Anda di halaman 1dari 5

Jurusan Tidak Selalu Identik dengan Karier ke Depan

Dalam hidup, ada momen-momen krusial yang kerap bikin bimbang.


Ini nih salah satu hal yang bikin galau orang Indonesia. Saat
memutuskan harus ambil jurusan apa di sekolah. Iya, memutuskan harus
ambil jurusan apa pada saat SMA memang jadi biang kegalauan hampir
semua orang. Rasa-rasanya masa depan akan ditentukan dari jurusan
yang akan dijalani. Emangnya bener ya, jurusan memang sangat penting
buat kesuksesan kita?

Nah, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai ini, mari kita
awali dengan dialog antara seorang siswa yang sedang duduk di bangku
kelas X dengan seorang guru pendampingnya.

Guru : Nak, Kamu ingin memilih jurusan apa nanti setelah naik ke kelas
XI ? Jurusan IPA atau Jurusan IPS?

Siswi : Sampai saat ini saya belum bisa menentukan pilihan ustadzah.

Guru : Loh, memangnya kenapa ?

Siswi : Sejujurnya ustadzah, saya ingin sekali memilih jurusan IPS


Karena saya sangat menyukai ilmu sosial dan saya lebih senang
bersosialisai. Akan tetapi kedua orang tua saya meminta saya
untuk memilih jurusan IPA dikarenakan harapan kedua orang tua
saya yang ingin saya melanjutkan Pendidikan di kedokteran dan
berharap saya menjadi seorang dokter

Okay. Dari dialog di atas sudah bisa kita lihat bahwa salah satu
permasalahn yang dihadapi seorang siswa dalam memilih jurusan adalah
adanya andil dari orang lain yaitu kedua orang tua.
Akan saya tunjukan beberapa fackor-faktor penyebab timbulnya
permasalahan dalam memilih jurusan di SMA/Ma sederajat, yaitu:

1. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Potensi, minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa sangat


mempengaruhi pemilihan jurusan siswa. Sejauh ini banyak siswa yang
mengalami kendala dalam pemilihan jurusan yang disebabkan karena
siswa belum mengetahui minat, bakat dan poensi yang dimilikinya.

2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri siswa (Orang tua,
Teman Sebaya.

Teman sebaya dan lingkungan sekitar juga memberikan pengaruh


besar dalam memilih jurusan di SMA/Ma. hal ini disebabkan karena
masih ada sejumlah siswa yang memilih jurusan berdasarkan ikut-ikutan
teman sebayanya. Selain itu lingkungan sekitar pun turut mempengaruhi
prioritas pilihan siswa. hal ini sesuai dengan siswa yang memilih jurusan
berdasarkan kuantitas jurusan di masing-masing lingkungan sekitar
mereka.

Begitu juga pengaruh dari orang tua. Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa sejalan dengan perkembangannya banyak siswa yang memilih
suatu jurusan tertentu atas dasar perintah (paksaan) dari orang tua
mereka. Hal ini menyebabkan pilihan siswa terhadap jurusan yang
dipilihnya tidak murni dari hati nurani, melainkan ada factor-faktor lain
yang mempengaruhinya.
Dari kedua faktor yang telah saya sebutkan di atas, yang menjadi
fokus perhatian saya adalah adanya faktor eksternal yaitu perintah
(paksaan) dari orang tua kepada anak nya dalam menentukan pilihan
jurusan yang akan di ambil. Tetapi dalam hal ini adalah orang tua yang
memaksakan kehendak dirinya kepada anaknya yang sedang mencari jati
diri nya, sehingga menyebabkan bakat lain yang semestinya ada dalam
diri si anak menjadi tumpul dan tidak berkembang, selain itu
mengakibatkan si anak menjalani nya dengan tidak sepenuh hati dan
maksimal sesuai harapan kedua orang Tuanya.

Nah, mari kita kembali ke pokok bahasan kita di atas tadi bahwa,
apakah bener jurusan di SMA/MA yang kita pilih sangat menentukan
kesuksesan kita kedepan?

Kebanyakan orang cenderung menghubungkan dunia kerja di masa


depan/cita-cita yang akan di raih dengan jurusan yang akan dipilih,
tetapi mengenyampingkan kemampuan pribadi itu sendiri. Seperti dialog
diatas, siswa yang akan melanjutkan sekolah di bidang kedokteran, maka
pasti orang tua cendrung memaksa anak nya untuk memilih jurusan yang
berkaitan dengan ilmu kedokteran yaitu Jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) dengan tidak mempertimbangkan kemampuan dan keinginan anak
nya terlebih dahulu.

Pertimbangan berat orangtua memilihkan jurusan untuk anaknya


biasanya berkutat di persoalan prospek karir di masa depan. Mereka jeli
melihat karir-karir yang sekiranya bakal memberikan jaminan karir
bagus untuk anaknya. Jadi, sang anak pun diminta memilih jurusan-
jurusan itu. Sebab, bagaimanapun namanya orangtua selalu menginginkan
anaknya memiliki kehidupan yang berhasil. Mereka cemas jika anaknya
kelak tidak memiliki kehidupan yang sukses. Mereka takut hidup
anaknya terlunta-lunta. Mereka ingin anaknya hidup berkecukupan. Para
orangtua biasanya berprinsip: Tidak apa-apa kami hidup susah demi
anak. Yang penting anak-anak kami kuliah di tempat bagus agar kelak
memiliki kehidupan lebih baik ketimbang kami. Nah, mengerti bukan,
mengapa para orangtua ingin agar anaknya mengambil jurusan yang lebih
memberikan prospek karir cerah di masa depan?

Hanya saja paradigma yang saat ini terjadi adalah deskriminasi


terhadap jurusan IPS. Seperti yang dikatakan banyak orang seperti di
bawah ini :

Memilih jurusan IPS ? kamu tidak akan menjadi apa-apa di masa depan
nanti dan peluang kerja nya sangat kecil, mendingan masuk ke Jurusan
IPA, maka akan banyak peluang yang sangat besar di dunia kerja
nantinya dan bisa bersaing bahkan di dunia internasional

Ini lah paradigma yang salah dan sudah berkembang. Padahal


jurusan di buat untuk mengapresiasikan minat dan bakat setiap siswa.
Tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek. Banyak sekali orang sukses
yang berasal dari jurusan IPS, bahkan peluang anak IPS sukses itu lebih
besar, karena mereka menguasai ilmu Ekonomi, ilmu sosial dan politik.
Seperti yang diketahui ekonomi itu kaya rajanya kehidupan. Gak sedikit
anak yang berasal dari jurusan IPS menjadi direktur atau CEO suatu
perusahaan. Bahkan tidak bisa kita pungkiri juga bahwa orang paling
nomor 1 di Indonesia yaitu Presiden Republik Indonesia harus sangat
memahami ketiga ilmu diatas, dimana ilmu itu hanya bisa di dapatkan di
Jurusan IPS. Begitu juga pada jurusan IPA, porsinya akan sama dengan
jurusan IPS. Ilmu yang ada di jurusan IPA adalah ilmu eksakta yang
dimana ilmu itu sangat dibutuhkan dalam sisi yang berbeda yaitu sangat
bisa di manfaatkan dalam melawan era globalisasi dan era modern saat
ini dan akan datang. Saat ini jurusan apapun punya kesempatan sama untuk
melamar di berbagai bidang pekerjaan. Situasi lapangan kerja sudah tidak lagi
terkotak-kotak berdasarkan latar belakang keilmuan.
Jadi paradigma tersebut harus di ubah dengan cara mengubah
presfektik dan cara pandang kita/orang tua. Jangan hanya memandang
pada kesuksesan semata, tapi pandanglah dari sisi pengembangan bakat
siswa, sehingga bakat mereka bisa tersalurkan dengan baik. Penentu
masa depan mereka tentunya adalah diri mereka sendiri, karena mereka
yang nantinya akan menjalani dan menempuh semua itu sehingga dapat
memperoleh masa depan yang lebih baik seperti apa yang kita harapkan.
Oleh Karena itu serahkan kepada siswa itu sendiri dalam menentukan
jurusan yang akan dipilih Karena dia yang tahu kemampuan dan bakat
pada dirinya sendiri, sambil diberikan arahan kemana mereka harus
membawa setir kemudi masa depan nya akan menuju. Selain itu orang
tua hanya memberikan motivasi atau semangat dan keyakinan kepada si
anak agar bisa melewati dan menjalani sampai jauh ke depan. Kata-kata
motivasi atau nasihat dari orang tua diharapkan menjadi sebuah
motivasi dan hukum berjalan yang selalu siap bekerja ketika dibutuhkan,
hal ini karena kata-kata motivasi atau nasihat dari orang tua adalah
bahasa hati yang diharapkan juga bisa langsung di terima oleh hati si
anak sebagai sebuah bahasa yang harus di pertanggungjawabkan
kemudian hari.

Nama : Zahratun Nufus, S.Pd.

Unit : SMAIT AL FITYAN

Anda mungkin juga menyukai