Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGOLAHAN AIR INDUSTRI

WATER TREATMENT FOR BOILER FEED WATER

Dosen Pembimbing : Bambang S

Tanggal tugas : 23 Februari 2012

Tanggal pengumpulan : 6 April 2012

Oleh :

Kelas 2C

Dwi Chandara Ramdani 101411071

Uka Megantari Dewi 101411094

TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012
BOILER FEED WATER

A. BOILER

Boiler adalah alat untuk menghasilkan steam. Boiler ada dua jenis, yaitu :

a. Water tube boiler


Prinsip kerjanya, air masuk melalui tube dalam boiler. Dipanaskan oleh steam yang
ada di seluruh bagian boiler, sehingga saat keluar dari chimney sudah menjadi uap.
b. Steam tube boiler
Prinsip kerjanya steam masuk ke dalam tube boiler. Air dialirkan ke seluruh bagian
boiler. Terjadi perpindahan panas antara steam dalam tube dan air yang ada di seluruh
bagian dalam boiler.

Steam yang dihasilkan dalam boiler berasal dari pembakaran suatu bahan bakar, seperti batu
bara, kayu bakar, solar, dan lain-lain.

Gambar steam tube boiler

Prinsip kerja boiler


B. AIR UMPAN BOILER

Air umpan untuk boiler bisa berasal dari sungai, danau, sumur, dan lain lain. Biasanya
kandungan air dari danau, sungai, dan sumur, memiliki karaktersitik sebagai berikut :

Dalam air umpan itu ada kandungan zat yang berbahaya saat mengendapa atau terakumulasi
dalam boiler, diantaranya :

a. Silika (SiO2) dapat membentuk scale di bawah tekanan 600 psig. Di atas 600 psig,
silika mulai menguap. Uap ini berpotensi membentuk endapan pada diafragma turbin.
Uap ini dapat mengakibatkan kerugian energi. Tingkat kerugian tergantung pada
banyaknya uap, ketebalan, dan derajat kekasaran dari uap. Misal jika energi di jalur
pertama telah berkurang sebesar 10%, output dari turbin uap sekitar 3% lebih sedikit.

b. Besi (Fe) adalah senyawa yang tidak larut dalam air. Kadar besi dalam jumlah banyak
tidak ditemukan dalam air alami, tetapi konsentrasi besi yang tinggi bisa berasal dari
pipa berkarat dan pengelupasan kulit tabung boiler. Besi juga bisa ditemukan dalam
kondensat dalam bentuk partikel, karena besi tidak larut dalam air. Besi ini
menyebabkan erosi yang signifikan pada turbin uap.
c. Calsium bereaksi dengan sulfat untuk membentuk kalsium sulfat dan juga
membentuk senyawa lain, seperti kalsium bikarbonat, kalsium karbonat, dan kalsium
nitrat. Selama penguapan bahan kimia ini memenuhi dinding boiler membentuk scale.
Laju penguapan meningkat sebanding dengan tingginya suhu. Scale adalah bahan
nonkonduktor yang menurunkan perpindahan panas dari tabung boiler. Penumpukan
scale juga dapat menyumbat sistem perpipaan.
d. Magnesium juga dapat bereaksi dengan sulfat membentuk magnesium sulfat.
e. Natrium dapat bergabung dengan ion hidroksida memebentuk natrium hidroksida.
Natrium hidroksida dapat menekan bidang pada pipa boiler dan turbin uap, sehingga
meneyebabkan korosi.
Klorida, Kalsium klorida, Magnesium, dan natrium, biasa ditemukan di sumber air
alami. Semua zat tersebut sangat larut dalam air alami, karena itu dapat terbawa oleh uap
ke dalam turbin uap.

f. Asam Karbonat, terbentuk dari reaksi antara gas karbondioksida (CO2) dengan air.
Selain itu juga asam karbonat bisa berasal dari air yang alkalinitasnya tinggi. Asam
karbonat akan menyebabkan korosi.
g. Oksigen juga terdapat pada air umpan. Oksigen saat bereaksi dengan air dan besi
akan membentuk besi hidroksida yang sangat larut dalam air. Endapan besi yang larut
disebut karat.

Reaksi antara endapan besi, oksigen, dan air


h. pH adalah ukuran kebasaan atau keasaman dan memiliki pengaruh langsung
terhadapa korosif. Semua air megandung basa (ion OH-) dan ion hidrogen (H+). pH
dibawah 7 menunjukan keasaman. Lebih dari 7 menunjukan kondisi basa. pH asam
menyebabkan korosi pada boiler yang terbuat dari stainless steel , sehingga baja
menjadi lunak.

Foam adalah pembentukan gelembung atau buih di permukaan air. Hal ini disebabkan
tigginya jumlah padatan yang ditangguhkan. Busa akan mengisi area permukaan dan
meningkatkan kecepatan lokal dan membentuk uap boiler yang berlebih.

Priming adalah keluarnya cairan yang hardness bersamaan dengan uap ke dalam
ruang uap. Priming menyebabkan kerusakan pada turbin uap.

Carryover, yaitu ketika air padatan boiler bercampur dengan uap. Carryover adalah
hasil dari aliran uap yang tinggi yang diakibatkan pengering. Pengering bekerja dengan tiba-
tiba merubah kecepatan sehingga partikel asing keluar oleh gaya sentrifugal.

C. AIR BOILER
Air boiler ini adalah air yang akan digunakan sebagai water make up, sehingga kadar
zat yang terkandung dalam boiler juga harus diperhatikan. Zat yang harus diperhatikan
dalam air boiler, yaitu :

Oksigen

Oksigen akan ditemukan dalam kondensat dan dalam water make up. Biasanya
metode yang umum dilakukan untuk mencegah adanya oksigen adalah dengan menggunakan
kondensor vakum. Sebuah kondensor vakum dengan steam jet ejector pump mencegah
terserapnya oksigen oleh air, karena saat kondisi vakum akan menurunkan tekanan parsial
oksigen dalam air. Metode lain adalah dengan menggunakan daerator terpisahkan. Daerator
diletakan di atas drum dalam kondisi tekanan yang rendah dan air dari pemanas umpan
(HRSG) dikirim ke daerator. Air bercampur dengan uap jenuh karena tekanan yang rendah
didrum sehingga menghilangkan oksigen.
Padatan terlarut

Selama proses penguapan, padatan paling hanya ada di air yang dari drum. Sedangkan
uap dikirim ke superheater. Sebagian padatan yang tertinggal dalam air dihilangkan dengan
mengirim air (biasanya 1-2% dari laju alir umpan) dari pipa blowdown ke tangki blowdown.
Air ini paling sering dibuang ke slauran pembuangan.

D. WATER TREATMENT AIR UMPAN BOILER

Tujuan dilakukannya water treatment untuk air umpan boiler :


1. Membantu memastikan umur maksimum dari boiler tersebut, turbin uap, kondensor,
dan pompa.
2. Mengurangi biaya pemeliharaan
3. Menjaga efisiensi boiler

Aerifikasi

Proses ini menghilangkan gas yang tidak diinginkan, seperti karbondioksida dan
hidrogen sulfat, dengan cara mencampur air dengan udara. Pencampuran dilakukan dengan
menambahkan oksigen ke dalam air, karbondioksida dan hidrogen sulfida lepas. Peningkatan
suhu, waktu aerasi, dan luas permukaan air dapat menghilangkan kadar gas tersebut.

Koagulasi

Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia untuk menguragi padatan


tersuspensi yang hardness, kekeruhan, lanau, dan koloid. Koagulasi ini dilakukan dalam
sebuah clarifier. Beberapa bahan kimia yang biasa digunakna untuk koagulasi adalah tawas,
natrium, filter aluminat, copperas, ferrisul, silika, dan senyawaorganik yang bervariasi.
Filtrasi

Filter dapat menghilangkan padatan hardness yang tersuspensi dan menghilangkan


flok atau lumpur dari koagulasi, atau proses sistem pelunakan. Bed nya terbuat dari antrasit
kerikil kasar. Filter precoated dapat juga digunakan untuk menghilangkan minyak dan
mengurangi warna.

Pelunakan

Ada beberapa metode untuk menghilangkan kalsium, magnesium, silika,dan lumpur


(pelunakan), diantaranya :

- Pelunakan soda kapur


Kalsium karbonat (kapur) ditambahkan ke air umpan untuk mengendapkan
kalsium bikarbonat, kalsium karbonat, dan garam magnesium hidroksida. Natrium
karbonat (soda abu) ditambahkan ke kalsium klorida dan sulfat lalu bereaksi dengan
kalsium karbonat. Proses ini lebih efisien pada suhu yang panas. Setelah proses soda
apur, hardness sisa sekitar 17 sampai 25 ppm.
- Hot proses pelunakan fosfat
Fosfat ditambahkan untuk menghilangkan kalsium dan magnesium. Proses ini
menghasilkan endapan trikalsium fosfat dan magnesium hidroksida. Reaksi kimianya
terjadi di atas 212 F dan akan mengurangi hardness sampai mendekati nol.
- Pelunakan zeolit
Zeolit adalah kelompok senyawa mineral kristalin yang bentuk atomnya
mikroskopis dan berongga. Struktur internal zeolit membuat zeolit berfungsi sebagai
filter dan katalis. Pada proses pelunakan air, zeolit digunakan untuk pertukaran ion
kalsium dan magnesium, dengan ion natrium yang ada dalam zeolit. Kalsium dan
magnesium dilewatkan dan jadi limbah, sedangkan zeolit direcycle dengan
melewatkan natrium klorida (garam) melalui softener.
- Demineralisasi
Demineralisasi digunakan untuk menghilangkan garam mineral yang
terionisasi. Kalsium, magnesium, dan natrium, kation ini dipisahkan di dalam penukar
kation hidrogen dengan sulfonat, karboksilat, dan senyawahidroksil fenolik. Anion
dari bikarbonat, sulfat, klorida, dan silika larut, lalu dikeluarkan oleh nitrogen amino
atau kuartener.
- Reverse Osmosis
Reverse osmosis yaitu menjalankan air dari larutan yang lebih pekat yang
kurang terkonsentrasi melalui membran semipermeabel dibawah tekanan atmosfer.
Tekanan diperlukan untuk membalikkan proses osmosis dengan cara mengatasi
tekanan osmotiknya. Tekanan osmotik yang cukup berkaitan dengan konsentrasi.
Semakin tinggi konsentrasi garam, maka tekanan osmotiknya tinggi. Tekanan osmotik
termasuk tekanan nyata.
Contohnya, air laut berisi 3,5% atau 35000 mg/l garam. Memiliki tekanan 410 psi
(28,3 bar). Sebelum desalting terjadi, sistem RO harus ditekan minimal 410 psi (28,3
bar) untuk mengatasi tekanan osmotik yang ada pada larutan. Dua tahap RO
menjalankan dua sistem RO secara seri dengan produk (permeat) dari RO tahap 1. RO
tahap 1 dijadikan umpan RO tahap 2. RO dilakukan 2 tahap ketika RO 1 tahap tidak
menghasilkan kualitas yang diinginkan.

Zat kimia yang biasa digunakan dalam treatment, diantaranya :

Sulfit

Sulfit digunakan untuk mengkonsumsi oksigen terlarut dalam air. Lokasi


penyimpanan sulfit yang tepat, yaitu dari bagian DA, agar jauh dari aliran umpan untuk
meningkatkan waktu reaksi antara sulfit dengan oksigen.

Phosfat

Phosfat digunakan untuk bereaksi dengan kalsium dan magnesium untuk


menghasilkan kekerasan bahan yang terkendali (hidroksiapatit dan serpentin) yang kana
dilepas oleh blowdown. Fosfat ditambahkan pada boiler bertekanan rendah dan
mempertahankan fosfat sekitar 30-60 ppm sebagai ortho phosfat. Pengujian fosfat dapat
dilakukan dengan penyaringan saat fosfat presipitat sudah terbentuk. Setiap saat fosfat akan
menetralisir Mg dan Ca.

Dispersan

Endapan fosfat (sludge) harus tersebar secara merata untuk mencegah kenaikan suhu.
Lignosulfat dan dispersan tidak dapat digunakan bersamaan karena bisa bereaksi membentuk
zat yang tidak diinginkan.
Amina

pH air yang murni mudah menurun karena adanya karbondioksida. Karbondioksida


larut dalam air membentuk asam karbonat. Oksigen juga mudah larut dalam air murni. Amina
digunakan untuk menetralkan karbonat, sehingga pH stabil. Kadar amina yang digunakan
dinilai dari rasio distribusi (s DR). Semakin tinggi DR, kadar affintias amina makin besar.

E. DATA
Tabel antara tekanan dan kadar zat dalam boiler feed water dan air boiler

Anda mungkin juga menyukai