Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System


(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu
SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani
data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi
kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Prahasta (2001) Sistem
Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara
data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara
geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan
data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan
menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Manipulasi dan analisis data SIG melalui proses pemasukan data, peta-
peta dasar tersebut diubah menjadi data digital. Setelah dilakukan editing, peta
siap digunakan untuk analisis. Nah, salah satu contoh analisis yang bisa dilakukan
oleh SIG adalah buffer. Dalam subsistem manipulasi dan analisis data, contoh-
contoh proses yang dilakukan antara lain berupa buffer. Buffer bisa dilakukan
dengan menggunakan Software Arc Info. Tetapi akhir-akhir ini banyak
berkembang software yang bisa digunakan dalam SIG, antara lain Software
ArcView GIS 3.3. Dengan menggunakan software ini, proses buffer bisa
dilakukan lebih cepat (Trisasongko, dkk., 2010).
Pembangunan buffer biasanya digunakan untuk kepentingan analisis yang
dilakukan berdasarkan jarak atau zona tertentu. Buffer biasanya dibangun dengan
arah keluar untuk melindungi elemen-elemen spasial yang bersangkutan. Dengan
dibuatnya buffer maka akan terbentuk suatu area, polygon atau zona baru yang
melindungi/menutupi objek spasial dengan jarak tertentu. Proses pembangunan
buffer dapat dilakukan untuk setiap feature baik point, line ataupun polygon.
Dalam proses buffer, software yang digunakan mempunyai kemampuan
untuk mengukur jarak. Oleh karena itu, pada subsistem manipulasi dan analisis
2

data juga dapat dilakukan operasi pengukuran seperti pengukuran jarak. ArcView
sangat dimungkinkan untuk dapat dimodifikasi dengan menggunakan
pemograman berbasis obyek. Hal ini dikarenakan ArcView dibangun dengan
menggunakan pemrograman berbasis obyek sehingga cukup reliable untuk dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi dengan merubah terminologi yang
digunakan dalam interface, mengatur operasi-operasi atau membuat interface baru
untuk melakukan akses ke data tertentu.
Dalam subsistem manipulasi dan analisis data, contoh-contoh proses yang
dilakukan antara lain berupa buffer. Buffer bisa dilakukan dengan menggunakan
Software Arc Info. Tetapi akhir-akhir ini banyak berkembang software yang bisa
digunakan dalam SIG, antara lain Software Arc View. Dengan menggunakan
software ini, proses buffer bisa dilakukan lebih cepat. Fungsi buffer adalah
membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan pada data garis
atau titik maupun poligon. Sebagai contoh, kita akan melakukan buffer terhadap
jarak sungai 50 meter, menggunakan fasilitas buffer yang kita pilih, kemudian
komputer akan mengolah sesuai perintah kita. Dalam proses buffer, software yang
digunakan mempunyai kemampuan untuk mengukur jarak. Oleh karena itu, pada
subsistem manipulasi dan analisis data juga dapat dilakukan operasi pengukuran
seperti pengukuran jarak (Eni, dkk., 2011).

Tujuan

Tujuan dari praktikum yang berjudul Pembuatan Buffer Sungai ini


adalah untuk untuk mengetahui pembuatan buffer sungai yang berfungsi untuk
membedakan DAS dengan sub DAS.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Geoprocessing adalah kumpulan fungsi fungsi yang terhubung dengan


sistem arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis
layer-layer input, geoprocessing ada 6 fungsi yakni Dissolve, Merge, Clip,
Intersect, Union, dan Assign Data. Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga
digunakan sebagai pelengkap dari fungsi Buffer, oleh sebab itu dalam contoh yang
akan ditampilkan nantinya akan banyak berkaitan dengan geoprocessing.
Pengaktifan ekstension geoprocessing akan mengaktifkan geoprocessing wizard
pada menu view (GIS Consortium Aceh Nias, 2007).
Geoprocessing ini merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di sistem
informasi lainnya. Hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir
60-70% kegiatan SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data
kurang berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum
mengaplikasikan geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai alat
pemetaan. Dalam perkembangannya banyak aplikasi-aplikasi yang dikembangkan
untuk membantu melakukan analisa ataupun memudahkan pekerjaan GIS.
Aplikasi ini dalam ArcView lebih di kenal sebagai extention. Beberapa extention
yang sangat penting dalam pengelolaan data spasial diantaranya adalah :
1. Spatial analyst, digunakan untuk melakukan modelling dan analisis spasial
2. Image analyst, digunakan untuk pengolahan data citra
3. 3d analyst, digunakan untuk membuat model tiga dimensi data spasial
sehingga akan terlihat gambaran nyata dipermukaan bumi.
(Aronoff, 1989).
Buffering merupakan salah satu analisis spatial yang sering digunakan
dalam SIG. Buffer biasanya digunakan untuk mewakili suatu jangkauan
pelayanan ataupun luasan yangdiasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu
kepentingan analisis spasial. Buffer dapat dilakukan untuk tipe feature polygon,
polyline maupun point. Pembuatan buffer membutuhkan penentuan jarak dalam
satuan yang terukur (meter atau kilometer). Fungsi buffer sering digunakan untuk
membuat penyangga dengan suatu jarak tertentu pada feature titik, garis maupun
polygon yang diseleksi. Hasil dari buffer ini dapat berupa garis atau feature
4

polygon. Feature yang dipilih untuk di buffer dapat lebih dari satu layer dan dapat
lebih dari satu tipe feature. Jika lebih dari satu feature di pilih untuk di buffer
maka buffer yang terpisah akan dibentuk untuk setiap pilihan feature. Kelebihan
dari metode ini diantaranya yaitu:
1. Mudah dilakukan pembuatan buffering berdasarkan feature yang diseleksi.
2. Memberikan banyak manfaat dan kegunaan untuk berbagai aplikasi.
3. Proses buffering tidak membutuhkan waktu yang lama.
Kekurangan dari metode ini yaitu:
1. Buffering tidak dapat dilakukan untuk beberapa layer secara langsung,
sehingga proses buffering dilakukan satu per satu.
2. Hasil dari beberapa buffering membutuhkan penyusunan atau pengaturan agar
layer tidak tumpang tindih, dalam hal ini tidak terjadi secara otomatis
Cara Kerja Buffer :
1. Buffer memproses algoritma matematika untuk mengidentifikasi ruang yang
berada di sekitar bentang kenampakan
2. Kenampakan yang dipilih untuk buffering harus melalui beberapa proses
seleksi dan pertimbangan
3. Jarak buffer dapat berasal dari input langsung , dari attribut dan dari data
lainnya
4. Sebuah garis dapat digambar dalam banyak arah di sekitar kenampakan yang
terpilih hingga terbentuk sebuah poligon yang solid
5. Sebuah basis data baru yang mengandung data mengenai buffer dihasilkan
setelah poligon buffer selesai terbentuk.
(Trisasongko, dkk., 2010).
Buffer dapat dibuat untuk mendefinisikan luasan yang memiliki jarak yang
sama terhadap satu objek. Kita dapat membuat buffer di sekeliling objek,
termasuk untuk objek yang berupa (satu point, kumpulan beberapa point, garis &
polygon). Buffer mampu digunakan untuk memisahkan zona tengah antara objek
yang di buffer, misalnya jalan atau sungai,atau area, Pembuatan buffer tidak
sebatas pada jalan maupun sungai, bahkan sebuah bangunan atau kawasan dapat
di buat buffer-nya, yang terpenting mengetahui berapa batas luar dari kawasan
5

tersebut akan di buffer sehingga tidak terjadi pencaplokan areal, karena hal ini
juga biasanya menyangkut dengan regulasi dan peraturan (Prahasta, 2001).
Fungsi buffer adalah membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah
ditentukan pada data garis atau titik maupun poligon. Sebagai contoh, kita akan
melakukan buffer terhadap jarak sungai 50 meter, menggunakan fasilitas buffer
yang kita pilih, kemudian komputer akan mengolah sesuai perintah kita. Prinsip
proses buffer lihat pada gambar berikut.

Kotak dialog Buffer Objects:


- Radius, menyatakan lebar buffer. Dapat diisi dengan nilai (value) langsung,
atau nilai dari kolom lain (from colum). Tetukan pula satuan (unit) yang
digunakan.
- Smoothness, adalah menentukan tingkat ketelitian daerah buffer. Semakin
tinggi nilai segmen per circle semakin tinggi ketelitian. Nilai standarnya 12.
- Ada dua metode buffer, pertama satu buffer untuk semua objek (One buffer of
all objects) dan kedua satu buffer untuk setiap object (One buffer for each
objects).
- Ada dua cara penentuan jarak atau lebar buffer, yaitu Spherical Spherical
biasanya digunakan untuk objek yang mempunyai proyeksi bumi
seperti Latitude, sebaliknya Cartesian untuk proteksi non bumi.
(Eni, dkk., 2011).
Pembangunan buffer biasanya digunakan untuk kepentingan analisis yang
dilakukan berdasarkan jarak atau zona tertentu. Buffer biasanya dibangun dengan
arah keluar untuk melindungi elemen-elemen spasial yang bersangkutan. Dengan
dibuatnya buffer maka akan terbentuk suatu area, polygon atau zona baru yang
melindungi/menutupi objek spasial dengan jarak tertentu. Operasional buffer
dapat dilakukan melalui menu pulldown Theme | Create Buffers, kemudian akan
muncul kotak dialog yang merupakan langkah-langkah proses pembuatan buffer
(Forest Watch Indonesia, 2010).
6

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul Pembuatan Buffer


Sungai dilaksanakan pada hari Rabu, 19 November 2014 pukul 10.00 WIB
sampai dengan selesai. Praktikum ini dilakukan di laboratorium Manajemen
Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah notebook, flashdisk dan
alat tulis. Bahan yang digunakan adalah software ArcView GIS 3.3 dan file peta
sungai.

Prosedur

1. Buka aplikasi ArcView 3.3 pada desktop dengan cara double klik icon
ArcView 3.3
2. Muncul kotak dialog Welcome to ArcView GIS, pilih create a new project
with a new ViewOK.
3. Pada kotak dialog Add data, klik No. Kemudian akan tampil halaman View1
yang masih kosong.
7

4. Klik add theme tools buka file bahan praktikum buffer klik
sungai.shp klik OK.

5. Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Beri tanda check
list () pada kotak sungai.shp.

6. Kemudian lakukan drag pada areal sungai yang luas yang akan dijadikan
contoh pembuatan buffer klik ikon select feature lakukan drag pada
areal sungai.
8

7. Setelah selesai di drag klik menu view Theme pilih Convert to Shapefile
muncul kotak dialog Convert to Shapefile pilih Yes.

8. Muncul kotak dialog Convert sungai.shp pilih lokasi penyimpanan


simpan dengan nama drag1_kelompok15.shp klik OK.
9

9. Lakukan drag pada badan sungai klik ikon select future drag badan
sungai dengan cara tekan shift + arahkan kursor.

10. Setelah selesai klik kembali menu view Theme pilih Convert to Shapefile
pilih lokasi penyimpanan simpan dengan nama
badansungai_kelompok22.shp klik OK.

11. Jika diaktifkan ketiga theme, maka hasilnya akan seperti berikut.
10

12. Lakukan buffering pada badan sungai uncheklist semua theme kecuali
sungai.shp theme yang diaktifkan adalah theme badansungai.shp klik
menu view Theme pilih Create Buffers muncul kotak dialog Create
Buffers klik Next

13. Muncul kotak dialog Create buffers step 2 pada At a specified distance
ganti dengan nilai 100 pada Distance units are ganti dengan Meters
klik Next.

14. Muncul kotak dialog Create buffers step 3 klik pada icon in a new theme
pilih lokasi penyimpanan simpan dengan nama
buffer_badan_sungai_kel15.shp klik Finish
11

15. Hasil buffer badan sungai tampak lebih tebal.

16. Kembali lakukan hal yang serupa dengan langkah-langkah yang sama untuk
pembuatan cabang sungai dan anak-anak sungai.
(*untuk cabang sungai ketebalan buffernya 50 dan untuk anak-anak sungai 20)
12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul


Pembuatan Buffer Sungai dapat dilihat pada gambar berikut.

Pembahasan

Pada praktikum Pembuatan Buffer Sungai ini ada tiga hal yang dilakukan,
yaitu membuat perbedaan antara badan sungai, cabang sungai dan anak-anak
sungai. Antara badan sungai, cabang sungai dan anak sungai memiliki ketebalan
yang berbeda-beda yakni 100 meter, 50 meter, dan 20 meter. Sesuai dengan
tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui das dan subdas dapat diperoleh data
mana yang merupakan das dan subdas. Sehingga dengan memetakan suatu das,
das tersebut dapat dikelola dengan baik.
Software yang digunakan dalam proses buffer mempunyai kemampuan
untuk mengukur jarak. Oleh karena itu, pada subsistem manipulasi dan analisis
data juga dapat dilakukan operasi pengukuran seperti pengukuran jarak. ArcView
sangat dimungkinkan untuk dapat dimodifikasi dengan menggunakan
pemograman berbasis obyek. Hal ini dikarenakan ArcView dibangun dengan
menggunakan pemrograman berbasis obyek sehingga cukup reliable untuk dapat
13

dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi dengan merubah terminologi yang


digunakan dalam interface, mengatur operasi-operasi atau membuat interface baru
untuk melakukan akses ke data tertentu.
Fungsi buffer adalah membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah
ditentukan pada data garis atau titik maupun poligon. Dengan dibuatnya buffer
maka akan terbentuk suatu area, polygon atau zona baru yang
melindungi/menutupi objek spasial dengan jarak tertentu. Proses pembangunan
buffer dapat dilakukan untuk setiap feature baik point, line ataupun polygon.
Dalam pembuatan buffer terdapat kotak dialog Create buffers sebanyak 3
step. Pada step kedua ada beberapa istilah yang harus kita mengerti, yakni :
- At a specified distance : digunakan untuk pembuatan buffer yang didasarkan
pada jarak yang ditetapkan oleh pengguna.
- At a distance from an attribute field : Pembuatan buffer didasarkan pada jarak-
jarak yang telah didefinisikan di dalam suatu field atribut yang telah
ditentukan.
- As multiple rings : Pembuatan buffer akan menghasilkan/membentuk sejumlah
(number of rings) lingkaran konsentris dengan jarak interval tertentu (distance
between rings) antara setiap lingkaran yang berdekatan.
Pada proses pembuatan buffer, software yang digunakan mempunyai
kemampuan untuk mengukur jarak. Oleh karena itu, pada subsistem manipulasi
dan analisis data juga dapat dilakukan operasi pengukuran seperti pengukuran
jarak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Trisasongko (2010) yang menyatakan
bahwa fungsi buffer sering digunakan untuk membuat penyangga dengan suatu
jarak tertentu pada feature titik, garis maupun polygon yang diseleksi. Hasil dari
buffer ini dapat berupa garis atau feature polygon. Feature yang dipilih untuk di
buffer dapat lebih dari satu layer dandapat lebih dari satu tipe feature. Jika lebih
dari satu feature di pilih untuk di buffer maka buffer yang terpisah akan dibentuk
untuk setiap pilihan feature.
14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Buffer sungai adalah suatu sistem penyangga sungai yang dibuat dengan
membedakan ketebalan dari setiap struktur sungai.
2. Antara badan sungai, cabang sungai dan anak sungai memiliki ketebalan yang
berbeda-beda yakni 100 meter, 50 meter, dan 20 meter.
3. Fungsi buffer adalah membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah
ditentukan pada data garis atau titik maupun poligon.
4. Pembangunan buffer biasanya digunakan untuk kepentingan analisis yang
dilakukan berdasarkan jarak atau zona tertentu.
5. Proses pembangunan buffer dapat dilakukan untuk setiap feature baik point,
line ataupun polygon.

Saran

Sebaiknya semua praktikan harus teliti dan fokus dalam mengikuti setiap
prosedur agar proses digitasi peta berhasil. Sebelum memulai praktikum
sebaiknya notebook sudah on untuk menghemat waktu.

Anda mungkin juga menyukai