Anda di halaman 1dari 15

Aktivitas mikroba

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik.Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler).Setiap mikroba juga melakukan aktivitas seperti makhluk hidup lainnya
Aktivitas mikroba diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pertumbuhan,
perkembanganbiakan dan pembentukan sel-sel baru. Semua aktivitas sel tersebut dilakukan oleh
berbagai enzim yang terdapat dalam sel mikroba. Untuk berlangsungnya aktivitas tersebut, sel
mikroba akan menggunakan komponen-komponen dalam lingkungannya (substrat/medium)
sebagai sumber energinya.
Mikroba memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan) dengan
menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Transformasi
biokimia dapat timbul didalam dan diluar dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang
dikenal sebagai enzim. Setiap mikroba memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang
dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau
penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk
identifikasi dan karakterisasi mikroba.
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari
kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada
molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Masing-masing mikroba
berbeda dalam kemampuannya menggunakan karbohidrat dan dalam cara pemecahan karbohidrat.
Hasil akhir pemecahan karbohidrat dapat dilihat melalui berbagai pereaksi. Terbenuknya asam
dapat diketahui dengan terjadinya perubahan pH medium, hal ini dapat diketahui dengan
menambahkan indicator pada medium sebelum dilakukan inokulasi, sedang dihasilkannya gas
dapat ditampung menggunakan tabung Durham.Seperti juga pemecahan pada makromolekul
misalnya pati dan enzim amylase dapat diketahui dengan menambahkan larutan yod pada akhir
inkubasi. Sedangkan untuk pengujian hidrolisis protein biasanya digunakan medium skim milk
agar, jika disekitar koloni tampak jernih berarti terjadi hidrolisis pada protein
Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan
mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati,
lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang
sederhana seperti amino dan monosakarida(Dwijoeseputro, 2004).Oleh karena itu pada praktikum
ini akan melihat aktivitas mikroba dari hasil samping metabolisme yang dihasilkannya dengan
beberapa peraksi, yaitu bromo thymol blue untuk uji mono & disakarida dan larutan yod untuk uji
hidrolisis pati dan protein

B. Tujuan
Mempelajari aktivitas mikroba dalam pemecahan mono dan disakarida, polisakarida (pati) serta
polipeptida (protein)
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme seperti juga makhluk hidup yang lainnya, memerlukan energi untuk
kelangsungan hidupnya. Energi ini diperoleh dari lingkungan sekitarnya dalam bentuk senyawa
kimia tertentu yang diurai melalui reaksi biokimia semu yang disebut reaksi metabolisme (Ristiati,
2000). Reaksi metabolisme merupakan semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup
untuk memperoleh dan menggunakan energi sehingga organisme dapat melaksanakan berbagai
fungsi hidupnya. Aktivitas metabolisme dilaksanakan oleh enzim-enzim, yaitu suatu
biokatalisator yang dapat mengkatalis reaksi kimia di dalam sel. Metabolisme juga berarti
seretentan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup. (Waluyo, 2004).
Beberapa mikroorganisme diketahui mempunyai enzim yang berguna untuk memecah
senyawa-senyawa komplek polisakarida. Enzim-enzim ini merupakan enzim ekstra seluler yang
memecah senyawa dengan hidrolisa. Karbohidrase adalah enzim yang menghidrolisa polisakarida
menjadi maltose dan glukosa, hasil hidrolisa dapat dideteksi dengan menggunakan
lugol. Fermentasi karbohidrat yang terjadi secara aerob dan anaerob merupakan aktivitas lanjutan
reaksi enzimatis, terhadap glukosa menjadi asam organik, alkohol atau gas CO2
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi kebanyakan mikroba. Masing-masing
mikroba berbeda dalam kemampuananya menggunakan berbagai karbohidrat dan dalam cara
memecah karbohidrat. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan
disakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana, yaitu karbohidrat yang tidak
dapat diuraikan atau dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lain. Macam monosakarida yaitu
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Disakarida merupakan dimer monosakarida yang sejenis atau
berbeda jenis, sehingga bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 monosakarida.
Karbohidrat merupakan substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi. Polisakarida
akan dipecah terlebih dahulu menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana, misalnya hidrolisis
pati menjadi unit-unit glukosa. Glukosa kemudian akan dipecah menjadi senyawa-senyawa lain
tergantung jenis fermentasinya. Hasil fermentasi glukosa dapat berupa asam atau gas. Gas yang
dihasilkan dapat dideteksi dengan menggunakan tabung durham. Gas-gas yang dihasilkan sebagai
hasil pembongkaran dapat berupa karbondioksida, hydrogen, hydrogen sulfide dan lain-lain. Asam
yang timbul akibat kegiatan bakteri dapat berupa asam organic maupun asam anorganik.
Kemampuan memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk fermentasi yang
dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi mikroorganisme. Hasil akhir
dari fermentasi karbohidrat ini ditentukan oleh sifat mikroba, media biakan yang digunakan, serta
factor lingkungan antara lain pH dan suhu. Media fermentasi harus mengandung senyawa yang
dapat dioksidasi dan difermentasikan oleh mikroorganisme. Glukosa merupakan senyawa yang
paling sering digunakan oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi itu. Selain itu terdapat pula
media sukrosa dan laktosa.Beberapa mikroorganisme seperti E. coli, dapat menggunakan laktosa
sebagai sumber karbon.
Bakteri Escherichia coli memiliki bentuk batang dan tergolong dalam bakteri Gram
negatif. Escherichia coli tumbuh pada suhu optimum 370C dan pada kisaran suhu 100C 400C.
Nilai pH optimum pertumbuhannya 7,0 7,5. Bakteri ini memiliki ukuran panjang 2,0 6,0
mikron, sering terdapat dalam bentuk tunggal atau berpasangan, bersifat motil atau non motil
dengan flagella peritrikat, bersifat anarobik fakultatif, dan tergolong dalam famili
Enterobactericeae .
Escherichia coli merupakan pengkatalisa karbohidrat dengan formasi asam dan gas.
Escherichia coli termasuk mikroorganisme tidak menguntungkan pada keadaan normal.
Escherichia coli disebut juga koliform fekal karena ditemukan dalam saluran usus hewan dan
manusia. Selain itu E. coli juga sering dijadikan indikator kontaminasi kotoran.
Bacillus subtilis termasuk jenis Bacillus. Bacillus sp merupakan bakteri Gram positif,
berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Bacillus secara alami terdapat
dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies
Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa
membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007). Jenis Bacillus (B.
cereus, B. clausii dan B. pumilus) termasuk dalam lima produk probiotik komersil terdiri dari
spora bakteri yang telah dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi, dan
aktivitas antimikrobanya (Duc et al., 2004).
Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang
memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. B. subtilis tidak dianggap
sebagai manusia pathogen walaupun dapat mencemari makanan tetapi jarang menyebabkan
keracunan makanan. B. subtilis menghasilkan enzim proteolytic yang subtilisin. Spora B. subtilis
dapat hidup yang ekstrim pemanasan yang sering digunakan untuk memasak makanan, dan
bertanggung jawab untuk menyebabkan kekentalan yang lengket. Beberapa keunggulan dari
bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel.
Pada prinsipnya pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme
yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan
molekul yang kompleks dan molekul -molekul sederhana. Selain itu, metabolisme
seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi (Harmita,
2008).
Di dalam proses metabolisme ada zat-zat yang masuk dan ada pula zat-zat yang dibongkar
dan kemudian dikeluarkan sisanya. Zat yang disusun atau dihasilkan dalam pnguraian tersebut
disebut metabolit. Bakteri memiliki zat-zat tertentu, baik untuk mengambil zat-zat makanan
maupun untuk membongkarnya. Zat-zat itu secara umum disebut sekret; enzim-enzim terutama
dari golongan hidrolase merupakan sekret yang banyak dihasilkan bakteri.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat:
1. cawan petri steril
2. jarum ose
3. lampu spirtus
4. tabung reaksi
5. tabung durham
6. bunsen
Bahan:
1. Medium air yang mengandung glukosa, fruktosa,sukrosa, dan laktosa serta indicator bromo
tymol blue
dium padat :medium agar pati dan skim milk agar, larutan yod
3. Kultur murni Bacillus subtilis dan E.coli

B. Prosedur Kerja
n disakarida
n
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan yaitu mengenai aktivitas mikroba dalam
pemecahan mono dan disakarida, polisakarida (pati) serta polipeptida (protein), hasil pengamatan
mengenai adanya aktivitas mikroba pada pemecahan mono dan disakarida dapat dilihat pada
table.1 dan table.2 sedangkan untuk hasil uji hidrolisis pati dan protein terhadap aktivitas mikroba
dapat dilihat dari gambar dibawah .
1. Uji pemecahan mono dan disakarida
Tabel.1 uji pemecahan mono dan disakarida oleh bakteri Eschericia coli
Medium Warna Gelembung Foto
Glukosa Biru kekuningan Ada

Fruktosa Kuning pekat Tidak ada

Sukrosa Kuning pekat Ada

Laktosa Kuning cerah Ada

Tabel.2 uji pemecahan mono dan disakarida oleh bakteri Bacillus subtilis
Medium Warna Gelembung Foto
Glukosa Berubah warna Tidak ada
menjadi hijau gelembung

Fruktosa Kuning (tidak Tidak ada


berubah) gelembung

Sukrosa Berubah warna Tidak ada


menjadi hijau gelembung

Laktosa Kuning (tidak Tidak ada


berubah) gelembung

Setiap makhluk hidup yang melakukan metabolisme pasti akan menghasilkan metabolit,
yaitu zat yang disusun atau dihasilkan pada saat penguraian tersebut. Begitu pula dengan bakteri,
yang menghasilkan metabolit saat melakukan aktivitas. Untuk mengetahui aktivitas bakteri
tersebut dilakukan uji pembentukan asam dan gas dengan menggunakan tabung Smith atau tabung
Durham.
Pada praktikun ini akan membahas mengenai aktivitas mikroba pada pemecahan mono dan
disakarida. Monosakarida yang digunakan adalah glukosa dan fruktosa sedangkan disakarida yang
digunakan adalah sukrosa dan laktosa. Uji pemecahan mono dan disakarida dilakukan dengan
menginokulasikan bakteri ke dalam tabung reaksi berisi larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, dan
laktosa yang mengandung indikator Bromothimol Blue dan didalamnya terdapat tabung Durham.
Indikator tersebut digunakan untuk mengetahui pembentukan asam. Bakteri yang digunakan pada
praktikum ini adalah Bacillus subtilis dan E. Coli.
Hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum yaitu pada tabung reaksi yang berisi
larutan glukosa, sukrosa, dan laktosa yang ditumbuhkan E. Coli terdapat gelembung di sekitar
tabung, hal ini menandakan bahwa di dalam tabung tersebut bakteri melakukan aktivitas atau
metabolisme yang menghasilkan gas yang dibuktikan dengan adanya gelembung yang ada pada
tabung. Sedangkan pada tabung reaksi yang berisi larutan fruktosa tidak ada gelembung. Hal ini
berbeda dengan tabung reaksi berisi larutan glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa yang
ditumbuhkan B. subtilis yang tidak terdapat gelembung. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa
terdapat aktivitas bakteri E.coli pada larutan glukosa, sukrosa dan laktosa.
Selain adanya gelembung, aktivitas bakteri dapat ditandai dengan adanya perubahan
warna. Perubahan warna medium mejadi kuning disebabkan karena terdapatnya indicator brom
timol blue (BTB) dalam medium. Dimana penambahan indicator BTB ke dalam medium yang
mengalami fermentasi karbohidrat jadi asam dalam keadaan aerob, maka pH akan turun dan
akhirnya indikator BTB ini akan berubah warna menjadi kuning. Larutan yang telah diberi
indikator BTB akan menghasilkan warna biru, yang kemudian warna ini akan berubah bila ada
aktivitas dari mikroorganisme.
Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu, pada tabung reaksi berisi larutan fruktosa dan
sukrosa yang ditumbuhkan bakteri E. coli warnanya kuning pekat, pada larutan laktosa warnanya
kuning cerah dan pada larutan glukosa warnanya biru kekuningan. Sedangkan pada tabung reaksi
yang berisi larutan fruktosa dan laktosa yang ditumbuhkan bakteri B. subtilis warnanya kuning,
pada larutan sukrosa pada glukosa warnanya berubah menjadi hijau. Hasil pengamatan ini
menunjukkan bahwa terdapat aktivitas bakteri E.coli pada larutan fruktosa, sukrosa, dan laktosan.
Sedangkan aktivitas bakteri B.subtilis terlihat pada larutan fruktosa dan laktosa.

2. Uji hidrolisis pati


Bacillus substilis
Zona bening
Eschericia coli
Pati didegradasi oleh enzim amilolitik dari sejumlah mikroorganisme. amilase adalah
salah satu enzim yang paling penting dan banyak digunakan dalam bioteknologi sekarang ini.
Amilase merupakan enzim yang menghidrolisis molekul pati untuk memberikan produk yang
bervariasi termasuk dekstrin dan polimer-polimer kecil yang tersusun dari unit-unit glukosa.
Spektrum pemakaian enzim almilase secara luas digunakan di berbagai bidang seperti medis,
kimia analisis, industry tekstil industry makanan dan industry penyulingan (Pandey et al,2000)
Pemecahan pati dapat diketahui dengan menambahkan larutan yod pada akhir inkubasi.
Jika berwarna biru disekitar koloni berarti pati belum terhidrolisis oleh enzim, tetapi apabila
disekitar koloni Nampak zona jernih dan tidak berwarna maka mikroba telah menghodrolisis pati
dengan enzim amylase. Isolat bakteri yang mengindikasikan penghasil enzim amylase dilihat
aktivitasnya dengan mengukur diameter zona bening disekitar isolate bakteri. Zona bening yang
terbentuk disekitar isolate bakteri menunjukkan bahwa isolate bakteri tersebut mampu
menghidrolisis pati (Dirnawan et al,2000). Besar kecilnya diameter zona bening yang terbentuk
dari masing-masing isolate berbeda-beda. Hal ini disebabkan kemampuan menghidrolisis pati dari
setiap isolate juga berbeda-beda. Pada praktikum ini dihasilkan zona bening diantara kedua
bakteri. Hal tersebut menunjukkan adanya hidrolisis pati oleh bakteri.
3. Uji hidrolisis protein
Zona Bening Bacillus substilis Eschericia coli
Protein berasal dari kata Yunani Proteios yang artinya pertama. Protein adalah poliamida
dan hidrolisis protein menghasilkan asam- asam amino. Bakteri melakukan hidrolisis berbagai
protein menjadi asam amino tunggal dengan tujuan menggunakan asam amino tersebut untuk
sintesis protein dan molekul seluler yang lain atau sebagai sumber energi (Kaiser, 2005).
Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas bakteri proteolitik adalah
dengan menggunakan medium yang mengandung kasein yaitu Skim Milk Agar. Kasein adalah
salah satu jenis protein. Hidrolisis kasein digunakan untuk memperlihatkan aktivitas hidrolitik
protease yang memutuskan ikatan peptida CO-NH. Hidrolisis protein ditunjukkan dengan adanya
zona bening di sekeliling pertumbuhan bakteri (Susanti, 2003). Pengujian secara kualitatif
dilakukan dengan cara mengamati zona bening yang berada di sekitar koloni bakteri, kemudian
membagi diameter zona bening dengan diameter koloni bakteri. Hasil bagi diameter tersebut
dinyatakan sebagai aktifitas protease secara relatif .Pada praktikum uji hidrolisis protein ini terlihat
bahwa bakteri B.subtilis dan E.coli mampu menghidrolisis protein yang ditandai terbentuknya
zona bening yaitu daerah yang terhidrolisis pada bagian cawan petri. Aktivitas tersebut dapat
berlangsung karena kedua mikroba tersebut mampu memproduksi enzim protease untuk
mengkatalisis protein yang terdapat pada medium susu skim agar yang mempuyai kandungan
protein tinggi
V. PENUTUP

A. Simpulan
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bakteri E.coli dan B.subtilis tidak
memecah semua jenis mono dan disakarida, hal ini terlihat dengan tidak semua jenis larutan mono
dan disakarida yang diuji memperlihatkan adanya aktivitas mikroba yang ditandai dengan adanya
gelembung dan perubahan warna setelah ditambah bromo tymol blue. Tetapi kedua bakteri itu
dapat menghidrolisis pati dan protein, hal ini telihat terbentuknya zona bening pada medium pati
dan susu skim agar. Kedua bakteri dapat menghidrolisis pati karena adanya enzim amilase yang
dimiliki oleh bakteri sedangkan pada protein dapat dihidrolisis karena kedua bakteri tersebut
mampu memproduksi enzim protease untuk mengkatalisis protein

B. Saran
Pada praktikum diharapkan lebih hati-hati lagi dalam mengambil mikroba yang digunakan
untuk pengujian sehingga agar yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tidak terambil dan
juga lebih berhati-hati dalam menuangkan media agar, supaya hasilnya bisa lebih mudah diamati
DAFTAR PUSTAKA

Dirnawan, et al.2000.Eksplorasi bakteri termofil penghasil enzim hidrolitik ekstraseluler dari sumber
air panas Gunung Pancar.Hayati 7: 52-55.
Duc LH, Hong HA, Barbosa TM, Henriques AO, Cutting SM. 2004. Characterization of Bacillus
probiotics available for human use. J Appl Environ Microbiol 70(4): 21612171.
Dwijoeseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Harmita, dkk. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kaiser C, Van der Merwe R, Bekker TF, Labuschagne. 2005. In-vitro inhibition of mycelial growth of
several phytopathogenic fungi, including Phytophthora cinnamomi by soluble silicon. South
African Avocado Growers Association Yearbook. 28: 70-74.
Pandey, et al.2000.Advances in microbial amylase.Biotechnol.Appl.Biochem 31:135-152.
Ristiati NP. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Proyek Pengembangan Guru sekolah Menengah
IBRD Loan No 3979, Jakarta.
Susanti, V.H.2003. Isolasi dan Karakterisasi Protease dari Bacillus subtilis 1012M15. Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Waluyo, Iud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Wongsa P, Werukhamkul P. 2007. Product development and technical service, biosolution
international. Bangkadi Industrial Park 134/4, Thailand.

Anda mungkin juga menyukai