Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kumpul
ku RABU, 24 FEBRUARI 2010
pengenceran larutan
PENDAHULUAN
Latar belakang
Larutan baku atau larutan standar y.i larutan yang konsentrasinya sudah diketaui dengan
pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau
distandardisasikan makanya disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum untuk
standarisasi adalah dengan titrasi.
Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan jadi pada prinsipnya
jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka
rumusnyaM1V1=M2V2,V2=V1+pelarut. Sifat asam-basa dapat diketahui dengan
menggunakan indikator msal kertas lakmus merah dan biru. Prinsipnya ARURAH = asam
mengubah lakmus biru jadi merah, SAMERU = basa mengubah lakmus merah jadi biru.
Asam/basa bisa dikenali juga dengan cara dicicipi atau dirasakan dengan tangan tapi ini
terlalu berisiko.
Tujuan
Untuk mempelajari cara pengenceran beberapa larutan dengan berbagai konsentrasi.
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PERCOBAAN
M1 x V1 = M2 x V2
12,08 x V1 = 100 x 6
= 600/12,08
= 49,6
AgNO3 0,1 N
M = gr/mr x 1000/V
0,1N = gr/169,9 x 1000/100
0,1N = gr/40 x 10
0,1N = 10 gr.
0,1 x 169,9 = 10 gr.
= 1,699 gr.
BaCL2 0,05 M.
M = gr/mr x 1000/V
0,05 = gr/207,3 x 1000/100
0,05 = gr/207,3 x 10
0,05 x 207,3 = 10 gr.
= 1,036 gr.
BaCL2 5%
5% = (10 x % x )/Mr
= (10 x 5 x 1,19)/207,3
= 59,5/207,3
= 0,28.
Pembahasan
Prinsip-prinsip pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan memakai labu
ukur, dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambahkan aquadest sampai
tanda batas yang terdapat pada labu ukur/gelas kimia. Pada prinsip nya semua
pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena dilabu ukur sudah terdapat
tanda batas yang mengandung arti sebatas mana aquadest harus ditambahkan. Sebelum
pengenceran dilakukan kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi
yang menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan
diencerkan diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai
tanda batas dilabu ukur. Sedangkan pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada
praktikum kimia, solute berupa cairan yang akan diencerkan terlebih dahulu harus
dihitung, kemudian ditambahkan ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur.
Perbedaan antar keduannya terlihat jelas pada solute yang digunakan.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran
adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Sedangkan Pemekatan adalah
suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin dipekatkan. Contoh
paling gampang ada pada industri sirup, ekstrak buah (encer) yang terbentuk harus
dipekatkan terlebih dulu untuk mencapai skala ekonomis tertentu sebelum layak dijual.
Proses ini umumnya memakai medium panas untuk mengurangi kadar air yang ada
sehingga kandungan ekstrak buah yang ada akan meningkat. Intinya pemekatan solute
lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk
asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.Antara Normalitas dan
Molaritas terdapat hubungan Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter
larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan.
Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut
larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam
satuan molar. Konsentarsi suatu larutan yang menunjukkan ke bobot volume zat terlarut
yang berada dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan. Part per million
(ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan bagain dalam
satu juta bagian yang lain. Satuan ini biasanya banyak dipakai dalam kimia analisa untuk
menytakan satuan konsentrasi senyawa misal banyaknya polutan dalam air sungai atau
banyaknya kandungan zat dalam air minum. Larutan merupakan campuran dari dua zat
atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau
molekul-molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair
atau gas. Namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua
komonen yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute
sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula,
lemak dan sirup. Letak perbedaan keduanya adalah pada pemakaian, solvent digunakan
sebagai pelarut untuk melarutkan solute, sedangkan solute digunakan sebagai bahan
utama dalam pengenceran.
Teknik atau cara mengubah molaritas ke normalitas adalah dengan cara mengkalikan
dengan jumlah hydrogen yang dimiliki dari senywa tersebut dengan jumlah molar yang
sudah diketahui, missal H2SO4 0,1 M menjadi 0,2 N.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini antara lain:
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran
adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.
Pemekatan adalah suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin
dipekatkan Intinya pemekatan solute lebih sedikit terdapat dibandingkan solvent.
Pengenceran bahan padat, lazim nya dilakukan pada isolasi mikroba pada mikrobiologi
yang menggunkan PDA sebagai bahan biakan mikroba. Intinya zat padat yang akan
diencerkan diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/ ditambahkan aquadest sampai
tanda batas dilabu ukur.
Pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa cairan
yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan
ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan antar keduannya
terlihat jelas pada solute yang digunakan.
Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute
sesuatau yang berbentuk gas, zat padatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula,
lemak dan sirup.
Letak perbedaan antara pelarut dan zat terlarut adalah pada pemakaian, solvent
digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan solute, sedangkan solute digunakan sebagai
bahan utama dalam pengenceran.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.
Diposkan oleh alfa di 00:19
Februari (5)
asam pekat
pembuatan larutan
pengenceran larutan
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan
yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran
adalah sama dan memenuhi persamaan.
PEMBUATAN LARUTAN DENGAN CARA MENGENCERKAN
Proses pengenceran adalah mencampurkan lrutan pekat ( konsentrasi tinggi ) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume air yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat
pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan
air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercih. Jika kita berada di
dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit.
( Brady.1999 )
Alat dan Bahan :
Alat
Massa NaCl =
Dari rumus awal :
Massa NaCl = =
Jadi untuk melarutkan Kristal NaCl 0,3 M dalam 250 ml dibutuhkan Kristal NaCl sebanyak
4.39 gram.
Dari percobaan di atas yang telh dilakukan dapat kita ketahui bahwa larutan NaCl 0,3
M 250ml masih lebih pekat dari awal hasil pengencerannya. Larutan ini jaga berwarna putih
dan keruh. Dalam melakukan percobaan ini, kita tidak boleh menambahkan airleih dari
250ml, karena akan dapat merubah kemolarannya dan volume larutan juga pasti berubah.
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan.
Kemolaran ditulis dengan notasi M. larutan 1 molar berarti dalam satu liter larutan terlarut 1
mol zat.
PENGENCERAN LARUTAN NaCl 0,3 M MENJADI LARUTAN NaCl 0,03 M
Pengenceran dilakukan untuk mengubah zat dari yang pekat (dalam hal ini larutan NaCl 0,3
M) menjadi larutan yang mempunyai konsentrasi lebih kecil (larutan NaC l 0,03 M).
Rumus :
Keterangan :
molaritas larutan sebelum diencerkan
volume larutan sebelum diencerkan
mol zat sebelum diencerkan
molaritas larutan setelah diencerkan
volume larutan setelah diencerkan
mol zat setelah diencerkan
Jadi,
Jadi air yang ditambahkan yaitu 225 ml yang mengencerkan larutan NaCl 0,3M menjadi larutan NaCl
0,03 M.
Daftar Pustaka
Baroroh,umi. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Banjar Baru : Universitas lambung mangkurat
Brady, J.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara
Tim Kimia Umum. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Umum I. Medan : Unimed
Diposkan oleh inda ramadanidi 21:32
kumpulan laporan-laporan ku
kumpulan laporan-laporan praktikum ku di teknologi hasil pertanian
universitas syiah kuala
Log In
Sign Up
Search
Pengenceran
Larutan
Larutan adalah suatu zat dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu.
Larutan juga didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua jenis zat
atau lebih.
Suatu larutan terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut.
Konsentrasi zat
Untuk semua jenis pekerjaan yang berkaitan dengan larutan, sebaiknya
konsentrasi dari suatu larutan diketahui. Ada sejumlah cara untuk
menyatakan sejumlah zat yang terlarut dari suatu pelarut dalam suatu
larutan. Pada bagian berikut akan dijelaskan cara menentukan konsentrasi
larutan berdasarkan persentase, molaritas, dan normalitas
Normalitas
Larutan 1 N adalah larutan yang mengandung 1 mol ekivalen per liter
larutan. Satu mol ekivalen adalah jumlah zat ekivalen dengan satu massa
atom hidrogen. Jadi larutan 1 normal dari suatu asam mengandung satu
massa atom hidrogen per larutan.
Secara umm untuk membuat larutan 1 N adalah dengan cara melarutkan
sejumlah asam, basa, atau garam dalam 1 liter larutan yang ditentukan
dengan cara berikut:
jumlah garam yang dibutuhkan untuk larutan 1 N jumlah ekivalen
terhadap 1 H dalm setiap molekul
atau,
Berat molekul dalam garam Valensi
Pengenceran
Bila zat terlarut dalam fasa cair seperti alkohol maka teknik yang
digunakan adalah dengan pengenceran.
Aturan umum yang digunakan adalah dengan
menemukan konsentrasi larutan encer yang diperlukan,
kemudian tambahkan sejumlah pengencer untuk menjadi volume
keseluruhan sampai kepada nilai angka larutan awal (pekat) sebelum
diencerkan yaitu dengan:
persen volume= ml zat terlarut X 100% ml larutan
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah
dibuat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek
ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau
massa larutan yang akan dibuat.
M1 . V1 = M2 . V2
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang
diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah
sama, dan memenuhi persamaan :
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita
berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).
II.4. Titrasi
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri,
artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
Titrasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Berdasarkan reaksi;
- Titrasi asam basa
- Titrasi oksidasi reduksi
- Titrasi pengendapan
- Titrasi kompleksometri
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas piala, gelas ukur, pipet tetes, pipet
ukur, pipet gondok, labu takar dan buret.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, larutan NaOH 0,1 M,
pellet NaOH, larutan HCl 0,1 M, indikator metil merah, indikator fenoftalein, indikator metil orange
dan akuades.
3. Labu takar 100 mL yang kosong ditimbang, dicatat beratnya. diisi labu takar tersebut
20-25 mL akuades.
4. Perlahan-lahan, dimasukkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam labu takar.
5. Ke dalam labu takar ditambahkan akuades hingga tanda batas. Ditutup labu takar dan
dilakukan pengocokan hingga larutan homogen. Ditimbang berat labu takar yang telah
berisi larutan. Larutan yang telah dibuat dalam tahap ini disebut sebagai Larutan A.
6. Dengan menggunakan pipet gondok atau pipet ukur. Dipindahkan 20 mL larutan HCl
yang telah dibuat (Larutan A) ke dalam labu takar 100 mL yang baru
7. Ditambahkan akuades ke dalam labu takar tersebut hingga tanda batas. Larutan HCl
yang telah diencerkan ini disebut sebagai Larutan B.
B. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl melalui Titrasi
a. Titrasi dengan Indikator Metil Merah
1. Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan
larutan NaOH yang akan digunakan.
2. Buret diisi dengan larutan NaOH.
3. Dicatat volume awal larutan NaOH dalam buret dengan membaca skala pada meniskus
bawah larutan.
6. Dibaca volume akhir NaOH yang tersisa di dalam buret. Dihitung volume NaOH yang
diperlukan untuk titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir NaOH dalam buret.
1. Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunakan kaca arloji dan neraca
analitik.
2. Begitu penimbangan selesai dilakukan, dipindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam
gelas beker yang telah berisi 20-25 mL akuades hangat.
5. Ditambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar. Ditutup labu takar, kemudian
dikocok hingga homogen. Larutan yang diperoleh pada tahap ini disebut sebagai Larutan
C.
7. Ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dikocok hingga homogen. Larutan yang
diperoleh disebut Larutan D.
D. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH melalui Titrasi
1. Sebelum digunakan, dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan
larutan HCl 0,1 M yang akan digunakan.
2. Diisi buret dengan larutan HCl 0,1 M.
3. Dicatat volume awal larutan HCl 0,1 M dalam buret dengan membaca skala meniskus
bawah larutan.
6. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan HCl 0,1 M di dalam buret hingga terjadi
perubahan warna.
8. Dibaca volume akhir HCl yang tersisa dalam buret. Dihitung volume HCl yang diperlukan
untuk titrasi dari selisih volume awal dan volume akhir HCl dalam buret.
1. Dibilas buret dengan akuades, kemudian dibilas kembali dengan larutan NaOH yang
telah dibuat (Larutan D).
2. Diisi buret dengan larutan NaOH encer (Larutan D).
5. Dititrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan NaOH encer di dalam buret hingga
terjadi perubahan warna.
7. Dihitung volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan HCl tersebut.
9. Dibandingkan hasil yang diperoleh antara perlakuan dengan larutan HCl 0,1 M sebagai titran,
dan larutan NaOH encer sebagai titran.
MAKALAH PENGENCERAN
PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan
percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat mem...
MAKALAH MIKROSKOP
PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM MIKROSKOP BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Mikroskop merupakan alat bamtu utama dalam melak...
KARBOHIDRAT
I. TUJUAN 1. Mengetahui pengaruh asam dan alkali terhadap sukrosa, glukosa dan maltosa. 2.
Mengetahui suhu glatinisasi pati pada tepCopyright 2011 (CHEMISTRY) | Powered
by Bloggerr
1.3 Tujuan
Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.
1. Saya dapat memahami bagaimana larutan dan standardisasi larutan
2. Saya dapat menstandardisasikan larutan NaCl sesuai dengan petunjuk yang diberikan
3. Saya dapat memahami bagaimana pengenceran larutan pekat