Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat ALLAH SWT akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul kelainan pada kehamilan yang pada makalah ini kami mengambil
materi “KPD,Poligohidramnion , Oligohidramnion ,serta letak sungsang dan letak
lintang” . Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas awal semester V untuk mata
kuliah Askeb V Patologi. Selain itu juga agar para pembaca mengetahui dengan jelas
bagaimanakah mengidentifikasi kelaianan pada masa kehamilan.

Kami menyadari bahwa dalam hal pembuatan makalah ini banyak memiliki
kekuranagan untuk itu kami menerima saran san kritik yang sifatnya membangun dari
para pembaca sekalian guna tersusunnya materi yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Atas pewrhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Kelainan air krtuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketubanjauh lebih
banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter.
Macam-macam kelainan air ketuban:

1. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu
atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut
2. 2)Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja.
3. Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari ½ liter.

Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.
Letak lintang yaitu letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong
atau tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

TUJUAN UMUM
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas awal mata kuliah Askeb V Patologi
selain itu juga agar para pembaca mengetahui dengan jelas bagaimanakah jenis-jenis
kelaianan .
BAB II
PEMBAHASAN
POLIHIDRAMNION

Suatu keadaan dimana jumlah air ketubanjauh lebih banyak dari normal, biasanya
lebih dari 2 liter.
Pada kebanyakan kasus ini tidak diketahui dengan pasti namun kondisi yang dapat
beresiko tinggi polihidramnion adalah
• Gameli(khususnya pada kehamilan kembar monozigotik)
• DM
• Eritroblastosis
• Mal farmasi janin (khususnya pada saluran cerna,misalnya fistula trakeo
esopagus)

Polihidramnion dapat menimbulkan komplikasi tambahan:


• Persalinan preterm
• Malpresentasi janin
• Prolaps tali pusat
• Perdarahan pasca partum yang disebabkan atonia uteri.

Tanda dan gejala polihidramnion


• Pembesaran uterus ,lingkar abdomen dan TFU jauh melebihi ukuran yang
diperkirakan untuk usia kehamilan
• Dinding uterus tegang sehingga DJJ sulit untuk didengar dan pada palpasi bagian
besar dan kecil janin sulit untuk diraba
• Letak janin sering berubah
Pemeriksaan polihidramnion dilakukan dengan cara
• Pemeriksaan USG untuk memastiikan diagnosis dan mengidentifikasi komplikasi
dan kondisi penyerta pada plasenta dan janin.
• Penapisan DM

Prognesis
1)Pada janin
a).Kongenital anomali
b).Prematuritas
c).Komplikasi karena kesalahan letak anak
d).Eritoblastosis

2)Pada ibu
a).Solusio plasenta
b).Atonia uteri
c).Perdarahan post partum
d).Retensio plasenta
e).Syok

OLIGOHIDRAMNION
Suatu keadaan cairan amnion sangat sedikit. Kondisi ini dapat terjadi akibat dari
insufisiensi uteroplasenta.

Kondisi yang dapat menyebabkan resiko tinggi oligohidramnion yaitu:


1. anomali congenital
2. penyakit virus
3. IUGR
4. KPD
5. hipoksia
6. aspirasi mekonium dan cairan yang bercampur mekonium
Tanda dan gejala oligohidramnion
1. molding uterus mengelilingi janin
2. janin dapat diraba dengan mudah
3. tidak ada efek pentul ( Ballotement pada janin)
4. penambahan pada TFU yang lambat
Gambaran Klinis
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:


- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah.
Akibat Oligohidramnion

1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan
dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu
picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti
club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery
appereance).
. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

Beberapa gejala oligohidramnion, antara lain sebagai berikut:

1. Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.


2. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
seiring berjalannya usia kehamilan.
3. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
4. Sering berakhir dengan partus prematurus.
5. Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
6. Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
7. Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.

Pemeriksaan yang umumnya dilakukan:


1. Ibu menjalani pemeriksaan USG (ultrasonografi) untuk menunjukkan oligohidramnion,
serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang abnormal.
2. Melakukan rontgen pada perut dan paru-paru bayi.
3. Analisa gas darah.
Bila oligohidramnion terjadi pada permulaan kehamilan, maka janin akan
menderita cacat bawaan. Pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus
prematurus yaitu seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim. Bila
oligohidramnion terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan
seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery
appereance)..

LETAK LINTANG
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya
bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada
pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang
(dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
Sebab terjadinya letak lintang:
1. panggul sempit
2. terdapat lilitan tali pusat
3. kelainan uterus:
• uterus arkuatus
• uterus septus
• uterus dupleks
4. Plasenta Previa
5. gameli

jenis-jenis letak sungsang


• presentasi bokong
• presentasi bokong kaki sempurna
• presentasi bokong kaki tidak sempurna
• presentasi kaki
Penyebab Letak Lintang
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan
letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang
mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa
faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion,
abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.
Diagnosis

Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat
melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, engan TFU rendah. Palpasi akan
teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada
bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan
di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk
mendeteteksi kemungkinan penyebab

Penatalaksanaan

Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi


external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian
posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter
tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu
datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat
menumbung, atau persalinan prematur.

Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen


seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan
merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada
indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan,bidan seharusnya merujuk ke dokter
atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka
kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin
dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman.
LETAK SUNGSANG
Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di
bagian bawah kavum uteri (rongga rahim)
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang
berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan
yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada
kehamilan aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari
tahun 1990 sampai 1999 di Parkland Hospital merupakan letak sungsang.

Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala.
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
• Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi bokong
kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling )
( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian
paling rendah adalah satu atau dua kaki.
terjadinya letak sungsang diantaranya adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
4. Panggul sempit
5. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur
kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas, multi
fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis. Plasenta yang
terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena
plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus
Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di
bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan
kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada
kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,
karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air
ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada
keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik
atau M.R.I. ( Magnetic Resonance Imaging ).

Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin
mengalami Odema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan
muka.

Penatalaksanaan Dalam kehamilan


Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang
dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang,
terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi
presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38
minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke-34 belum perlu dilakukan, karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke-38
versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif
berkurang.

Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan denyut
jantung janin harus baik. Apabila bokong sudah turun, bokong harus dikeluarkan lebih
dahulu dari rongga panggul, tindakan ini dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua
tangan penolong pada perut ibu bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Kalau
bokong tidak dapat dikeluarkan dari panggul, usaha untuk melakukan versi luar tidak ada
gunanya. Setelah bokong keluar dari panggul, bokong ditahan dengan satu tangan, sedang
tangan yang lain mendorong kepala ke bawah sedemikian rupa, sehingga fleksi tubuh
bertambah.
Selanjutnya kedua tangan bekerjasama untuk melaksanakan putaran janin untuk menjadi
presentasi kepala. Selama versi dilakukan dan setelah versi berhasil denyut jantung janin
harus selalu diawasi. Sesudah janin berada keadaan presentasi kepala, kepala didorong
masuk ke rongga panggul. Versi luar hendaknya dilakukan dengan kekuatan yang ringan
tanpa mengadakan paksaan. Versi luar tidak ada gunanya dicoba bila air ketuban terlalu
sedikit, karena usaha tersebut tidak akan berhasil.

Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar ialah:


1) panggul sempit
2) perdarahan antepartum
3) hipertensi
4) hamil kembar
5) plasenta previa.

Jenis pimpinan persalinan sungsang:


1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga
ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
b) Manual aid (partial breech axtraction; assisted breech delivery). Janin dilahirkan
sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya dengan
memakai tenaga penolong.
2. Persalinan per abdominam ( seksio sesarea)
Prosedur Pertolongan Persalinan Spontan
Tahapan
1. Tahap pertama: fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat (skapula
depan ).disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian
yang tidak begitu berbahaya.
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul,
sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera
diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat
bernafas lewat mulut.
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi
(uterus), ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan
secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intra kranial (adanya
ruptur tentorium serebelli)
Teknik
1. Sebelum melakukan persalinan, penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan
untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus selalu
disediakan cunam Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul
his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong
mulai membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitosin intra muskulus.
Pemberian oksitosin ini adalah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat
dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
3. Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,
bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang
paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
4. Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat
tegang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti
gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan sehingga gerakan tersebut hanya
disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan
hiperlordosis ini, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uterus,
sesuai dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi Kristeller ini adalah:
a. Agar tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan.
b. Menjaga agar posisi kepala janin tetap dalam posisi fleksi.
c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dengan kepala janin
sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.
6. Dengan melakukan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu
dan lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir
dan bersamaan dengan itu penolong memotong tali pusat.
8. Keuntungan
a. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga mengurangi bahaya
infeksi.
b. Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi
trauma pada janin.
9. Kerugian
a. 5-10% persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, sehingga tidak semua
persalinan letak sungsang dapat dipimpin dengan cara Bracht.
b. Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan panggul
sempit, janin besar, jalan lahir kaku misalnya pada primigravida, adanya lengan
menjungkit atau menunjuk.
Indikasi

1. Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan baik
pada waktu melahirkan bahu atau kepala.
2. Dari semula memang hendak melakukan pertolongan secara manual aid. Di Negara
Amerika sebagian besar ahli kebidanan cenderung untuk melahirkan letak sungsang
secara manual aid, karena mereka menganggap bahwa sejak pusar lahir adalah fase yang
sangat berbahaya bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul, dan kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin dan pintu atas
panggul.
Tahapan
1. Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan tenaga ibu
sendiri.
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara atau
teknik untuk melahirkan bahu dan lengan adalah secara:
a. Klasik ( Deventer )
b. Mueller
c. Louvset
3. Tahap ketiga, lahirnya kepala.
Kepala dapat dilahirkan dengan cara:
a. Mauriceau
b. Najouks
c. Wigan Martin-Winckel
d. Prague terbalik
e. Cunam Piper
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kelainan air krtuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketubanjauh lebih
banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter.
Macam-macam kelainan air ketuban:

• Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu
atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut
• Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja.
• Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari ½ liter.

Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.
Letak lintang yaitu letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong
atau tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

Anda mungkin juga menyukai