Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Deskripsi kasus

1. Definisi

a. Fraktur Femur

Fraktur atau patah tulang merupakan kontinuitas tulang atau tulang rawan

umumnya dikarenakan rudapaksa. (Hoppenfield, 2011). Salah satu penyebab

fraktur adalah adanya trauma atau benturan benda keras yang diterima langsung

pada tulang. Trauma tersebut disebabkan karena benturan tiba-tiba dan terlalu

berlebih yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, pergeseran, dan penarikan.

Jadi, fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi

akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan

biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat

menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh

dalam syok (FKUI, 1995:543).

b. Open Reduction Internal Fixation (ORIF)

Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah salah satu jenis operasi

untuk pemasangan internal fixation dilakukan ketika fraktur tersebut tidak dapat

direduksi secara cukup untuk mempertahankan posisi yang tepat pada fragmen

fraktur. Internal fixation yang digunakan berupa plate and screw yang merupakan
lempengan besi berupa skrup yang dipasang pada tulang yang patah. Pemasangan

plate and screw tersebut berfungsi sebagai immobilisasi (Nuswantari, 2002).

2. Anatomi Fungsional

a. Sistem Tulang

1) Os Femur

Femur adalah tulang panjang terbesar pada tubuh dan dibagi dalam corpus

dengan collum dan ujung proksimal dan distal. Dan terdapat sudut- sudut inklinasi

antara corpus dan collum. Pada corpus kita bedakan menjadi tiga permukaan yaitu

facies anterior, facies lateral, dan facies medial. Facies lateral dan facies medial

dipisahkan pada sisi dorsal oleh dua peninggian bibir (linea aspera), yang

merupakan daerah tebal tulang kompakta. Terdapat foramen nutricia didekat linea

aspera, labium medial dan labium lateral. Linea aspera memancar keproksimal

dan distal, dan labium lateral berakhir pada tuberositas glutea. Kadang-kadang

tuberositas glutea lebih nyata dan dikenal sebagai trocanter. Labium medial

berjalan ke permukaan bawah collum, sedikit lebih lateral dari pada labium

medial. Dibagian proksimal dan distal dari corpus femoris kehilangan bentuk

segitiganya dan menjadi lebih bersisi. Caput femoris dengan lekukan yang

menyerupai puser, fovea capitis, mempunyai batas ireguler dengan collum.

Peralihan dari collum ke corpus femoris dianterior ditandai oleh linea

intertrochanterica dan diposterior oleh crista intertrochanterica. Tepat dibawah

throchanter major terletak fossa throchanterica. Throcanter minor menonjol

keposterior dan kemedial. Ujung distal dibentuk oleh epicondylus, tepat didekat
epicondylus terletak condylus medial dan condylus lateral. Keduanya disatukan

disebelah permukaan anterior oleh facies patellaris dan diposterior mereka

dipisahkan oleh fossa. Fossa ini dibatasi dari permukaan posterior corpus oleh

linea intercondyloidea yang membentuk dasar segitiga, yang sisi-sisinya dibentuk

oleh linea aspera. Dibawah epicondylus lateralis terletak sulcus popliteus dan

diatas epycondylus medial terdapat tuberculum adductorius (Platzer, 1995).

Gambar II.1

Os. Femur

(Putz, dan Pabst, 2006)


2. Os Patella

Patella atau tulang tempurung lutut adalah merupakan tulang baji atau os

sesamoid yang berkembang didalam tendon otot quadriceps (Pearce,2009).

Berbentuk segitiga dan gepeng disebut Apex menghadap kedistal. Permukaan

anterior dan permukaan dorsal mempunyai permukaan sendi dibagi oleh

peninggian menjadi facies lateralis yang besar dan facies medialis yang lebih kecil

(Platzer. 1995).

Gambar II.2

Os.Patella

(Putz, dan Pabst 2006)


3. Os Tibia

Tibia mempunyai corpus yang sedikit berbentuk segitiga dan ujung

proksimal dan distal pada ujung proksimal terdapat condylus medialis dan

lateralis. Permukaan proksimal facies artucularis superior, dipisahkan oleh

eminentia intercondyloidea. Penonjolan ini dibagi menjadi tuberculum

intercondyloideum medialdan lateral. Didepan dan dibelakang eminentia terdapat

fossa intercondyloidea anterior dan posterior. Pada condylus 9 lateralis yang

menghadap keluar terdapat facies articularis yang arahnya kelateral dan distal

untuk bersendi dengan fibula. Corpus fibula yang terdiri atas tiga permukaan

mempunyai crista anterior yang tajam. Yang di proksimal menjadi tuberositas

tibiae dan didistal merata. Crista anterior memisahkan facies medialis dan facies

lateralis. Facies lateralis bersatu dengan facies posterior pada crista interossea.

Facies posterior dipisahkan dari facies medialis dan margo medilais. Di proksimal

facies anterior corpus tibiae terdapat suatu daerah yang sedikit kasar yang disebut

linea popliteea. Berjalan miring dari sisi distomedial kesisi proksimolateralis.

Lateral terharap garis ini terdapat foramen nutricium yang ukurannya berbeda-

beda. Ujung distal disebelah medial memanjang membentuk malleolus medialis

dengan facies articular mamleolaris. Sulcus malelolaris berjalan sepanjang

permukaan posteriornya. Facies articularis inferior tibiae yang terletak pada

permukaan bawah ujung distal tibiae, bersendi dengan talus. Pada sisi lateral, pada

incisura fibularis terdapat hubungan sindenmosis yaitu suatu sendi fibrosa dengan

fibula (Platzer, 1995).


Gambar II.3

Os. Tibia

(Putz, dan Pabst 2006)


4. Os Fibula

Fibula kira-kira panjangnya sama dengan panjang os tibia tapi lebih tipis

dan oleh karena itu merupakan tulang yang lebih fleksibel. Fibula juga terdiri atas

dua ekstremitas dan satu corpus. Ujung proksimal adalah capitulum fibulae

dengan facies articularisnya dan suatu penonjolan kecil disebut apex capitulum

fibulae. Corpus fibula pada bagian tengahnya kira- kira berbentuk segitiga dan

mempunyai tiga batas dan tiga permukaan. Pada sepertiga distal terdapat empat

batas. Pinggir yang paling tajammenghadap kedepan disebut crista anterior,yang

memisahkan facies lateralis dan facies medilalis disebut crista medialis

memisahkan facies lateralis dan facies posterior. Facies posterior dipisahkan dari

facies lateralis oleh crista lateralis. Pada permukaan medial terdapat pinggir tulang

yang sengat tajam yang disebut crista interossea, dimana membrane interossea

melekat kira-kira pada pertengahan permukaan posterior atau pada crista lateralis

terdapat foramen nitricium. Pada permukaan ujung, yang berjalan kearah distal,

terdapat malleolus lateral yang kecil dan gepeng dengan facies artucularis untuk

bersendi dengan talus pada permukaan dalamnya. Pada permukaan posterior

terdapat celah dalam yang disebut fossa malleolaris lateralis dimana melekat

ligamentum talofibularis (Platzer, 1995).


Gambar II.4

Os. Fibula

(Putz, dan Pabst 2006)


3. Myologi

Otot-otot yang berperan pada sendi lutut terbagi dalam dua kelompok

besar yaitu otot Quadriceps (rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedius,

dan vastus medialis) dan otot Hamstring (biceps femoris, semimembranosus, dan

semitendonosus). Otot quadriceps ini berfungsi sebagai gerakan ekstensi pada

sendi lutut, dan sedangkan otot Hamstring berfungsi sebagai penggerak fleksi

pada sendi lutut. Group otot quadriceps ialah m.rectus femoris yang berorigo di

dua tendon pada illium pelvis melekat pada spina iliaca inferior anterior dan pada

tepi acetabulum, insersionya pada bagian dasar patella dan anterior tibia,

diinervasi oleh N.femoralis. M.vastus lateralis berorigo pada sisi laterallinea

aspera, trochantor mayor, dan tuberositas gluteal pada sisi proksimal tulang

femur, insersio ditepi lateral patella, dan sisi anterior tibia. Otot ini diinervasi oleh

N. femoralis. M.Vastus medialis berorigo ditepi medial linea aspera tulang femur

termasuk tepi atas dan bawahnya, Insersio ditepi medial patella dan bagian medial

tibia (condylus medial), Otot ini diinervasi oleh N. femoralis. M.Vastus

intermedius berorigo dipermukaan anterior batang femur, dua per tiga bagian atas

insersio di tepilateral patella dan bagian lateral tibia (condylus lateral).Otot ini

diinervasi oleh N. femoralis (Puzt, 2006).

Group otot Hamstring terdiri dari m. Biceps femoris berorigo di kepala

panjang tuberositas ischial (pada pelvis), kepala pendek (linea aspera femur),

insersionya di os fibula proksimal, permukaan lateral condylus lateral tibia. Otot

ini di inervasi oleh N. tibialis. M.Semitendinosus berorigo di tuberositas ischial

(pada pelvis), insersio pada permukaan medial tibia proksimal. Otot ini diinervasi
oleh N. Tibialis. M.Semimembranosus berorigo dituberositas ischial (pada pelvis),

berinsersio di permukaan medial tibia proksimal, diinervasi oleh N.Tibialis (Puzt,

2006).

Anda mungkin juga menyukai