ABSTRACT
Water deficit stress could inhibit growth and decrease the productivity of oil
palm. Oil palm tolerance to water stress could be observeed from the response of
the biochemistry. The research was arranged some treatments. Water treatment
(watering and no watering), progenies (P1, P2, P3, P4, P5, and P6), and duraion of
treatment (0 and 7 days). The samples was taken from the palm oils leaves. The
research was undertaken at green house PT SMART Tbk, Sentul, West Java. The
result showed that P1 has 7.07 mol g-1 and this progenies has highest proline.
RINGKASAN
Kata kunci: cekaman air, kelapa sawit, progeni kelapa sawit, prolin, dan
respons biokimia
vi
Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Keahlian Analisis Kimia
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
Analisis Kandungan Prolin sebagai Respons terhadap Cekaman Air pada Daun
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Laporan ini merupakan hasil praktik kerja
lapangan yang dilaksanakan di PT SMART Tbk Bogor sejak tanggal 6 Februari -
19 Mei 2017.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Emil Wahdi, S.Si, M.Si selaku dosen
pembimbing dan Endri Purwanti, S.Si, M.Si selaku Staf Laboratorium Proteomic
& Metabolemics PT SMART Tbk Bogor sekaligus sebagai pembimbing lapang
yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan Laporan Akhir
ini. Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada Kepala Divisi PT SMART
Tbk Bogor yaitu Bapak Tony Liwang dan Kepala Laboratorium Bioteknologi PT
SMART Tbk Bogor yaitu Bapak Condro Utomo. Ucapan terima kasih ditujukan
kepada Bapak Randi, Ibu Susy, Alif, Angelo, Donna, Fadli, Kinan, Rizki, Yundi,
Juni, Kahfi, Arif, Anom, Beri, Aldi, Alam, dan Kukuh. Ungkapan terima kasih tak
terhingga penulis sampaikan kepada Ayahanda Chocky Rumapea dan Ibunda Tuti
Simanjuntak atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
Semoga laporan akhir ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Waktu dan Tempat 1
2 KEADAAN UMUM PT SMART Tbk 2
2.1 Sejarah 2
2.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan 2
2.3 Struktur Organisasi PT SMART Tbk 3
3 TINJAUAN PUSTAKA 3
3.1 Daun Kelapa Sawit 3
3.2 Peranan Air bagi Pertumbuhan Tanaman 4
3.3 Cekaman Kekeringan 4
3.4 Respons Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan 5
3.5 Peranan Prolin dalam Regulasi Osmotik 6
4 METODE 7
4.1 Alat dan Bahan 7
4.2 Metode 7
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 8
5.1 Analisis Prolin 8
5.2 Respons biokimia terhadap cekaman air 9
5.3 Karakter toleransi progeni 10
6 SIMPULAN DAN SARAN 11
6.1 Simpulan 11
6.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 14
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1 Sejarah
PT SMART Tbk memiliki visi menjadi divisi penelitian kelapa sawit swasta
khususnya di bidang Bioteknologi yang bertaraf Internasional.
Misi dari PT SMART Tbk yaitu meningkatkan produktivitas kelapa sawit
yang berdaya saing serta berbasis pada kemauan pasar (market oriented) yang
berkelanjutan di lingkup penelitian perkebunan kelapa sawit milik PT SMART
Tbk. Untuk perwujudannya, perusahaan ini menganut nilai-nilai yang diterapkan
dalam internal perusahaan berupa fokus, inovasi, kompeten, integritas,
independensi, kewirausahaan, dan kerjasama. PT SMART Tbk mendefinisikan
tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu konsep yang komprehensif atas
manajemen risiko tingkat tinggi. Bukan hanya sekedar standar umum yang harus
ditaati, tata kelola perusahaan dipandang sebagai kebutuhan yang tidak dapat
dielakkan untuk mencapai tujuan Perusahaan dan meningkatkan nilai bagi para
pemangku kepentingan secara jangka panjang.
3
3 TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap sinar
matahari. Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk
susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun kelapa
sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Jumlah anak
daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis tanaman kelapa
sawit. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-
50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur
5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua antara
20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka semakin banyak populasi kelapa
4
sawit yang dapat ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi produktivitas
hasilnya per satuan luas tanaman (Lubis dan Agus 2011).
air pada tanaman bersifat sangat kompleks (Mundree et al. 2002). Tanaman yang
mengalami kekurangan air akan mengalami penurunan kadar air relatif daun
(relative water content, RWC). Hal tersebut menyebabkan nilai potensial air juga
akan turun. RWC merupakan gambaran kandungan air relatif daun tanaman dan
merupakan parameter ketahanan bagi tanaman dalam menghadapi proses
cekaman kekeringan. Proses fotosintesis pada sebagian besar tanaman akan mulai
terlebih rendah dari 70%, sehingga tanaman memerlukan suatu mekanisme
pengaturan dalam tubuhnya di antaranya dengan melakukan penutupan stomata
untuk mengurangi laju transpirasi (Quilambo 2004).
Intensitas pengaruh cekaman kekeringan terhadap tanaman ditentukan oleh
tingkat cekaman di antaranya jumlah air yang hilang, tingkat kerusakan, dan lama
cekaman, jenis spesies dan genotip, umur, dan fase pertumbuhan tanaman saat
mengalami cekaman. Cekaman kekeringan dapat mempengaruhi berbegai
mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi (Mullet dan Whitshit 1996).
Respons yang pertama kali dapat diamati pada tanaman yang kekurangan air
adalah penurunan conductance yang disebabkan berkurangnya tekanan turgor.
Hal ini mengakibatkan laju transpirasi berkurang, dehidrasi jaringan dan
pertumbuhan organ menjadi lambat, sehingga luas daun yang terbentuk saat
kekeringan lebih kecil. Kekeringan pada tanaman dapat menyebabkan
menutupnya stomata, sehingga mengurangi pengambilan CO2 dan menurunkan
berat kering (Ai et al. 2010).
Mekanisme respons tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu mekanisme escape (luput dari), avoidance (terhindar dari) dan
tolerance (toleransi). Luput dari cekaman kekerigan artinya tanaman mampu
menyelesaikan siklus hidupnya sebelum terjadi cekaman kekeringan sehigga tidak
mengalami cekaman. Terhindar dari cekaman kekeringan adalah kemampuan
tanaman untuk mempertahankan potensial air jaringan yang relatif tinggi pada
saat mengalami kekeringan, sedangkan toleransi adalah kemampuan tanaman
untuk bertahan hidup dengan potensial air jaringan yang rendah (Purwanti 2014).
Pada umumnya tanaman melakukan lebih dari satu mekanisme respons
dalam waktu yang sama. Mekanisme terhindar dari cekaman kekeringan pada
berbeagai tanaman merupakan faktor penting dalam menghadapi cekaman
kekeringan. Produksi yang tinggi dalam kondisi cekaman kekeringan pada
beberapa tanaman tertentu lebih disebabkan oleh mekanisme terhindar
dibandingkan dengan mekanisme toleransi cekaman kekeringan (Ndunguru et al.
1995).
Mekanisme respons tanaman terhadap cekaman kekeringan terjadi melalui
proses transduksi sinyal. Proses tersebut melibatkan reseptor sebagai penerima
sinyal, phospoprotein casuade sebagai penghantar sinyal dan trans-acting factor
sebagai pengaktif gen yang mengendalikan respons.
6
Gambar 2 Jalur biosintesis prolin pada tanaman monokotil (Sumber: Lyon 2012).
7
Alat-alat yang digunakan ialah gelas piala, labu takar, botol pereaksi,
gunting, pisau, kuvet, hotplate dan spektrofotometer U-2900 merek Hitachi,
vorteks, sudip, neraca analitik, penangas, dan Whatman 41.
Bahan-bahan yang digunakan ialah bibit kelapa sawit yang berumur 10-11
bulan. Bahan tanam terdiri dari enam jenis progeni, yaitu progeni 1 (P1), progeni
2 (P2), progeni 3 (P3), progeni 4 (P4), progeni 5 (P5), dan progeni 6 (P6), larutan
asam sulfosalisilat 3%, ninhidrin, asam asetat glasial, toluen. Alkohol 70%,
alumunium foil.
4.2 Metode
dalam labu ukur 10 mL. Masing-masing larutan standar dipipet 2 mL, direaksikan
dengan 2 mL asam ninhidrin dan 2 mL asam asetat glasial dalam tabung reaksi
selama 1 jam pada penangas air suhu 100oC. Pengerjaan selanjutnya sama seperti
prosedur sampel.
1.8
1.6 y = 7.9744x - 0.0297
1.4 r = 0.9978
1.2
1
Absorban
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Kadar prolin (mM)
4.50
4.00
Gambar 5 Nilai rata-rata perubahan kadar prolin dari 6 progeni pada pengamatan
0 dan 7 hari perlakuan
73.00
72.00
71.00
Kadar Air (%)
70.00
69.00
68.00
67.00
66.00
65.00
64.00
0 2 4 6 8
Lama perlakuan (hari)
disiram
tidak disiram
Gambar 6 Nilai rata-rata kadar air dari 6 progeni uji pada pengamatan 0 dan 7 hari
perlakuan
Kadar prolin pada P1 lebih tinggi dibandingkan progeni lainnya (Gambar 7).
Menurut Toruan-Mathius et al. (2001) terdapat perbedaan tingkat kadar prolin
yang terbentuk antara tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan
dibandingkan dengan tanaman yang peka. Kadar prolin pada tanaman kelapa
sawit yang toleran lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang peka. P1
merupakan progeni standar yang dilakukan di PT SMART Tbk. P2 merupakan
progeni hasil persilangan antara induk jantan (Pisifera) yang diduga toleran
dengan induk betina (Dura) yang diduga peka. P3 merupakan progeni hasil
11
persilangan antara kedua induk (Pisifera x Dura). P4, P5, dan P6 merupakan
progeni yang tidak diketahui (rahasia perusahaan).
8.00
7.07
Kadar Prolin Daun (mol g-1) 7.00
6.00
5.00 4.58 4.38
4.00 3.68
3.30
3.00 2.49
2.00
1.00
0.00
P1 P2 P3 P4 P5 P6
Progeni
Gambar 7 Nilai rata-rata kadar prolin dari 6 progeni uji selama 7 hari
6.1 Simpulan
6.2 Saran
Percobaan sebaiknya tidak diujikan pada daun saja, tetapi juga pada akar
dan perlu ditambahkan parameter lainnya seperti asam absisat dan enzim P5CS
serta lama perlakuan seharusnya dilakukan minimal 4 minggu (0 hari, 7 hari, 14,
hari, 21 hari dan 28 hari).
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
1.5 y = 7.9744x - 0.0297
r2 = 0.9978
1
Absorban
0.5
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Kadar Prolin (mM)
Lampiran 3 Nilai perubahan kadar air sebagai respons dari 6 progeni pada
pengamatan 0 dan 7 hari perlakuan
0 (%) 7 (%)
Control P1 69.97 72.50
(disiram) P2 71.89 72.62
P3 71.45 72.37
P4 72.77 71.69
P5 72.62 71.92
P6 72.99 72.42
4.50
Kadar Prolin Daun (mol g-1)
4.00
3.50
3.00
2.50 disiram
2.00 tidak disiram
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8
Lama perlakuan (hari)
16
Lampiran 4 Data penenuan kadar prolin minggu 0 (disiram dan tidak disiram)
Conc Conc
Bobot as
prolin KA prolin
Progeni sampel ABS mM sulfosalisilat
(mol koreksi dikoreksi
(g) (ml)
g-1) KA
Lanjutan Lampiran 5
Conc Conc
Bobot as
prolin KA prolin
Progeni sampel ABS mM sulfosalisilat
(mol g- koreksi dikoreksi
(g) 1 (ml)
) KA
P3 0.5130 0.123 0.019 0.560 72.37 2.03 15
0.5022 0.371 0.050 0.500 72.37 1.81 5
0.5022 0.395 0.053 0.530 72.37 1.92 5
Conc Conc
Bobot as
prolin KA prolin
Progeni sampel ABS mM sulfosalisilat
(mol koreksi dikoreksi
(g) (ml)
g-1) KA
P1 0.5075 0.576 0.076 2.245 68.34 7.09 15
0.5036 0.612 0.080 2.397 68.73 7.66 15
0.5013 0.572 0.075 2.258 65.06 6.46 15
Lanjutan Lampiran 6
Conc Conc
as
Bobot prolin KA prolin
Progeni ABS mM sulfosalisila
sampel (mol koreksi dikoreks
t (ml)
g-1) i KA
0.25 0.03
P4 0.5248 5 6 1.020 72.54 3.72 15
0.25 0.03
0.5157 1 5 1.024 75.35 4.15 15
0.52 0.07
0.5083 5 0 2.053 65.09 5.88 15
0.21 0.03
P5 0.5053 5 1 0.911 60.39 2.30 15
0.29 0.04
0.5268 2 0 1.149 71.42 4.02 15
0.32 0.04
0.5130 2 4 1.289 63.88 3.57 15
0.35 0.04
P6 0.5285 1 8 1.355 72.48 4.92 15
0.53 0.07
0.5164 2 0 2.046 64.47 5.76 15
0.41 0.05
0.5268 1 5 1.573 64.30 4.41 15
Contoh perhitungan :
Y= a+bx
0.339 = -0.02967 + 7.9744x
X = 0.046 mg/L
0.04615 (mL)
=
05051
(100+kadar air)
Kadar prolin (basis kering) = Kadar prolin (sampel segar)
100
(100+69.97)
= 1.373
100
RIWAYAT HIDUP