Anda di halaman 1dari 6

PERBANTUAN TEKNIS

MODEL DETEKSI DINI TERDUGA TB BERBASISKAN MASYARAKAT

PADA KOMUNITAS SEKOLAH

Yayasan KNCV Indonesia bekerja sama dengan PR-TB Aisyiyah yang didukung dan dibiayai oleh Global
Fund memerlukan secepatnya konsultan untuk memberikan bantuan teknis dalam mengembangkan
model berbasiskan masyarakat bagi pengelolaan TB regular, TB-HIV dan TB-MDR pada komunitas sekolah.
Kerangka Acuan Kegiatan dapat diunduh di :

Organisasi atau konsultan individu yang berminat diharapkan mengirimkan proposal yang memaparkan
rencana kerja , metoda kerja, curriculum vitae (CV) dan portfolio terkait serta perencanaan anggaran.
Proposal dalam format pdf harap dikirimkan melalui email ke: gfprocurement@kncvtbc.org paling
lambat Kamis, 18 Mei 2017.
Kerangka Acuan Kegiatan

PERBANTUAN TEKNIS

MODEL DETEKSI DINI TERDUGA TB BERBASISKAN MASYARAKAT

PADA KOMUNITAS SEKOLAH

I. Latar Belakang
Aisyiyah adalah organisasi perempuan muslim yang didirikan sejak tahun 1917 di Indonesia.
Organisasi ini mengkhususkan diri pada isu-isu kesehatan dan pendidikan, terutama untuk
perempuan dan anak-anak. Aisyiyah adalah salah satu organisasi perempuan keagamaan
non-profit yang terbesar di Indonesia.

Berkat pencapaian organisasi di putaran proyek Global Fund sebelumnya, Aisyiyah telah
dipilih kembali oleh Global Fund untuk AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (GF-ATM) sebagai
Principal Recipient (PR TB-HIV Care Aisyiyah) untuk melaksanakan Community TB-HIV
Care program periode NFM (New Funding Model) tahun 2016 2017.

Tujuan dalam program NFM ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat HIV dan TB di 34 provinsi di Indonesia. Tujuan lainnya adalah untuk menguatkan
sistem kesehatan dan masyarakat untuk dapat meningkatkan pencapaian program
pengendalian TB di Indonesia. Pada periode NFM ini, PR TB-HIV Care Aisyiyah telah
bekerja di 22 provinsi dan 75 kabupaten/kota di tahun 2016, dan akan mengembangkan
sayap mencakup 25 provinsi dan 158 kabupaten/kota di tahun 2017.

Salah satu indikator keberhasilan yang harus dicapai oleh Aisyiyah di NFM TB care and
prevention modules adalah number of presumptive TB cases referred by trained community
cadres (jumlah terduga TB yang dirujuk oleh kader masyarakat terlatih). Indikator ini
menunjukkan bahwa sasaran tidak hanya akan dicapai oleh kader-kader Aisyiyah, namun
juga oleh organisasi dan anggota masyarakat luas.

Sasaran kinerja pada NFM secara kumulatif adalah sekitar 444,456 terduga TB dalam kurun
2 tahun implementasi proyek. Target ini dapat tercapai apabila semua kader bekerja secara
optimal sejak permulaan. Pembelajaran dari periode R-SSF menunjukkan bahwa kader
dapat menemukan jumlah terduga terbanyak setelah setidaknya 6 bulan pasca pelatihan.
Rata-rata satu orang kader dapat menemukan maksimum 6 terduga TB tiap bulannya.

Namun demikian, tidak semua kader dapat terus berpartisipasi. Setelah pelatihan, proporsi
kader yang masih aktif bekerja adalah sekita 60 70%. Dengan pertumbuhan jumlah SSR
yang bertahap, maka jumlah kader yang dilatih juga meningkat bertahap. Lebih dari separuh
jumlah kader akan dilatih pada tahun kedua pelaksanaan proyek. Hal ini tentunya berdampak
juga pada peningkatan jumlah kasus yang ditemukan dan pencapaian target yang lambat.

Dalam rangka upaya mencapai target, Aisyiyah akan meningkatkan cakupan melalui
Program Pendidikan Kesehatan di sekolah-sekolah dan melakukan kampanye massal
melalui media komunikasi. Diharapkan akan ada peningkatan jumlah terduga TB yang
dirujuk yang kemudian dapat diperhitungkan sebagai pencapaian tidak langsung dari upaya
Aisyiyah meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk di dalamnya kerjasama dengan
NGO-NGO lain.

II. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Mengembangkan model berbasiskan masyarakat bagi pengelolaan TB reguler, TB-
HIV dan TB-MDR pada komunitas sekolah.

b. Tujuan Khusus:

1. Menelaah peran komunitas sekolah dalam program kesehatan masyarakat.


2. Mengembangkan model pengenalan dini terduga TB oleh komunitas sekolah.
3. Mengembangkan sistem rujukan dan pemantauan terduga TB yang ditemukan oleh
komunitas sekolah.
4. Uji coba model penemuan terduga TB oleh komunitas sekolah di 5 sekolah dan
memberikan saran bagi pelaksanaan model ini selanjutnya.

III. Metodologi dan Kegiatan-kegiatan Kunci


1. Metodologi
Untuk mencapai tujuan, beberapa metode kerja akan diterapkan:

a. Penilaian tentang hubungan sosial dalam sistem komunitas sekolah: antar murid, guru
dan pengelola sekolah untuk mengembangkan strategi:
Menyampaikan informasi TB ke komunitas sekolah.
Membangun minat berperan aktif dalam kegiatan pengendalian TB di
masyarakat.
Mekanisme rujukan yang dapat dilakukan ketika komunitas sekolah
menemukan terduga TB.
Memantau dan melaporkan terduga TB yang dirujuk.
b. Mengembangkan model partisipasi komunitas sekolah dalam kegiatan penemuan dan
pelaporan terduga TB.
c. Mengembangkan alat pemantauan untuk mengukur pencapaian model dan
menggabungkannya dengan ke sistem pemantauan PR TB-HIV Care Aisyiyah
(bekerjsama dengan konsultan untuk TA Monitoring & Evaluation).
d. Ujicoba model di 5 sekolah di 3 wilayah terpilih.
e. Evaluasi ujicoba model.
f. Membuat rekomendasi bagi pendekatan CSO (Civil Society Organisation Organisasi
Masyarakat Sipil) yang melibatkan komunitas sekolah untuk program kesehatan
berbasis masyarakat, khususnya program pengendalian TB.

2. Kegiatan Kunci
a. Mempelajari peran komunitas sekolah dalam program kesehatan.
b. Mengembangkan model penemuan kasus dini dan sistem rujukan untuk terduga TB
yang ditemukan oleh komunitas sekolah.
c. Pelatihan untuk ujicoba model di 5 sekolah di 3 wilayah terpilih.
d. Ujicoba model.
e. Evaluasi ujicoba model.
f. Membuat laporan akhir dan rekomendasi.

IV. Hasil Pekerjaan:


Pada akhir masa konsultansi, konsultan diharapkan menyerahkan hasil pekerjaan berupa
dokumen yang dituliskan dalam dwi bahasa: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris:
1. Model penemuan dini terduga TB berbasiskan masyarakat pada komunitas sekolah.
2. Modul pelatihan model penemuan dini terduga TB berbasiskan masyarakat pada
komunitas sekolah.
3. Laporan pelatihan yang menjelaskan tentang proses pelaksanaan pelatihan (termasuk
hasil pre dan post tes, evaluasi pelatihan) dan rekomendasi untuk pelatihan di masa
mendatang.
4. Laporan Akhir.

V. Syarat Konsultan:
Konsultan dapat perorangan atau tim yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Master pada bidang terkait (pendidikan, kesehatan masyarakat, ilmu sosial, dll.) dan
pengalaman setidaknya 5 tahun di bidang pemberdayaan masyarakat dan program
kesehatan di sekolah.
b. Memiliki pengalaman bekerja dengan pemerintah dan LSM.
c. Memiliki pengalaman mengelola proyek dengan dana hibah internasional.
VI. Anggaran

Total keseluruhan anggaran untuk kegiatan perbantuan teknis ini adalah Rp 433,944,652
atau USD 33,957.64 yang terdiri dari:

1. Biaya jasa konsultan maksimum 20%.


2. Anggaran untuk berbagai kegiatan (pelatihan, kunjungan lapangan, pertemuan
koordinasi, dll.) 80% - akan dikelola oleh YKI berdasarkan kesepakatan kegiatan
antara konsultan dan pihak pengguna.

Kegiatan ini sepenuhnya dibiayai dari dana bantuan Global Fund periode NFM kepada PR
TB-HIV Care Aisyiyah yang dikelola oleh Yayasan KNCV Indonesia.

VII. Termin Pembayaran

Pembayaran biaya jasa konsultan direncanakan akan diberikan dalam beberapa termin
pembayaran:

Pembayaran Proporsi Hasil Kerja / Output yang dipenuhi

Pembayaran Pada saat awal kerja setelah penandatanganan


pertama 30% kontrak kerja.
Rencana kerja dan rencana periode kerja
(timeline)
Pembayaran Dokumen model final yang akan diujicobakan.
kedua 40% Laporan pelatihan untuk ujicoba model.
Modul-modul pelatihan.
Pembayaran Laporan hasil pelatihan dan pemantauan ujicoba
ketiga (final) 30% model.
Laporan akhir yang telah diterima dan disetujui
pihak pengguna.

Total 100%
VIII. Jangka Waktu Pelaksanaan

Konsultan akan melaksanakan tugas perbantuan teknis berdasarkan pengaturan waktu


sebagai berikut:

Bulan 01 Bulan 02 Bulan 03


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengkajian peran komunitas
sekolah dalam program
kesehatan masyarakat.
2 Membangun model penemuan
dini kasus terduga TB oleh
komunitas sekolah.
3 Mengembangkan sistem rujukan
untuk penemuan terduga TB oleh
komunitas sekolah.
4 Pelatihan untuk ujicoba model di
5 sekolah di 3 wilayah terpilih.
5 Melaksanakan ujicoba model di
5 sekolah terpilih di 3 wilayah.
6 Evaluasi proses ujicoba model
7 Menyusun dan menyerahkan
laporan ujicoba model di
komunitas sekolah.

Anda mungkin juga menyukai