mengarahkan kegiatan sehari-hari suatu perusahaan serta membantu dalam mengambil suatu
keputusan.
Kerangka kerja yang tersktruktur yang lebih dikenal sebagai Sistem Informasi merupakan sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan di distribusikan
kepada para pemakai, sehingga dalam hal ini sistem informasi sudah seharusnya mendapat perhatian
yang diperlukan agar perusahaan dapat tetap berjalan secara efisien dan efektif. Sistem informasi akan
cenderung makin meluas dan kompleks jika perusahaan bertumbuh semakin besar. Dengan adanya
sarana ini, maka pimpinan dalam perusahaan dapat memadukan segala kegiatan usahanya, dan
mengelola perusahaannya seefektif mungkin.
Suatu Informasi biasanya terdiri atas beberapa subsistem dimana subsistem ini bergantung kepada
luasnya perusahaan, jumlah pegawai yang ada serta scope daripada perusahaan itu sendiri. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak semua perusahaan memiliki suatu sistem informasi yang memadai karena
unuk mendesain suatu sistem itu sendiri diperlukan biaya yang cukup besar dan biasanya manfaat
daripada sistem informasi ini baru akan terasa bila diterapkan pada suatu perusahaan yang besar
dimana benefit yang akan diterima oleh perusahaan tersebut akan lebih besar dibanding dengan biaya
(cost) yang telah dikeluarkan untuk merancang suatu sistem dalam perusahaan.
Dalam suatu perusahaan serangkaian didapati bentuk kecurangan yang dilakukan oleh para pegawai
yang masih sering kali terjadi. Sistem informasi akuntansi dapat digunakan sebagai alat kontrol atau alat
pengawas untuk mencegah yterjadinya bentuk kecurangan tersebut.
Suatu bentuk subsistem dari Sistem Informasi Akuntansi yang akan penulis angkat dalam penulisan ini
yaitu : siklus pengeluaran dalam suatu perusahaan. Siklus pengeluaran yang ada dalam suatu
perusahaan biasanya terdiri atas sistem pembelian, sistem pembayaran utang/sistem pengeluaran kas
dan sistem pengeluaran kas dan sistem penggajian. Ketiga sistem ini merupakan bentuk kegiatan bisnis
yang ada dalam sutau perusahaan disamping sistem-sistem lainnya.
Dalam sistem pembelian diakui adanya kebutuhan untuk membeli persediaan fisik dan melakukan
pemesanan dengan pemasok. Ketika barang diterima, sistem pembelian mencatat peristiwa tersebut
dengan menambaha persediaan dan membentuk akun utang dagang untuk dibayar pada tanggal yang
ditetapkan.
Dalam Sistem pengeluaran, ketika kewajiban dihasilkan dari sistem pembelian yang telah jatuh tempo,
sistem pengeluaran kas mengotorisasi pembayaran tersebut, mengeluarkan data kepada pemasok dan
mencatat transaksi dengan mengurangi kas dan akun utang dagang.
Sedangkan dalam Sistem Penggajian, data pemakaian tenaga kerja dari setiap pegawai dikumpulkan
kemudian dilakukan penghitungan gaji bagi tiap pegawai dan mengeluarkan cek pembayaran kepada
pihak pegawai. Karena kompleksitas akuntansi yang berkaitan dengan gaji, kebanyakan perusahaan
memiliki sistem terpisah untuk pemrosesan pembayaran gajai.
Suatu bentuk kontrol atau pengawasan dari ketiga sistem diatas didukung dengan adanya suatu bukti
atau dokumen yang menjadi pendukung atas terjadinya suatu transaksi dalam suatu perusahaan.
Sehingga sangtlah tepat jika perusahaan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi sebagai alat kontrol
bagi jalannya operasi perusahaan secara efektif dan efisien dan mengurangi bentuk kecurangan yang
mungkin terjadi di dalam perusahaan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian ini terdiri atas :
1. Permintaan Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa
yang dibutuhkan dan harga pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa
yang hendak dibeli.
4. Bukti Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang,
banyaknya barang yang diterima dan identitas
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut,
asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup (Flowchart yang terlampir) :
1. Bagian gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
2. Bagian pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3. Bagian pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan
melakukan pemilihan pemasok
4. Bagian pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih
5. Bagian penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok
6. Bagian penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang
untuk disimpan
7. Bagian penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi
8. Bagian akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur
dari pemasok tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas ini adalah:
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Permintaan cek
Sistem penggajian
Bagian yang terkait dalam system pengeluaran adalah :
1. Bagian kepegawaian, bertanggung jawab : mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan,
kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
2. Bagian pencatat waktu, bertanggung jawab : menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua
karyawan
3. Bagian pembuat daftar gaji & upah, bertanggung jawab : membuat daftar gaji dan upah
4. Bagian akuntansi, bertanggung jawab : mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya
dengan pembayaran gaji dan upa karyawan
5. Bagian keuangan, bertanggung jawab : mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan
menguangkan cek tersebut ke bank, memasukkan uang tersebut ke amplop gaji dan upah karyawan dan
selanjutnya untuk dibagikan
Resiko, ancaman dan sistem pengendalian yang perlu diterapkan dalam berbagai prosedur yang ada
pada siklus pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Prosedur Ancaman/Resiko Pengendalian
Memesan 1. Ada yang meminta Susun rencana kerja dan rencana
Barang barang secara berlebihan atau kebutuhan barang,
ada yang tidak diperlukan selenggarakanmetode perpetual,
persetujuan atasan untuk
pengadaan barang
2. Ada yang meminta barang Susun rencana kerja dan rencana
secara berlebihan, atau ada kebutuhan barang: selenggarakan
yang meninta barang yang metode perpetual; persetujuan
tidak di perlukan atasan untuk pengadaan barang.
3. Pembelian dilakukan dengan Untuk pembelian yang material,
harga yang terlalu mahal atau harus dilakukan oleh pejabat yang
dinaikkan secara tidak sah lebih tinggi atau bahkanPembelian
hanya dilakukan kepada pemasok,
PO harus disetujui oleh kepala
bagian
4. Barang yang dibeli Lakukan pembelian di pemasok
berkualitas rendah terdaftar, persetujuan terhadap
PO, pemantauan kinerja pemasok,
bentuk bagian penerima barang
5. Pembelian dilakukan Baut daftar pemasok, ada
kepada pemasok baru atau persetujuan atasan untuk setiap
pemasok tak dikenal pembelian dengan jumlah
tertentu, pengevaluasian kinerja
pemasok
Pada diagram diatas, ditampilkan hubungan antara entitas (dilambangkan dengan segi empat) dan
relasi (relationship,. Garis penghubung ada yang berujung satu (berarti hanyan ada satu data) dan
berujung tiga (berarti data bisa lebih dari satu). Contohnya dari pelanggan dikirimi faktur, berarti satu
pelanggan dapat dikirimi beberapa faktur. Cara membaca diagram diatas adalah sebagai berikut :
Pesanan dipesan oleh pelanggan. Berdasarkan penghubungnya, satu pelanggan dapat memesan lebih
dari satu pesanan. Penerima pesanan adalah seorang pramuniaga. Setiap pesanan berisi (atau terdiri
atas) beberapa persediaan.
Satu pesanan dapat terdiri atas beberapa faktur. Misalnya seorang pelanggan memesan dua macam
produk, satu diperlukan minggu ini, sedang satu lagi untuk dua minggu depannya lagi. Pesanan ini
dilakukan satu kali, tetapi dapat ditagih dua kali, karena yang minggu ini segera ditagih, sedang yang dua
minggu ke depan, ditagih tersendiri. Masing-Masing faktur ini akan dikirimkan ke pelanggan. Setiap
faktur hanya dapat dikirim kepada seorang pelanggan tetapi seorang pelanggan dapat saja dikirimi lebih
dari satu faktur.
Pada waktu pelanggan membayar akan diterima oleh kasir, dan kasir akan memberi slip pembayaran.
Seorang pelanggan dapat membayar beberapa kali, untuk satu faktur atau tagihan. Bisa juga pelanggan
tersebut membayar satu kali pembayaran untuk melunasi beberapa faktur. Karena kita menggunakan
kompuert, pembayaran dapat dilakukan beberapa kali untuk melunasi beberapa faktur. Dalam sistem
manual, cara sulit dilakukan. Perusahaan yang menggunakan sistem terkomputerisasi pun juga masih
banyak yang melakukan aturan satu pembayaran untuk satu faktur.
Cara membaca diagram 13.4 adalah sebagai berikut . DFD tersebut menggambarkan Sistem Pembelian
yang menerima input dari Bagian Pembelian (berupa order). Garis penghubung dari Bagian Pembelian
ke sistem pembelian berakhir dengan tanda yang berarti bagian pembelian memasukkan data ke
dalam sistem, tetapi tidak menerima aliran data dari sistem. Data yang dialirkan diberi nama Order.
Sistem penjualan akan mengalirkan dua jenis keluaran, yaitu tagihan (yang akan diterima pelanggan)
dan laporan (yang akan di terima oleh manajemen).
DFD Level 0
Diagram pada gambar 13.13 maih merupakan gambaran garis besar sistem pengeluaran. Agar lebih
mudah dipahami, harus dibuatkan diagram yang lebih rinci, yaitu yang disebut dengan diagaram level 0.
Disebut diagram level 0 karena lambang sistem pada level ini mulai diberi angka dengan akhiran angka
0. Angka di depan menunjukkan urutan subsistem di dalam sistem penerimaan.
DFD level 0 merupakan rincian dari DFD context diagram yang ada pada gambar 13.13. DFD level 0
melibatkan 2 entitas, yaitu Bagian Pembelian (sebagai pihak yang meng input data) dan Manajer
(sebagai pihak yang menerima laporan). Bagian pembelian meng input data transaksi, demikian juga
dengan manajer yang menerima laporan atau analisis. Apabila masih diperlukan, misalnya untuk
mendiskusi rincian sistem 1.0 input pesanan, masih dapat dirinci ke dalam beberapa DFD.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya maka pada bab ini kami mencoba untuk menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Siklus pengeluaran terdapat 5 aktivitas dalam aktivitas tersebut menggunakan beberapa dokumen
yang bertujuan untuk :
pengendalian perusahaan agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier
pengendalian perusahaan agar barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan barang dan jas yang
dipesan oleh departemen yang mengajukan dokumen Purchase Requisition.
pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui barang apa saja yang telah diterima dan yang
belum dikirim olehSupplier.
pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar sesuai dengan
jumlah barang yang telah diterima sesuai dengan kenyataannya
pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan
2. Pemprosesan dan bagan arus (flowchart) dari siklus pengeluaran yang ada ini terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu untuk sistem pembelian, sistem pengeluaran kas dan sistem pembayaran
gaji. Untuk tiap sistem itu membuat suatu standar