DIUSULKAN OLEH :
Eko Nurmawan D211 14 011/Kelas A
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Proses perpindahan panas yang terjadi di dalam heat exchanger dapat
dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Heat exchanger yang langsung,
adalah dimana fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
(tanpa adanya pemisah) dalam suatu ruang tertentu. Misalnya jet condersor, water
injection desuperheater, dan lain-lain. Heat exchanger yang tidak langsung adalah
dimana fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan fluida
dingin, jadi melalui perantara seperti pipa, tube, plate atau peralatan jenis lain. Misalnya
condesor pada turbin uap, pemanas uap lanjut dan pemanas air pendahuluan pada ketel.
Ada beberapa heat exchanger yang umum digunakan pada industri. Alat-alat
penukar panas tersebut antara lain: double pipe, shell and tube, plate-frame, spiral, dan
lamella. Alat penukar panas yang sering digunakan adalah jenis shell and tubeheat
exchanger. Lalu bagaimana dengan alat penukar panas jenis terutama jenis plate heat
exchanger. Bagaimana prinsip dan cara kerja, jenis-jenisnya, dan dasar hukum yang
sering dipakai dalam pemecahan masalah perpindahan panas dalam proses kimia.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimanakah prinsip dan cara kerja dari plate heat exchanger ?
2. Apa sajakah jenis-jenis plate heat exchanger yang sering dipakai dalam
industri kimia ?
3. Apa dasar hukum yang diterapkan dalam proses pertukaran panas dengan
menggunakan plate heat exchanger ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui prinsip dan cara kerja plate heat exchanger.
2. Mengetahui jenis-jenis plate heat exchanger yang sering dipakai dalam
industri kimia
3. Mengetahui dasar hukum yang diterapkan dalam proses pertukaran panas
dengan menggunakan plate heat exchanger
3
1.4 Manfaat
1. Penerapan plate heat exchanger dalam proses pertukaran panas dalam proses yang
berlangsung pada suatu industri kimia
2. Penggunaan secara luas plate heat exchanger dalam dunia industri
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.3 Kegunaan Heat Exchanger
Contoh penggunaan komersial yang lain untuk heat exchanger meliputi
pemanasan sumber air mineral dan pemanasan kolam renang , radiator rumah, air panas
pada radiator, lemari es dan alat pendingin.
Heat exchanger penting dalam pengaturan seperti memproses makanan, proses
industri, berkenaan dengan farmasi, pulp dan kertas dan industri baja. Semua industri
yang membangkitkan tenaga memerlukan alat heat exchanger tersebut. Industri lain
yang menggunakan heat exchanger meliputi industri bahan kimia, angkatan laut, semi
penghantar, petrokimia, elektronik, permobilan, tekstil dan fasilitas perawatan air.
6
Gambar 2.1 Plate Heat Exchanger
7
Gambar 2.2 Shell and Tube Heat Exchanger
8
radiator mobil adalah suatu alat yang bermanfaat untuk pemindahan panas dari mesin
kepada udar luar. Heat exchanger mempunyai peran rumit dalam disain, pemeliharaan
dan operasi proses pengaturan sistem suhu dan pemanasan, disain vehicle, pembangkit
tenaga listrik, pendinginan, bahan kimia dan rekayasa industri sistem.
Tabel 2.1 Macam Desain pada Heat Exchanger
9
HEAD BODY REAR
A E L
B F M
C G N
D H P
N J S
K T
X U
W
BAB III PEMBAHASAN
11
3.2 Sejarah Plate Heat Exchanger
Plate heat exchanger (PHE) ditemukan oleh Dr Richard Seligman pada 1923
yang digunakan untuk pemanasan yang tidak langsung dan mendinginkan cairan yang
dipakai pada APV (Aluminium Plant & Vessel) Company Limited.
Struktur umum penukar panas jenis pelat (Plate Heat Exchanger) pertama kali
dipublikasikan oleh Marriot, 1971. Penukar panas jenis pelat ini terdiri atas pelatpelat
tegak lurus yang dipisahkan sekat-sekat berukuran antara 2 sampai 5 mm. Pelatpelat
ini berbentuk empat persegi panjang dengan tiap sudutnya terdapat lubang. Melalui dua
di antara lubang-lubang ini fluida yang satu dialirkan masuk dan keluar pada satu sisi,
sedangkan fluida yang lain karena adanya sekat mengalir melalui ruang antara di
sebelahnya.
Gambar 3.2 Penukar panas jenis pelat [Marriot, 1971]
12
Gambar 3.3 Pelat pada Plate Heat Exchanger
13
Gambar 3.4 aliran fluida melalui Plate Heat Exchanger
Ketika media masuk plate and frame heat exchanger melalui koneksi dalam
frame, diarahkan melalui saluran pengubah oleh pengaturan gasket. aliran fluida yang
panas melalui setiap saluran yang lain dan cairan yang dingin melalui saluran yang
berada diantaranya. Panas ditransfer dari cairan yang hangat kepada cairan yang lebih
dingin melalui pembagian dinding, yaitu material plat. Bentuk bengkok mendukung
plat dari tekanan diferensial dan menciptakan suatu aliran turbulen di saluran . Pada
gilirannya, aliran turbulen menyediakan pemindahan kalor efisiensi tinggi, membuat
plate and frame heat exchanger sangat efisien dibandingkan dengan heat exchanger tipe
shell and tube tradisional.
14
Gambar 3.5 Prinsip Aliran dan Perpindahan Panas pada Plate Heat Exchanger
15
Gambar 3.6 Single-pass arrangement Suitable for most application.
Gambar 3.7 Multi-pass arrangement for application with low flow rates or close
approach temperatures.
16
Yang dibandingkan heat exchanger jenis spiral dan shell and tube, plate heat
exchanger mempunyai kapasitas serupa juga memuat luas,lebar lantai sedikit dan
mudah untuk diperluas. swing-out plate vertikal mengijinkan kamu untuk mempacking
beribu-ribu ft2 area pemindahan kalor ke dalam suatu ruang kecil, selagi masih
membiarkan ruang untuk pertumbuhan masa depan.
Berikut ini keuntungan dari Plate Heat Exchangers, antara lain :
1. Dalam kaitan dengan turbulensi yang tinggi di pola alir dari fluida melalui
channel alternatif yang dapat memperoleh transfer panas dengan sangat tinggi.
Lebih mempertimbangkan disain yang lebih ringkas dengan biaya-biaya modal
yang lebih rendah, sebagai contoh peralatan penukar panas permukaan yang
mana lebih rendah dari suatu penukar panas konvensional.
2. Disain modular mengijinkan pemakai untuk menambahkan kapasitas yang
mana mengubahnya dengan hanya menambahkan plat kepada heat exchanger.
3. Lebih sedikit pemasangan pipa pada plate and frame heat exchanger menjadi
terbuka tanpa mengganggu pemasangan pipa. Semakin dekat pendekatan
temperatur sampai kepada 2F menyediakan recovery panas maksimum dan
lebih ekonomis.
4. Alat penukar panas jenis pelat aliran berlawanan arah memiliki efisiensi yang
terbaik dibanding alat penukar panas jenis pelat aliran menyilang banyak laluan
dan alat penukar panas jenis pelat aliran menyilang tanpa sekat-sekat.
5. Menggunakan material tipis untuk permukaan penukar panas sehingga
menurunkan tahanan panas selama konduksi.
6. Memberikan derajat turbulensi yang tinggi yang memberikan nilai konveksi
yang besar sehingga meningkatkan nilai U dan juga menimbulkan self cleaning
effect
7. Faktor-faktor fouling kecil karena:
a. Aliran turbulen yang tinggi menyebabkan padatan tersuspensi
b. Profil kecepatan pada pelat menjadi seragam
c. Permukaan pelat secara umum smooth
d. Laju korosi rendah
17
e. Mempunyai nilai ekonomis dalam instalasi karena hanya membutuhkan
tempat 1/4 sampai 1/10 tempat yang dibutuhkan tube dan spiral
f. Mudah dalam modifikasi dan pemeliharaan
Mudah dalam pemeliharaan dengan ruang minimal yang diperlukan untuk
membuka / menutup heat exchanger dan adalah harga yang stabil serta
ekonomis.
g. Penukar panas jenis pelat dapat memindahkan panas secara efisien bahkan
pada beda temperatur sebesar 10C sekalipun
h. Penukar panas jenis pelat juga fleksibel dalam pemeliharaan aliran.
18
Gambar 3.8 Aliran Fluida pada Gasketted Plate Heat Exchanger
2. Brazed Plate Heat Exchanger
Brazed plate heat exchanger adalah pengembangan jenis gasket. Kelebihannya
adalah lebih kompak, dan digunakan untuk tekanan dan temperatur tinggi.
Berdasarkan ragam aliran fluida operasi plate heat exchanger dapat dibedakan
menjadi :
1. Penukar panas pelat beraliran jamak (multipass plate heat exchanger)
2. Penukar panas pelat berlawanan arah (countercurrent plate heat exchanger)
3. Penukar panas pelat bersilangan arah (crosscurrent plate heat exchanger)
19
Proses pertukaran panas pada penukar panas jenis ini secara sederhana mirip
dengan proses pertukaran panas pada penukar panas pipa ganda (double pipe heat
exchanger). Perbedaannya terletak pada bentuk alur laluan fluida. Pada pipa ganda alur
laluan fluida pendinginnya sejajar dengan alur laluan fluida panasnya. Baik fluida
dingin maupun panas memiliki alur aliran yang lurus (smooth ). Sedangkan pada
penukar panas pelat beraliran jamak alur laluan fluida dingin membentuk huruf U dan
sejajar dengan alur laluan fluida panas.
20
Gambar 3.10 Alat penukar panas jenis pelat saluran jamak untuk sisi udara
Gambar 3.11 Alat penukar panas jenis pelat saluran jamak untuk sisi flue gas
Pada alat penukar panas berlawanan arah, kedua fluida, flue gas dan udara
pendingin mengalir
masuk ke penukar panas
21
dalam arah berlawanan dan keluar system dalam arah yang berlawanan juga. Hal ini
dapat dilihat pada gambar 3.13 dan gambar 3.14. Dengan skema peralatan tersebut
diharapkan hasil yang diperoleh dapat memenuhi rentang bilangan Reynolds antara 10-
400 seperti yang ditekankan Marriot (1971).
Gambar 3.13 Alat penukar panas jenis pelat berlawanan arah untuk sisi udara
Gambar 3.14 Alat penukar panas jenis pelat berlawanan arah untuk sisi flue gas
22
Gambar 3.15 Penukar panas bersilangan arah (cross-current)
23
Gambar 3.16 Alat penukar panas jenis pelat bersilangan arah
24
Secara matematis dapat dirumuskan:
xw 1
1 1
Uh hh k dAwh + hc dAdAhc ..(1) = +
dA
dan
x 1
1 1 w
dimana :
1
U h = tahanan panas keseluruhan atas dasar fluida panas
1
U c = tahanan panas keseluruhan atas dasar fluida
dingin hh = koefisien perpindahan panas di fluida
panas hc = koefisien perpindahan panas di fluida
dingin xw = tebal pelat k = konduktivitas pelat
Perpindahan panas menjadi:
dQ
=U(T (3)
dA h Tc )
dQ hh
= dA (4)
Th Tw,h
dQ hc
= dA (5)
Tw,c Tc
25
dQ/dA : fluks panas per unit perpindahan panas di mana perbedaan temperatur (Th -
Tc).
U : koefisien perpindahan panas keseluruhan Tw
: temperatur dinding pelat.
3.8 Neraca Massa dan Energi pada Sistem Alat Perpindahan Panas
Karakteristik alat perpindahan panas ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain:
1. Jenis fluida yang akan dipertukarkan panasnya
2. Laju alir fluida
3. Tipe aliran yang dipakai (co-current atau counter-current)
26
4. Letak fluida panas dan dingin, di dalam atau di luar alat penukar panas tersebut.
Dalam neraca entalpi pendingin dan pemanas didasarkan pada asumsi bahwa
dalam penukar kalor tidak terjadi kerja poros, sedang energi mekanik, energi potensial,
dan nergi kinetik semuanya kecil dibandingkan dengan suku-suku lain dalam
persamaan neraca energi. Maka, untuk satu arus dalam penukar kalor
Q= m ( Hb - Ha ) ..(7)
Dimana,
m = laju aliran massa dalam arus tersebut
Q
q= = laju perpindahan kalor ke dalam arus
t
Ha & Hb = entalpi per satuan massa arus pada waktu masuk dan pada waktu keluar.
Penggunaan laju perpindahan kalor dapat lebih disederhanakan dengan asumsi
salah satu dari fluida dapat mengambil kalor dan melepaskan kalor ke udara sekitar jika
fluida itu lebih dingin dari udara. Perpindahan kalor dari atau ke udara sekitar dibuat
sekecil mungkin dengan isolasi yang baik sehingga kehilangan kalor tersebut diabaikan
terhadap perpindahan kalor yang melalui dinding tabung yang memisahkan udara
panas dan udara dingin.
27
dq T
= -k
dA n
dimana :
A = luas permukaan isotermal n = jarak, diukur normal ( tegak lurus )
terhadap permukaan itu q = laju aliran kalor melintas permukaan pada
arah normal terhadapnya T = suhu
k = konstanta proporsionalitas ( tetapan kesebandingan )
28
BAB IV KESIMPULAN
1. Plate heat exchanger adalah salah satu tipe heat exchanger yang menggunakan
plat logam untuk memindahkan panas antara dua liquid dengan menerapkan
prinsip hukum Fourier.
2. Heat exchanger bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas (heat transfer),
dimana terjadi perpindahan panas dari fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke
fluida yang temperaturnya lebih rendah.
3. Berdasarkan ragam aliran fluida operasi plate heat exchanger dapat dibedakan
menjadi :
1. Penukar panas pelat beraliran jamak (multipass plate heat exchanger)
2. Penukar panas pelat berlawanan arah (countercurrent plate heat exchanger)
3. Penukar panas pelat bersilangan arah (crosscurrent plate heat exchanger)
DAFTAR PUSTAKA
29