Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

I. Pengertian
Aktuator merupakan alat peralatan mekanis untuk menggerakan atau
menghasilkan masukan ke plant sesuai dengan sinyal kontrol sedemikian
sehingga sinyal umpan balik akan berkaitan denga sinyal masukan acuan. Dapat
digambarkan diagram bloknya seperti dibawah ini :

Reff output

penguat aktuator plant

Gambar 1. Diagram blok system dengan aktuator


Jenis jenis aktuator terdiri dari 3 jenis pokok :
sensor

1. Aktuator listrik
2. Aktuator Hidrolik
3. Aktuator Pneumatik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aktuator Pneumatik


Aktuator pneumatic adalah aktuator yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan udara bertekanan
pada sisi permukaan piston sesuai dengan gerak pistonnya.

2.1.1 Aktuator pneumatik gerak lurus


1. Silinder Kerja Tunggal
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston,
sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke
9
satu arah . Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada
didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi
awal dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.

Gambar 2. Silinder Kerja Tunggal

2. Silinder Kerja Ganda


Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja
tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda
mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan). Silinder
terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal, batang piston,
bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan.
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston
(arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka
gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan
terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan
silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston
(arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke
atmosfir.

Gambar 3. Silinder Kerja Ganda


9
Jika silinder harus menggerakkan massa yang besar, maka dipasang
peredam di akhir langkah untuk mencegah benturan keras dan kerusakan silinder.

Gambar 4. Silinder dengan Peredam di Akhir Langkah

2.1.2 Jenis Aktuator Berdasarkan Desain


1. Aktuator Teleskopik

Gambar 5. Aktuator Teleskopik


Silinder teleskopik (ditunjukkan pada Gambar 1.10 (a) dan (b)) digunakan
ketika panjang langkah lengan dan lengan kembali diperlukan. langkah
lengan memanjang secara bertahap sesuai tingkatan, setiap tahap terdiri
dari sleeve pada tahap sebelumnya. Gambar 1.10 (c) menunjukkan
konstruksi silinder teleskopis jenis double acting dengan dua piston (Dua
tahap)
2. Atuator Tandem

Diagram skematik silinder Tandem ditunjukkan pada Gambar 1.12.


Silinder Tandem adalah double acting yang terpisah yang disusun sejajar
dengan satu bodi silinder sehingga daya yang dihasilkan oleh keduanya
9
ditambahkan bersamaan, sehingga menggandakan keluaran piston.
Sebuah silinder tandem digunakan pada aplikasi di mana dibutuhkan gaya
yang besar dihasilkan dari silinder berdiameter kecil. Pada dasarnya,
silinder tandem hanyalah dua atau lebih silinder terpisah yang ditumpuk
sampai akhir dalam satu unit dan dengan semua piston yang terpasang
pada batang piston utama. Tekanan diaplikasikan pada kedua piston,
sehingga terjadi peningkatan gaya karena area yang lebih luas. Aplikasi
directional control valve.

Gambar 6. Double Acting Cylinder with piston rod on one side

3. Aktuator Rodless
A rod less air cylinder differs from a basic air cylinder in that no piston
rod extends outside the cylinder body. Instead, the internal piston is
connected to an external carriage, by means of a magnetic or mechanical
coupling system. Aplikasi press room dan metal stamping, tyre
manufacturing.
4. Actuator Impact
Impact cylinders digunakan untuk aplikasi berenergi tinggi. Diagram
skematik silinder dampak ditunjukkan pada Gambar 1.13. Ini terdiri dari,
pada dasarnya silinder pneumatik normal terkoneksi dengan reservoir
dimana kecepatan operasi silinder dapat dinaikkan sekitar 15 kali dan
rating energi meningkat sekitar 200 kali tanpa menggunakan katup yang
lebih besar atau tekanan suplai udara yang lebih tinggi. Impact silinder
biasanya ditemukan pada aplikasi dimana membutuhkan yang energi
besar, biasanya, silinder impact dengan diameter 200mm bisa mencapai
tugas serupa dengan kekuatan press 50 Ton. Aplikasi pada oscilation
source, lens centering, optical axis adjustment for laser optics.
9
Gambar 7. Diagram skematik aktuator impact

5. Aktuator Duplex

Pengaturan tandem tugas khusus juga digunakan dalam silinder dupleks,


walaupun dalam kasus ini piston (dua) dipasang pada batang penghubung
terpisah, satu mengoperasikan yang lain. Setiap piston dengan demikian
mampu melakukan gerakan independen melalui kontrol pasokan udara
tersendiri. Dengan demikian, silinder dupleks dapat digunakan untuk
tugas gerak derek - contohnya menjepit potongan kerja pada posisi y
gerakan satu piston. Aplikasi pada ball valve.

Gambar 8. Aktuator duplex


2.2 Aktuator pada Pneumatik Valve
Gambar berikut contoh dari sebuah actuator control valve:
1. Upper Diaphragm Case
2. Lower Diaphragm Case
3. Diaphragm
IV.Spring.
5. Yoke
6. Travel Indicator
7. Actuator Stem
8. Signal Air Pressure
9
Gambar 9. Aktuator Pneumatik valve
Prinsip kerja actuator tekanan sinyal pneumatic yang terakumulasi didalam
ruang (diaphragm dan diaphragm case) menimbulkan gaya yang bekerja
melawan pegas sehinga akan menggerakkan bagian stem untuk bergerak
membuka atau menutup body valve. Karena konstruksinya, body valve akan
menjadi terbuka dengan turunnya stem dan ada pula yang menjadi tertutup
dengan turunnya stem.

2.3 Aktuator Pneumatik Kerja Putar

Actuator pneumatik kerja putar contoh nya adalah motor aliran. Motor
aliran hanya dapat dipakai untuk daya yang kecil. Tetapi jumlah putarannya
sangat tinggi. Salah satu contoh aplikasi pneumatik kerja putar ada lah bor gigi.

Gambar 10. Bor Gigi Pneumatik atau Elektrik

Karakteristik motor pneumatik:


Pengaturan kecepatan dan momen putar yang halus.
Dimensinya kecil, dan ringan.
9
Aman pada pembebanan lebih.
Tidak peka terhadap debu, air, panas, dingin.
Tidak akan meledak (aman terhadap ledakan).
Biaya pemeliharaan yang ringan.
Arah putaran mudah dikendalikan.
Daerah kecepatan yang bisa diatur lebar

9
BAB III

PENUTUP

2.4 Kesimpulan
1. Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakan atau mengontrol
sebuah mekanisme atau sIstem.
2. Aktuator pneumatic adalah aktuator yang memanfaatkan udara bertekanan menja
di gerakan mekanik.

Anda mungkin juga menyukai