PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorgnisme tersebar secara luas di alam, tumbuh dalam suatu spectrum lingkungan
fisik dan kimiawi yang sangat luas. Mikroorganisme tidak membatasi diri tinggal di suatu tempat
sepanjang lingkungan tempat tinggal tersebut memenuhi persyaratan. Pertumbuhan dan kegiatan
fisiologik lainnya merupakan suatu respon terhadap lingkungan fisiko-kimiawinya.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi, sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu serta satu
kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang terlalu cepat perubahannya sehingga
sulit untuk diamati dan dibedakan.
Pertumbuhan microbial biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mengandakan massa sel atau jumlah sel. Waktu ganda massa dapat berbeda dengan waktu ganda
sel, karena massa sel dapat meningkat tanpa peningkatan jumlah sel.Penambahan dan
pertumbuhan sel mikroorganisme pada umumnya digambarkan dalam bentuk kurva
pertumbuhan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan ruang hitung
(counting chamber)
1.2. Tujuan
2. Menemukan letak ruang hitung dibawah mikroskop
3. Menentukan konsentrasi sel dari cuplikan (suspense) yang ditentukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Counting chamber merupakan suatu kaca obyek tebal, diatasnya diasahkan suatu dataran
yang dalamnya 0,1 mm. Pada dataran ini di buat garis-garis berbentuk 16 persegi besar, pada
setiap persegi besar di bagi lagi menjadi 16 persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil 0,05 mm.
Jika di atas bagian yang diasah ini di letakan sebuah kaca tutup, maka terbentuk suatu ruang
yang tingginya adalah 0,1 mm.
Tiap-tiap persegi kecil dibawah kaca tutup tersebut merupakan suatu ruang dengan isi 0,05 x
0,05 x 0,1 mm3 = 25. 10 -5 mm3. Jika di bawah kaca tutup tersebut dimasukan setetes suspensi,
maka dengan mikroskop dapat di hitung jumlah sel dalam tiap-tiap persegi tersebut, sehingga
dapat di hitung pula jumlah sel per ml dari suspensi tersebut.
Untuk menghitung konsentrasi sel dilakukan pengamatan terhadap 5 (lima) persegi besar
atau 80 (delapan puluh) persegi kecil. Jumlah sel dalam setiap persegi kecil dihitung kemudian
jumlahkan seluruh hasil perhitungan untuk ke-80 persegi kecil.
Karena letak mikroorganisme hidup tidak teratur, maka dalam menghitung dibuat kesepakatan
agar sel yang terletak pada garis tidak dihitung dua kali, yaitu :
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kanan dan bawah tidak termasuk dalam persegi
kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 1 jumlah selnya adalah 6.
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kiri dan atas termasuk dalam persegi kecil yang
sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 2 jumlah selnya adalah 3, pada
persegi nomor 6 jumlah selnya 5.
Dari hasil penentuan tersebut dapat ditentukan konsentrasi sel dengan rumus :
Jumlah sel dalam setiap persegi kecil harus berisi sekitar 10 sel. Bila pada saat
pengamatan diperoleh jumlah sel lebih besar dari 10 (sepuluh) sel dalam setiap persegi kecil,
maka perlu dilakukan pengenceran. Pengenceran harus dilakukan dengan sangat teliti.
Konsentrasi sel sesungguhnya bila dilakukan pengenceran adalah :
Counting chamber memiliki dua saluran yang dalam pada kedua sisi ruang hitungnya
yang berfungsi untuk menampung kelebihan cairan. Kaca tutup yang diletakkan di atas
ruang hitung harus kering agar ketinggian dari ruang hitung tetap terjaga.
Pada counting chamber model baru, diatas satu kaca objek dibuat 2 ruang hitung yang
satu sama lain dipisahkan dengan saluran.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
GYEB
Glukosa
Aquades
Pepton
Yeast Extract
Permipan
3.2 Langkah Kerja
Menyiapkan bahan yang akan digunakan yaitu GYEB yang terbuat dari
glukosa, yeast extract, pepton, dan aquades.
Menghitung jumlah sel yang hidup dan juga sel yang mati.
3.2.3 Berat sel kering
Counting Chamber
Prinsip dari perhitungan jumlah sel mikroba dengan metode ini adalah menghitung
jumlah sel yang terdapat pada kotak (bagian dari alat counting chamber) sesuai
ketentuan. Terdapat 5 kotak besar dan 80 kotak kecil di dalamnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, semakin pekat konsentrasi sampel yang diuji
maka jumlah sel yang terdapat dalam sampel semakin banyak. Bedasarkan perhitungan
juga demikian, dimana pada sampel yang tidak diencerkan konsentrasinya sebesar
47,650,000/mL, pada pengenceran 10 kali sebesar 3,000,000/mL, pada pengenceran 100
kali sebesar 700,000/mL, dan pada pengenceran 1000 kali sebesar 650,000/mL dengan
rata-rata konsentrasi sel keseluruhan sebesar 13,000,000/mL.
Berat sel kering adalah penentuan jumlah sel dengan cara menghitung berat dari sel yang
sudah dikeringkan.
Bakteri yang telah dikembangbiakan dalam media (GYEB) di masukan ke dalam 6 buah
kuvet masing-masing 1.5 mL. Kuvet-kuvet tersebut kemudian disentrifugasi pada 10,000
rpm selama 10 menit untuk memisahkan padatan dan supernatant (cairan). Padatan yang
diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 60OC. Padatan ditimbang setiap 15 menit
hingga beratnya konstan. Tujuan dari penimbangan setiap 15 menit adalah untuk
mengetahui berat sel sebenarnya, karena jika berat yang diperoleh tidak konstan maka
masih terdapat cairan dalam kuvet.
Berdasarkan data yang diperoleh berat sel kering pada kuvet pertama sebesar 0.02 gr,
kuvet kedua 0.08 gr, kuvet ketiga 0.02 gr, kuvet keempat 0.04 gr, kuvet kelima 0.1 gr,
dan kuvet keenam 0.01 gr dengan berat rata-rata sebesar 0.045 gr.
Pembahasan Muhamad Adam (151411050)
Pembahasan Muhamad Adam Abraham (151411050)
a. Counting Chamber
Prinsip perhitungan dalam perhitungan menggunakan counting chamber didasarkan pada
menghitung jumlah sel yang terdapat pada kotak-kotak kecil . Untuk menemukan kotak-
kotak kecil pada counting chamber diperlukan ketelitian yang cukup tinggi karena garis
pembatas kotak-kotak terlihat sangat samar sehingga dibutuhkan juga konsentrasi dalam
mengoprasikannya.
Preparat yang digunakan pada percobaan ini adalah biakkan murni dari ragi
Saccharomyces cereviceae yang dibiakkan dalam larutan GYEB selama 24 jam. Biakkan
murni tersebut kemudian dilakukan pengenceran dengan variasi pengenceran 10 kali, 100
kali, dan 1000 kali. Perhitungan jumlah sel dilakukan dengan menggunakan mikroskop
dengan menghitung jumlah sel yang berada pada kotak kecil kemudian diambil jumlah
rata-rata.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan konsentrasi sel sebagai berikut.
Konsentrasi Keterangan
47650000/ml Tanpa pengenceran
3000000/ml Pengenceran 10 kali
700000/ml Pengenceran 100 kali
650000/ml Pengenceran 1000 kali
Untuk menentukan letak ruang hitung pada percobaan kali ini langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah
1. Siapkan suspensi yang akan dianalisis sebesar 1 mlke dalam tabung reaksi pada
praktikum ini yaitu berupa media cairan GYB yang telah diisi permifan.
2. Kocok suspensi tersebut agar sel mikroorganisme yang akan dianalisis tercampur
secara homogen di dalam suspensi tersebut sehingga sel mikroorganisme tersebut
dapat teramati secara optimal.
3. Setelah itu teteskan kurang lebih satu atau dua tetes ke hemasitometer (counting
chamber) setelah itu tutup dengan penutup kaca preparat.
Hemasitometer merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah
Hemasitometer terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chambernya memiliki garis-
garis mikroskopis yang terdiri dari persegi besar di mana di dalam persegi besar
tersebut terdapat 16 persegi kecil pada permukaan kacanya sehingga jumlah sel yang
diamati dapat terhitung dengan menggunakan alat ini secara teliti. Dengan aturan,
pada persegi kecil apabila terdapat mikroba di garis sebelah kanan dan garis bawah
maka mikroba tersebut tidak dihitung dan apabila sel mikroba tersebut terletak di
garis sebelah kiri dan garis atas maka mikroba tersebut termasuk ke dalam hitungan
satu persegi kecil.
4. Setelah diteteskan pasang kaca hemasitometer pada mikroskop dengan lensa
mikroskop tersebut tepat di atas kaca penutup preparat.
5. Setelah itu fokuskan lensa tersebut dan akan terlihat garis garis berbentuk persegi..
Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.
Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif
dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan
perbesaran 50 kali. Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin,
lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari kaca preparat.
Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa okuler sambil
memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.
Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan
perbesaran 60 kali sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali.
Mulailah dengan menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor
sampai mau menyentuh kaca preparat (objek), kemudian bukalah diafragma
selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai hampir menyentuh kaca
penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa objektif sampai
diperoleh gambaran preparat yang jelas.
6. Setelah letak ruang hitung ditemukan, amati mikroba yang terdapat di dalam suspensi
tersebut. Asumsikan satu persegi besar yang diamati merupakan satu persegi kecil.
Sehingga dalam percobaan ini diamati 5 persegi besar yang tertangkap oleh
mikroskop.
Suspensi yang digunakan dalam percobaan ini adalah media cair GYB (Glucose Yeast
Broth) yang terbuat dari bahan baku yeast ekstrak, tripton, glukosa dan aquadest. Pada percobaan
menggunakan counting chamber ini kultur media yang digunakan harus bersih dan bebas dari
partikel yang dapat menghalangi sel oleh sebab itu sebelum percobaan ini dilakukan. Media serta
alat yang digunakan harus dalam keadaan steril.
Setelah suspensi diambil sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi dan dilakukan analisa
terlebih dahulu apabila hasil analisa tersebut di setiap persegi terdapat lebih dari 10 mikroba
yang terdeteksi maka dari itu suspensi tersebut harus dilakukan pengenceran yaitu dengan cara 1
ml ditambah denga 9 ml air garam sterilmaka didapat konsentrasi suspensi dengan pengenceran
sebanyak 10 kalinya. Apabila masih terdapat mikroba dalam satu persegi lebih dari 10 lagi maka
lakukan pengenceran lagi dengan cara yang sama yaitu ambil 1 ml dari larutan yang sudah di
encerkan tersebut lalu tambahkan 9 ml air garam steril sehingga didapatkan faktor pengenceran
100 kalinya. Dan terakhir pada percobaan ini dilakukan pengenceran 1000 kalinya untuk
menganalisa mikroba di dalamnya. Pengenceran ini dilakukan dengan tujuan untuk melarutkan
atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya
Counting chamber merupakan kaca objek tebal, diatasnya ditorehkan garis-garis presisi
berbentuk persegi panjang dan bujur sangkar besar. Satu bujur sangkar besar terbagi menjadi 16
bujur sangkar kecil dengan ukuran 0,05 mm. Jika diatas kaca objek ini diletakkan kaca tutup
maka akan terbentuk ruang dengan ketinggian 0,1 mm. Sehingga vol. satu bujur sangkar kecil
adalah 0,05 x 0,05 x 0,1 = 25x 10-5 mm. Dilakukan pengamatan untuk 5 bujur sangkar besar
atau 80 bujur sangkar kecil. Jumlah sel dalam bujur sangkar kecil dihitung dan dijumlahkan
untuk 80 bujur sangkar kecil.
1
1 =
80 25 105 103
Dari jumlah sel yang telah diamati dapat dihitung konsentrasi sel tersebut dalam 1 ml
suspensi dengan menggunakan rumus di atas sehingga didapatkan hasil konsentrasi sel untuk
setiap pengenceran.
Faktor faktor yang mempengaruhi hasil dari percobaan tersebut diantaranya adalah
kondisi lingkungan seperti suhu dan pH serta pengadukan menggunakan alat pengaduk otomatis
yang menyebabkan mikroba terhomogenasi bersama media cair tersebut. Dengan menciptakan
lingkungan yang bersih dan higienis hal tersebut dapat mengeliminir dan meminimalisir sumber
nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali. Selain ketiga faktor tersebut, kesterilan
media dan bahan juga mempengaruhi hasil percobaan sehingga apabila media dan bahan benar
benar steril maka tidak akan ada pengotor yang dapat mengganggu pada proses pengamatan
dengan menggunakan mikroskop.
Untuk penentuan massa mikroba dengan menggunakan metoda berat sel kering dilakukan
dengan cara mengambil sampel sebanyak kemudian dimasukan ke dalam tabung sentrifugal
dengan kecepatan putaran putaran per menit dalam suhu 4C kemudian dicuci dengan buffer atau
air dan dikeringkan pada suhu 80C selama 24 jam atau pada C selama 8 jam. Pada praktikum
yang dilakukan sel di dalam tabung dikeringkan pada suhu 80C dilakukan pengamatan sampai
berat sel yang ada dalam kuvet konstan. Pengamatan yang praktikan lakukan adalah sebanyak 4
kali selama satu jam sekali. Berdasarkan percobaan di atas berhasil dilakukan pengamatan dan
menemukan letak ruang hitung dengan mengatur lensa okuler pada mikroskop dan hasil yang
didapatkan untuk metoda counting chamber adalah sebesar 13.000.000/ dan untuk
perhitungan massa sel dengan berat sel kering didapatkan berat rata rata sel sebesar 0,045
sehingga berdasarkan hasil tersebut tujuan percobaan telah tercapai.
Pembahasan Muhammad Ikhsan (151411052)
Praktikum kali ini adalah penghitungan jumlah sel suatu mikroba dengan metode counting
chamber dan penentuan berat sel kering. Tujuan dari percobaan adalah menemukan letak ruang
hitung dibawah mikroskop dan menentukan konsentrasi sel dari cuplikan (suspense) yang
ditentukan.
- Counting Chamber
Counting chamber merupakan suatu kaca obyek tebal, diatasnya diasahkan suatu dataran
yang dalamnya 0,1 mm. Pada dataran ini di buat garis-garis berbentuk 16 persegi besar, pada
setiap persegi besar di bagi lagi menjadi 16 persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil 0,05 mm.
Jika di atas bagian yang diasah ini di letakan sebuah kaca tutup, maka terbentuk suatu ruang
yang tingginya adalah 0,1 mm.
Prinsip dalam pengitungan konsentrasi sel mikroba dengan metode counting chamber adalah
menghitung jumlah sel yang terdapat di dalam kotak dengan memperhatikan ketentuannya. Pada
praktikum penghitungan jumlah sel mikroba dilakukan pada 5 kotak besar dengan jumlah kotak
kecil sebanyak 80 kotak. Pada saat percobaan, menemukan kotak tersebut yang terdapat pada
hemasitometer cukup sulit, dibutuhkan ketelitian mata dan pengaturan pada mikroskop yang
sesuai, agar mata tidak kelelahan pada saat mencari kotak tersebut.
Berdasarkan pengamatan pada saat percobaan, semakin encer sampel yang diuji maka
konsentrasi sel yang terdapat dalam sampel semakin sedikit, hal ini ditandai dengan jumlah
bakteri yang dapat dilihat dibawah mikroskop pada konsentrasi yang semakin encer, senakin
sedikit. Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan perhitungan hasil dari percobaan, dimana
konsentrasi sampel pada pengenceran 10, 100 dan 1000 kali semakin kecil. Konsentrasi sel pada
sampel yang belum diencerkan sebesar 47.650.000/, pada pengenceran 10 kali sebesar
3.000.000/ , pada pengenceran 100 kali sebesar 700.000 / dan pada pengenceran 1000
kali sebesar 650.000/. Rata-rata konsentrasi sel keseluruhan adalah sebesar 13.000.000/.
Berdasarkan pengamatan pada saat percobaan, berat kuvet dan biomasa tidak konstan
antara 15 menit pertama dengan 15 slanjutnya, ini menandakan masi terdapatnya cairan pada
kuvet. Pengeringan menggunakan oven dihentikan ketika berat kuvet dengan biomasa telah
konstan antara 15 menit pertama dengan selanjutnya.
Berdasarkan perhitungan diperoleh berat sel kering pada kuvet pertama sebesar 0,02 g,
kuvet kedua 0,08 g, kuvet ketiga 0,02 g, kuvet ke empat 0,04 g, kuvet kelima 0,1g dan kuvet ke
enam 0,01g . Berat rata- rata sel kering dari percobaan tersebut adalah sebesar sebesar 0,045 g .
V. Kesimpulan
Pembahasan Muhamad Januar R (151411049)
1. Penentuan letak ruang hitung di bawah mikroskop dilakukan dengan mensetting jarak
antara counting chamber dengan lensa serta posisinya dan pengaturan fokusnya.
2. konsentrasi sel rata-rata yang diperoleh adalah 13,000,000/mL
Konsentrasi Keterangan
47.650.000 sel/ml Tanpa pengenceran
3.000.000 sel/ml Pengenceran 10 kali
700.000 sel/ml Pengenceran 100 kali
650.000 sel/ml Pengenceran 1000 kali
.
Pembahasan Muhamad Faizal (1514110451)
1. Penentuan letak ruang hitung di bawah mikroskop dilakukan dengan mensetting jarak
antara counting chamber dengan lensa serta posisinya dan pengaturan fokusnya.
2. konsentrasi sel rata-rata yang diperoleh adalah 13,000,000/mL
Sastramihardja, Ibrahim, Petunjuk praktikum Mikrobiologi Dasar, Jurusan Teknik Kimia, ITB,
1993
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1
1 =
80 25 105 103
1
= 60
80 25 105 103
= 3.000.000/