Tahapan persalinan
Proses persalinan di air memiliki tahapan yang sama seperti
melahirkan normal. Hanya saja dengan ibu berendam dalam air
hangat, membuat sirkulasi pembuluh darah jadi lebih baik.
Akibatnya akan berpengaruh pula pada kontraksi rahim yang jadi
lebih efektif dan lebih baik. Sehingga waktu tempuh dalam
proses persalinan ini lebih singkat daripada proses melahirkan
normal biasa.
Tahap 1
Flek
Kontraksi
Tahap 2
Tahap 3
1. Saat ibu berendam dalam air, maka tubuhnya yang menjadi ringan
memungkinkan ibu untuk dapat bergerak atau mobilisasi lebih mudah
atau waterbirth mampu memfasilitasi pergerakan ibu &
memungkinkan ibu mengambil posisi- posisi yg nyaman waktu mules
dan saat bersalin
2. Rasa nyaman dan relaksasi dapat tercipta saat ibu berendam di air
3. Rasa sakit dan nyeri berkurang dan meningkatkan relaksasi ibu
4. Mempersingkat lama persalinan
5. Mengurangi trauma pada perineum dan menghindari episiotomy
6. Membuat ibu lebih merasa kontrol (yang menentukan)
7. Menghamat energi/tenaga ibu saat persalinan
8. Memberi ibu ruang private yg terlindung
9. Menurunkan angka kejadian SC.
10. Berendam dalam air saat persalinan mengurangi tekanan pada perut,
menambah efisiensi sirkulasi darah dan oksigenasi pada uterus, otot-
otot juga pada bayi.
11. Membuat ibu bersalin lebih mudah (easier birth) dengan menyambut
kelahiran bayi mereka dengan lebih lemah lembut (a gentler welcome
for baby)
12. Dengan meletakkan kolam/ bak air di ruang bersalin segera merubah
suasana sehingga suara lebih lembut, ibu lebih tenang & orang sekitar
menjadi berkurang stress-nya.
1. Persalinan premature
2. Ibu yang menderita penyakit infeksi seperti HIV, Hepatitis B maupun
hepatitis C.
3. Wanita yang berusia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
4. Mengalami komplikasi seperti pra-eklampsia atau diabetes.
5. Akan melahirkan anak kembar dua atau lebih.
6. Usia bayi prematur.
7. Posisi bayi sungsang.
8. Diperkirakan melahirkan bayi yang berbobot besar.
9. Memiliki kondisi yang mengharuskan ibu untuk dimonitor secara
teratur dan tidak dapat dilakukan di kolam.
Proses dan melahirkan dalam air sama saja dengan melahirkan normal,
hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan didalam sebuah kolam cukup
besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik atau bath tube dengan
benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi Anda tidak merosot. Selain
kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur air agar
tetap bersikulasi, pengatur suhu (water heater) untuk menjaga air tetap
hangat, serta termometer untuk mengukur suhu. Kolam yang sudah
disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu
tubuh, yaitu sekitar 36-37 Celcius. Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan
perbedaan suhu yang ekstrem antara didalam perut dan diluar, dan agar
bayi tidak mengalami hipotermia.
Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam
dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan. Bayi
juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama dengan suhu
ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu adalah
hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses melahirkan yang lebih
lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.
TIPS :