TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Kekerasan
1. Metode gores
Metode ini dikenalkan oleh Fredrich Mohs yang membagi kekerasan
material di dunia ini berdasarkan skala Mohs. Skala ini bervariasi dari nilai
1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh material
talk, hingga skala 10 sebagai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki oleh
intan.
3. Metode Identasi
Tipe perhitungan nilai kekerasan dengan metode indentasi ebih banyak
dilakukan dikarenakan lebih mudah dan dapat diakukan dilapangan tanpa
merusak elemen mesin itu sendiri. Tipe penghitungan kekerasan
material/logam ini adalah dengan mengukur tahanan plastis dari permukaan
suatu material konstruksi mesin dengan specimen standar terhadap
penetrator. Adapun beberapa bentuk penetrator atau cara pengetasan
ketahanan permukaan yang dikenal sampai saat ini adalah:
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini
merupakan ujikekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan
serta disusun pembakuannya. Uji kekerasan ini berupa pembentukan
lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang dikeraskan yang
ditekan dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu,
biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop,
setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang akan dibuat lekukan
harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak.
Uji brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang terbuat
dari baja chrom yang telah dikeraskan dengan diameter tertentu, oleh
gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam yang diuji harus rata
dan bersih. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari
5
bekas lekukan, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara
teliti untuk kemudian dipakai untuk penentuan kekerasan logam yang
diuji dengan menggunakan rumus:
2P
BHN = D (1)
[ D(D2 d2 )]
2
Keterangan:
P = Beban yang diberikan (KP atau Kgf).
D = Diameter indentor yang digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.
Bila memakai bola baja untuk uji brinell, biasanya yang terbuat dari baja
chrom yang telah disepuh atau ada juga cementite carbide, bola brinell
ini tidak boleh berdeformasi sama sekali disaat proses penekanan
kepermukaan logam uji. Standar dari bola brinell yaitu mempunyai 10
mm atau 0,3937 in, dengan penyimpangan maksimal 0,005 mm atau
0,0002 in. Selain yang telah distandarkan seperti diatas terdapat juga
bola-bola brinell dengan diameter lebih kecil ( 5 mm, 2,5 mm, 2
mm, 1,25 mm, 1 mm, 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransi-
toleransi tersendiri. Misalnya untuk diameter 1 s/d 3 mm adalah lebih
kurang 0,0035 mm, antara 3 s/d 6 adalah 0,004 mm dan antara 6 s/d 10
adalah 0,005 mm. Terdapat table yang menunjukan perbedaan
penggunaan ujung mata penekan dengan benda uji.
6
Indentor atau penetrator dapat berupa bola baja atau kerucut intan
dengan ujung yang agak membulat (biasa disebut brale). Diameter
bola baja umumnya 1/16 inchi, tetapi terdapat juga indentor dengan
diameter lebih besar, yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan-bahan
yang lunak. Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan
beban minor 10 kg, dan kemudian beban mayor diaplikasikan. Beban
mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk indentor bola baja dan 150 kg
untuk indentor brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan beban dan
indentor sesuai kondisi pengujian. Karena pada pengujian Rockwell,
angka kekerasan yang ditunjukkan merupakan kombinasi antara beban
dan indentor yang dipakai, maka perlu diberikan awalan huruf pada
angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk
tertentu untuk skala beban yang digunakan.
Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk
mengakomodir pengujian skala B dan C yang seringkali dipakai. Skala
kekerasan B digunakan untuk pengujian dengan kekerasan medium
seperti baja karbon rendah dan baja karbon medium dalam kondisi telah
dianil (dilunakkan). Range kekerasannya dari 0100. Bila indentor bola
baja dipakai untuk menguji bahan yang kekerasannya melebihi B 100,
8
(www.gantep.edu.tr)
skala tertentu. Jika pada skala tetentu tidak tercapai angka kekerasan
yang akurat, maka kita tentukan skala lain yang dapat menunjukan
angka kekerasan yang jelas. Sebagaimana rumus tertentu, maka skala
memiliki standar atau acuan. Untuk mendapatkan nilai HRB harus
menggunakan sebuah indentor berupa bola baja yang disepuh dengan
ukuran 1/16 dan ini digunakan untuk jenis logam yang tidak
mendapatkan perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh) dan untuk
semua jenis non-ferrous dalam kondisi padat.
Banyak produk yang diproduksi terbuat dari berbagai jenis logam dan
paduan bervariasi dalam kekerasan, ukuran, dan ketebalan tertentu.
Untuk mengakomodasi pengujian beragam produk tersebut, maka ada
beberapa jenis indentor yang berbeda yang dikembangkan untuk uji
Rockwell untuk digunakan dalam hubungannya dengan berbagai tingkat
kekuatan standar. Setiap kombinasi jenis indentor dan gaya yang telah
ditunjuk sebagai skala kekerasan Rockwell yang berbeda. ASTM
mendefinisikan tiga puluh skala Rockwell yang berbeda, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1. Skala kekerasan Rockwell dibagi menjadi
dua kategori:
1) ASTM
a) ASTM E 18-2000, metode uji Standar dengan metode Rockwell
dan Rockwell Hardness Superficial untuk bahan logam
b) ASTM E 110-82, Cara uji ini untuk Kekerasan lekukan metalik
bahan oleh portable hardness testers
c) ASTM E 140-97, tabel konversi kekerasan standard untuk segala
logam
2) OIML
a) OIML International rekomendation No. 11 (1974), untuk verifikasi
dan kalibrasi "Rockwell B" kekerasan standar blok
11
3) ISO
a) ISO 6508-1 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C,
D,E, F, G, H, K, N, T) - Bagian 1: Cara uji, 1999/09/01
b) ISO 6508-2 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C,
D,E, F, G, H, K, N, T) - Bagian 2: Verifikasi mesin pengujian,
1999/09/01
c) ISO 6508-3 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C,
D,E, F, G, H, K, N, T) - Bagian 3: Kalibrasi blok referensi,
1999/09/01
A Brale 10 60 Hitam
D Brale 10 100 Hitam
E Bola Baja 1/8 Inch 10 100 Merah
II F Bola Baja 1/16 Inch 10 60 Merah
G Bola Baja 1/16 Inch 10 150 Merah
H Bola Baja 1/8 Inch 10 60 Merah
K Bola Baja 1/8 Inch 10 150 Merah
12
membuat material uji tepat menghasilkan data yang benar dan hasil
perhitungan yang ditampilkan merupakan data pengujian yang valid.
H 60 Alumunium, Zinc
material yang diuji. Selain itu jika pengukuran kekerasan tidak tepat pada
skala yang harus digunakan maka nilai yang didapat tidak tepat dan tidak
sebagaimana mestinya. Secara garis besar biasanya nilai kekerasan suatu
bahan jika dilakukan pengujian dengan Rockwell maka nilai
kekerasannya adalah nilai yang ada dan terbaca pada dial skala yang ada.
Keterangan :
d d
(www.Gordonengland.co.uk)
2
VHN = 1,854 .(4)
(1 + 2 )2
Keterangan :
VHN = Vickers Hardness Number
P = beban tekan (Kg)
d = Panjang diagonal rata-rata (mm)
Ketika diagonal utama dari penekanan telah terhitung dari uji Vickers
dapat dihitung dengan rumus yang ada tapi dapat lebih jelas jika
menggunakan table konversi yang ada. Uji Vickers tercatat sebagai 800
HV/10 dengan arti nilai kekerasan 800 dengan menggunakan 10 kgf gaya
penekan. Berbagai perbedaan perubahan gaya pembebanan akan
memberikan jejak pembebanan yang berbeda pula, dan hasilnya akan
mudah terbaca jika menggunakan ketentuan yang telah ada pada table
konversi dan menggunakan metode pengujian kekerasan. Disisi lain
pengunaan table dapat digunakan sebagai pembanding dengan pengujian
yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika terdapat perbedaan hasil maka
akan menjadi pertimbangan pada pengujian selanjutnya.
1) Uji ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian
ini sangat lamban, perlu waktu lama untuk menentukan hasil
kekerasan bahan
2) Memerlukan persiapan permukaan benda uji yang hati-hati dan
dengan biya yang mahal, dan
3) Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan
panjang diagonal.