Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SPEKTROSKOPI NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (NMR)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Analisis Fisiko Kimia

Disusun oleh;
Husnul Fahmi
Wilda Ayu Barokah
Yulia Saridewi

FAKULTAS MIPA JURUSAN FARMASI


UNIVERSITAS AL-GIFARI
2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis fisiko
Kimia yang berjudul Spektroskopi NMR. Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas
Analisis fisiko Kimia serta untuk mengetahui dan mempelajari spektroskopi NMR.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung 28 januari 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

BAB II ISI....................................................................................................................................2

2.1 Pengertian NMR.................................................................................................................2

2.2 Prinsip kerja spektroskopi NMR........................................................................................3

2.3 Perlunya standar sebagai pembanding TMS....................................................................4

2.4 Komponen alat dan kegunaanya.........................................................................................5

2.4 Aplikasi Spektroskopi NMR...............................................................................................8

BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling
mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari
komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi
kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi
kimia [1,2]. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum,
nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati.
Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul organik karena biasanya
membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar [3,4,5,6].
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang
baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR
merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi structural. Spektroskopi resonansi
magnet inti seringkali disingkat NMR termasuk ke dalam spektroskopi absorpsi seperti
halnya dengan spektroskopi infra merah atau spektroskpoi ultra violet. Dasar dari
spektroskopi NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh
inti atom. Frekuensi radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz.

1
BAB II
ISI

2.1. Pengertian NMR

Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis


spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin
inti atom yang bermuatan listrik.
Spektroskopi NMR adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang
menggunakan radiasi frekuensi gelombang radio untuk menginduksi terjadinya transisi
antara dua tingkat energi spin suatu inti yang mempunyai momen magnetik inti bukan
nol.
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat magnetik
inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau molekul di
mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi magnetik
nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur, dinamika, negara reaksi,
dan lingkungan kimia dari molekul.
Resonansi Magnetik Inti (NMR) spektroskopi adalah alat yang tersedia untuk
menentukan struktur senyawa organik. Teknik ini bergantung pada kemampuan inti
atom berperilaku seperti sebuah magnet kecil dan menyesuaikan diri dengan medan
magnet eksternal. Biasanya dihunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan
informasi struktur rinci tentang senyawa kimia
Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengidentifikasi adanya senyawa organic
dalam sampel. Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada
umumnya metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau
rumus bangun molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga
dapat digunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan
informasi yang lebih lengkap.
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai
untuk memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat
digunakan untuk berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.

2
2.2 Prinsip kerja spektroskopi NMR

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel
yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini
berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul
senyawa organik.. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa organik
menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan. Energi yang dipakai dalam pengukuran
dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-
600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukurnya, NMR bermacam-macam
ragamnya, misalnya NMR 1H, 13C, 19F.
Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin =
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C.
Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi,
sebagaimana spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai,
suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada
frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak.
puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum NMR.
Dalam NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis proton dengan
frekuensi resonansi proton senyawa pembanding (reference). Senyawa ini disebut
sebagai standar internal dan ditambahkan ke dalam sample sebelum merunning NMR.
Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus
fungsi. Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR. (1)
pergeseran kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan,
dan (4) integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini
sering dibantu dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple
Quantum Coherence), HMBC (Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY
(Correlation Spectroscopy) dan NOESY (Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).

3
1. Pergeseran Kimia
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari
frekuensi resonansi suatu standar, biasanya TMS (Tetra Metil Silan) (CH3)4Si.
Pergeseran kimia memiliki simbol , yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta
(ppm) dari frekuensi radio yang digunakan. Dalam spektroskopi 1H NMR,
pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif terhadap frekuensi absorpsi
Tetra Metil Silan standar (CH3)4Si. Kopling dikombinasikan dengan pergeseran
kimia dan integrasi untuk proton memberitahu kita tidak hanya tentang
lingkungan kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR tetangga aktif dalam
molekul. Dalam spektrum yang lebih kompleks dengan beberapa puncak di
pergeseran kimia yang sama atau dalam spektrum inti selain hidrogen.
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung 1H atau 13C
(bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul
interaksi antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya
interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak
lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti
merupakan materi mikroskopik, maka energi yang berkaitan dengan inti ini
terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan
oleh persamaan.
2.3 Perlunya standar sebagai pembanding TMS
Nol adalah titik dimana anda akan mendapatkan suatu puncak yang disebabkan
oleh atom-atom hidrogen dalam tetrametilsilan biasanya disebut dengan TMS. Setiap
pembacaan spektrum RMI akan dibandingkan dengan TMS ini.
Anda akan menemukan puncak pada beberapa spektra RMI yang ditimbulkan oleh TMS
(pada nol), dan yang lainnya akan menjauhi puncak TMS ke sebelah kiri. Pada
dasarnya, jika anda akan menganalisis spektrum dengan suatu puncak pada nol, anda
dapat mengabaikannya karena itu adalah puncak dari TMS.
TMS dipilih sebagai standar karena beberapa alasan, diantaranya:
TMS mempunyai 12 atom hidrogen yang semuanya memiliki lingkungan kimia
yang sama. Mereka terikat oleh atom yang sama dengan cara yang sama
sehingga tidak hanya menghasilkan puncak tunggal tetapi juga puncak yang kuat
(karena ada banyak atom hidrogen).

4
Hidrogen pada senyawa ini lebih terlindungi dibandingkan pada senyawa lain
karena adanya elektron-elektron ikatan C-H. Ini artinya inti hidrogen lebih
terlindungi dari medan magnet luar, dan anda harus meningkatkan medan
magnet untuk membawa hidrogen ini kembali ke kondisi resonansinya.
Pengaruh dari hal ini adalah TMS menghasilkan puncak yang ekstrim pada sisi kanan.
Dan puncak lain akan muncul di sebelah kirinya.
TMS biasanya langsung ditambahkan ke dalam larutan sampel yang akan diuji.
TMS digunakan sebagai pembanding karena memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Bersifat inert.
2. Tingkat simetri yang tinggi, dalam hal ini semua atom H dan C berada pada
lingkungan kimia yang sama sehingga memberikan puncak absorbsi tunggal
karena semua atom H dan C ekivalen.
3. Volatil, memiliki titik didih 27C.
4. Nonpolar sehingga mudah larut dalam pelarut organik.
5. Geseran kimia TMS tidak dipengaruhi oleh kekompleksan pelarut atau tidak
dipengaruhi pelarut karena tidak mengandung gugus-gugus polar.
Selain TMS terdapat pula beberapa senyawa pembanding lain yaitu Na-2,2-dimetil-
2-silapentana-5-sulfonat (DSS) dan Na-2,2,3,3-tetradeuterio-4-4-dimetil-4silapentanoat
(TSP-d4).

2.4 Komponen alat dan kegunaanya


A. Komponen-komponennya :
1. Magnet
2. Generator sweep
3. Transmiter RF
4. Kumparan transmitter
5. Kumparan penerima
6. Kumparan sweep
7. Deterktor & penerima RF
8. Rekorder
9. Sampel
B. Instrumentasi NMR diantaranya :
1. Tempat Sampel
Tempat sampel berupa tabung gelas yang terbentuk silindris, diletakan
diantara dua kutub magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tak
mengandung proton seperti CCl4 , CDCl3 , D2O, atau acetonitril dan sejumlah kecil
TMS ditambahkan sebagai standar internal, kemudian dimasukan ke dalam tempat

5
sampel. Sampel kemudian diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan agar
semua bagian dari larutan terkena medan magnet yang sama.
2. Celah Magnet
Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok mempunyai kekuatan sekitar
14.100 Gauss, dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil kutub electromagnet.
Pada celah magnet terdapat kumparan yang dihubungkan dengan ossilator
frekuensi radio (Rf) 60 MHz.
3. Ossilator frekuensi Radio
Ossilator frekuensi radio akan memberikan tenaga elektromagnetik sebesar 60
MHz melalui kumparan yang dihubungkan pada celah sampel. Kumparan
selanjutnya memberikan tenaga elektromagnetik yang digunakan untuk mengubah
orientasi perputaran proton. Kebanyakan spektropotometer NMR menggunakan
sinyal frekuensi RF tetap dan mengubah-ubah kekuatan medan magnet untuk
membawa setiap proton mengalami resonansi.
4. Detector Radio Frekuensi
Kumparan detector berada tegak lurus dengan kumparan ossilaor RF. Bila ada
tenaga yang diserap, kumparan detector tidak menangkap tenaga yang diberikan
oleh kumparan ossilator RF. Bila sampel menyerap tenaga, maka putaran inti akan
menghasilkan sinyal frekuensi radio pada bidang kumparan detector, dan alat
memberikan respon ke pencatatan sebagai sinyal resonansi atau puncak.
5. Pencatat
Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal dari detector yang mengubahnya
sebagai sinyal resonansi atau puncak. Sebelum sinyal sampai ke pencatat biasanya
dilewatkan terlebih dahulu ke audio amflier untuk menggandakan sinyal, sehingga
menjadi lebih Nampak.
6. Magnet Akurasi dan kualitas
suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya. Resolusiakan
bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan magnetnya
homogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor (selenoids). Magnet
permanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan frekuensi
oskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet
bersifat peka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem

6
pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan
100 MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor
dengan frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan
sistem pengunci frekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal.
Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel berada
pada tempat terpisah,sedang pada tipe internal senyawa pembanding larut
bersama-sama sampel. Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).

C. Kegunaan Spektoskopi Magnetik Inti (NMR)

Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :


1. Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada
suatu senyawa organik.
2. Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3. Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan
struktur molekul organik.

7
2.4 Aplikasi Spektroskopi NMR
Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur
rinci tentang senyawa kimia. Sebagai contoh:
1. Menentukan kemurnian obat-obatan.
2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-obatan
3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah
terjadi di situs yang benar pada molekul
4. Mengidentifikasi obat disita oleh polisi dan agen bea cukai
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat
yang diinginkan.
.

BAB III
KESIMPULAN

1. Spektroskopi RMI adalah spektroskopi yang berdasarkan pada vibrasi, rotasi, dan
mode frekuensi lemah dalam sebuah system.

8
2. Prinsip kerja dari NMR yaitu untuk mendapatkan inti dalam molekul dalam arah
yang sama sehingga nantinya medan magnet yang seseuai dengan molekul akan
dikonversi menhadi spektra NMR sehingga struktur molekul dapat teridentifikasi
3. Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut Magnet, generator
medan magnet penyapu, sumber frekuensi radio, detektor sinyal, Rekorder, tempat
sampel dan kelengkapannya.
4. Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur
rinci tentang senyawa kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M., Konsep Dasar Kimia Analitik, 275-286,389-400, UI Press, Jakarta
Sastrohamidjojo, Hardjono, 2001, spektroskopi, 415, Liberty, Yogyakarta
Silverstein, R.M., 1991, Penyelidikan Spektrometrik Senyawa Organik, Edisi 4,
diterjemahkan olehHartomo, 249-278, Erlangga, Jakarta.

9
Trianto, Agus. 2001. Jurnal Study Penggunaan Spektrum NMR Pada Elusidasi Struktur
Lantanculin S.Universitas Diponegoro. Tidak diterbitkan.

10

Anda mungkin juga menyukai