini memiliki beberapa kelemahan antara pemecahan cincin fenol dari lignin dan tahap
lain terdepositnya tar pada permukaan polimerisasi[2].
makanan dan juga menyebabkan pencemaran Senyawa asam bersama senyawa fenol dan
lingkungan. karbonil secara sinergis berfungsi sebagai anti
bakteri sehingga dapat menghambat peruraian
Seiring dengan perkembangan ilmu dan pembusukan produk yang diasap.
pengetahuan, maka telah ditemukan cara Senyawa asam terbanyak yang terkandung
pengasapan yang lebih praktis dan efisien dalam asap cair adalah asam asetat, asam
yakni dengan cara mencairkan asap hasil propionat, benzoat, butirat dan vanilin[3].
pembakaran secara langsung. Asap cair
didefinisikan sebagai cairan kondensat dari Antibakteri adalah suatu zat yang mencegah
asap yang telah mengalami penyimpanan dan terjadinya pertumbuhan dan reproduksi
penyaringan untuk memisahkan tar dan bahan- bakteri. Antibakteri adalah suatu zat yang
bahan partikulat. digunakan untuk membersikan permukaan dan
menghilangkan bakteri yang berpotensi
Asap cair memiliki sifat fungsional sebagai membahayakan, dapat ditemukan dalam
antioksidan, antibakteri dan pembentuk warna berbagai produk seperti sabun, deterjen,
serta cita rasa yang khas. Sifat-sifat fungsional produk-produk untuk kulit dan kesehatan serta
tersebut berkaitan dengan komponen- pembersih peralatan rumah tangga. Antibakteri
komponen yang terdapat di dalam asap cair dapat dibagi dalam dua kelompok yang
tersebut. Asap cair memiliki kemampuan untuk berdasarkan kemampuan zat tersebut untuk
mengawetkan bahan makanan karena adanya membersihkan bakteri dan residu yang
senyawa asam, derivat fenol, dan karbonil[1]. dihasilkan[4]. Kelompok pertama adalah zat
yang dapat bekerja secara cepat untuk
Produksi asap cair merupakan hasil membasmi bakteri, namun dapat hilang dengan
pembakaran yang tidak sempurna melibatkan cepat (dengan cara penguapan atau dengan
reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, cara penguraian) dan tidak meninggalkan
polimerisasi dan kondensasi. Selama proses residu aktif (dikenal sebagai zat yang tidak-
pirolisis akan terbentuk berbagai macam menghasilkan-residu), contoh zat-zat seperti
senyawa dengan komposisi yang sangat ini adalah alkohol, klorin, peroksida, dan
kompleks. Komposisi asap dipengaruhi aldehid[4]. Kelompok kedua adalah zat yang
beberapa faktor, diantaranya jenis bahan yang memiliki unsur-unsur jenis baru yang
digunakan. Bahan yang keras umumnya meninggalkan residu dalam jangka panjang di
digunakan karena menghasilkan aroma lebih permukaan sehingga dapat membasmi kuman
baik serta lebih kaya kandungan senyawa dalam jangka panjang dan tindakan
aromatik dan lebih banyak mengandung pembasmian kuman dapat dilakukan dalam
senyawa asam dibandingkan kayu yang lunak. jangka panjang (dikenal sebagai zat yang
menimbulkan-residu). Contoh umum dari
Ada dua kelompok senyawa penyusun terbesar kelompok ini adalah triclosan, triclocarban,
dalam asap cair yang bekerja saling sinergis dan benzalkonium chloride[4].

190 ISSN : 1978-628X


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada,
METODOLOGI menggunakan GC-MS_QP2010S
SHIMADZHU dengan kondisi operasional:
Persiapan Sampel temperatur injeksi 300C, temperatur detektor
300C, temperatur kolom terprogram 70-
Batang kayu manis dan kulit kacang tanah 280C, kenaikan suhu 10C/menit, detektor
dibersihkan dan dikeringkan dengan bantuan FID, gas pembawa helium, tekanan 16,0 Kpa,
sinar matahari selama 1 minggu. jenis kolom Rtx_5MS (30m x 0,25mm ID)[7, 8].

Pembuatan Asap Cair Uji Aktivitas Anti Bakteri

Batang kayu manis dan kulit kacang tanah Bakteri yang digunakan untuk uji antibakteri
yang telah dikeringkan dan diperkecil ini adalah Staphylococcus aureus dan
ukurannya dimasukkan ke wadah stainlessteel Eschericia coli, biakan bakteri yang telah
sebanyak 1000 g, kemudian ditutup untuk berumur antara 18-24 jam dalam nutrien agar
dilakukan pirolisis. Rangkaian alat kondensasi dicampur dengan NaCl 0,9% kemudian diukur
dipasang, dan kondensor dialiri dengan air %Tnya hingga mencapai 25%T dengan
dingin. Pirolisis dihentikan sampai tidak ada menggunakan spektrofotometer pada panjang
asap cair yang menetes dalam tabung gelombang 580 nm. 100L suspensi bakteri
penampung. Cairan yang diperoleh merupakan dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian
heterogen antara asap cair dengan tar. Alat tuang NA secukupnya, tunggu hingga padat.
yang digunakan untuk pembuatan asap cair ini Setelah NA memadat lakukan penanaman
sama dengan alat yang digunakan pada cakram menggunakan larutan uji dengan
pembuatan asap cair dari kayu surian, sabut variasi konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
kelapa dan tempurung kelapa[5]. dalam metanol.

Pemurnian Lakukan hal yang sama untuk


chloramphenicol sebagai kontrol positif,
Kondensat yang didapatkan kemudian metanol sebagai kontrol negatif dan formalin.
didekantasi selama satu minggu dalam wadah Inkubasi terbalik selama 18-24 jam. Hitung
kaca dan tertutup rapat untuk mendapatkan tar. diameter daya hambatnya[9,10,11,12,13].
Setelah proses dekantasi kondensat disaring
dengan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan tar dari asap cair[6]. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Warna dan Bau Asap Cair Pengamatan Warna dan Bau Asap Cair

Dilakukan pengamatan terhadap warna dan Asap cair yang dihasilkan dari pirolisis 1000 g
bau dari asap cair. Pengamatan warna batang kayu manis didapatkan sebanyak 300
dilakukan mulai dari tetesan awal kondensat mL. Warna yang dihasilkan dari asap cair
sampai sesudah dilakukannya dekantasi[6]. berwarna hitam pekat dan berbau asap sangat
keras. Setelah beberapa hari didiamkan
Pengukuran pH Asap Cair terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah
berwarna hitam dan bagian atas berwarna
Setelah proses dekantasi dan penyaringan coklat bening. Setelah beberapa hari, cairan ini
dilakukan pengukuran pH asap cair dengan alat disaring menggunakan kertas saring sehingga
pH meter. didapatkan cairan bewarna coklat bening. Bau
yang dihasilkan asap cair yang sudah disaring
Karakterisasi Menggunakan Kromatografi tidak sekeras sebelumnya namun tetap berbau
Gas-Spektrometri Masa asap.

Asap cair kemudian dikarakterisasi di Hasil pengukuran pH asap cair


Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam,

ISSN : 1978-628X 191


J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, September 2009

Asap cair yang sudah dipisahkan dari tar-nya


dilakukan pengukuran pH dengan alat Dari data dapat dilihat bahwa metanol tidak
pHmeter. pH asap cair kulit kayu manis adalah mempunyai aktivitas anti bakteri, artinya
2,38 sedangkan pH asap cair kulit kacang aktivitas anti bakteri dari asap cair benar- benar
tanah adalah 3,22. Asap cair dengan berasal dari asap cair dan tidak ada pengaruh
kandungan asam yang lebih tinggi akan dari pelarutnya. Asap cair dari batang kayu
memiliki pH yang lebih kecil. manis dan asap cair dari kulit kacang tanah
tanah sama-sama memiliki aktivitas anti
Hasil Karakterisasi Senyawa dalam Asap bakteri. Aktivitas anti bakteri asap cair ini
Cair dengan Menggunakan GC-MS makin meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi asap cair.
Kandungan senyawa yang bersifat asam dalam
asap cair dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel Akan tetapi jika dibandingkan aktivitas
dapat dilihat kandungan utama senyawa yang antibakterinya, asap cair dari batang kayu
bersifat asam dalam asap cair dari batang kayu manis mempunyai aktivitas anti bakteri yang
manis maupun kulit kacang tanah adalah asam lebih besar dibandingkan dengan asap cair dari
asetat. Demikian juga halnya yang didapatkan kulit kacang tanah. Hal ini disebabkan oleh
pada asap cair dari kayu surian, sabut kelapa karena kandungan senyawa yang bersifat asam
dan tempurung kelapa[5]. lebih tinggi dalam asap cair dari batang kayu
manis dibandingkan dengan asap cair dari kulit
Uji Aktivitas Antibakteri kacang tanah seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Larutan uji yang digunakan merupakan asap
cair dari batang kayu manis dan kulit kacang Aktivitas antibakteri asap cair hampir
tanah dengan konsentrasi (%v/v) 2%, 4%, 6%, mendekati nilai aktivitas antibakteri dari
8%, dan 10% dalam metanol. Variasi chloramphenicol sebagai kontrol positif.
konsentrasi asap cair dibuat dengan Aktivitas antibakteri asap cair jauh lebih kecil
mencampurkan sejumlah tertentu volume asap jika dibandingkan dengan aktivitas antibakteri
cair induk dengan sejumlah air. Metanol formalin. Namun dari sisi keamanannya jika
digunakan sebagai kontrol negatif, karena akan digunakan sebagai anti bakteri pada
metanol disini digunakan sebagai pelarut. makanan atau produk makanan maka asap cair
Chloramphenicol sebagai kontrol positif yaitu lebih aman dari formalin karena tidak
senyawa yang sudah diketahui mempunyai mengandung zat-zat yang membahayakan
sifat antibakteri dan banyak digunakan sebagai kesehatan konsumennya.
antibiotik.
Tabel 1. Kandungan Senyawa yang Bersifat Asam dalam Asap Cair
Kandungan Senyawa Sumber Asap Cair
(%) Kulit Kayu Manis Kulit Kacang Tanah
Asam asetat 58,97 58,16
Asam propanoat 2,35 2,97
Guaiakol 0,4 3,51
Asam heksanoat 9,55 -
Asam oksalat - 0,66
Fenol - 1,80
Asam nonanedioat - 1,08

Tabel 2. Data Diameter Daerah Hambat dengan Berbagai Larutan Uji


Larutan Uji S. aureus (mm) E. coli (mm)
Metanol - -
Asap cair batang kayu manis 2% - -
Asap cair batang kayu manis 4% - 11,8
Asap cair batang kayu manis 6% 13,3 12,7

192 ISSN : 1978-628X


Asap cair batang kayu manis 8% 14,1 13,9
Asap cair batang kayu manis 10% 15,5 14,9
Asap cair kulit kacang tanah 2% - -
Asap cair kulit kacang tanah 4% - -
Asap cair kulit kacang tanah 6% - -
Asap cair kulit kacang tanah 8% 11,2 10,9
Asap cair kulit kacang tanah 10% 14,5 11,9
Chloramphenicol 0,3% 19,8 14,8
Formalin 2% 33 33
Formalin 4% 52 52

KESIMPULAN dan Karakterisasinya Menggunakan GC-


MS, Skripsi Sarjana Kimia, Unand, 2006.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 7. . Lucia, Pemanfaatan Limbah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa asap cair Tempurung Kelapa (cocos nucifera)
dari batang kayu manis dan kulit kacang tanah Sebagai Bahan Pembuat Asap Cair dan
memiliki aktivitas antibakteri namun Karakterisasinya Menggunakan GC-MS.
aktivitasnya jauh lebih kecil dibandingkan Skripsi Sarjana Kimia, 2006, Unand.
dengan aktivitas antibakteri formalin. 8. H. A. Joly, N. Li, N. Belzie, Pyrolisis,
Gas Chromatography-Mass Spectrometry
of Humic Substances Extracted From
DAFTAR PUSTAKA Canadian Lake Sediments, Canadian
Journal of Chemistry, 78(1): 51, (2000).
1. P. Darmaji, Aktivitas Antibakteri Asap 9. Yuharmen, Y. Eryanti, Nurbalatif, Uji
Cair yang Diproduksi dari Bermacam- Aktivitas Antimikroba Minyak atsiri dan
Macam Limbah Pertanian, Laporan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia
Penelitian Mandiri, DPP-UGM, 1996, 16: galanga), UNRI, 2002.
19-22. 10. S. Etrisna, Uji Aktivitas Antibakteri
2. P. Darmaji, Produksi Asap Cair dan Katekin Daun Gambir Sirih Terhadap
Sifat-Sifat Antimikrobia, Antioksidan serta Vibrio Cholerae dan Vibrio
Sensorisnya, Laporan Penelitian Mandiri, Parahaemolyticus, Skripsi Sarjana
DPP-UGM, 1996, 19; 11-15. Farmasi, UNAND.
3. J. P. Girard, Smoking In: Technology 11. L. B. Widiyati, Analisis Mikroba di
of Meat and Meat Products, J. P Girard Laboratorium, Jakarta, 1994.
and I. Morton (ed) Ellis Horword Limited, 12. A. J. John, V. P. Karunakaran, V.
New York, 1992. George, N. S. Pradeep, M. G. Sethuraman,
4. http://www.tufts.edu/med/apua/print/Q Chemical Composition and Antibacterial
&A/Q&A_antibacterials.html#3. Activity of Leaf Oil of Neolitsea Foliosa
5. Y. K. Yefrida, R. Putri, N. Silvianti, (Nees) Gamble Var, Caesia (Meisner)
Lucia, Refilda, Indrawati, Pembuatan asap Gamble, Journal of Essential Oil, 19(5):
cair dari limbah Kayu suren (Toona 498, (2007).
sureni), sabut kelapa dan tempurung 13. B. Sabulal, R. Kurup, V. George, M.
kelapa (Cocos nucifera Linn), Jurnal Riset Dan, N. S. Pradeep, Chemical
Kimia, 1(2), 187-191, (2008). Composition and Antibacterial Activity of
6. Y. K. Putri, Pemanfaatan Limbah Kayu The Rhizome and Leaf Oils of Amomum
Suren Sebagai bahan pembuatan Asap cair Hypolencum Thwaites, Journal of
Essential Oil Research, 19(3): 279, (2007).

ISSN : 1978-628X 193


J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, September 2009

194 ISSN : 1978-628X

Anda mungkin juga menyukai