Anda di halaman 1dari 137

Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

BAB. I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Pembangunan Pertanian pada dasarnya merupakan rangkaian


upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha di
bidang pertanian yang mampu menghasilkan produk yang memiliki daya
saing dan nilai tambah yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat.

Tujuan pembangunan pertanian adalah : (1) meningkatkan kesejahteraan


petani/masyarakat; (2) meningkatnya pendapatan wilayah; (3) meningkatnya
pendapatan nasional dan tercapainya keseimbangan perekonomian baik di
pusat maupun di daerah.

Untuk mewuju dkan tujuan pembangunan pertanian tersebut, sangat


diperlukan pengelolaan yang memadai, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan monitoring serta evaluasi yang hasilnya akan berguna bagi pengambilan
kebijakan bagi para pimpinan di Kementerian Pertanian RI. Guna mencapai
pada kondisi tersebut, maka perlu didukung oleh data dan informasi yang
berkualitas.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai institusi yang salah satu
tugasnya memberikan layanan tentang informasi pertanian, dituntut untuk
selalu menyajikan data yang tepat waktu, akurat, lengkap dan berkelanjutan
serta dibutuhkan oleh para stakeholders. Oleh karena itu melalui
pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian tahun 2013
diharapkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mampu memberikan
layanan yang memadai bagi seluruh stakeholders serta memberikan
kontribusi yang positif bagi pembangunan pertanian.

Laporan tahunan ini disamping berisi tentang hasil kinerja tahun 2013, yang
meliputi penyerapan anggaran yang bersifat komulatif, pencapaian sasaran
fisik kegiatan selama satu tahun, termasuk kendala dan rencana
tindaklanjutnya, laporan tahunan ini juga berfungsi sebagai bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian TA 2013.

1
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

B. TUGAS POKOK, VISI DAN MISI PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI
PERTANIAN

1. Tugas Pokok

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan


pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta pelayanan
informasi pertanian.

2. Visi

Mengingat betapa pentingnya penetapan visi suatu organisasi, maka Pusat


Data dan Sistem Informasi Pertanian telah berkeyakinan menetapkan visinya,
yaitu: Menjadi sumber data dan informasi pertanian yang lengkap,
akurat dan terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian

3. Misi

Untuk tercapainya visi tersebut di atas, maka Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian telah membuat pernyataan misi, yang merupakan cita-
cita dan landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh keseluruhan
anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai
dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan. Pernyataan misi tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian


data dan informasi pertanian
b. Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebaran data
dan informasi pertanian
c. Membangun dan mengembangkan sistem informasi pertanian
d. Membina sumber daya manusia dan kelembagaan bidang statistik dan
sistem informasi pertanian.

C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN TAHUNAN

Tujuan penyusunan laporan tahunan ini adalah untuk memberikan gambaran


umum mengenai kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian selama
kurun waktu tahun 2013, dan secara umum dapat digunakan sebagai
indikator pencapaian kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

2
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

D. HASIL YANG DIHARAPKAN

Tersedianya Data Statistik dan Informasi Pertanian yang handal, tepat waktu,
akurat, konsisten dan menyeluruh sebagai dasar pengambilan keputusan,
kebijakan, serta penyusunan rencana strategis Kementerian Pertanian
dimasa yang akan datang.

3
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

BAB. II
ORGANISASI DAN CAKUPAN KEGIATAN

A. ORGANISASI

Sebagaimana tersebut pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor :


61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian RI yang ditetapkan pada tanggal 14 Oktober 2010,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian yang mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian dan
pelayanan data dan informasi pertanian, dalam menyelenggarakan tugasnya
menyelenggarakan fungsi-fungsi :

1. Penyediaan dan Pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;


2. Penyediaan ;
3. Pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi hortikultura
dan perkebunan;
4. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat.

Dalam rangka mengemban tugas tersebut, maka sejak tanggal tersebut Unit
kerja eselon III di Pusdatin pada saat ini terdiri dari 4 (empat) unit yaitu ;

1. Bagian Umum;
2. Bidang Pengembangan Sistem Informasi;
3. Bidang Data Komoditas;
4. Bidang Data Non Komoditas;

Unit kerja Eselon IV terdiri dari :


1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
2. Subag Kepegawaian dan Rumah Tangga
3. Sub Bidang Data Tanaman Pangan dan Peternakan
4. Sub Bidang Data Hortikultura dan Perkebunan
5. Sub Bidang Data Prasarana
6. Sub Bidang Data Sosial Ekonomi Pertanian
7. Sub Bidang Aplikasi Multimedia
8. Sub Bidang Aplikasi Sistem Informasi
9. Sub Bidang Sistem Jaringan Komputer

Kelompok jabatan fungsional, di mana terdapat 2 (dua) Koordinator


Fungsional yaitu :
1. Koordinator Fungsional Pranata Komputer
2. Koordinator Fungsional Statistik

Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia, Pusdatin memiliki mandat


melakukan pembinaan SDM bagi para pejabat fungsional pranata komputer
dan statistisi lingkup Kementerian Pertanian. Sedangkan dari sisi internal,

4
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

pusdatin yang didukung oleh 119 orang pegawai secara terus menerus dan
berjenjang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan pegawainya,
terutamanya dalam bidang statistik dan sistem informasi.

Dalam rangka mendukung pembangunan pertanian selengkapnya struktur


Organisasi Pusdatin adalah sebagai berikut :

PUSAT DATA DAN SISTEM


INFORMASI PERTANIAN

BAGIAN
UMUM

SUBBAG SUBBAG
PERENCANAAN KEPEGAWAIAN DAN
DAN KEUANGAN RUMAH TANGGA

BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG DATA BIDANG DATA


SISTEM INFORMASI KOMODITAS NON KOMODITAS
SISTEM INFORMASI
SUB BIDANG
SISTEM JARINGAN SUB BIDANG SUB BIDANG
KOMPUTER DATA DATA PRASARANA
TANAMAN PANGAN
SUB BIDANG DAN PETERNAKAN
APLIKASI SISTEM SUB BIDANG
INFORMASI SUB BIDANG DATA
DATA HORTIKULTURA SOSIAL EKONOMI
SUB BIDANG DAN PERKEBUNAN PERTANIAN
APLIKASI
MULTIMEDIA

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

5
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Dalam rangka mengemban tugas kerja Pusdatin didukung oleh 119 orang
pegawai yang terdiri dari struktural dan fungsional. Di tahun 2012 pegawai
Pusdatin berkurang dikarenakan memasuki masa pensiun 2 orang atas nama
:
1. Hadidjah,SH ( pensiun per Oktober 2013)
2. Ir. Sari Sutiyorini,MSI ( pensiun per November 2013)

Total pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sampai dengan
bulan desember 117 orang.

Hal ini seperti tercantum sebagai berikut :

1. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi

Jika dilihat dari tugas pokok dan fungsinya, maka SDM di Pusdatin
didukung oleh 117 orang PNS struktural/staf, yang terdiri dari
struktural/staf 73 orang, 24 orang pejabat statistisi dan calon pejabat
statistisi dan 20 orang pejabat pranata komputer dan calon pejabat
pranata komputer.

2. Berdasarkan pendidikan

Jika dilihat dari tingkat pendidikan pegawai di Pusdatin sampai dengan


bulan Desember 2013 mempunyai latar belakang pendidikan
sebagaimana disajikan pada tabel 1

Tabel 1. Keadaan Pegawai Pusdatin Menurut Jenjang Pendidikan


Tahun 2013

No. Jenjang Pendidikan Jumlah


1 S3 1 orang
2 S2 25 orang
3 S1 43 orang
4 D3/Sarjana Muda 5 orang
5 SLTA 42 orang
6 SLTP 1 orang
Jumlah 117 orang

3 Berdasarkan pangkat/golongan

Jika dilihat dari golongan ruang, terdapat 23 orang golongan IV, 77 orang
golongan III, dan 17 orang golongan II

6
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

B. SARANA

a. Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pusdatin sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pengembangan


sistem informasi pertanian, telah didukung oleh sarana yang cukup
memadai, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.
Dalam hal pengembangan perangkat keras, Pusdatin selalu berusaha
untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi dengan tetap
memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas. Sedangkan dari aspek
perangkat lunak, hal yang diutamakan yaitu penertiban penggunaan
software yang legal.

b. Piranti Keras (Hardware)

Ketersediaan perangkat keras (hardware) yang ada di Pusdatin dan


dalam kondisi dapat beroperasi dengan baik. Perangkat yang saat ini
digunakan dan dikelola Pusdatin meliputi :
- Server
- Perangkat utama jaringan komputer berupa core switch, router, fire
wall, conten engine, antivirus gateway, bandwidth management.
- Backbone jaringan antar gedung berupa jaringan kabel serat optik
yang menghubungkan gedung-gedung di kantor pusat dan kompleks
Kementerian Pertanian di Pasar Minggu serta perangkat wireless yang
menghubungkan kantor pusat dengan kompleks Kementan di Pasar
Minggu.
- datacenter

c. Perangkat Lunak (Software)

Ketersediaan perangkat lunak (software) yang merupakan software


original (ada lisensi) yaitu sebagai berikut :

- windows server enterprice 2003


- exchange server enteroffice 2007
- office 2003 pro
- office XP 2000
- Mc Afee antivirus 7.0
- Kaspersky antivirus
- Mc Afee antivirus 8.0
- Adobe Photoshop 8.0
- Adobe Premier 7.0
- Adobe After Effect 8.0
- Macromedia MX 2004
- Macromedia Director 2005

7
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

- Visual Studio. Net 2003


- Cristal report 11.0
- Arc View 3.2
- Arc MS
- Art GIS
- HP Opernview

d. Laboratorium Komputer
Sarana pendukung lainnya yang dimiliki Pusdatin yaitu berupa
Laboratorium Komputer yang didukung dengan komputer sejumlah 40 unit
dan peralatan pendukung berupa perangkat jaringan dlink 24 port dan
dlink 2000 AP. Seluruh komputer tersebut terhubung ke jaringan
komputer Kementerian Pertanian, sehingga keberadaan laboratorium
tersebut sangat bermanfaat dalam hal pelatihan komputer yang berbasis
web.

e. Jaringan Komputer di Kantor Pusat


Upaya untuk meningkatkan kinerja Pusdatin khususnya dalam hal
pengembangan jaringan komunikasi, sehingga alir komunikasi data dari
daerah ke pusat, demikian pula sebaliknya dapat berjalan dengan lancar,
maka Pusdatin telah merancang interkoneksi jaringan komputer antara
instansi pusat dan daerah dengan memanfaatkan fasilitas internet.
Saat ini unit kerja yang berlokasi di kantor pusat Kementerian Pertanian
telah terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan serat optik,
sedangkan antar lantai pada setiap gedung telah terhubung dengan
menggunakan kabel Un-Shield Twisted Pair. Kompleks Kantor Pertanian
di Pasar Minggu juga telah terhubung ke dalam satu jaringan komputer.
Antara kantor pusat dengan kompleks kantor pertanian di Pasar Minggu
sudah dihubungkan ke dalam satu jaringan komputer dengan teknologi
wireless menggunakan microwave. Di Kementerian Pertanian telah
tersedia koneksi ke jaringan internet secara leased line yang
menghungkan jaringan komputer di Kementerian Pertanian selama 24 jam
dengan bandwidth 5 Mbps. Hingga saat ini sudah lebih dari 1.100 unit
komputer terhubung dalam jaringan ini.

f. Perpustakaan Pusdatin
Untuk menyebarluaskan informasi di bidang pertanian Pusdatin telah
tersedia sebuah Perpustakaan yang berisi buku-buku statistik (3.092
buku), komputer (450 buku), manajemen (160 buku), pertanian (550 buku)
dan buku lainnya antara lain, ekonomi, ilmu pertanian, matematika dan
kamus (210 buku).

8
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Para pengguna jasa data dan informasi pertanian dan pustaka bahan
dalam bentuk media cetak atau elektronik (CD). Data pertanian yang
direkam secara seri dari tahun 1976 hingga 2011 kedalam basisdata
pertanian telah dapat diakses melalui fasilitas internet oleh para
pengguna. Beberapa buku referensi dilengkapi pula CD-nya. Terdapat
122 buah CD sebagai pelengkap bahan pustaka yang dapat diakses oleh
para pengguna jasa perpustakaan. Selain itu, para pengguna jasa
perpustakaan dapat memanfaatkan komputer di perpustakaan untuk
mengakses datadan informasi pertanian melalui internet secara gratis,
melalui Etalase Data dan Informasi Pertanian (EDITAMA).

C. ANGGARAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian didukung dengan anggaran pemerintah yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), berupa anggaran rutin
dan anggaran pembangunan .

Berdasarkan DIPA pagu Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian TA 2013
nomor 018.01.1.411925/2013 tanggal 5 Desemebr 2012 sebesar Rp.
53.158.650.000,- (Lima puluh tiga milyard seratus lima puluh delapan juta
enam ratus lima puluh ribu rupiah)

Selengkapnya keragaan anggaran Pusdatin selama kurun waktu 5 tahun


terakhir seperti disajikan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Perkembangan Anggaran Pusdatin tahun 2009 - 2013

No. Tahun Jumlah Anggaran Realisasi %


1 2009 90.052.402.000 67.840.939.477 75,33
2 2010 112.678.803.000 89.862.731.273 79,75
3 2011 39.111.210.000 35.076.990.928 89.69
4 2012 43.954.500.000 42.626.442.572 96.98
5. 2013 53.158.650.000 49.275.926.254 92.70

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Kenaikan anggaran di Pusdatin


dari tahun 2012 ke tahun 2013.

9
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

D. CAKUPAN KEGIATAN
Kegiatan Pusdatin sebagaimana tersebut pada DIPA Pusdatin Tahun
Anggaran 2013 tertuang dalam Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian dengan 1
kegiatan yaitu Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi.

Adapun dalam pelaksanaannya, DIPA Pusdatin tahun 2013 dikelola oleh


seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam hal ini yang ditunjuk yaitu
Kepala Bagian Umum.
Untuk kegiatan tahun 2013 kegiatan di bagi dalam beberapa output. Masing-
masing output memiliki beberapa sub output yang disesuaikan dengan RKP
(Rencana Kerja Pemerintah) yang telah disusun sebelumnya. RKP mengacu
pada Renstra Kementerian Pertanian.
Adapun rincian output sesuai dengan RKP dibandingakan dengan TA 2012
adalah sebagai berikut :

kode Output TA 2012 TA 2013

001 Laporan Penyusunan,Pengkajian 20 laporan 10 laporan


dan Pengembangan Data dan
Informasi
002 Laporan Pembinaan, 7 laporan 10 laporan
Pengembangan,Pemanfaatan dan
Analisis Data dan Informasi
003. Laporan Pembuatan/Pengembangan 11 Laporan 11 Laporan
Sistem, Data, Statistik dan Informasi
004. Pelatihan dan Pengembangan SDM 1.575 orang 2.162 orang
006. Dokumen Perencanaan dan 7 dokumen 9 dokumen
Pengelolaan Anggaran
007. Laporan Penyusunan Laporan dan 7 laporan 7 laporan
Monitoring Evaluasi Kegiatan
010. Alat Pengolah Data dan Multimedia 65 unit 161 unit
994. Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan
995. Kendaraan bermotor - 3 unit
997 Peralatan dan fasilitas perkantoran - 50 unit

10
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan


Informasi
a. Laporan Penyusunan Data PDB
b. Laporan Survei Data Kesejahteraan petani 2013
c. Laporan Pengelolaan data pertanian tanaman pangan dan peternakan
level kab/kota
d. Laporan Publikasi Data statistik Pertanian
e. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan dan
Peternakan
f. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura
g. Laporan pengukuran produktivitas perkebunan
h. Laporan pengembangan metode konversi bawang merah
i. Laporan Pengelolaan data komoditas hortikultura dan perkebunan
j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data
tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional

2. Laporan Pembinaan,Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data


dan Informasi
a. Laporan Analisis Harga Komoditas Pertanian
b. Laporan Analisis Indikator makro sektor pertanian
c. Laporan Analisis dan Penataan Data Konsumsi
d. Laporan pengumpulan data lahan berbasis peta
e. Laporan Analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian
f. Laporan penataan data hulu sektor pertanian
g. Laporan Analisis dan Penataan Data Tenaga Kerja, Penduduk dan
kemiskinan
h. Laporan penataan dan analisis data lahan pertanian

3. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan


Informasi
a. Laporan penataan dan pengelolaan infrastruktur TIK
b. Laporan perancangan dan pengembangan sistem komunikasi dan
kolaborasi
c. Laporan Penyusunan dan penerapan SOP Penyelenggaraan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
d. Laporan pengembangan website dan multimedia
e. Laporan pengawalan unit pelayanan informasi pertanian di daerah
f. Laporan pengembangan sistem informasi manajemen
g. Laporan pengembangan sistem informasi pertanian
h. Laporan Penyelenggaraan lomba web lingkup Pertanian

11
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

4. Pelatihan dan Pengembangan SDM


a. Implementasi dan Pengawalan e-form Peternakan
b. Bimtek pemanfaatan e-form hortikultura
c. Bimtek penggunaan alat GPS untuk pengukuran areal perkebunan
d. Laporan pengawalan operasional LPSE ( e-procurement)
e. Peningkatan kualitas SDM
f. Pembinaan pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer
g. Bimtek pengukuran produktivitas hortikultura
h. Bimtek metodologi area frame
i. Bimtek pengembangan metode konversi satuan produksi tanaman
hias
j. Sosialisasi kegiatan perstatistikan
1. Sosialisasi buku pedoman survei dan pelaksanaan survei data
kesejahteraan petani
2. Workshop kegiatan outlook komoditas perkebunan dan hortikultura
3. Pelaksanaan pelatihan pengukuran produktivitas perkebunan
4. Workshop hasil pengkuran produktivitas perkebunan
5. Pelaksanaan pelatihan pengembangan metode konversi bawang
merah
6. Workshop hasil konversi bawang merah
7. Workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan
8. Workshop analisis indikator makro
9. Workshop penataan data konsumsi
10. Pelatihan data lahan berbasis peta
11. Workshop hasil analisis kinerja perdagangan
12. Workshop hasil analisis penataan data tenaga kerja,penduduk dan
kemiskinan
13. Workshop sistem jaringan komputer
14. Workshop sistem informasi manajemen
15. Workshop sistem informasi pertanian
16. Pelaksanaan HIPI
17. Workshop website
18. Workshop perbaikan metode pengumpulan data pertanian (FGD)
19. Forum komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian

5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran


a. Dokumen Administrasi Kegiatan
b. Dokumen Penyusunan program dan Rencana Kerja Tahunan
c. Dokumen Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan satker
d. Dokumen Penyusunan laporan SAI dan laporan keuangan
e. Dokumen Penyusunan laporan SABMN
f. Dokumen Pelaksanaan hibah aset
g. Dokumen pelaksanaan penghapusan BMN
h. Dokumen Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian

12
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

6. Laporan Penyusunan Laporan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan


a. Laporan Penyusunan laporan dan monitoring evaluasi kegiatan
b. Laporan Penyusunan News Letter
c. Laporan dukungan teknis rapat pimpinan
d. Laporan pelaksanaan layanan perpustkaan dan kearsipan
e. Laporan penyelenggaraan pameran pusdatin
f. Laporan kerjasaman antar instansi pemerintah dan luar negeri

7. Alat Pengolah Data dan Multimedia


8. Layanan Perkantoran
a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan
b. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

9. Kendaraan Bermotor
10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

13
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

BAB. III
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

A. REALISASI KEUANGAN

Pada tahun anggaran 2013 ini, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
didukung oleh anggaran yang bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Murni dengan Nomor Satker 018.01.411925 dengan
jumlah sebesar Rp. 53.158.650.000,- rupiah murni

Adapun realisasi perbelanja berdasarkan laporan Keuangan SAI adalah


sebagai berikut :
No. Belanja Pagu Realisasi %
1 Pegawai 6.807.845.000,- 6.145.813.622 90,70
2 Barang 35.294.142.000,- 32.825.481.732,- 93,01
3 Modal 11.056.663.000,- 10.304.630.900,- 93,20
Total 53.158.650.000,- 49.275.926.254,- 92,70

Realisasi per output adalah sebagai berikut :

1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan


Informasi dengan pagu sebesar Rp. 17.170.120.000,- tersealisasi
sebesar Rp. 16.751.294.967 atau sebesar 97,56 persen sisa mati sebesar
Rp. 418.825.033. Yang terdiri dari :

a. Laporan Penyusunan Data PDB dengan anggaran sebesar Rp.


307.740.000,- terealisasi sebesar Rp. 271.687.800,- atau sebesar
88,28 persen sisa mati sebesar Rp. 36.052.200,-
b. Laporan Survei Data Kesejahteraan petani 2013 dengan anggaran
sebesar Rp. 166.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 158.598.200,- atau
sebesar 95,40 persen sisa mati sebesar Rp. 7.651.800,-
c. Laporan Pengelolaan data pertanian tanaman pangan dan peternakan
level kab/kota dengan anggaran sebesar Rp. 124.870.000,- terealisasi
sebesar Rp. 113.847.840,- atau sebesar 91,17 persen sisa mati
sebesar Rp. 11.022.160,-
d. Laporan Publikasi Data statistik Pertanian dengan anggaran sebesar
Rp. 293.320.000,- terealisasi sebesar Rp. 267.673.200,- atau sebesar
91,26 persen sisa mati sebesar Rp. 25.646.800,-
e. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan dan
Peternakan dengan anggaran sebesar Rp. 237.000.000,- terealisasi
sebesar Rp. 219.538.040,- atau sebesar 92,63 persen sisa mati
sebesar Rp. 17.461.960,-

14
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

f. Laporan Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura


dengan anggaran sebesar Rp. 243.280.000,- terealisasi sebesar Rp.
209.822.600,- atau sebesar 86,25 persen sisa mati sebesar Rp.
33.457.400,-
g. Laporan pengukuran produktivitas perkebunan dengan anggaran
sebesar Rp. 236.560.000,- terealisasi sebesar Rp. 237.598.100- atau
sebesar 72,76 persen sisa mati sebesar Rp. 88.961.900,-
h. Laporan pengembangan metode konversi bawang merah dengan
anggaran sebesar Rp. 182.100.000,- terealisasi sebesar Rp.
155.776.000,- atau sebesar 85,54 persen sisa mati sebesar Rp.
26.324.000,-
i. Laporan Pengelolaan data komoditas hortikultura dan perkebunan
dengan anggaran sebesar Rp. 289.000.000,- terealisasi sebesar Rp.
220.836.800,- atau sebesar 76,41 persen sisa mati sebesar Rp.
68.163.200,-
j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data
tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional dengan
anggaran sebesar Rp.15.000.000.000,- terealisasi sebesar Rp.
14.895.916.387,- atau sebesar 99,31 persen sisa mati sebesar Rp.
104.083.613,-

2. Laporan Pembinaan,Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis Data


dan Informasi dengan pagu sebesar Rp. 2.667.120.000,- tersealisasi
sebesar Rp. 2.536.350.738,- atau sebesar 95,10 persen sisa mati sebesar
Rp. 130.769.262,-. Yang terdiri dari :
a. Laporan Analisis Harga Komoditas Pertanian dengan anggaran
sebesar Rp. 374.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 349.571.900,- atau
sebesar 93,47 persen sisa mati sebesar Rp. 24.428.100,-
b. Laporan Analisis Indikator makro sektor pertanian dengan anggaran
sebesar Rp. 422.950.000,- terealisasi sebesar Rp. 404.664.982,- atau
sebesar 95,68 persen sisa mati sebesar Rp. 18.285.018,-
c. Laporan Analisis dan Penataan Data Konsumsi dengan anggaran
sebesar Rp. 311.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 288.647.800,- atau
sebesar 92,81 persen sisa mati sebesar Rp. 22.352.200,-
d. Laporan pengumpulan data lahan berbasis peta dengan anggaran
sebesar Rp. 538.825.000,- terealisasi sebesar Rp. 518.193.000,- atau
sebesar 96,17 persen sisa mati sebesar Rp. 20.632.000,-
e. Laporan Analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian dengan
anggaran sebesar Rp. 155.825.000,- terealisasi sebesar Rp.
147.765.300,- atau sebesar 94,83 persen sisa mati sebesar Rp.
8.059.700,-
f. Laporan Analisis dan Penataan Data SDM Pertanian, penduduk,
kemiskinan dan kelembagaan petani dengan anggaran sebesar Rp.
230.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 226.091.750,- atau sebesar
98,22 persen sisa mati sebesar Rp. 4.108.250,-

15
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

g. Laporan penataan data hulu sektor pertanian dengan anggaran


sebesar Rp. 300.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 289.250.066,- atau
sebesar 99,26 persen sisa mati sebesar Rp. 11.249.934,-
h. Laporan analisis dan penataan data tenaga kerja, penduduk dan
kemiskinan dengan anggaran sebesar Rp. 324.020.000,- terealisasi
sebesar Rp. 313.443.110,- atau sebesar 96,74 persen sisa mati
sebesar Rp. 10.576.890,-
i. Laporan penataan data data lahan pertanian dengan anggaran
sebesar Rp. 240.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 224.814.580,- atau
sebesar 93,67 persen sisa mati sebesar Rp. 15.185.420,-

3. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan


Informasi dengan pagu sebesar Rp. 2.488.335.000,- tersealisasi sebesar
Rp. 2.206.162.233,- atau sebesar 88,66 persen sisa mati sebesar Rp.
282.172.767,-. Yang terdiri dari :

a. Laporan penataan dan pengelolaan infrastruktur TIK dengan


anggaran sebesar Rp. 605.348.000,- terealisasi sebesar Rp.
544.122.700,- atau sebesar 89,89 persen sisa mati sebesar Rp.
61.225.300,-
b. Laporan perancangan dan pengembangan sistem komunikasi dan
kolaborasi dengan anggaran sebesar Rp. 107.007.000,- terealisasi
sebesar Rp. 88.572.100,- atau sebesar 82,77 persen sisa mati
sebesar Rp. 18.434.900,-
c. Laporan Penyusunan dan penerapan SOP Penyelenggaraan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan anggaran sebesar Rp.
82.645.000,- terealisasi sebesar Rp. 76.424.600,- atau sebesar 92,47
persen sisa mati sebesar Rp. 6.220.400,-
d. Laporan pengembangan website dan multimedia dengan anggaran
sebesar Rp. 392.756.000,- terealisasi sebesar Rp. 343.019.400,- atau
sebesar 87,34 persen sisa mati sebesar Rp. 49.736.600,-
e. Laporan pengawalan unit pelayanan informasi pertanian di daerah
dengan anggaran sebesar Rp. 90.082.000,- terealisasi sebesar Rp.
87.385.800,- atau sebesar 97,01 persen sisa mati sebesar Rp.
2.696.200,-
f. Laporan pengembangan sistem informasi manajemen dengan
anggaran sebesar Rp. 385.743.000,- terealisasi sebesar Rp.
342.984.400,- atau sebesar 88,92 persen sisa mati sebesar Rp.
42.758.600,-
g. Laporan pengembangan dan perawatan sistem informasi pertanian
dengan anggaran sebesar Rp. 437.773.000,- terealisasi sebesar Rp.
365.550.269,- atau sebesar 83,50 persen sisa mati sebesar Rp.
72.222.731,-

16
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

h. Laporan pengembangan dan pengawalan website dan multimedia


dengan anggaran sebesar Rp. 422.208.000,- terealisasi sebesar Rp.
404.610.500,- atau sebesar 95,83 persen sisa mati sebesar Rp.
17.597.500,-
i. Laporan Penyelenggaraan lomba web lingkup Pertanian dengan
anggaran sebesar Rp. 386.981.000,- terealisasi sebesar Rp.
358.102.964,- atau sebesar 92,54 persen sisa mati sebesar Rp.
28.878.036,-

4. Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan pagu sebesar Rp.


5.869.731.000,- tersealisasi sebesar Rp. 5.248.849.735,- atau sebesar
89,42 persen sisa mati sebesar Rp. 620.881.265,-. Yang terdiri dari :
a. Implementasi dan Pengawalan e-form Peternakan dengan anggaran
sebesar Rp. 838.776.000,- terealisasi sebesar Rp. 738.922.343,- atau
sebesar 88,10 persen sisa mati sebesar Rp. 99.853.657,-
b. Bimtek pemanfaatan e-form hortikultura dengan anggaran sebesar Rp.
667.482.000,- terealisasi sebesar Rp. 574.523.800,- atau sebesar
86,07 persen sisa mati sebesar Rp. 92.958.200,-
c. Bimtek penggunaan alat GPS untuk pengukuran areal perkebunan
dengan anggaran sebesar Rp. 706.620.000,- terealisasi sebesar Rp.
671.879.750,- atau sebesar 95,08 persen sisa mati sebesar Rp.
34.740.250,-
d. Laporan pengawalan operasional LPSE ( e-procurement) dengan
anggaran sebesar Rp. 126.534.000,- terealisasi sebesar Rp.
119.043.500,- atau sebesar 94,08 persen sisa mati sebesar Rp.
7.490.500,-
e. Peningkatan kualitas SDM dengan anggaran sebesar Rp.
350.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 339.100.000.,- atau sebesar
96,89 persen sisa mati sebesar Rp10.900.000,-
f. Pembinaan pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer dengan
anggaran sebesar Rp. 173.842.000,- terealisasi sebesar Rp.
169.380.000,- atau sebesar 97,43 persen sisa mati sebesar Rp.
4.462.000,-
g. Bimtek pengukuran produktivitas hortikultura dengan anggaran
sebesar Rp. 439.900.000,- terealisasi sebesar Rp. 369.283.700,- atau
sebesar 83,95 persen sisa mati sebesar Rp. 70.616.300,-
h. Bimtek metodologi area frame dengan anggaran sebesar Rp.
454.780.000,- terealisasi sebesar Rp. 435.099.818,- atau sebesar
95,67 persen sisa mati sebesar Rp.19.680.182,-
i. Bimtek pengembangan metode konversi satuan produksi tanaman
hias dengan anggaran sebesar Rp. 512.700.000,- terealisasi sebesar
Rp. 388.625.200,- atau sebesar 75,80 persen sisa mati sebesar Rp.
124.897.776,-
j. Sosialisasi kegiatan perstatistikan dengan anggaran sebesar Rp.
1.211.750.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.069.852.224,- atau sebesar
88,29 persen sisa mati sebesar Rp. 141.897.776,- yang terdiri dari :

17
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

1. Sosialisasi buku pedoman survei dan pelaksanaan survei data


kesejahteraan petani dengan anggaran sebesar Rp. 190.150.000,-
terealisasi sebesar Rp. 187.733.176,- atau sebesar 98,73 persen
sisa mati sebesar Rp. 2.416.824,-
2. Workshop kegiatan outlook komoditas perkebunan dan hortikultura
dengan anggaran sebesar Rp. 26.800.000,- terealisasi sebesar Rp.
18.720.000,- atau sebesar 69,85 persen sisa mati sebesar Rp.
8.080.000,-
3. Pelaksanaan pelatihan pengukuran produktivitas perkebunan
dengan anggaran sebesar Rp. 160.620.000,- terealisasi sebesar
Rp. 126.243.000,- atau sebesar 78,60 persen sisa mati sebesar
Rp. 34.377.000,-
4. Workshop hasil pengkuran produktivitas perkebunan dengan
anggaran sebesar Rp. 32.870.000,- terealisasi sebesar Rp.
24.040.000,- atau sebesar 73,14 persen sisa mati sebesar Rp.
8.830.000,-
5. Pelaksanaan pelatihan pengembangan metode konversi bawang
merah dengan anggaran sebesar Rp. 100.370.000,- terealisasi
sebesar Rp. 81.350.000,- atau sebesar 81,05 persen sisa mati
sebesar Rp. 19.020.000,-
6. Workshop hasil konversi bawang merah dengan anggaran sebesar
Rp. 30.600.000,- terealisasi sebesar Rp. 23.550.000,- atau sebesar
76,96 persen sisa mati sebesar Rp. 7.050.000,-
7. Workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan dengan
anggaran sebesar Rp. 41.800.000,- terealisasi sebesar Rp.
25.890.000,- atau sebesar 61,94 persen sisa mati sebesar Rp.
15.910.000,-
8. Workshop analisis indikator makro dengan anggaran sebesar Rp.
36.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 35.950.000,- atau sebesar
99,17 persen sisa mati sebesar Rp. 300.000,-
9. Workshop penataan data konsumsi dengan anggaran sebesar Rp.
41.100.000,- terealisasi sebesar Rp. 39.580.000,- atau sebesar
96,30 persen sisa mati sebesar Rp. 1.520.000,-
10. Pelatihan data lahan berbasis peta dengan anggaran sebesar Rp.
134.140.000,- terealisasi sebesar Rp. 127.431.040,- atau sebesar
95,00 persen sisa mati sebesar Rp. 6.708.960,-
11. Workshop hasil analisis kinerja perdagangan dengan anggaran
sebesar Rp. 25.250.000,- terealisasi sebesar Rp. 24.322.400,- atau
sebesar 96,33 persen sisa mati sebesar Rp. 927.600,-
12. Workshop hasil analisis penataan data tenaga kerja,penduduk dan
kemiskinan dengan anggaran sebesar Rp. 29.050.000,- terealisasi
sebesar Rp. 27.892.400,- atau sebesar 96,02 persen sisa mati
sebesar Rp. 1.157.600,-
13. Workshop sistem jaringan komputer dengan anggaran sebesar Rp.
46.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 38.158.000,- atau sebesar
82,06 persen sisa mati sebesar Rp. 8.342.000,-

18
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

14. Workshop sistem informasi manajemen dengan anggaran sebesar


Rp. 40.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 39.440.000,- atau sebesar
98,11 persen sisa mati sebesar Rp. 760.000,-
15. Workshop sistem informasi pertanian dengan anggaran sebesar
Rp. 40.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 37.119.000,- atau sebesar
92,34 persen sisa mati sebesar Rp. 3.081.000,-
16. Pelaksanaan HIPI dengan anggaran sebesar Rp. 102.900.000,-
terealisasi sebesar Rp. 91.055.000,- atau sebesar 88,49 persen
sisa mati sebesar Rp. 11.845.000,-
17. Workshop website dengan anggaran sebesar Rp. 46.500.000,-
terealisasi sebesar Rp. 44.604.000,- atau sebesar 95,92 persen
sisa mati sebesar Rp. 1.896.000,-
18. Workshop perbaikan metode pengumpulan data pertanian (FGD)
dengan anggaran sebesar Rp. 86.450.000,- terealisasi sebesar Rp.
76.774.208,- atau sebesar 88,81 persen sisa mati sebesar Rp.
9.675.792,-

k. Forum komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian dengan


anggaran sebesar Rp. 387.347.000,- terealisasi sebesar Rp.
373.139.400,- atau sebesar 96,33 persen sisa mati sebesar Rp.
14.207.600,-

5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran dengan pagu


sebesar Rp. 2.451.056.000,- tersealisasi sebesar Rp. 2.038.770.800,-
atau sebesar 83,18 persen sisa mati sebesar Rp. 412.285.200,-. Yang
terdiri dari :

a. Dokumen Administrasi Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.


817.420.000,- terealisasi sebesar Rp. 741.034.750,- atau sebesar
90,66 persen sisa mati sebesar Rp. 76.385.250,-
b. Dokumen Penyusunan program dan Rencana Tahunan dengan
anggaran sebesar Rp. 319.948.000,- terealisasi sebesar Rp.
247.807.100,- atau sebesar 77,45 persen sisa mati sebesar Rp.
72.140.900,-
c. Dokumen Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan satker
dengan anggaran sebesar Rp. 313.116.000,- terealisasi sebesar Rp.
251.440.300,- atau sebesar 80,30 persen sisa mati sebesar Rp.
61.675.700,-
d. Dokumen Penyusunan laporan SAI dan laporan keuangan dengan
anggaran sebesar Rp. 261.650.000,- terealisasi sebesar Rp.
187.320.800,- atau sebesar 71,59 persen sisa mati sebesar Rp.
74.329.200,-
e. Dokumen Penyusunan laporan SABMN dengan anggaran sebesar
Rp. 139.972.000,- terealisasi sebesar Rp. 131.408.550,- atau sebesar
93,88 persen sisa mati sebesar Rp. 8.563.450,-

19
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

f. Dokumen Pelaksanaan hibah aset dengan anggaran sebesar Rp.


281.970.000,- terealisasi sebesar Rp. 185.671.800,- atau sebesar
65,85 persen sisa mati sebesar Rp. 96.298.200,-
g. Dokumen pelaksanaan penghapusan BMN dengan anggaran sebesar
Rp. 76.030.000,- terealisasi sebesar Rp. 70.240.500,- atau sebesar
92,39 persen sisa mati sebesar Rp. 5.889.500,-
h. Dokumen Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian dengan
anggaran sebesar Rp. 148.000.000,- terealisasi sebesar Rp.
133.649.800,- atau sebesar 90,30 persen sisa mati sebesar Rp.
14.350.200,-
i. Dokumen Penyusunan renstra Pusdatin 2015 2019 dengan
anggaran sebesar Rp. 92.950.000,- terealisasi sebesar Rp.
90.197.200,- atau sebesar 97,04 persen sisa mati sebesar Rp.
2.752.800,-

6. Laporan Kegiatan dan Pembinaan dengan pagu sebesar Rp.


1.820.958.000,- tersealisasi sebesar Rp. 1.508.085.849,- atau sebesar
82,82 persen sisa mati sebesar Rp. 312.872.151,-. Yang terdiri dari :

a. Laporan penyusunan laporan dan monitoring evaluasi kegiatan


dengan anggaran sebesar Rp. 999.843.000,- terealisasi sebesar Rp.
849.899.250,- atau sebesar 85,00 persen sisa mati sebesar Rp.
149.943.750,-
b. Penyusunan News Letter dengan anggaran sebesar Rp. 182.383.000,-
terealisasi sebesar Rp. 164.591.000,- atau sebesar 90,24 persen sisa
mati sebesar Rp. 17.792.000,-
c. Laporan dukungan teknis rapat pimpinan dengan anggaran sebesar
Rp. 167.600.000,- terealisasi sebesar Rp. 141.959.000,- atau sebesar
84,70 persen sisa mati sebesar Rp. 25.641.000,-
d. Laporan pelaksanaan layanan perpustakaan dan kearsipan dengan
anggaran sebesar Rp.148.411.000,- terealisasi sebesar Rp.
145.206.500,- atau sebesar 97,84 persen sisa mati sebesar Rp.
3.204.500,-
e. Laporan Penyelenggaraan Pameran Pusdatin dengan anggaran
sebesar Rp. 99.071.000,- terealisasi sebesar Rp. 90.076.000,- atau
sebesar 90,92 persen sisa mati sebesar Rp. 8.995.000,-
f. Laporan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah dan Luar Negeri
dengan anggaran sebesar Rp. 223.650.000,- terealisasi sebesar Rp.
116.354.099,- atau sebesar 52,03 persen sisa mati sebesar Rp.
107.295.901,-

7. Alat Pengolah Data dan Multimedia dengan anggaran sebesar Rp.


10.369.163.000,- terealisasi sebesar Rp. 9.625.350.900,- atau sebesar
92,83 persen sisa mati sebesar Rp. 743.812.100,-

20
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

8. Layanan Perkantoran
a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan anggaran sebesar Rp.
6.807.845.000,- terealisasi sebesar Rp. 6.145.813.622,- atau sebesar
90,28 persen sisa mati sebesar Rp. 662.031.378,-
b. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran dengan
anggaran sebesar Rp. 2.826.822.000,- terealisasi sebesar Rp.
2.535.967.410,- atau sebesar 89,71 persen sisa mati sebesar Rp.
290.854.590,-
9. Layanan Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-
terealisasi sebesar Rp. 599.830.000,- atau sebesar 99,97 persen, sisa
mati sebesar Rp. 170.000,-

10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp.


600.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 599.830.000,- atau sebesar 99,97
persen, sisa mati sebesar Rp. 170.000,-

Realisasi anggaran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sampai


dengan 31 Desember 2013 dengan pagu sebesar Rp. 53.158.650.000,-
terealisasi sebesar Rp.49.275.926.254,- (92,70%) sehingga terdapat sisa
mati sebesar Rp.3.882.723.746,- (7,30%)

Realisasi anggaran dan realisasi fisik berdasarkan DIPA Murni T.A. 2013
sebagaimana dijelaskan pada tabel 3 di bawah ini ;
Tabel 1. Realisasi Anggaran dan Realisasi Fisik Kumulatif

Parameter Pagu Realisasi Sisa


Keuangan (Rp.) 53.158.650.000,- 49.275.926.254,- 3.882.723.746,-
Keuangan (%) 100 % 92,70% 7,30%
Fisik (%) 100 % 100 % 0%

21
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

B. PENCAPAIAN SASARAN DAN FISIK KEGIATAN


PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKASANAAN TUGAS
TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERTANIAN

1. Laporan Penyusunan,Pengkajian dan Pengembangan Data dan


Informasi
Tujuan

a. Laporan Penyusunan Data PDB Sektor Pertanian


Di sektor pertanian, PDB terbagi atas sub sektor tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya,
perikanan, dan kehutanan, dimana perhitungan PDB menggunakan
pendekatan produksi. Dari nilai PDB dapat diketahui perkembangan
kinerja yang dicapai oleh setiap sub sektor pendukung pertanian
secara menyeluruh mulai dari aktivitas pertanian dari sisi on farm
sampai dengan aktivitas pasca panen (off farm). Untuk melengkapi
informasi tentang kinerja masing-masing sub sektor pertanian,
diperlukan juga informasi perkembangan kinerja dari beberapa
komoditas atau kelompok komoditas yang merupakan unggulan sektor
pertanian. Untuk itu Pusdatin bekerja sama dengan BPS berupaya
untuk menyajikan data PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub
sektor dan komoditas/kelompok komoditas, dilengkapi dengan PDB
industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian.
Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh informasi yang
selengkapnya tentang posisi sektor pertanian terhadap sektor-sektor
lainnya serta kontribusinya dalam mendukung perekonomian
Indonesia.

Tujuan:

1. Melakukan penyusunan data PDB per sub sektor dan


komoditas/kelompok komoditas, PDB industri berbasis pertanian
dan PDB perdagangan berbasis pertanian tahun 2010 s/d 2012.
2. Melakukan analisis PDB sektor pertanian.

Sasaran:
Tersedianya informasi tentang kinerja sektor pertanian secara
menyeluruh berdasarkan PDB sektor pertanian dalam kegiatan on farm
maupun off farm

22
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output:
1. Buletin PDB sektor pertanian Triwulan 1 sampai dengan triwulan IV
tahun 2013, berisi analisis data PDB sektor pertanian berdasarkan
lapangan usaha per triwulan tahun 2012 sd 2013,
2. Data PDB sektor pertanian yang mencakup PDB sektor pertanian
yang dirinci menurut sub sektor, kelompok komoditas, beberapa
komoditas unggulan, data PDB sektor industri pengolahan berbasis
pertanian dan data PDB sektor perdagangan berbasis pertanian
tahun 2010 2012,
3. Buku Analisis PDB Sektor Pertanian tahun 2013, berisi hasil analisis
data PDB sektor pertanian, sektor industri pengolahan pertanian
dan sektor perdagangan pertanian beserta hasil analisis kinerja
masing-masing sektor dan keterkaitan antar sektor yang
menunjukkan kinerja pertanian secara menyeluruh dari hulu sampai
hilir,
4. Penyempurnaan Database PDB sektor Pertanian, berisi data-data
PDB atas dasar harga berlaku, Kontribusi PDB, PDB atas dasar
harga konstan (2000) dan laju pertumbuhan PDB,
5. Laporan Akhir Kegiatan Penyusunan Data PDB sektor pertanian
Tahun 2013.

Outcome:
1. Tersedianya data PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub
sektor pendukungnya, kelompok komoditas atau komoditas
unggulan pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian
dan PDB perdagangan berbasis pertanian.

2. Tersebar luasnya informasi serta digunakannya data PDB sektor


pertanian dan hasil analisisnya oleh Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian. Informasi tersebut menjadi bahan masukan dalam
pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan pertanian
terkait kinerja masing-masing Eselon I.

Permasalahan:
1. Struktur biaya yang digunakan untuk menghitung PDB sektor
pertanian sebagian besar masih menggunakan hasil pengolahan
Sensus Pertanian 2003 dan hasil analisis tahun 2004.
2. Data Industri Besar dan Sedang serta data Industri Kecil dan
Kerajinan Rumah Tangga tahun 2011 masih merupakan data
estimasi.
3. Tidak semua indeks harga industri menurut 5 dijit KBLI tersedia,
sehingga banyak KBLI yg menggunakan indeks harga sejenis yang

23
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

mendorong adanya bias mengingat pergerakan dapat berbeda


walaupun tidak terpaut banyak
4. Naik turunnya pertumbuhan pada 5 dijit KBLI selain dari
pertumbuhan industri itu sendiri juga dari migrasi komoditi-komoditi
yang sejenis yang berasal dari KBLI lain menyebabkan
pertumbuhannya sangat fluktuatif.
5. Beberapa data pendukung, seperti data produksi periode triwulanan
menurut komoditas untuk sub sektor perkebunan dan peternakan,
serta data pertambahan berat menurut komoditas dan kelompok
umur untuk sektor peternakan belum tersedia secara lengkap

Pemecahan masalah:
1. Dengan adanya hasil sensus pertanian tahun 2013, diharapkan
dalam penyusunan PDB di tahun yang akan datang dapat
menggunakan data struktur ongkos usaha tani terbaru dari hasil
sensus pertanian tersebut.
2. Perlu adanya peningkatan kerja sama antara Pusdatin, Eselon I
terkait lingkup Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik
dalam penyediaan data pendukung PDB pertanian, baik data primer
maupun data sekunder.
3. Memberikan saran kepada BPS untuk dapat menyebarluaskan data
dasar dan pendukung penyusunan PDB lebih lengkap dan tepat
waktu.

Kesimpulan :
1. Penyempurnaan penyusunan PDB sektor pertanian (termasuk
industri pengolahan dan perdagangan bebasis pertanian) dari hulu
sampai hilir mmberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar
22,98 persen pada tahun 2010 dan menjadi 22,60 persen pada
tahun 2012. Kontribusi tertinggi tahun 2012 adalah kontribusi PDB
sektor pertanian sempit (on farm) sebesar 10,68 persen terhadap
PDB Indonesia, disusul PDB sektor industri pengolahan berbasis
pertanian sebesar 7,58 persen dan PDB sektor perdagangan besar
dan eceran berbasis pertanian sebesar 4,34 persen.
2. Secara umum laju pertumbuhan yang dihasilkan oleh masing-
masing kelompok komoditi dalam lingkup Kementerian Pertanian
menghasilkan pertumbuhan yang positif selama tahun 2010 sampai
2012, kecuali industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki
bebrasis pertanian pada tahun 2010 dan 2012 serta industri pupuk,
kimia dan barang dari karet pada tahun 2010 dan 2011 mengalami
penurunan.
3. Sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah
tanaman bahan makanan termasuk didalamnya sub sektor tanaman

24
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

pengan dan hortikultura mencapai 6,97 persen, disusul sektor


perkebunan mencapai 1,94 persen dan sektor peternakan mencapai
1,77 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2012.
4. Kontribusi Sektor Industri dan Perdagangan berbasis pertanian (off
farm) sangat didukung oleh peranan dan pertumbuhan sektor
pertanian (on farm) sehingga proses pembinaan sektor pertanian
dari hulu menjadi sangat penting.

Saran
1. Penyempurnaan penyusunan PDB Pertanian yang menjadi lingkup
binaan Kementerian Pertanian perlu dilakukan evaluasi terhadap
cakupannya sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi)
Kementerian Pertanian sehingga dapat diperoleh gamabran kinerja
sektor pertanian yang tepat.

2. Dengan akan adanya perubahan tahun dasar PDB atas dasar harga
konstan 2000 menjadi tahun 2010 pada tahun 2014, maka
Kementan melalui Pusdatin telah mengusulkan agar publikasi rutin
PDB oleh BPS dapat dirinci pada Tabama menjadi padi, palawija
dan hortikutura.

3. Diperlukan koordinasi dan kerjasama antara Pusdatin, Eselon I


lingkup Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik dalam
perbaikan penyusunan data PDB pertanian selanjutnya. Koordinasi
dan kerjasama ini sebaiknya dilakukan terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga dapat diperoleh gambaran kinerja
sektor pertanian secara lengkap dan menyeluruh.

b. Laporan Survei Data Kesejahteraan Petani 2013


Peranan sektor pertanian sebagai penyedia utama pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja, merupakan salah satu sektor andalan dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012, sektor
pertanian dalam arti sempit telah memberikan kontribusi sebesar 10,68
persen dalam pembentukan PDB Indonesia atau setara Rp. 880,17
trilyun (Angka Sangat Sementara). Sedangkan dari sisi penyerapan
tenaga kerja lebih dari 40 persen tenaga kerja terserap di sektor
pertanian dari total tenaga kerja Indonesia.

Meskipun pertanian menjadi sumber kehidupan bagi sebagian besar


penduduk Indonesia, tetapi kehidupan para petani sebagai penyangga
sektor pertanian ternyata masih belum menggembirakan dan tingkat
kesejahteraan petani masih rawan. Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST-
2013) menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian di
semua sub sektor menunjukkan penurunan dari tahun 2003.

25
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Penurunan tertinggi terjadi pada sub sektor hortikultura yaitu sebesar


37,4%, diikuti sub sektor peternakan 30,26%, perkebunan 9,61% dan
tanaman pangan 5,24%. Penurunan jumlah tersebut juga
menyebabkan menurunnya jumlah rumah tangga usaha pertanian
gurem sekitar 25,07% dibandingkan ST-2003. Jumlah rumah tangga
usaha pertanian pengguna lahan juga menurun sebesar 15,35%.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka pembangunan sektor


pertanian saat ini dan di masa mendatang sudah seharusnya
difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pertanian
terutama petani di perdesaan. Hal ini juga merupakan salah satu target
utama kementerian pertanian. Dalam rangka mendukung target
peningkatan kesejahteraan petani tersebut, maka diperlukan informasi
tentang tingkat kesejahteraan petani berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh langsung dari petani melalui suatu survei. Pusdatin
pada tahun 2013 melakukan Survei Kesejahteraan Petani di beberapa
lokasi sampel dengan tipe agroekosistem tertentu untuk mengetahui
kondisi kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan aspek
pengeluaran rumah tangga pertanian.

Tujuan:
1. Menyempurnakan buku pedoman dan kuesioner survei
kesejahteraan petani
2. Melakukan survei untuk mengumpulkan informasi tentang
kesejahteraan petani ditinjau dari aspek pendapatan dan aspek
pengeluaran rumah tangga pertanian dengan tipe agroekosistem
yang berbeda di wilayah sampel
3. Melakukan analisis hasil survey kesejahteraan petani

Sasaran:
1. Tersedianya buku pedoman dan kuesioner survei kesejahteraan
petani yang telah disempurnakan
2. Tersedianya informasi dan analisis tentang kesejahteraan petani di
wilayah sampel dengan tipe agroekosistem yang berbeda

Output:
1. Buku Pedoman dan Kuesioner Survei Kesejahteraan Petani
Buku Pedoman Survei berisi tentang konsep definisi indikator-
indikator yang digunakan dalam pengumpulan data yang
dituangkan dalam kuesioner, tata cara pengisian formulir update
sampel, formulir sampel dan kuesioner survei serta tata cara
wawancara dan editing.

26
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Kuesioner yang dihasilkan adalah (1) formulir update sampel


(SKP2013.US), (2) formulir daftar sampel (SKP2013.DS) dan (3)
kuesioner survei (SKP2013.S).

2. Analisis Hasil Survei Kesejahteraan Petani


Analisis tersusun meliputi analisis karakteristik rumah tangga,
analisis pendapatan rumah tangga, analisis pengeluaran rumah
tangga dan analisis kesejahteraan rumah tangga pertanian.

3. Laporan Akhir Kegiatan


Laporan akhir kegiatan berisi ringkasan dari pelaksanaan kegiatan
survei kesejahteraan 2013 pada setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan, output yang dicapai, kendala yang dihadapi dan rencana
tindak lanjut kegiatan survei kesejahteraan petani.

Permasalahan:
1. Pelaksanaan survei yang bertepatan dengan tahun pelaksanaan
Sensus Pertanian 2013 membuat jadwal petugas survei menjadi
lebih padat.
2. Adanya istilah dan satuan lokal yang digunakan di wilayah survei
yang tidak tercakup dalam konsep definisi buku pedoman,
sehingga ada isian yang belum sempurna dalam kuesioner survei.
3. Adanya perbedaan persepsi petugas dalam pengisian kuesioner
survei mengenai konsep definisi beberapa hal, seperti satuan
tenaga kerja dalam HOK, dst.
4. Proses validasi dan entri data yang lebih lama dari jadwal
sehingga mempengaruhi tahapan berikutnya dalam pengolahan
dan analisis data

Pemecahan masalah:
1. Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan petugas di wilayah
survei terkait jadwal pelaksanaan survei.
2. Melakukan supervisi dalam rangka pemeriksaan dokumen untuk
mengkoordinasikan hasil pengumpulan data petugas yang masih
belum sempurna.
3. Melakukan penjadwalan ulang terkait validasi, entri, pengolahan
dan analisis data untuk meminimalisir keterlambatan yang terjadi
dalam penyelesaian setiap tahapan kegiatan.

Kesimpulan
1. Sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi
rumah tangga pertanian di wilayah survei. Kondisi ini merupakan
tantangan dalam pembangunan pertanian secara umum.

27
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Persentase pendapatan rumahtangga petani yang berasal dari


usahatani di Kabupaten Bangli sebesar 67,75% dan Kabupaten
Sambas sebesar 51,95%.

2. Pada tahun 2011 proporsi rata-rata pendapatan rumah tangga dari


usaha pertanian di Sambas sebesar 70,55% bergeser menjadi
51,95% di tahun 2013. Sebaliknya di Bangli pada tahun 2011
proporsi rata-rata pendapatan rumah tangga dari usaha pertanian
sebesar 63,48% naik menjadi 67,75% di tahun 2013.
3. Pada usahatani di wilayah survei dengan agroekosistem jeruk dan
sapi potong, dihasilkan produktivitas tenaga kerja per tahun sektor
pertanian tahun 2013 adalah lebih rendah dibandingkan non
pertanian.
4. Indeks Gini yang dihasilkan, menunjukkan pendapatan di
Kabupaten Bangli lebih merata dibandingkan di Kabupaten
Sambas. Jika dibandingkan tahun 2011, di Bangli tampak terjadi
perubahan mengarah lebih baik yaitu terjadi penurunan nilai G dari
0,39 di tahun 2011 menjadi 0,35 di tahun 2013. Namun secara
kategori tidak terjadi perubahan. Sebaliknya di Sambas terjadi
kenaikan nilai G dari 0,42 di tahun 2011 menjadi 0,47 di tahun
2013, walaupun juga tidak mengubah kategorinya.
5. Pendapatan rumahtangga petani sebagian besar masih digunakan
untuk mencukupi kebutuhan konsumsi yaitu sebesar 74,04% di
Kabupaten Bangli dan 76,14% di Kabupaten Sambas. Proporsi
pengeluaran rumah tangga pertanian untuk usaha di wilayah survei
pada tahun 2011 dan 2013 secara umum mengalami peningkatan.
Sebaliknya pengeluaran untuk konsumsi mengalami penurunan
baik di Bangli dan Sambas.
6. Berdasarkan pendekatan kesejahteraan rumah tangga petani yang
digunakan dalam survei ini maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Secara umum NTPRP Kabupaten Bangli menunjukan sejahtera,
demikian juga di Kabupaten Sambas.
Pendapatan yang dapat dibelanjakan dibandingkan dengan
standar MDGs-PBB sebesar Rp 219.000,-/kapita/bulan, secara
umum di kedua kabupaten survei lebih tinggi.
7. Bila dibandingkan dengan garis kemiskinan (GK) tahun 2013
(BPS), dimana kabupaten Bangli Rp 246.000,-/kapita/bulan dan
kabupaten Sambas sebesar Rp 253.000,-/kapita/bulan, maka
secara umum di kedua kabupaten survei telah berada di atas garis
kemiskinan

Saran
1. Survei Kesejahteraan Petani perlu untuk terus dilanjutkan terkait
pemantauan petani panel beberapa tahun ke depan (re-survei).

28
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Hal ini terutama untuk mendukung analisis yang dilakukan


mengenai tingkat kesejahteraan petani.
2. Analisis lebih mendalam dapat dilakukan terhadap data hasil survei
untuk lebih mendukung informasi mengenai tingkat kesejahteraan
petani.
3. Koordinasi dengan instansi terkait perlu ditingkatkan dalam rangka
pengumpulan data yang dapat mendukung analisis kesejahteraan
petani dengan menggunakan data dari sumber lain seperti NTP dan
hasil SUSENAS.

c. Pengelolaan Data Pertanian dan Peternakan Level


Kabupaten/Kota

Penentuan kebijakan di sektor pertanian saat ini mulai berpijak tidak


hanya dari data/informasi yang ada di provinsi dan nasional, namun
sudah melangkah lebih terfokus lagi ke tingkat kabupaten/kota.
Langkah ini dipandang lebih tepat, karena sebagian besar
pelaksanaan program pemerintah berada di wilayah kabupaten/kota.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusat Data dan Informasi


Pertanian akan melakukan pembenahan data sektor pertanian tingkat
kabupaten/kota di tahun 2012. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian (
Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura), Dinas Peternakan dan
Dinas Perkebunan atau Dinas yang membawahi sektor pertanian di 33
provinsi. Diharapkan dengan terbangunnya database sub sektor
pertanian ini, akan memudahkan pengguna data untuk mengakses.

Tujuan
1. Menyediakan data sektor pertanian tingkat kabupaten/kota.
2. Melakukan penataan database sektor pertanian tingkat
kabupaten/kota.

Sasaran
1. Tersedianya data sektor pertanian level kabupaten/kota.
2. Tertatanya database pertanian tingkat kabupaten/kota.

Output
1. Pengumpulan data 4 subsektor level kabupaten/kota dari 10 dari 33
Prov
2. Entry, verifikasi, validasi data statistik produksi Tanaman Pangan,
Hortikultura, Perkebunan, Peternakan melalui BDSP (termasuk
data Nak kab 2005-2009); EIS; IP
3. Buku Statistik 4 subsektor level kabupaten/kota
4. CD dalam proses penyelesaian

29
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Saran/Tindaklanjut:
1. Tahun 2013, melanjutkan pengumpulan data level kab/kota ke
provinsi (secara langsung, via email)
2. Perlu kajian konversi terhadap hasil Bawang merah umbi basah ke
umbi kering

d. Publikasi Data Statistik Pertanian


Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu unit
instansi pada Kementerian Pertanian mempunyai misi untuk
melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebaran
data dan informasi pertanian. Selain itu, mengembangkan metodologi
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi pertanian
serta membina sumberdaya manusia dan kelembagaan bidang
statistik.

Dukungan data yang akurat dan tepat waktu, senantiasa diperlukan


pada setiap tahap perencanaan pembangunan pertanian dalam
berbagai periode. Untuk itu, sebagai kelanjutan dari tahun-tahun
sebelumnya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin)
telah membangun data statistik pertanian yang dipublikasikan dalam
media cetak dan elektronik

Berbagai data dan informasi tersebut di atas yang amat diperlukan


oleh pimpinan adalah data dan informasi tentang perkembangan dan
prospek komoditi strategis sektor pertanian, sehingga data dan
informasi di atas dapat dipergunakan oleh para pimpinan Kementerian
Pertanian khususnya sebagai bahan untuk menentukan arah
kebijaksanaan pembangunan pertanian, pengguna data dan
masyarakat para pelaku agribisnis. Metodologi pengumpulan data
diperlukan untuk menunjang ketersediaan data pertanian.
Penyempurnaan pedoman pengumpulan dan pengolaha data tanaman
pangan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dan Badan Pusat
Statistik (BPS). Dalam sejarah, metode pengumpulan data tanaman
pangan telah mengalami 3 (tiga) kali perubahan sejak tahun 2003.
Terakhir penyempurnaan pedoman pengumpulan dan pengolahan
data tanaman pangan dilakukan pada tahun 2012.

Untuk itu, pada tahun 2013 Pusdatin melakukan pengawalan


metodologi pengumpulan data dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas data tanaman pangan melalui pembinaan sumberdaya
manusia di tingkat kecamatan (petugas pengumpul data), tingkat
kabupaten dan provinsi (petugas pengelola data). Data hasil
pengumpulan dan pengolahan data tanaman pangan berdasarkan

30
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

formulir SP merupakan mekanisme dari metode pengumpulan data


yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kementerian Pertanian dan
Badan Pusat Statistk. Informasi pertanian tersebut telah dilaksanakan
sebagai pelayanan kepada pengguna baik di lingkup Kementerian
Pertanian dan pengguna data. Untuk itu maka data dan informasi
pada kegitan ini disusun dalam bentuk buku yaitu buku Statistik
Pertanian dan media elektronik (CD).

Tujuan:
1. Melakukan pengawalan metode pengumpulan data tanaman
pangan.
2. Melakukan pengumpulan dan penataan data dari hulu sampai hilir.
3. Menyebarkan data dalam bentuk media cetak dan elektronik.
4. Mengikuti Pembahasan Angka Prognosa dan Angka Ramalan.

Sasaran:
1. Tersedianya pedoman penegasan dari hasil pertemuan dengan
petugas pengumpul data dan pengelola data tanaman pangan di
daerah.
2. Tersedianya data statistik dari hulu sampai hilir yang berupa buku
dan CD
3. Tersebar luaskannya data statistik pertanian dalam media

Output:

1. 300 Buku Statistik Pertanian 2013 (Telah didistribusikan ke


Internal Kementan (86 Buku). Menyusul akan dikirimkan ke
Lembaga terkait : BPS, BKPM, BMKG, LIPI, MENKOMINFO,
SETNEG) . Atase Pertanian, Intitusi Regional : FAO, JICA,
ESCAP . Institusi Pendidikan : IPB, UI, UGM, UNPAD, UNIV
Lambung mangkurat, UNIV Hasanudin. Keduataan Besar dan
Media cetak : Kompas, Bisnis Indonesia,)
2. 150 Buku Saku Dikirimkan ke Eselon I lingkup Kementan ( untuk
delegasi RI).
3. 400 keping CD Statistik Pertanian. Telah didistribusikan ke internal
Kementan. Pengiriman bersamaan dengan buku Statistik Pertanian
2013.
4. Hasil evaluasi metode pengumpulan data tanaman pangan. Output
dari kegiatan ini berupa penegasan terhadap permasalahan yang
di dapat dari diskusi peserta pelatihan/Reffreshing di beberapa
Provinsi ( Lampung, Aceh, Jambi, Jawa Timur)
5. Laporan akhir kegiatan

31
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Permasalahan/hambatan:
Pengumpulan Data Iklim dari BMKG sulit didapat, hal ini sudah
berlangsung pada tahun sebelumnya.

Saran/Tindaklanjut:
Rencana pada tahun depan data iklim menggunakan data dari Dit.
Perlindungan Tanaman Ditjen TP

e. Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan & Peternakan


Pembangunan pertanian pada umumnya, khususnya tanaman pangan
dan peternakan, menghendaki dukungan analisis data dan informasi
yang lengkap. Bagi pengambil keputusan hasil analisis data dan
informasi yang lengkap sangat penting agar kebijakan yang diambil
tepat sasaran, dan bagi pelaku bisnis bidang pertanian informasi
tersebut sangat berguna bagi pengembangan bisnisnya. Karena itu
perlu dikembangkan analisis data semua potensi sumber daya
tanaman pangan dan peternakan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai unsur penunjang


Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan,
mengolah, melakukan analisis dan membuat kajian berbagai
komoditas pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dan
peternakan. Penyusunan outlook komoditas tanaman pangan dan
peternakan yang meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi
kayu, daging sapi, daging ayam, telur dan susu sangat diperlukan
dalam rangka menopang para pengambil kebijakan dalam
merumuskan perencanaan pembangunan. Pendekatan model
ekonometrik digunakan sebagai alat dalam rangka membuat
peramalan data.

Fokus analisis keragaan data peternakan lebih ditekankan pada


pemodelan Fokus analisis keragaan data peternakan lebih ditekankan
pada pemodelan ekonometrik data sub sektor peternakan dengan
bantuan software statistik. Melalui kegiatan ini diharapkan akan
diperoleh hasil ramalan data yang dapat mendukung kebijakan sub
sektor peternakan.

Selain sebagai bahan pertimbangan bagi para pimpinan Kementerian


Pertanian dalam mengambil kebijakan, analisis outlook komoditas
tanaman pangan peternakan juga penting menyediakan informasi bagi
para pengusaha subsektor tanaman pangan dan peternakan serta
pelaku bisnis lainnya.

32
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
1. Melakukan analisis data tanaman pangan dengan menggunakan
model ekonometrik dan rekomendasi hasil kajian bagi
pengembangan usaha beberapa komoditas tanaman pangan.
2. Melakukan analisis data peternakan dengan menggunakan model
ekonometrik dan rekomendasi hasil kajian bagi pengembangan
usaha beberapa komoditas peternakan.

Sasaran
1. Tersedianya informasi dan kajian model ekonometrika serta hasil
peramalan data tanaman pangan dan rekomendasi angka
parameter komoditas tanaman pangan hasil uji statistik.
2. Tersedianya informasi dan kajian model ekonometrika serta hasil
peramalan data peternakan dan rekomendasi angka parameter
komoditas peternakan hasil uji statistik.

Output
1. Buku Publikasi Outlook Komoditas Tanaman Pangan : Padi,
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu Tahun 2013 (Proyeksi
2014-2015)
2. Buku Publikasi Outlook Komoditas Peternakan : Daging Sapi,
Daging Ayam, Telur dan Susu Tahun 2013 (Proyeksi 2014-2015)
3. Laporan kegiatan

Kendala/permasalahan :
1. Ketersediaan series data tidak seragam
2. Data konsumsi bersumber dari Susenas seringkali berbeda dengan
NBM.

Tindak Lanjut :
1. Data yang berbeda disamakan lagnya dengan memproyeksikan
terlebih dahulu.
2. Dipilih salah satu yang cocok balance-nya.

f. Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura

Peranan sektor perkebunan dan hortikultura di Indonesia sangat


berarti dalam menunjang kehidupan sebagian besar masyarakat.
Pengembangan semua potensi sumber daya pertanian, terutama
komoditas strategis menjadi hal yang diharapkan. Dalam rangka
mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkaitan
dengan hal tersebut di atas, dukungan data dan informasi komoditas
pertanian strategis beserta perkembangannya disertai analisis dan
proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil

33
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

tepat dan terarah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan


kesejahteraan petani.
Kajian ini berguna untuk perumusan kebijaksanaan, perencanaan,
evaluasi dan monitoring pembangunan sub sektor perkebunan dan
hortikultura. Di samping itu outlook komoditas perkebunan dan
hortikultura juga dapat mendukung penyediaan informasi bagi
lembaga-lembaga keuangan pemberi kredit petani dan pengusaha
sektor pertanian serta pelaku agribisnis lainnya.

Tujuan
1. Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditas Perkebunan yaitu
kopi, jambu mete, lada, karet, teh, dan kapas yang berisi keragaan
data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan
hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-
masing komoditi.
2. Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditas Hortikultura yaitu
kentang, kubis, nenas, jeruk, bawang merah, dan cabai yang berisi
keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi
dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk
masing-masing komoditi.
3. Melakukan Penyusunan Angka Estimasi untuk Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura (RIPH)

Sasaran
1. Tersedianya Buku Outlook Komoditas Perkebunan yaitu kopi,
jambu mete, lada, karet, teh, dan kapas yang berisi keragaan data
series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil
proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-masing
komoditi.
2. Tersedianya Buku Outlook Komoditas Hortikultura yaitu kentang,
kubis, nenas, jeruk, bawang merah, dan cabai yang berisi keragaan
data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan
hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional untuk masing-
masing komoditi.
3. Tersedianya Angka Estimasi untuk Rekomendasi Impor Produk
Hortikultura (RIPH)

Output
1. Angka Estimasi 17 (tujuh belas) komoditas hortikultura untuk RIPH
2. Buku Outlook Komoditi Karet, kopi, jambu mete, teh,
lada,kapas,cabai, bawang merah tahun 2013
3. Buku Outlook Komoditi Kentang, kubis, nanas, jeruk Tahun 2013
4. Laporan akhir kegiatan Tahun 2012

34
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Permasalahan:
1. Updating data situasi global dari FAO agak terlambat, sehingga
keragaan untuk keragaan dunia berbeda tidak up to date terutama
untuk komoditas perkebunan.
2. Ketersediaan data dunia yang bersumber pada website FAO untuk
komoditi tertentu seperti bawang merah tergabung dengan bawang
bombay.
3. Series data yang tidak sama antar peubah yang digunakan dalam
analisis, berakibat peubah dengan series data yang panjang
terpaksa disesuaikan dengan series data yang terpendek.

Pemecahan masalah:
1. Data dunia yang bersumber dari FAO tetap digunakan karena
belum ada sumber lain yang memiliki seris yang panjang sesuai
yang dibutuhkan seperti data FAO.
2. Analisis yang dilakukan tetap menggunakan data yang ada, namun
dicari model dengan tingkat akurasi model yang terbaik.

Kesimpulan:
Dengan melakukan analisis deskriptif komoditas perkebunan dan
hortikultura maka dapat dikaji perkembangan luas panen,
produktivitas, produksi, harga (ditingkat produsen dan konsumen),
ekspor dan impor masing-masing komoditas dari waktu ke waktu
hingga sentra produksi hingga ke tingkat kabupaten, dari masing-
masing komoditi. Disamping itu, keragaan data dunia dapat
memberikan gambaran perkembangan masing-masing komoditi
dengan negara lain di dunia

Saran:
1. Analisis outlook komoditas perkebunan dan hortikultura perlu
dilakukan untuk beberapa komoditas yang lain, terutama untuk
komoditas unggulan nasional.
2. Analisis komoditas unggulan nasional perlu dilakukan secara
kontinyu untuk memantau dan memperbaiki model estimasi apabila
series data baru telah dirilis oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

g. Pengukuran Produktivitas Perkebunan


Sampai saat ini data produktifitas komoditas perkebunan khususnya
perkebunan rakyat masih dihitung berdasarkan data produksi dan luas
panen yang dikumpulkan oleh petugas pengumpul data di tingkat
kecamatan. Oleh karena itu data produktifitas komoditas perkebunan

35
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

rakyat yang dihasilkan masih belum dapat digunakan untuk melakukan


validasi angka produksi komoditas perkebunan.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) sejak tahun
2007 telah melakukan pengembangan metode pengumpulan data
produktifitas komoditas perkebunan namun masih terbatas pada
komoditas tanaman tahunan dan bersifat uji coba di beberapa provinsi
tertentu. Oleh karena itu dalam rangka menyempurnakan metode
pengumpulan data produktifitas perkebunan rakyat tersebut, maka
pada tahun 2013 ini, Pusdatin melakukan kegiatan Pengukuran
Produktivitas Perkebunan yang mencakup komoditas tanaman
tahunan dan semusim untuk perkebunan rakyat.
Tujuan
1. Melakukan penyusunan metode pengumpulan data produktivitas
perkebunan rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).
2. Melakukan survei pengukuran produktivitas perkebunan rakyat
(tanaman tahunan dan tanaman semusim).

Sasaran:
1. Tersusunnya metode pengumpulan data produktivitas perkebunan
rakyat (tanaman tahunan dan tanaman semusim).
2. Terlaksananya survei pengukuran produktivitas perkebunan rakyat
(tanaman tahunan dan tanaman semusim).

Output:
1. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Perkebunan
Tanaman Tahunan dan Tanaman Semusim
2. Hasil listing rumah tangga pekebun di 40 Blok Survei
3. Data produksi hasil pengukuran di 500 plot sampel
4. Angka produktivitas karet, kelapa sawit, kopi dan tembakau
5. Laporan akhir kegiatan Pengukuran Produktivitas Perkebunan Tahun
2013.

Permasalahan
1. Terjadinya miss komunikasi antara petani sampel dengan petugas
pengumpul data dilapangan. Hal ini berakibat petugas tidak dapat
melakukan pengukuran produksi karena kebun amatan telah
dimajukan jadwal panennya.
2. Di beberapa kabupaten sampel, komoditas kopi tidak dapat
dikumpulkan datanya dikarenakan masa panen kopi di kabupaten
tersebut telah lama selesai.

36
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Pemecahan Masalah
1. Survei Pengukuran Produktivitas Perkebunan baru dilakukan untuk 4
komoditas unggulan perkebunan yaitu karet, kelapa sawit, kopi, dan
tembakau di Provinsi Jambi dan Provinsi Jawa Timur. Untuk itu perlu
dikembangkan kembali metode pengukuran produktivitas
perkebunan untuk komoditas lain sehingga seluruh komoditas
unggulan perkebunan memiliki metode survei pengukuran
produktivitas.
2. Metode yang dikembangkan belum memperhitungkan karakteristik
komoditas yang dipengaruhi oleh varietas. Untuk itu diperlukan
penyempurnaan metode yang telah dikembangkan ini sehingga
informasi terkait karakteristik tanaman berdasarkan varietasnya
dapat diperhitungkan dalam analisis.
3. Perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pusdatin,
Direktorat Jenderal Perkebunan serta Dinas Perkebunan tingkat
provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan Kegiatan Survei
Pengukuran Produktivitas Perkebunan agar dapat dihasilkan metode
dan angka produktivitas yang dapat digunakan secara nasional.

h. Pengembangan metode konversi bawang merah


Pusdatin bersama Direktorat Jenderal Hortikultura dan BPS pada
tahun 2010 telah melakukan pengumpulan data produktivitas
hortikultura untuk komoditas bawang merah. Namun karena pelaporan
data produksi yang dilakukan petugas tidak sesuai dengan wujud
produksi yang telah ditetapkan maka angka produktivitas yang
dihasilkan pun berbeda cukup signifikan dengan kenyataan di
lapangan. Dari hasil evaluasi pelaksanaan pengukuran produktivitas di
lapang, dijumpai kesulitan untuk pengukuran produktivitas komoditas
bawang merah karena tidak ada angka konversi bawang merah yang
baku dari wujud produksi umbi basah ke umbi kering. Hal ini
mengakibatkan data produktivitas menjadi kurang akurat.
Dengan pertimbangan tersebut, pada tahun 2013 Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian melakukan pengembangan metode
konversi bawang merah dan melakukan survei terhadap metode
tersebut ke beberapa sentra produksi bawang merah sehingga dapat
dihasilkan angka konversi yang seragam dan baku dalam
pengumpulan data produksi melalui formulir SPH maupun pe ngukuran
produksi secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan di propinsi sentra
bawang merah antara lain di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat
yaitu di kab Tegal, Brebes dan Cirebon.

37
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan :
1. Melakukan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun
2013.
2. Melakukan listing rumah tangga petani bawang merah di beberapa
sentra produksi.
3. Melakukan pengumpulan data produksi bawang merah di beberapa
sentra produksi.
4. Melakukan pengukuran angka konversi bawang merah.

Sasaran :
1. Tersedianya Metode Konversi Bawang Merah Tahun 2013.
2. Tersedianya hasil listing rumah tangga petani bawang merah di
beberapa sentra produksi.
3. Tersedianya data produksi bawang merah di beberapa sentra
produksi.
4. Tersedianya angka konversi bawang merah.

Output :

1. Buku Petunjuk Teknis Survei Konversi Bawang Merah Tahun 2013


2. Hasil listing rumah tangga petani bawang merah di 30 Blok Survei
3. Data produksi bawang merah di 300 plot sampel
4. Angka konversi bawang merah
5. Laporan akhir kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang
Merah Tahun 2013.

Permasalahan :

1. Keterbatasan jumlah alat ukur kadar air, dimana alat ukur kadar air
yang tersedia hanya 1 buah per kabupaten (total kabupaten sampel
ada 3 kabupaten dan total alat ukur kadar air yang dipinjamkan ada
3 buah) sedangkan jumlah sampel dalam satu kabupaten mencapai
80-120 sampel sehingga jika terjadi panen bersamaan maka tidak
semua plot sampel dapat diukur kadar airnya.
2. Supervisi kurang intensif dilakukan baik oleh petugas pusat,
provinsi maupun kabupaten terhadap pelaksanaan pengumpulan
data sehingga masih ada petugas kecamatan yang salah dalam
mengisi formulir survei.

Tindak lanjut :
1. Dibuatkan jadwal penggunaan alat ukur kadar air berdasarkan
perkiraan tanggal panen menurut petani sehingga alat tersebut

38
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

dapat digunakan secara bergantian dan dimanfaatkan oleh semua


petugas kecamatan. Namun petugas kecamatan tetap harus
berkoordinasi intensif dengan petani sampel untuk mengantisipasi
jika perkiraan jadwal panen meleset.
2. Supervisi yang intensif perlu dilakukan baik oleh petugas pusat,
provinsi maupun kabupaten terutama pada saat penentuan plot
sampel dan pengisian formulir survei. Supervisi dilakukan dengan
mengecek langsung ke lokasi plot sampel. Selain itu koordinasi
intensif dengan petugas kecamatan perlu dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan pengisian formulir survei. Bagi petugas
kecamatan yang masih salah dalam pengisian formulir survei, maka
diminta untuk memperbaiki kembali pengisian formulir surveinya
kemudian menyerahkan formulir tersebut ke petugas supervisi
untuk divalidasi.

Kesimpulan
1. Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah Tahun
2013 telah dilaksanakan dan mendapatkan respon yang baik dari
Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten.
2. Melalui Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah
Tahun 2013 telah diperoleh metode konversi bawang merah dari
bentuk hasil umbi basah dengan daun ke umbi kering panen
dengan daun.
3. Melalui Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah
Tahun 2013 telah diperoleh angka konversi bawang merah dari
bentuk hasil umbi basah dengan daun ke umbi kering panen
dengan daun.

Saran
1. Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah baru dilakukan
untuk Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat sehingga hasilnya
belum dapat digunakan secara nasional. Untuk itu perlu
dilaksanakan Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah
untuk beberapa sentra produksi bawang merah di provinsi lain.
2. Sampel yang diamati dalam Kegiatan Pengembangan Metode
Konversi Bawang Merah Tahun 2013 masih terbatas pada komoditi
bawang merah di dataran rendah sehingga angka konversi yang
dihasilkan belum dapat mewakili konversi bawang merah secara
keseluruhan. Oleh karena itu perlu dilakukan juga pengamatan
untuk sampel bawang merah di dataran tinggi.
3. Perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara
Pusdatin, Direktorat Jenderal Hortikultura serta Dinas Pertanian
tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Metode Konversi Bawang Merah agar dapat

39
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

dihasilkan metode dan angka konversi bawang merah yang dapat


digunakan secara nasional.

i. Pengelolaan Data Komoditas Hortikultura dan Perkebunan


Kualitas data hortikultura dan perkebunan secara tidak langsung akan
mempengaruhi sub sektor hortikultura dan sub sektor perkebunan.
Untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas, maka seluruh
tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian
harus diperhatikan karena mutu data sangat dipengaruhi oleh
prosedur/tata cara pengumpulan data, pengolahan dan penyajian
datanya. Pengawasan terhadap setiap tahapan juga perlu
diperhatikan mulai dari entri dan validasi datanya sehingga kualitas
data dapat ditingkatkan dalam arti diperoleh data yang valid, akurat
dan up to date. Selanjutnya perlu adanya kelanjutan untuk menyajikan
data hortikultura dan perkebunan di tingkat kabupaten/kota.

Atas dukungan dari berbagai pihak, berbagai upaya dan rangkaian


kegiatan telah dilakukan dalam pembenahan data hortikultura dan
perkebunan ini, dengan harapan agar kualitas data hortikultura dan
perkebunan menjadi semakin baik diantaranya adalah melakukan
pertemuan regional penyusunan Angka Sementara Hortikultura (ASEM
2012), Angka Tetap Hortikultura (ATAP 2012), melakukan pertemuan
regional penyusunan Angka Sementara Perkebunan (ASEM 2013),
Angka Tetap Perkebunan (ATAP 2012), melakukan verifikasi dan
validasi data hortikultura dan perkebunan.

Tujuan
1. Melakukan Sinkronisasi Angka Sementara (ASEM) dan Angka
Tetap (ATAP) hortikultura dan perkebunan.
2. Melakukan updating data hortikultura dan perkebunan level
kabupaten dan nasional di dalam menu BDSP.
3. Melakukan updating, verifikasi dan validasi data ASEM dan ATAP
hortikultura dan perkebunan di Indikator Pembangunan dan BDSP.
4. Menyusun Informasi Komoditas hortikultura dan perkebunan.
5. Melakukan Analisis Keragaan data hortikultura dan perkebunan.

Sasaran
1. Tersedianya Angka Sementara (ASEM) dan Angka Tetap (ATAP)
hortikultura dan Perkebunan yang dapat diakses melalui menu
Indikator Pembangunan dan BDSP.
2. Tersedianyan data hortikultura dan perkebunan level kabupaten
dan nasional yang dapat diakses melalui menu BDSP.
3. Tersedianya Informasi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

40
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

4. Tersedianyan hasil Analisis Keragaan Data Hortikultura dan


Perkebunan

Output :
1. Angka Sementara (ASEM) dan Angka Tetap (ATAP) hortikultura
tahun 2012 yang disajikan pada Lampiran 1.
2. Tersedianya Angka Tetap (ATAP) hortikultura level provinsi dan
nasional tahun 2012 yang dapat diakses melalui menu BDSP dan
Indikator Pembangunan pada website Kementerian Pertanian
dengan alamat; http://www.pertanian.go.id
3. Tersedianya data perkebunan level provinsi, kabupaten dan
nasional tahun 2011 yang dapat diakses melalui menu BDSP pada
website Kementerian Pertanian dengan alamat;
http://www.pertanian.go.id.
4. Tersedianya data 12 komoditas perkebunan unggulan level provinsi
dan nasional tahun 2012 yang dapat diakses melalui menu
Indikator Pembangunan pada website Kementerian Pertanian
dengan alamat http://www.pertanian.go.id
5. Publikasi Informasi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan
Kwartal I, II dan III yang disajikan pada Lampiran 2.
6. Publikasi Hasil Analisis Keragaan Data Hortikultura dan
Perkebunan yang disajikan pada Lampiran3.

Permasalahan :
Ketidaktersediaan data terutama data hortikultura level kabupaten
yang berasal dari dinas Provinsi.

Pemecahan masalah :
Mendatangi setiap provinsi yang data level kabupaten belum tersedia
di Pusdatin.

Saran
melakukan updating data level nasional, provinsi dan kabupaten yang
berkelanjutan.

j. Laporan Upaya percepatan penyediaan data dan kualitas data


tanaman pangan berkesinambungan pada skala nasional

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam


menunjang kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia. Salah
satu komoditas penting yang menjadi tumpuan oleh sebagian besar
petani Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah
komoditas padi. Selain itu komoditas tersebut menjadi faktor penting
dalam pemenuhan pangan penduduk. Kurangnya suplai beras
seringkali akan mengguncang stabilitas politik secara nasional.

41
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Dengan melihat betapa pentingnya peranan komoditas padi/beras


tersebut, maka pemerintah selalu berusaha menjaga kecukupan suplai
beras bagi kebutuhan pangan penduduk Indonesia.

Selama ini, kecukupan beras dipenuhi dari produksi dalam negeri


dan jika dirasa kurang, maka pemerintah akan mendatangkan beras
secara impor dari luar negeri. Oleh karena itu untuk selalu mencukupi
suplai beras tersebut, pemerintah selalu membuat perencanaan setiap
tahunnya. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan
pertanian yang berkaitan dengan hal tersebut di atas, dukungan data
dan informasi komoditas pertanian strategis tersebut beserta analisis
dan proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil
tepat dan terarah, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
pangan penduduk pada satu sisi dan kesejahkteraan petani pada sisi
lainnya.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu unit
instansi di Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan membuat kajian
komoditas tanaman pangan khususnya padi/beras, yang berguna
untuk membantu dalam perumusan kebijakan, perencanaan, evaluasi
dan monitoring oleh para pengambil kebijakan.
Data padi yang dihasilkan dari produksi dalam negeri, didapatkan
dari sumber data terendah yakni mulai dari level kecamatan yang
secara berjenjang dilaporkan pada level di atasnya yaitu
kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Selanjutnya data tersebut diolah
bersama antara Kementerian Pertanian dengan BPS menjadi data
resmi yang dipublikasikan sebanyak tiga kali dalam setahun atau
secara subround. Namun pada saat ini dengan semakin intensifnya
perencanaan yang memerlukan data setiap bulan, maka dengan
mengandalkan data yang dipublikasikan setiap subround (4 bulan)
dirasa tidak cukup. Para pengambil kebijakan memerlukan informasi
terkini setiap bulannya. Pemenuhan data setiap bulan secara real time
sangat memungkinkan untuk didapatkan, karena formulir
pengumpulan data padi biasa dilaporkan bulanan.
Pada era otonomi yang berjalan pada saat ini, aliran data secara
berjenjang dari mulai tingkat terendah di kecamatan sampai dengan
tingkat pusat tidak berjalan dengan lancar. Walaupun petunjuk
operasional sudah dengan jelas mengharuskan petugas daerah
melaporkan secara berjenjang hasil pengumpulan data padi/beras
tersebut, namun kenyataannya hanya sekitar 60% data yang terkirim
ke pusat. Adanya kendala aliran data ini, menyebabkan para
pengambil kebijakan di pusat mengalami kesulitan dalam
merencanakan kebutuhan beras bagi penduduk Indonesia setiap
tahunnya.

42
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu terobosan baru untuk


mengalirkan data dari daerah ke pusat. Dengan terobasan baru ini,
diharapkan data akan tersedia secara tepat setiap bulannya. Melalui
kegiatan Upaya Percepatan Penyediaan data dan Kualitas Data
Berkesinambungan Pada Skala Nasional diharapkan ketersediaan
data akan dapat diperoleh secara berkesinambungan, sehingga
informasi perkembangan kondisi tanaman padi di lapang dapat
dipantau dengan baik.

Pelaksanaan kegiatan tersebut telah didukung melalui penentuan


kebijakan oleh pimpinan Kementerian Pertanian, diantaranya:
a. Keputusan Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian tanggal 8
September 2011 tentang Percepatan Penyediaan dan Peningkatan
Kualitas Data Tanaman Pangan
b. Rapat Koordinasi Pangan pada tanggal 19 September 2011 di
kantor Kementerian Pertanian kembali melakukan retreat target
surplus beras sebesar 10 juta ton pada tahun 2014.
Usulan pemerintah tentang tambahan dana siaga (kontingensi)
untuk mengamankan stok pangan nasional tahun 2012 sebanyak
Rp 3 trilliun
c. Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian RI dan BPS
RI Nomor: 02/MUO/RC.110/M/3/2011 dan Nomor: 04/KS/03-III/2011
tanggal 3 Maret 2011 tentang Pengembangan Statistik Pertanian.

Tujuan
1. Menyempurnakan dan mempercepat aliran data tanaman pangan
mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai
dengan pusat setiap bulan. Dilakukan melalui kerjasama antara
Kementerian Pertanian dengan BPS serta Dinas-dinas Pertanian di
daerah.
2. Mengolah dan menganalisis data tanaman pangan pada semua
tingkatan untuk disajikan dalam Buletin terbatas bagi kepentingan
pimpinan di seluruh jajaran Kementerian Pertanian.
3. Menyediakan rekapitulasi data Tanaman Pangan pada tingkat
Kabupaten, Provinsi dan Nasional secara periodik setiap bulan.

Sasaran
1. Pelaksana kegiatan dilakukan melalui mekanisme kerjasama
antara Kementerian Pertanian dengan Badan Pusat Statistik
(BPS), serta Dinas-dinas jajaran Pertanian provinsi dan
kabupaten/kota.

43
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

2. Terkoordinasinya pengelolaan data padi, palawija di tingkat pusat,


provinsi dan kabupaten antara Pelaksana dengan Kementerian
Pertanian, sehingga aliran data secara bulanan dapat berjalan
dengan lancar.
3. Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mudah
dimengerti dan menjadi pedoman bagi Pelaksana baik pada tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota kecamatan dalam mengirimkan
data dari daerah ke pusat.
4. Tersosialisasinya SOP bagi petugas Pelaksana pengelola data
padi dan palawija di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan sehingga para petugas dapat menjalankan kewajiban
mengirimkan data secara periodik bulanan.
5. Tersedianya data padi dan palawija secara nasional secara
periodik bulanan di Kementerian Pertanian yang diterima dari
Pelaksana, sehingga dapat dianalisis dan bermanfaat bagi
pengambil kebijakan dalam menentukan perencanaan kebutuhan
pangan nasional.

Output
1. Raw Data n-1 dari BPS-RI
2. Bahan Tayang Rapim Kementan
3. Tabulasi PREDIKSI LP dan Produksi bulanan tahun berjalan (ke-n)
4. Tabulasi data LT dan LP per Kab Untuk distribusi ke Ditjen TP
5. Bulletin Situasi Pertanaman dan Prediksi Produksi Padi, Jagung &
Kedelai

Permasalahan :
1. Keterbatasan SDM yang menangani penyelesaian SPJ di Pusdatin
menyebabkan target penyelesaian administrasi terkadang mengalami
kemunduran dari jadwal yang telah ditetapkan.
2. Pertanggungjawaban administrasi (SPJ) oleh provinsi masih ditemui
beberapa kekurangan, diantaranya: kuitansi berbeda nominal dengan
rincian, kurang cap SPPD dan lain sebagainya.
3. Kendala teknis yang dijumpai selama pelaksanaan kegiatan adalah
keterbatasan SDM dalam menyelesaikan analisis dan penyusunan
buletin yang harus memenuhi tenggat waktu hanya 1 minggu sejak
data diterima dari BPS RI.
4. Data dasar (raw data) yang dikirim BPS RI ke Pusdatin mengalami
koreksi karena kesalahan hitung, sehingga untuk melakukan kegiatan
penyusunan buletin menjadi terhambat karena harus menunggu revisi
data dari BPS RI.

44
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

5. Data pendukung untuk analisis khususnya data target Luas Tanam


dan Luas Panen dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan seringkali
berubah, sehingga menghambat dalam hal penyajian data dan
analisisnya.
6. Permintaan data maupun analisis yang mendadak seperti untuk
memenuhi permintaan UKP4 menyebabkan tim harus bekerja ekstra
cepat

Saran/Tindaklanjut:

1. Untuk menyelesaikan kendala yang dijumpai baik yang bersifat


administratif maupun teknis diupayakan melalui komunikasi langsung
dengan BPS RI dan BPS Provinsi. Namun demikian karena
keterbatasan waktu dan biaya perjalanan dinas, maka untuk
menangani kendala yang ada khususnya dengan pihak BPS Provinsi
lebih banyak dilakukan melalui komunikasi telepon.
2. Untuk mengatasi keterbatasan waktu dan keterbatasan SDM dalam
menyelesaikan kendala teknis telah dibuat SOP kerja dan pembagian
tugas kepada semua tim. Selain itu juga dilakukan evaluasi secara
terus-menerus.

2. Laporan Pembinaan,Pengembangan,Pemanfaatan dan Analisis


Data dan Informasi

a. Laporan Analisis Harga Komoditas Pertanian


Penyediaan bahan pangan yang cukup sesuai kebutuhan adalah
sangat penting untuk diperhatikan. Ketersediaan bahan pangan
seringkali berfluktuasi, karena penyediaan bahan pangan pada
umunya dipengaruhi oleh musim, pada musim hujan biasannya
produksi meningkat, dan sebaliknya musim kemarau produksi
menurun. Demikian pula kebutuhan bahan pangan pada hari-hari
besar biasannya mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga
perlu mengantisipasi dinamika penyediaan bahan pangan,agar dapat
mencegah gejolak harga yang tinggi yang akan merugikan baik
konsumen maupun produsen (petani).
Monitoring harga bahan pangan, terutama bahan pokok di pasar-
pasar retail (konsumen) secara terus menerus perlu dilakukan guna
menentukan kebijakan. Apabila terjadi gejolak harga, yaitu melalui
operasi pasar sehingga ketersediaan dan kebutuhan dapat
dipertahankan seimbang. Sedangkan bagi pelaku usaha monitoring
harga ini akan menentukan pilihan pasar mana yang akan dipilih dari
komoditas pangan apa yang dihasilkan.

45
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Informasi mengenai perkembangan harga beberapa komoditas


pertanian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk
memantau situasi sektor pertanian secara umum. Sebagai early
warning system, informasi ini akan sangat membantu dalam
menghadapi hari-hari besar keagamaan, musim paceklik, musim
kemarau dan penghujan panjang serta faktor ketidapastian lainnya
dimana harga komoditas pertanian berfluktuasi secara signifikan.

Tujuan
1. Melakukan pengumpulan dan analisis data harga komoditas
pertanian
2. Menyusun publikasi data dan analisis harga komoditas pertanian
sebagai sarana penyampaian informasi sektor pertanian.

Sasaran
1. Tersedianya data harga dan tersusunya buletin perkembangan
harga komoditas pertanian bulan Januari s/d Desember 2013.
2. Tersedianya data harga internasional dan tersusunnya buletin
harga internasional secara triwulan (Vol. 10 No. 1 s/d No.4 Tahun
2013).
3. Tersusunnya buku statistik harga komoditas pertanian2013
4. Aplikasi database harga komoditas pertanian tahun 2013.
5. Terdistribusinya data dan hasil analisis harga komoditas pertanian
sebagai informasi pendukung kebijakan sektor pertanian.

Output
1. Buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian tahun
2013sebanyak 12 edisi bulan Januari sampai dengan Desember
2013
2. Buletin Analisis Perkembangan Harga Internasional Komoditas
Pertanian tahun 2013sebanyak4 edisitriwulan I s/d IVtahun 2013
3. Buku Statistik Harga Komoditas Pertanian tahun 2013
4. Aplikasi database harga komoditas pertanian tahun 2013
5. Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2013

Permasalahan :
1. Ketersediaan data harga konsumen dan produsen yang bersumber
dari BPS belum tepat waktu, sementara ketersediaan data
produsen sangat diharapkan yang terbaru bersumber dari sms
harga namun pemasukan datanya masih perlu dicermati untuk
dapat digunakan menjadi angka provinsi atau nasional.
2. Aplikasi database harga komoditas pertanian masih perlu
disempurnakan lebih lanjut agar lebih mudah diakses dan
memudahkan dalam pengelolaan data harga komoditas pertanian .

46
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Pemecahan masalah :
1. Koordinasi dengan penyedia data harga komoditas pertanian
secara intensif dan komunikatif agar dihasilkan data harga yang
benar, konsisten, lengkap dan tepat waktu.
2. Koordinasi dengan Tim Pengembangan Sistem Informasi Pusdatin
untuk dapat menyempurnakan program/aplikasi database harga
komoditas pertanian yang telah disusun sehingga lebih mudah
diakses.

b. Laporan Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian


Kondisi perkembangan sektor pertanian dilihat dari kontribusinya
terhadap PDB menunjukkan kinerja yang cukup baik. Selama lima
tahun terakhir dari tahun 2008 hingga 2012, PDB sektor pertanian
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,24%, suatu angka
pertumbuhan yang tidak terlalu rendah. Namun demikian, apabila
dilihat dari sisi struktur perekonomian nasional, pangsa sektor
pertanian primer relatif stagnan, yakni dari 14,48% pada tahun 2008
menjadi 14,44% pada tahun 2012.

Sektor pertanian juga diposisikan sebagai motor penggerak


pembangunan pertanian, melalui pencapaian 4 target utama
pembangunan pertanian, yakni (1) pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3)
peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta (4)
peningkatan kesejahteraan petani.

Krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia telah menimbulkan


kesadaran mengenai pentingnya sektor pertanian. Sektor pertanian
menjadi katup pengaman dari krisis yang terjadi dengan menjadi satu-
satunya sektor yang mampu bertahan dengan pertumbuhan yang
positif, sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Guna melakukan penyusunan perencanaan, evaluasi dan
monitoring pembangunan pertanian perlu didukung oleh ketersediaan
data indikator makro yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

Tujuan
1. Melakukan pengumpulan data sekunder ekspor impor pertanian,
Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian, investasi, Indeks
Harga Konsumen (IHK), inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), tingkat
suku bunga, perkreditan pertanian dan upah buruh tani.
2. Melakukan penyempurnaan database Ekspor-Impor sektor
pertanian dan penataan database Nilai Tukar Petani.

47
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Melakukan analisis data indikator makro sektor pertanian periode


tahun 2013
4. Menyusun buletin bulanan dan triwulanan indikator makro, Buku
Saku Indikator Makro sektor pertanian 2013 dan Buku Statistik
Makro sektor pertanian 2013 sebagai sarana penyampai informasi
perkembangan sektor pertanian secara makro.

Sasaran
1. Tersedianya data ekspor impor komoditas pertanian, investasi, IHK,
inflasi, NTP, tingkat suku bunga, upah buruh tani, serta perkreditan
pertanian.
2. Tersediaan database ekspor-impor komoditas pertanian dan NTP
yang tertata dengan baik.
3. Tersusunnya buku saku indikator makro sektor pertanian dan buku
statistik makro sektor pertanian.
4. Terlaksananya analisis data indikator makro sektor pertanian serta
terbitnya buletin indikator makro secara kontinyu, yang meliputi
Buletin ringkas bulanan dan Buletin triwulanan.
5. Terdistribusinya data dan hasil analisis makro sebagai informasi
pendukung kebijakan sektor pertanian.

Output
1. Buku Statistik Makro Sektor Pertanian 2013 sebanyak 135
eksemplar.
2. Buku Saku Statistik Makro Sektor Pertanian Volume 5 Nomor 1
Tahun 2013 s/d Volume 5 Nomor 4 Tahun 2013 masing-masing
sebanyak 90 eksemplar setiap triwulan (4 edisi).
3. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Bulan Januari
2013 s/d Desember 2013 masing-masing sebanyak 120 eksemplar
setiap bulan (12 edisi).
4. Buletin Triwulanan Buletin Ekspor Impor Volume V Nomor 1 Tahun
2013 s/d Volume V Nomor 4 Tahun 2013 masing-masing sebanyak
100 eksemplar per triwulan
5. Database Ekspor-Impor yang disempurnakan
6. Database Nilai Tukar Petani
7. Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2013 sebanyak 12 eksemplar.

Permasalahan
Karena kegiatan ini sangat bergantung pada ketersediaan data yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga maka kadang terjadi keterlambatan
data dari institusi sumber primer tersebut sehingga terjadi
keterlambatan dalam penerbitan publikasinya

48
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Pemecahan masalah
Melakukan koordinasi yang terus menerus dengan pihak ketiga dalam
hal ini Koperasi BPS untuk selalu mengkoordinasikan sumber-sumber
data yang menyediakan data bagi kegiatan ini.

c. Laporan analisis Dan Penataan Data Konsumsi


Dalam rangka mendukung target pembangunan pertanian diantaranya
swasembada berkelanjutan dan peningkatan diversifikasi pangan
maka diperlukan ketersediaan data dan informasi konsumsi yang
lengkap. Data konsumsi yang selama ini tersedia bersumber dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS yang dilaksanakan
setiap tahun dan dapat memberi gambaran pola konsumsi pangan
penduduk di suatu wilayah yang didasarkan pada besarnya
pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi. Selain itu juga data
ketersediaan pangan yang bersumber dari Neraca Bahan Makanan
(NBM) yang diterbitkan oleg Badan Ketahanan Pangan (BKP),
Kementerian Pertanian yang dapat memberi gambaran penyediaan,
penggunaan dan ketersediaan bahan pangan per kapita di suatu
wilayah. Data NBM diperoleh dari perhitungan dengan komponen
penyusunnya diantaranya data produksi, ekspor, impor, stok, tercecer,
untuk bibit, pakan, diolah untuk industri dan bahan makanan. Oleh
karen itu data NBM untuk beberapa komoditas terdapat perbedaan
yang cukup jauh dengan data konsumsi dari Susenas, untuk itu perlu
dilakukan kajian terhadap metode perhitungan NBM untuk beberapa
komoditas yang cukup jauh dari data konsumsi-Susenas.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) mempunyai


misi diantarnya melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyebaran data dan informasi pertanian didalamnya termasuk data
konsumsi pangan. Oleh karena itu Pusdatin pada tahun 2013 akan
melakukan kegiatan penataan databse dan kajian data konsumsi yang
dapat digunakan untuk melengkapi ketersediaan data konsumsi
secara series dan terupdate serta melakukan kajian sejauh mana
keragaan dan prediksi konsumsi pangan serta penyediaan,
penggunaan pangan serta ketersedian per kapita pangan di
Indonesia. Kajian konsumsi ini diharapkan menjadi bahan masukan
bagi pengambil kebijakan sector pertanian dan pengguna data dan
informasi lainnya.

Tujuan
1. Melakukan pengumpulan data konsumsi dan penyediaan database
konsumsi pangan
2. Melakukan kajian dan analisis data konsumsi pangan

49
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sasaran
1. Tersedianya database konsumsi pangan secara series dan lengkap
2. Tersajinya hasil kajian dan analisis konsumsi beberapa komoditas
pangan

Output
1. Buletin Konsumsi Pangan dalam 4 edisi yaitu Volume 4 Nomor 1
sampai dengan Volume 4 Nomor 4 tahun 2013
2. Buku Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2013
3. Penyempurnaan Database konsumsi pangan
4. Hasil penyempurnaan kajian metode perhitungan NBM
5. Laporan Akhir Kegiatan tahun 2013

Outcome
Digunakannya hasil analisis dan penataan data konsumsi pangan
tahun 2013 oleh instansi terkait lingkup Kementerian Pertanian,
swasta serta pengguna data konsumsi lainnya

Permasalahan dan tindaklanjut :


1. Ketersediaan data penyediaan, penggunaan dan ketersediaan per
kapita per tahun yang bersumber dari NBM pada awalnya hanya
sampai tahun 2011 dengan status angka sementara, baru
pertengahan Desember 2013 telah terbit tahun 2011 dengan
status angka tetap dan 2012 status angka sementara, sehingga
pada buletin volume 4 no. 1 sd no. 4 masih menggunakan angka
sampai dengan 2011, dan dilakukan prediksi tahun 2012 s.d 2014,
namun dengan terbitnya angka terbaru tersebut, segera
digunakan untuk melakukan updating database dan buku statistik
konsumsi pangan.
2. Tidak semua komoditas yang dianalisis dalam buletin konsumsi
pangan tersedia data penyediaan untuk konsumsi negara-negara
di dunia yang bersumber dari website FAO, misalnya komoditas
mangga, kubis/kol, wortel, sehingga hanya dilakukan analisis
untuk perkembangan konsumsi dan ketersediaan di Indonesia.
3. Dalam menggunakan data konsumsi perlunya pemahaman konsep
data konsumsi, diantaranya konsumsi yang bersumber dari
Susenas, dimana yang dimaksud konsumsi hanya mencakup
konsumsi dalam rumah tangga, sementara ketersediaan konsumsi
per kapita yang disajikan dari Neraca Bahan Makanan adalah yang
dapat disediakan untuk konsumsi, sehingga seharusnya datanya
cenderung lebih besar, namun terdapat beberapa data yang justru
sebaliknya, untuk itu Pusdatin telah melakukan identifikasi dan

50
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

saran untuk disempurnakan penghitungan neraca bahan makanan


kepada tim NBM nasional.
4. Data prediksi jumlah penduduk yang bersumber dari BPS tahun
2011 s.d 2014 belum tersedia, sehingga digunakan prediksi
jumlah penduduk yang dilakukan oleh Pusdatin Kementan hingga
tahun 2014 dengan menggunakan metode geometrik dan sebagai
dasar digunakan jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 237.641
ribu jiwa (Sensus Penduduk 2010, BPS).

d. Laporan Pengumpulan Data Lahan berbasis Peta tahun 2013


Berdasarkan data Sensus Pertanian 2003 (hasil survei pendapatan
petani) dari BPS, selama 5 tahun terakhir (1999 2003), telah terjadi
alih fungsi lahan sawah atau konversi lahan sawah ke lahan bukan
sawah seluas 47,9 ribu hektar yang terdiri dari pengurangan lahan
sawah di Jawa sebesar 20,5 ribu Ha dan di luar jawa 27,4 ribu Ha.
Kalau setiap hektar lahan sawah bisa menghasilkan 4,5 ton gabah
kering giling, berarti selama periode tersebut kita sudah kehilangan
produksi padi sebesar 215,6 ribu ton. Perlu diperhatikan, bahwa
berdasarkan beberapa temuan dilapangan, konversi lahan sawah
menjadi lahan pertanian bukan sawah umumnya hanya bersifat
sementara saja, karena pada akhirnya akan digunakan untuk
kepentingan non-pertanian seperti perumahan atau industri.

Beragamnya informasi tentang alih fungsi lahan, maka perlu dilakukan


inventarisasi lahan baku yang valid sehingga dapat diketahui potensi
produksi padi yang akurat disamping juga sistem pola tanam di
masing-masing wilayah. Pada tahun 2007, Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian telah melakukan ujicoba penggunaan GPS dalam
pengukuran lahan baku sawah dan tahun 2010 dilanjutkan dengan
pengadaan data citra satelit resolusi tinggi tentang baku lahan sawah
untuk pulau Jawa dan Madura. Tahun 2012 Kementerian Pertanian
membentuk Tim Pelaksana Pokja Luas Baku Lahan Sawah dan Luas
Panen Padi yang bertugas menyusun: 1) melakukan pengumpulan
data dan analisis luas lahan baku sawah dan luas panen, 2)
melakukan pertemuan secara berkala dan melibatkan instansi terkait
spt.: BPS, PU, BPN, Bappenas, dan Lapan, 3) melakukan kunjungan
lapangan, dan 4) menyusun data yang akurat mengenai luas baku
sawah dan luas panen padi.

Guna mendapatkan data lahan yang up to date dan


berkesinambungan, memanfaatkan data citra satelit tahun 2010 dan
mempermudah petugas dalam pengumpulan data lahan tersebut,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian di tahun 2013 mencoba
melakukan metode pengumpulan data lahan berbasis peta di 2 (dua)
kabupaten yaitu Kabupaten Karawang dan Tangerang sebagai pilot

51
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

project. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memperoleh data lahan


yang akurat dan dapat dilakukan oleh daerah khususnya petugas
pengumpul data.

Tujuan
1. Melakukan penyusunan buku pedoman dalam pengumpulan data
lahan (SP-lahan) dengan berbasis peta;
2. Melakukan pencetakan peta kerja tingkat desa dengan skala
1:5000 sebagai alat bantu untuk pengisian SP-Lahan bagi petugas
kecamatan;
3. Mendijitasi hasil pengumpulan data lahan oleh petugas.

Sasaran
1. Tersusunnya buku pedoman dalam pengumpulan data lahan (SP-
Lahan) dengan berbasis peta;
2. Tercetaknya peta kerja tingkat desa dengan skala 1:5000 sebagai
alat bantu untuk pengisian SP-Lahan bagi petugas kecamatan;
3. Terdijitasinya hasil pengumpulan data lahan oleh petugas.

Output
1. Buku Pedoman Pengumpulan Data Lahan Berbasis Peta
2. Peta Kerja Desa Skala 1:5.000 (CD terlampir)
3. Neraca Lahan hasil digitasi di 2 (dua) kabupaten : Karawang dan
Tangerang
4. Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan.

e. Laporan Analisis Kinerja Perdagangan komoditas pertanian


Sektor pertanian mampu menyumbang sebesar 10,68% terhadap
Produk Domestik Bruto tahun 2012 (Angka Sangat Sementara, atas
dasar harga berlaku). Kontribusinya terhadap perekonomian
Indonesia ini menempati urutan kelima. Sektor industri pengolahan
merupakan urutan pertama dengan kontribusi sebesar 23,94%. Ada
sebanyak 36,4 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Jumlah
tersebut merupakan 32,88% dari total tenaga kerja di Indonesia.

Sementara itu perdagangan dalam negeri (domestik) dan perdagangan


luar negeri (internasional) untuk komoditas pertanian yang meliputi
sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
masih cukup luas untuk terus dikembangkan. Sektor pertanian sudah
terbukti merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan
perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih
dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walaupun

52
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

pada saat itu terjadi krisis. Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan
tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang
dihasilkan. Kementerian Pertanian menetapkan 4 sukses
pembangunan pertanian, dimana salah satunya adalah Peningkatan
Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor.

Dalam organisasi APEC (ASIA-Pacific Economic Cooperation) Indonesia


telah berperan aktif dalam mencetuskan Bogor Goals, yang
mewujudkan kawasan perdagangan dan investasi yang bebas dan
terbuka tahun 2010 untuk negara maju serta 2020 untuk negara
berkembang. Anggota APEC saat ini merepresentasikan sepertiga
populasi dunia dan hampir 50% kekuatan perekonomian global.
Dengan kata lain, potensi pasar global dan gravitasi aktivitas ekonomi
dunia berada di kawasan ini. Masalahnya kini, seberapa jauh manfaat
dan efektivitas forum APEC bagi perdagangan dan investasi Indonesia.
Di sisi lain pemasaran antar wilayah (perdagangan domestik)
komoditas pertanian pada umumnya terjadi karena adanya perbedaan
tingkat penawaran dan permintaan yang mempengaruhi keragaman
harga komoditas di setiap wilayah, aliran komoditas akan terjadi dari
sentra produsen yang harganya lebih rendah ke daerah konsumen
yang harganya lebih tinggi.
Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) pada tahun 2013
ini telah menyusun analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian
yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja
perdagangan beberapa komoditas unggulan pertanian serta posisi
Indonesia di pasar internasional akan produk pertaniannya. Analisis
kinerja perdagangan komoditas pertanian tersebut diharapkan dapat
menjadi bahan masukan bagi para pengguna data dan informasi serta
bagi para penentu kebijakan sektor pertanian

Tujuan
1. Melakukan analisis terhadap kinerja perdagangan komoditas
pertanian tahun 2013.
2. Menyusun buku analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian
volume 4 no. 1 dan no. 2 tahun 2013 sebagai serana penyampai
informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kinerja perdagangan beberapa komoditas unggulan pertanian serta
posisi Indonesia di pasar internasional akan produk pertaniannya.

Sasaran
1. Tersusunnya buku analisis kinerja perdagangan komoditas
pertanian volume 4 no. 1 dan no. 2 tahun 2013.

53
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

2. Terdistribusinya data dan hasil analisis kinerja perdagangan


komoditas pertanian sebagai informasi pendukung kebijakan sektor
pertanian

Output
1. Buku Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian dalam 2
terbitan yaitu Volume 4 Nomor 1 Tahun 2013 dan Volume 4 Nomor
2 Tahun 2013
2. Laporan Akhir Kegiatan tahun 2013

outcome
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian khususnya yang membangun
kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan komoditas
pertanian, pihak swasta dan akademisi yang membutuhkan data dan
hasil analisis kinerja perdagangan komoditas pertanian

Permasalahan dan tindak lanjut :


1. Ketersediaan data harga produsen dan harga konsumen per
komoditas yang bersumber dari BPS baru sampai dengan tahun
2011 sehingga pada buku kinerja perdagangan komoditas pertanian
volume 4 no.1 dan no.2 menggunakan angka sampai dengan tahun
2011.
2. Ketersediaan data ekspor-impor yang bersumber dari FAO pada
awalnya hanya sampai tahun 2010 sehungga untuk buku kinerja
volume 4 no.1 menggunakan angka sampai dengan tahun 2010,
sementara untuk buku kinerja perdagangan volume 4 no.2, data
FAO sudah sampai tahun 2011. Ini menyebabkan perbedaan lag
data antara data nasional ekspor impor yang bersumber dari BPS
dengan data global.
3. Data ekspor-impor dunia yang digunakan untuk mengukur
keunggulan komparatif suatu komoditas di suatu wilayah
bersumber dari Uncomtrade namun proses mengakses data dari
Uncomtrade perlu ketelitian dan ketelatenan. Untuk mempermudah
data dunia tersebut diperoleh data dari sumber yang berbeda yaitu
dari Trademap.
4. Perlu peningkatan pengetahuan para anggota tim dalam melakukan
analisis inferensia kinerja perdagangan komoditas pertanian,
sehingga masih perlu ada pelatihan atau bimbingan dari berbagai
pihak yang berkompeten, misalnya instansi terkait yang banyak
melakukan analisis kinerja perdagangan, akademisi dari perguruan
tinggi, dll.

54
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

f. Laporan Penataan data hulu sektor pertanian


Hingga saat ini, ketersediaan data dan informasi subsistem hulu
pertanian masih belum memadai, baik dari segi akurasi data maupun
dari segi penyajian dan penyebaran informasinya. Data yang tersaji
dari sumber yang berbeda masih sering menimbulkan keraguan bagi
para pengguna data dan informasi dalam pengambilan keputusan.
Data hulu sektor pertanian cukup banyak variasinya, seperti data SDM
pertanian dan kelembagaan tani, data sarana pertanian (benih,
peralatan dan mesin pertanian, pupuk, pestisida), iklim, OPT dan
dampak perubahan iklim amat diperlukan oleh para pimpinan
Kementerian Pertanian, khususnya sebagai bahan pendukung untuk
menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian.
Selain itu masyarakat pelaku agribisnis, pengusaha, investor,
mahasiswa dan lain-lain juga membutuhkan data tersebut untuk
berbagai keperluan. Agar data dan informasi di atas bermanfaat dan
mudah ditata serta disebarluaskan, maka perlu bentuk format yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk lebih memudahkan
pengguna data di era teknologi tinggi, maka penyebarluasan dalam
bentuk CD e-book yang berisi data kuantitatif sub subsistem hulu
pertanian maupun hasil analisisnya dan kajian sub sektor pertanian
dirasakan lebih menarik. Disamping penataan data hulu sektor
pertanian juga diberikan muatan analisis data hulu, yang dimaksudkan
lebih memberikan manfaat.

Tujuan
1. Menyusun informasi dalam media elektronik (Compac Disk).
2. Menyebarluaskan data dan informasi sub sistem hulu pertanian
dalam bentuk buku dan media elektronik.
3. Melakukan analisis data hulu pertanian sehingga lebih bermanfaat
bagi para pengambil kebijakan.
4. Mengelola dan menata data dan informasi melalui program
komputerisasi.

Sasaran
1. Tersedianya data dan informasi sub sistem hulu pertanian dalam
media Compact Disk.
2. Terlaksananya analisis data hulu sektor pertanian.
3. Tertatanya data dan informasi sub sistem hulu dalam media
komputer.
4. Tersedianya data dan informasi sub sistem hulu pertanian dalam
bentuk media cetak.

55
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Buku Daftar Alamat Kantor Lingkup Pertanian Pusat dan
daerah
Berisi alamat kantor dinas lingkup pertanian baik yang berada di
pusat maupun di daerah

2. Buku Statistik Sarana Pertanian


Buku Statistik Sarana Pertanian berisi tentang data-data sarana
pertanian meliputi data benih/bibit, pupuk bersubsidi, pestisida
beredar dan alsintan bantuan

3. Buku Statistik SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani


Berisi tentang data-data SDM pertanian seperti pegawai lingkup
kementan, penyuluh pertanian dan rumah tangga petani serta data
kelembagaan tani seperti kelompok tani (poktan), gabungan
kelompok tani (gapoktan), UPT di kementan dan alamat asosiasi
pertanian

4. Buku Statistik Iklim, OPT (organisme pengganggu tanaman)


dan DPI (dampak perubahan iklim)
Berisi tentang data iklim seperti curah hujan, kelembaban,
temperatur dan lama penyinaran; data perkembangan OPT serta
perkembangan DPI seperti titik hot spot, puso, kebanjiran dan
kekeringan

5. Buku Analisis Data Hulu Sektor Pertanian


Analisis tersusun disesuaikan dengan ketersediaan data yang
memadai kelengkapannya. Berkaitan dengan SDM pertanian dan
kelembagaan petani dianalisis secara deskriptif; berkaitan dengan
sarana pertanian fokus pada komoditas padi yaitu analisis
kebutuhan, ketersediaan dan neraca pada benih padi dan pupuk
bersubsidi serta kebutuhan energi dengan pendekatan alsintan;
berkaitan dengan OPT dengan analisis deskriptif keragaan OPT
utama padi serta model peramalan OPT padi dengan pendekatan
luas serangan dan indikator iklim.

6. CD e-book Data Hulu Sektor Pertanian


Disamping dalam bentuk buku, output dari penatan data hulu juga
digandakan dalam bentuk CD dengan format e-book.

7. Laporan Akhir Kegiatan


Laporan akhir kegiatan berisi ringkasan dari pelaksanaan kegiatan
penataan data hulu sektor pertanian 2013 seperti laporan setiap
tahapan pelaksanaan kegiatan, output yang dicapai, permasalahan
yang dihadapi dan pemecahannya pada kegiatan penataan data
hulu sektor pertanian tahun 2013.

56
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Outcome
Penerima manfaat dari kegiatan analisis dan penataan data sarana
pertanian adalah Kementerian Pertanian dan pengguna data (pelaku
agribisnis, akademisi, dll).

Permasalahan
1. Tersendatnya aliran data ter-update dari wali data/sumber data.
2. Tersendatnya aliran data iklim berasal dari BMKG akibat
berlakunya aturan PNBP di instansi tersebut.
3. Beberapa data terutama data OPT perkebunan yang masih terus
bergerak, sehingga perlu penentuan cut off untuk konsistensi
ketersediaan data selanjutnya.
4. Masih ditemui kurang ketelitian dalam melihat data seperti angka
total pada beberapa data tidak sesuai.

Tindaklanjut
1. Kedepan perlu dilakukan koordinasi lebih intens ke wali data agar
penyerahan data ter-update tepat waktu sesuai kesepakatan.
2. Penjajagan pembelian data iklim di BMKG
3. Penjelasan perlunya cut off untuk konsistensi ketersediaan data
selanjutnya serta diketahui dan didiskusikan dengan pimpinan pada
institusi wali data tersebut.
4. Lebih banyak lagi melakukan koreksi dan validasi terhadap angka-
angka yang ada.

g. Laporan Laporan Analisis dan Penataan Data Tenaga Kerja,


Penduduk dan Kemiskinan
Data ketenagakerjaan pertanian meliputi data tenaga kerja menurut (1)
sektor pertanian, (2) subsektor tanaman pangan, (3) subsektor
hortikultura, (4) subsektor perkebunan, dan (5) subsektor peternakan.
Data tenaga kerja masing-masing subsektor tersebut kemudian dirinci
lagi menurut: (a) wilayah perkotaan dan perdesaan, (b) jenis kelamin,
(c) kelompok umur, (d) pendidikan, dan (e) status pekerjaan utama.
Masing-masing variabel dirinci menurut provinsi, sehingga ketersediaan
data tenaga kerja pertanian secara lengkap, objektif, kontinyu dan tepat
waktu dapat tercapai. Data penduduk meliputi: (1) penduduk menurut
provinsi, (2) penduduk menurut wilayah perkotaan dan perdesaan, (3)
penduduk menurut wilayah dan jenis kelamin, (4) penduduk menurut
wilayah, jenis kelamin dan kelompok umur.

Data penduduk miskin meliputi: (1) penduduk miskin menurut provinsi,


(2) penduduk miskin sektor pertanian dan non sektor pertanian, (3)
kepala rumah tangga sektor pertanian, dan (4) garis kemiskinan
provinsi dan kabupaten/kota. Data Kemiskinan meliputi: (1) jumlah

57
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

penduduk miskin, (2) indeks kedalaman, (3) indeks keparahan,(4) garis


kemiskinan.

Untuk memenuhi kebutuhan data ketenagakerjaan sektor pertanian,


penduduk dan kemiskinan, Pusdatin sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya melaksanakan penataan dan analisis data ketenagakerjaan
sektor pertanian yang bekerjasama dengan BPS selaku instansi yang
berwenang dalam mengelola data secara nasional. Data tenaga kerja,
penduduk dan kemiskinan hasil tabulasi dari BPS kemudian diolah dan
dianalisis menjadi informasi yang bermakna dalam menunjang
pembangunan pertanian. Perlu dijelaskan bahwa data penduduk yang
dimaksud disini adalah data penduduk hasil sensus 2010.

Tujuan
1. Menata Data Tenaga Kerja Sektor dan Subsektor Pertanian
Tingkat Provinsi Tahun 2010-2012
2. Menata Data Penduduk dan Kemiskinan, Tingkat Kabupaten/Kota,
Tahun 2010-2012
3. Menyusun Buku Statistik Data Tenaga Kerja Sektor dan Subsektor
Pertanian Tingkat Provinsi Tahun 2010-2012.
4. Menyusun Buku Statistik Data Penduduk dan Kemiskinan Tingkat
Kabupaten/Kota 2010-2012.
5. Menyusun analisis dan proyeksi data tenaga kerja sektor dan
subsektor pertanian, 2013-2019.
6. Menyusun analisis penduduk dan kemiskinan sektor pertanian.

Sasaran
1. Tertatanya data tenaga kerja Sektor dan subsektor pertanian
tingkat provinsi, tahun 2010-2012.
2. Tertatanya data penduduk dan kemiskinan, tingkat kabupaten/kota
tahun 2010-2012.
3. Tersusunnya Buku Statistik Data Tenaga Kerja Sektor dan
Subsektor Pertanian, Tingkat Provinsi, Tahun 2010-2012.
4. Tersusunnya Buku Statistik Data Penduduk dan Kemiskinan,
Tingkat Kabupaten/Kota, Tahun 2010-2012.
5. Tersedianya analisis dan proyeksi data tenaga kerja sektor dan
subsektor pertanian, Tahun 2013-2019.
6. Tersedianya analisis data penduduk dan kemiskinan sektor
pertanian, 2012.

Output
1. Buku Statistik Data Ketenagakerjaan Sektor Pertanian, 2010-2012
2. Buku Hasil Analisis Proyeksi Data Tenaga Kerja Sektor Pertanian,
2013 2019.

58
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Buku Statistik Data Penduduk dan Kemiskinan Sektor Pertanian,


2010-2012.
4. Buku Hasil Analisis Penduduk dan Kemiskinan Sektor Pertanian,
2013
5. Data Tenaga Kerja, Penduduk dan Kemiskinan Sektor Pertanian
dalam Media Elektronik (CD).
6. Aplikasi Database Tenaga Kerja Sektor Pertanian
7. Buku laporan akhir

Permasalahan
1. Mengingat data sekunder yang dikumpulkan berasal dari instansi
lain, maka proses pengumpulan data terkadang mengalami
keterlambatan dari jadual yang ditetapkan.
2. Terbatasnya data pendukung untuk melakukan proyeksi dengan
menggunakan metode ekonometrika, maka proyeksi tenaga kerja
masih menggunakan metode elastisitas.

h. Laporan Laporan Penataan dan analisa data lahan pertanian


Menurut hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010 2025, maka
penduduk Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 298,04 juta jiwa,
berarti akan mengalami kenaikan 60,4 juta jiwa dari penduduk tahun
2010. Dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 persen per
tahun diperlukan tambahan penyediaan bahan pangan yang tidak
sedikit setiap tahunnya, yang mana kebutuhan beras pada 2013 sekitar
29,62 juta ton dan akan meningkat menjadi sekitar 35,5 juta ton pada
tahun 2025.

Pada kegiatan penataan dan analisis data lahan pertanian ini


menghasilkan Buku Statistik yang berisi tentang data luas lahan
pertanian Indonesia lima tahun terakhir (2008-2012) yaitu: 1) luas lahan
sawah menurut provinsi dan menurut kabupaten, 2) luas lahan sawah
irigasi menurut provinsi dan menurut kabupaten, 3) luas lahan sawah
non irigasi menurut provinsi dan menurut kabupaten, 4) luas lahan
tegal/kebun menurut provinsi dan menurut kabupaten, 5) luas lahan
ladang/huma menurut provinsi dan menurut kabupaten, dan 6) luas
lahan kering sementara tidak diusahakan menurut provinsi dan menurut
kabupaten. Selain Buku Statistik kegiatan ini juga menghasilkan
database lahan pertanian tabular, Database peta lahan dan Buku
Analisis Lahan Pertanian yang memberikan gambaran deskriptif lahan
pertanian Indonesia.

59
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
1. Melakukan penataan data lahan ke dalam format yang terstruktur
dalam bentuk buku statistik.
2. Mengembangkan aplikasi database lahan pertanian baik tabulasi
maupun spasial sehingga mudah diakses oleh public.
3. Melakukan analisis data lahan pertanian.

Sasaran
1. Tertatanya data lahan ke dalam format yang terstruktur sehingga
data tersebut tersimpan dalam file yang mudah diakses dan
disajikan.
2. Terlaksananya analisis data lahan

Output
1. Buku statistik yang berisi Luas Penggunaan Lahan di Indonesia,
2008 2012
2. Buku statistic yang berisi Luas Lahan Sawah menurut Provinsi
di Indonesia, 2008 2012
3. Buku statistic yang berisi Luas Lahan Sawah Irigasi menurut
Provinsi di Indonesia, 2008 2012
4. Buku statistic yang berisi Luas Lahan Sawah Non Irigasi menurut
Provinsi di Indonesia, 2008 2012
5. Luas Lahan Tegal/Kebun menurut Provinsi di Indonesia, 2008
2012
6. Luas Lahan Ladang/Huma menurut Provinsi di Indonesia,
2008-2012
7. Luas Lahan Yang Sementara Tidak Diusahakan menurut
Provinsi di Indonesia, 2008 2012
8. Database lahan
9. Database spasial
10. Analisis Data Lahan Pertanian
11. Laporan akhir

Permasalahan
1. Tidak semua petugas yang menangani data di di daerah
melaporkan dengan tepat waktu,sehingga ketersediaan data tidak
dapat dilakukan dengan tepat waktu.
2. Data hasil pemetaan membutuhkan biaya yang sangat mahal
sehingga data berdasarkan hasil pemetaan yang digunakan adalah
hasil pemetaan yang dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2012.

60
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Laporan Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan


Informasi

a. Laporan penataan dan pengelolaan infrastruktur TIK


1. Pengembangan dan Pengelolaan Perangkat dan keamanan
sistem jaringan komputer
Sebagai pusat informasi dan layanan data lingkup Kementerian
Pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai
tugas : Melaksanakan penyiapan dan pengembangan sistem
informasi pertanian. Hal ini menjadi dasar keberadaan Pusat Data
sebagai tempat yang aman untuk peralataan komputer, media
penyimpanan sentral, mendistribusikan dan memelihara data dalam
sebuah datacenter baik fisik maupun virtul dalam organisai sebuah
Kementerian. Untuk mendukung kinerja dan mengoptimalkan
perangkat dalam hal pengaturan lalu lintas informasi data,
komunikasi data, pertukaran data, pembatasan broadcast domain
serta mengurangi load jaringan di Kementerian Pertanian, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian telah menyiapkan system
V_lan perlantainya dan mengupdate perkembangan teknologi baru.
Diharapkan dengan terciptanya gateway perlantai yang berbeda,
dan perangkat utama jaringan maka tidak terjadi lagi broadcast
stroming antar lantai disetiap gedungnya serta keamanan data dari
masing-masing lantai disetiap gedung tetap terjaga. Perancangan
sistem ini juga untuk memudahkan administrator dan user
Kementerian Pertanian.
Selama beberapa tahun terakhir, keamanan telah menjadi salah
satu mata pelajaran yang paling penting di dunia teknologi
informasi dan komunikasi, Seperti semua teknologi telah
berkembang pesat, baik dalam kemampuan dan kegunaan, resiko
tidak lagi hanya berasal dari kaum elite hacker profesional di
seluruh dunia. Saat ini, semakin banyak serangan yang diluncurkan
oleh pemula, yang hanya memiliki minat yang pas-pasan mengenai
komputer, tetapi dari semua itu mereka semata-mata berusaha
membuat hacking. Keamanan sistem informasi berbasis Internet
harus sangat diperhatikan, karena jaringan komputer internet yang
sifatnya publik dan global pada dasarnya tidak aman. Pada saat
data terkirim dari suatu terminal asal menuju ke terminal tujuan
dalam Internet, data itu akan melewati sejumlah terminal yang lain
yang berarti akan memberi kesempatan pada user internet yang
lain untuk menyadap atau mengubah data tersebut.

61
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
1. Mengoptimalkan perangkat jaringan Kementerian Pertanian;
2. Menata dan mengatur segmentasi perangkat jaringan serta
menyempurnakan IP address, access point client secara
tersentralisasi / terpusat melalui server DHCP;
3. Membatasi broadcast domain, mengurangi load jaringan
Kementerian Pertanian;
4. Menyusun dan mendata perangkat, IP address DHCP, host
name, mac address dan mengintegrasikan mesin-mesin host
perlantai dalam setiap gedung dikanpus Kementerian Pertanian;
5. Meyusun manual/petunjuk operasional;
6. Memudahkan perawatan dan monitoring perangkat jaringan
serta IP DHCP, access point secara terpusat;
7. Mengoptimalkan keamanan jaringan Kementerian Pertanian;
8. Menata, mengatur sistem keamanan jaringan serta
menyempurnakan keamanan di server server yang telah
berjalan;
9. Menyusun dan mendata IP address di alat keamanan (security)
jaringan dan server, data center kanpus Kementerian Pertanian;
10. Melakukan dokumentasi perangkat dan keamanan sistem
jaringan komputer Kementerian Pertanian.

Sasaran
1. Meningkatkan kinerja, memudahkan untuk melakukan
manajemen lalu lintas data;
2. Mengurangi potensi gangguan pada jaringan backbone yang
berakibat pada terganggunya jaringan komputer secara
keseluruhan;
3. Melakukan management traffic dan IP address pada jaringan
komputer Kementerian Pertanian;
4. Tertatanya sistem, perangkat jaringan dan keamanan Jaringan
yang terpusat;
5. Tersusunnya IP monitoring DHCP, Acces point, perangkat
jaringan, perlantai di setiap gedung di Kanpus Kementerian
Pertanian secara real time;
6. Meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan para pengguna
jaringan di Kementerian Pertanian;
7. Mengurangi potensi gangguan pada stabilitas jaringan yang
disebabkan oleh berbagai macam kriminalitas di sebuah
jaringan;
8. Memudahkan untuk melakukan monitoring security jaringan;
9. Tertatanya sistem security jaringan;
10. Terciptanya keamanan data di setiap server dan komputer
user;
11. Tersusunnya manual/petunjuk operasional;

62
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

12. Tersusunnya dokumentasi perangkat dan keamanan sistem


jaringan komputer.

Output
1. Pengembangan dan Penataan Segmentasi Jaringan Informasi
Pertanian
Pada kegiatan ini telah dilakukan beberapa perubahan serta
pengembangan Core switch, Distribusi switch, Access switch,
Kebel UTP datacenter, Penempatan perangkat server
datacenter, Kelistrikan datacenter, NOC, dan CCTV
2. Segmentasi jaringan maka tidak terjadi broadcast stroming
domain antar lantai dan gedung, keamanan data dari masing
masing lantai di setiap gedung tetap terjaga, dengan demikian
maka : 1) Dapat mempermudah user/client baru dalam
mengunakan internet, 2) Mengurangi permasalahan dan keluhan
dari client/user di Kanpus Kementerian Pertanian serta
mendukung kinerja dan mengoptimalkan perangkat jaringan
layer 3 dan 2 dalam hal mengatur lalu lintas, informasi data
serta komunikasi data.

3. Penataan dan Konfigurasi Server DHCP


Telah dilakukan penataan serta pengembangan konfigurasi
server DHCP dengan IP 10.1.20.100 serta penambahan server
baru dengan IP 10.1.20.101 server ini disiapkan untuk
menampung user yang berasal dari jaringan access point yang
tersebar di setiap lantai gedung yang ada di Kanpus
Kementerian Pertanian.
4. Penataan ruang di Data Center terdiri dari 3 ruangan secara
terpisah yaitu ruang device, ruang development, ruang server.
Adapun jumlah perangkat data center
5. Penataan Perangkat DRC
Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas
pengganti pada saat Pusat Data (Data Center)
mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi antara
lain karena tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer,
kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer, yang
digunakan sementara waktu selama dilakukannya
pemulihan Data Centernya, Hasil dari penataan perangkat
jaringan Disaster Recovery Center Kementerian Pertanian
adalah penataan berupa pengelompokan perangkat, penomoran
perangkat, nama perangkat , seri number perangkat, lokasi
perangkat dan kepemilikan serta tahun pengadaan perangkat.
6. Penataan dan perubahan Password Access Point Kementerian
Pertanian
7. Penataan Perangkat AC dan UPS Data Center
8. Monitoring Perangkat Jaringan

63
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Manajemen Perangkat/Monitoring NOC jaringan


Update Perangkat Jaringan
9. Penataan Dokumentasi Sistem Jaringan Komputer Informasi
Pertanian
Hasil pekerjaan dokumentasi sistem jaringan meliputi sistem
jaringan yang ada di Pasar Minggu yaitu:
Sistem Jaringan Komputer Tamanan Pangan
Sistem Jaringan Komputer Hortikultura
10. Penyusunan Manual/Petunjuk Operasional
- Petunjuk operasional BGP Multy Homing
- Petunjuk Operasional Instalasi Winbox Versi
- Petunjuk Operasional Load Balancing Multiple ISP
- Petunjuk Operasional mengganti SSID dan Password pada
Access point EnGunius
- Petunjuk Operasional Backlist Mcaddress computer pada
server DHCP
- Block IP computer pada router mikrotik

11. Terbentuknya optimalisasi perangkat security jaringan;


12. Tersusunnya Konfigurasi :
Perangkat firewall kementerian pertanian;
Perangkat firewall kementerian pertanian;(Configurasi
Segmen network DMZ 2,segmen network management,
beberapa NAT IP Publik, define Port dan protokol,
optimalisasi pemanfaatan IP Publik, optimalisasi sistem kerja
pada firewall)
Lan switch Layer 3 security catalys di setiap gedung;
Lan switch Layer 2 security catalys di setiap lantainya;
Software antivirus di setiap server.
Perangkat Brightmail
Perangkat storage
13. Tidak terjadi kebocoran dari luar maupun dalam, keamanan
data dari masing masing lantai di setiap gedung tetap terjaga,
dengan demikian maka : 1) Dapat mempermudah user/client
2)
baru dalam menggunakan internet, Mengurangi
permasalahan dan keluhan dari client/user di Kanpus
Kementerian Pertanian;
14. Tertatanya keperluan akses remote para administrator Lingkup
Kantor Pusat Kementerian Pertanian.
15. Tersedianya dokumentasi sistem keamanan jaringan

Saran/Tindaklanjut:
1. Menata, Mengembangankan infrastruktur jaringan informasi
pertanian serta sistem keamanan jaringan komputer;
2. Terupdatenya dokumentasi perangkat dan sistem jaringan
komputer Kementrian Pertanian;

64
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

2. Pengembangan dan pengelolaan Data Center (DC) dan Disaster


Recovery Center (DRC)
Teknologi informasi telah berkembang pesat baik dari sisi perangkat
keras, perangkat lunak, atau sumber daya manusia yang
mendayagunakannya. Kehidupan manusia mulai bergeser ke
kehidupan komputasi persuasif, suatu kehidupan yang meletakkan
teknologi informasi sebagai bagian dari kehidupan manusia kapan
dan dimana saja. Hal ini dapat diilihat dari prilaku manusia yang
sudah mulai terbiasa dengan komputer, sudah mulai terbiasa
dengan internet, dan sudah mulai merasakan bahwa sekumpulan
kebutuhannya dapat dibantu oleh teknologi informasi..
Salah satu fungsi Pusdatin adalah pengelolaan dan pelaksanaan
pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian. Untuk
dapat melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Pusdatin
mengembangkan teknologi informasi baik dari sisi sistem informasi
dan infrastruktur pendukung secara berkelanjutan. Dengan sistem
yang semakin canggih perlu didukung dengan infrastruktur yang
baik, aplikasi dan prosedur yang lebih baik serta terintegrasi.
Sistem jaringan komputer melalui kegiatan Kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Data Center (DC) dan Disaster
Recovery Center (DRC), NOC, Backup dan Storage merupakan
kegiatan yang disusun untuk mendukung terlaksananya tugas dan
fungsi Pusdatin. Pada tahun anggaran 2013 ini diperlukan beberapa
kegiatan seperti Pengembangan dan Pengelolaan Data Center (DC)
dan Disaster Recovery Center (DRC), Pengembangan dan
Pengelolaan Backup dan Storage, Pengelolaan dan
Operasionalisasi Monitoring NOC serta dukungan manual/petunjuk
pengoperasian sistem dan perangkat untuk membantu pelaksanaan
kinerja sistem-sistem terkait.

Tujuan
1. Mengembangkan dan mengelola data center dan disaster
recovery center;
2. Mengembangkan dan mengelola backup dan storage;
3. Mengelola dan operasionalisasi monitoring NOC.

Sasaran
Tersedianya sistem pengelolaan infrastruktur terintegrasi yang
didukung dengan adanya data center dan DRC, perangkat
backup/storage dan monitoring NOC.

65
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Pengembangan dan Pengelolaan Data Center (DR)dan Disaster
Recovery Center (DRC)
- Tersedianya system DRC yang dapat membackup Data
Center
- Tersedianya system security pada DRC
- Telah berhasil replikasi dari Data Center ke DRC, sehingga
beberapa server dapat terbackup ke DRC
- Tersedianya standar operasional dan Manual Pengoperasian
Data Center
- Tersedianya standar operasional dan Manual
Pengoperasian DRC
- Dokumentasi Data Center

2. Pengembangan dan Pengelolaan Backup dan Storage


- Telah ditetapkan tahapan kegiatan dan jadwal kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Backup dan Storage
untuk kegiatan T.A 2013
- Telah diperoleh hasil monitoring berkala backup
server/virtual server.
- Telah berhasil diinstalasi dan disetting storage Dell kapasitas
40 TB.
- Diperoleh konfigurasi (pengaturan) yang sesuai dengan
jenis dan urgensi data dan aplikasi yang terdapat pada
setiap server/virtual server.
- Telah dibuat Laporan akhir kegiatan.

3. Pengelolaan dan Operasional Monitoring NOC


- Terbentuknya monitoring NOC perangkat switch
- Terbentuknya monitoring NOC perangkat Akses Point
- Terbentuknya monitoring NOC perangkat data center
- Terbentuknya monitoring port perangkat switch
- Terbentuknya display untuk output system monitoring NOC
sebanyak 8 buah display.

Saran/Tindaklanjut:
1. Menata, Mengembangankan infrastruktur jaringan informasi
pertanian serta sistem keamanan jaringan komputer;
2. Terupdatenya dokumentasi perangkat dan sistem jaringan
komputer Kementrian Pertanian;

66
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

b. Laporan Perancangan dan Pengembangan Sistem Komunikasi


dan Kolaborasi
Perkembangan bidang telekomunikasi saat ini memungkinkan semua
bidang kehidupan manusia dapat semakin ringan dikerjakan dengan
bantuan komputer. Berbagai jenis sistem dibuat dan di
implementasikan oleh para developer untuk berbagai macam
keperluan untuk menunjang produktivitas dan efektivitas kerja. Pada
ruang lingkup yang lebih luas, sebagai contoh pada lingkungan bisnis,
kehadiran teknologi informasi mulai disadari dapat menghadirkan
berbagai solusi yang dapat membantu proses bisnis yang ada.
Departemen TI pada sebuah perusahaan mulai dibangun dan diminta
untuk mengembangkan suatu layanan, mengembangkan suatu sistem,
dan mengoptimalkan efesiensi bisnis berbasis teknologi informasi.

Salah satu implementasi sistem tersebut adalah sistem komunikasi


dan kolaborasi dengan berbagai fungsionalitasnya. Pola bisnis saat ini
membutuhkan suatu kemampuan kolaborasi yang mencukupi. Setiap
perangkat bisnis sangat bergantung pada kehadiran sistem informasi
yang tepat, untuk orang yang tepat dan pada waktu yang tepat.
Kebutuhan ini mendorong pula kebutuhan terhadap perangkat keras
dan perangkat lunak yang tepat, yang mampu memberikan suatu
solusi nyata terhadap pola komunikasi yang biasa digunakan pada
aplikasi bisnis sehari-hari. Sistem komunikasi dan kolaborasi adalah
menggabungkan beberapa sistem komunikasi menjadi satu kesatuan
yang terintegrasi. Dimana sistem-sistem tersebut menjadi sebuah
infrastruktur yang mendukung sistem komunikasi yang ada di lingkup
Kementerian Pertanian, seperti e-mail, IP phone, voice dan
audio/video.

Dalam rangka penyediaan sistem komunikasi dan kolaborasi di lingkup


Kementerian Pertanian, tahun 2013 ini dilaksanakan kegiatan
Perancangan Dan Pengembangan Sistem Komunikasi dan Kolaborasi
yang meliputi Perancangan dan Penyusunan Unified Communication
System (UCS) dan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Email.

Tujuan
1. Perancangan dan Penyusunan Unified Communication System
(UCS) :
Melakukan perancangan dan penyusunan unified communication
system (UCS);
Menyusun prototype unified communication system (UCS)
sederhana;
Melakukan evaluasi ujicoba perangkat video converence di
lingkup Kementerian Pertanian.

67
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

2. Pengembangan dan Pengelolaan Email


Melakukan Pengembangkan dan Pengelolaan sistem email di
lingkup Kementerian Pertanian.

Sasaran
1. Perancangan dan Penyusunan Unified Communication System
(UCS) :
Tersedianya dan tersusunnya rancangan unified communication
system (UCS);
Tersedianya prototype unified communication system (UCS)
sederhana;
Terlaksananya evaluasi ujicoba perangkat video converence di
lingkup Kementerian Pertanian sehingga perangkat video
converence dapat terpelihara dan berfungsi dengan baik.

2. Pengembangan dan Pengelolaan Email


Meningkat dan terkelolanya sistem email di lingkup Kementerian
Pertanian sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Output :
1. Perancangan dan Penyusunan Unified Communication System
(UCS);
Rancangan unified communication system (UCS);
Prototype communication system sederhana sebanyak 2 (dua)
prototype;
Hasil evaluasi ujicoba perangkat V-con;
Petunjuk Operasional dan dokumentasi sebanyak 3 (tiga)
dokumen.

2. Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Email;


Optimalisasi kinerja server dan keamanan sistem email
Kementerian Pertanian;
Penataan account dan refreshing data email;
Petunjuk operasional dan dokumentasi sebanyak 6 dokumen

Saran dan tindaklanjut :


1. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan terhadap sistem email
yang ada dengan menggunakan system center untuk mengawasi
dan mengelola email baik dari sisi pengguna maupun dari sisi
server;
2. Meningkatan pengamanan atau security email untuk meminimalisir
adanya spam, phising dan penyalahgunaan email Kementerian
Pertanian dengan menggunakan sistem antispam email yang ada
yaitu brightmail symantec messaging gateway;

68
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Meningkatkan sosialisasi pemanfaatan email resmi Kementerian


Pertanian dalam bentuk berbagai media sosialisasi seperti leaflet,
surat edaran atau pun pelatihan;
4. Ujicoba dan pemeliharaan sistem V-con harus terus dilakukan agar
perangkat video conference dapat dimanfaatkan dengan baik
karena perangkat tersebut membutuhkan pemeliharaan berkala
dengan membeli license dan update patch software video
conference. Perangkat video conference yang dimiliki oleh
Kementerian Pertanian sangat kurang pemanfaatanya hal ini
disebabkan karena infrastruktur penunjang video conference masih
belum ada, diharapkan pengembangan selanjutnya infrstruktur
penunjang video conference dapat direalisasikan agar
pemanfaatan video conference dapat optimal dan sesuai dengan
tujuan pemanfaatan video conference yang sudah dirancang;
5. Bahwa saat ini system telepon baik berbasis IP maupun analog
sudah dapat digunakan dengan mesin pengendali telepon Avaya,
sudah diujicobakan baik di kantor pusat maupun di cabang pasar
minggu, untuk fitur yang dapat digunakan yaitu dengan Protokol
suara h323 untuk voicenya dan lisensi tersedia cukup banyak,
namun untuk fitur yang lebih dari fitur h323 seperti video call,
telpone berbasis SIP dan lain lain maka di management server
Avaya harus ditambahkan lisensi SIP pada avaya console
sebanyak yang kita butuhkan, atau dapat juga membeli 1 appliance
terpisah untuk mendukung Unified Communication sehingga dapat
terintegrasi dengan menggunakan protokol suara SIP. Kekurangan
dari protokol h323 yang dipakai di mesin avaya adalah yaitu
deskphone atau perangkat IP Phone yang ada hanya bisa
berkomumikasi dengan menggunakan deskphone avaya atau
softphone avaya saja tidak dapat berkomunikasi dengan
menggunakan deskphone atau softphone merk lain seperti cisco,
alcatel dan lain-lain, sementara ini avaya belum dapat terintegrasi
dengan IPPBX merk lain seperti yang kita miliki yaitu cisco call
manager karena tidak memiliki lisensi SIP. Untuk pengembangan
unified communication system berikutnya adalah kearah fungsi
unified communication yang lebih luas lagi seperti komunikasi
melalui video dan lain lain. Untuk pengembangan unified
communication tentu saja membutuhkan dukungan perangkat
unified communication yaitu : Perangkat Communication Manager
(CM), SIP Trunk, Lisence SIP dan Lisence Video Call.

c. Laporan Penyusunan dan Penerapan SOP Penyelenggaraan


Teknologi Informasi dan Komunikasi
Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) disediakan
Pusdatin bagi unit kerja lingkup Kementerian Pertanian, pusat maupun
daerah. Layanan ini mencakup layanan pengembangan aplikasi sistem

69
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

informasi; layanan pengembangan aplikasi multimedia dan website;


dan layanan sistem jaringan komputer maupun perangkat serta
konsultasi pemecahan masalah yang berkaitan dengan jaringan
komputer, perangkat lunak dan perangkat keras komputer.

Guna mendukung pelaksanaan kegiatan TIK di Kementerian Pertanian


agar berjalan secara baik maka perlu disusun Standar Operasional
Prosedur (SOP). Dokumen SOP merupakan dokumen yang berisi
prosedur-prosedur yang distandarkan yang secara keseluruhan
prosedur-prosedur tersebut membentuk satu kesatuan proses.
Sebagai sebuah standar yang akan dijadikan acuan dalam proses
penyelenggaraan TIK, maka penyusunan SOP tidak merupakan
sebuah kegiatan yang dilakukan sekali langsung jadi, tetapi
memerlukan riview berulang kali sebelum akhirnya menjadi SOP yang
valid dan reliabel yang benar-benar menjadi acuan bagi setiap proses
dalam penyelenggaraan TIK di Kementerian Pertanian.
Penyusunan SOP mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2009
tentang: Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintahan yang kemudian direvisi menjadi Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 35 Tahun
2012 tentang: Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Administrasi Pemerintahan. Berdasarkan pedoman tersebut
maka pada tahun 2010 telah disusun sekitar 60 SOP penyelenggaraan
TIK. Kemudian pada tahun 2011 dilakukan review dan
penyempurnaan SOP yang telah disusun tersebut dan menghasilkan 7
(tujuh) Dokumen SOP Penyelenggaraan TIK yang didalamnya
termasuk prosedur dan instruksi kerja. Tahun 2012 mulai dilakukan
ujicoba penerapan SOP dan berdasarkan hasil ujicoba maka dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan pada beberapa SOP serta disusun
juga SOP baru yang belum ada. Kegiatan penyusunan dan penerapan
SOP dilanjutkan hingga tahun 2013 ini dan menghasilkan Dokumen
SOP Penyelenggaraan TIK versi 3.0 yang merupakan hasil perbaikan
dan penyempurnaan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi SOP

Tujuan dan sasaran


Menyusun dan menyempurnakan SOP berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi penerapan SOP Penyelenggaraan TIK. Dan sasaran
yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersusun dan
disempurnakannya SOP Penyelenggaraan TIK sesuai kebutuhan dan
perkembangan TIK.

Output
1. Dokumen SOP Penyelenggaraan TIK versi 3.0, 2013
2. Dokumen Hasil Evaluasi TIK Kementan 2013
3. SOP Penetapan Angka Kredit Pranata Komputer

70
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

4. Template dan Contoh Bukti Fisik Kegiatan kegiatan Pranata


Komputer Kementrian Pertanian Versi 1.0

Saran dan tindak lanjut


Monitoring, evaluasi, dan sosialisasi SOP perlu terus dilakukan untuk
mengetahui apakah ada bagian-bagian pada SOP yang memerlukan
perbaikan serta untuk memberikan pemahaman dan awarness bagi
setiap pelaku SOP. Dalam penerapan SOP dibutuhkan adanya
pengawasan dan evaluasi dari pimpinan agar penerapan SOP dapat
sesuai dengan standar yang telah di buat. SOP yang sudah disusun
dalam penerapannya perlu didukung dengan kebijakan-kebijakan
pimpinan.

Oleh sebab itu pada kegiatan berikutnya disarankan untuk :


1) Tetap melakukan monitoring dan evaluasi SOP karena sebagai
sebuah standar yang akan dijadikan acuan dalam proses
penyelenggaraan TIK, maka penyusunan SOP tidak merupakan
sebuah kegiatan yang dilakukan sekali langsung jadi, tetapi
memerlukan riview berulang kali sebelum akhirnya menjadi SOP
yang valid dan reliabel yang benar-benar menjadi acuan bagi setiap
proses dalam penyelenggaraan TIK;
2) Menyusun dan menyempurnakan/memperbaiki SOP berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi.

d. Laporan Pengembangan Website dan Multimedia


Secara umum website memiliki beberapa fungsi, yaitu: sebagai fungsi
komunikasi, fungsi informasi dan fungsi transaksi. Untuk fungsi
komunikasi website memberikan berbagai fasilitas, seperti web base
mail, forum interaksi pengguna, chatting dan lainnya. Sebagai fungsi
informasi website bisa memberikan berita, kebijakan atau peraturan,
company profile, perpustakaan, referensi dan sebagainya.
Pada tahun 2013 website Kementerian Pertanian didisain lebih
dinamis dan segar, juga telah mengembangkan beberapa website
lingkup kementerian. Namun untuk menyempurnakan itu perlu
dilakukan analisis dan pengembangan agar tampilan website bisa
menjadi lebih stabil/sesuai yang diinginkan dan diterima secara
keseluruhan oleh user.

Tujuan
1. Melakukan pengawalan dan penyempurnaan content situs web
Kementerian pertanian;
2. Melakukan pengawalan dan penyempurnaan tata sajian situs web
Kementerian Pertanian;

71
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Menyusun dan menyempurnakan manual dan panduan serta desain


media publikasi web Kementan Pertanian yang berupa leaflet,
banner, stiker, dll;.

Sasaran
1. Dilakukannya pengawalan dan penyempurnaan conten situs web
Kementan Pertanian;
2. Dilakukannya pengawalan dan penyempurnaan tata sajian situs
web Kementerian Pertanian;
3. Tersusun dan disempurnakannya manual dan panduan serta
desain media publikasi web Kementerian Pertanian yang berupa
leaflet, banner, stiker, dll

Output
1. Pengembangan Website Kementerian Pertanian
Hasil pengembangan website Kementan antara lain
perubahan/pengembangan/penyempurnaan tampilan
depan/frontpage, perubahan struktur menu,desain CMS,
Mulai tahun 2013 akhir dilakukan perubahan domain dari
deptan.go.id menjadi pertanian.go.id Perubahan ini dilakukan
secara bertahap sehingga nantinya penggunaan url :
www.pertanian.go.id berjalan dengan lancar di kementerian
pertanian.
2. Website yang telah di kembangkan Pusdatin
Website Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Disain
Multimedia Opening Ceremony,
3. Portal berita Pertanian
4. Situs Web Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
(Pusdatin)

Saran dan tindak lanjut


1. Kegiatan Pengembangan website kementan merupakan hal yang
rutin dilakukan setiap tahun dan terus dilakukan mengikuti
perkembangan teknologi serta memenuhi kebutuhan pengguna
aplikasi web di lingkup Kementerian Pertanian serta masyarakat
2. Setiap eselon 1 bertanggungjawab terhadap websitenya masing-
masing terutama isi dan berita yang ditampilkan untuk selalu
diupdate;
3. Pengawalan situs web maupun aplikasi berbasis web yang telah
dikembangkan perlu dilakukan secara terus menerus, baik dalam
hal redesign, upgrading fitur-fitur yang ada, peremajaan content
maupun back-up datanya;

72
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

4. Ketersediaan dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai


untuk menangani pengembangan website dapat ditingkatkan
melalui pelatihan maupun workshop yang melibatkan unit kerja
terkait;

e. Laporan Pengawalan Unit Pelayanan Informasi Pertanian di


Daerah
Jaringan informasi Pertanian merupakan konsep yang
melandasi pembentukan Unit Pelayanan Informasi Pertanian (UPIP)
baik di Dinas Pertanian atau Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
di Kabupaten maupun Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan
atau di tingkat Desa. Pengembangan UPIP merupakan salah satu
langkah untuk penguatan akses petani dan penyuluh pertanian
terhadap informasi Pertanian. UPIP diharapkan berfungsi sebagai
pusat informasi Pertanian, one stop browse yang menfasilitasi untuk
terjadinya pertukaran informasi melalui teknologi informasi (IT)
sehingga kontak tani dan pelaku agribisnis lainnya mudah melakukan
akses informasi.
Dalam rangka mengatasi kesenjangan digital (the digital devide)
pada sektor pertanian, Kementerian Pertanian melalui Pusdatin juga
sedang membangun UPIP baik di Dinas Pertanian Kabupaten, Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian (Bapeluh) Kabupaten maupun di
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kecamatan. UPIP di daerah
diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat informasi pertanian baik di
kabupaten maupun kecamatan sehingga penyuluh pertanian, kontak
tani serta pelaku agribisnis lainnya dapat melakukan akses terhadap
sumber-sumber informasi pertanian nasional maupun lokal.
Replikasi UPIP di daerah merupakan salah satu langkah upaya
penguatan akses petani dan pelaksana pembangunan pertanian
terhadap informasi pertanian. Kegiatan ini akan didukung oleh
pemberdayaan petani melalui peran para penyuluh pertanian lapangan
(PPL) di kabupaten dan kecamatan dalam melakukan akses sumber-
sumber informasi baik nasional maupun lokal (spesifik lokasi), terkait
dengan pengembangan dan diseminasi informasi/inovasi pertanian yang
telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian.
Melalui Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui
Inovasi (P4MI) Kementerian Pertanian, tahun 2008 dan 2009 telah
meresmikan UPIP Kabupaten (UPIP) Temanggung, Kabupaten Blora
(Prov. Jawa Tengah), Kabupaten Donggala (Prov. Sulawesi Tengah),
Kabupaten Lombok Timur (Prov. NTB), Kabupaten Ende (Prov. NTT)
serta Unit Pelayanan Informasi Pertanian Desa (UPIPD/Telecenter) di
desa Toaya (Kab. Donggala), desa Nduaria (Kab. Ende), desa
Kelayu Selatan (Kab. Lombok Timur), dandesa Mandisari (Kab.
Temanggung). UPIPD dibangun untuk mendekatkan layanan informasi
Pertanian ke petani, yang diupayakan untuk menjadi mandiri dengan

73
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

memberikan layanan seperti jasa pengetikan, pelatihan komputer,


pembuatan leaflet dan lain-lain sesuai permintaan masyarakat sekitar.
UPIPD telah bekerjasama dengan lembaga/layanan usaha yang telah
ada, misalnya: di Donggala bekerjasama dengan BMT atau lembaga
keuangan desa, di Temanggung dengan Komite Investasi Desa (KID),
Ende dengan Klinik Teknologi binaan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Prov. NTT. Setelah program P4MI berakhir, dibuat
kesepakatan exit strategy untuk keberlanjutan UPIP dan UPIPD antara
lain dengan melakukan pengawalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas serta dalam rangka
perbaikan pelayanan teknologi dan informasi pertanian serta
memperkuat kapasitas SDM pengelola Unit Pelayanan Informasi
Pertanian (UPIP) di daerah, Pusdatin dituntut untuk melaksanakan
pendampingan kepada pengelola UPIP dan UPIPD di kabupaten
Lombok Timur, Donggala, Ende dan Temanggung. Disamping itu
melalui kegiatan ini Pusdatin juga melakukan upaya replikasi fungsi
UPIP di daerah dengan cara sosialisasi fungsi UPIP baik di Bapeluh
Kabupaten maupun BPP Kecamatan yang mendapatkan program
Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian
(P3TIP) / Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and
Information (FEATI), atau sebagai kegiatan pendamping dari program
Feati.

Tujuan
1. Mereplikasi UPIP yang berfungsi sebagai pusat informasi pertanian
di Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh) Kabupaten, Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan, serta Unit Pelaksana
Farmers Manage Extension Activity (UP FMA) di Desa, pada
program P3TIP / FEATI dengan cara melakukan sosialisasi fungsi
UPIP di daerah;
2. Memantapkan lokasi UPIP yang terbentuk untuk dijadikan success
story pada tahun 2014

Sasaran
1. Tersosialisasinya Fungsi Unit Pelayanan Informasi Pertanian di
Bapeluh Kabupaten maupun BPP Kecamatan serta UP-FMA Desa
(di 2 Propinsi dan 9 Kabupaten)
2. Terdampinginya kegiatan pengawalan e-Petani kepada petugas
UPIP di 2 Propinsi dan 9 Kabupaten
3. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyuluh Pertanian
kecamatan dalam menggunakan komputer, pemanfaatan internet
dalam mengakses sumber-sumber informasi dan teknologi
Pertanian;
4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyuluh Pertanian
kecamatan dalam menggunakan dan mengisi konten di portal e-
Petani.

74
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Pelaksanaan hasil sosialisasi fungsi UPIP, yang akan difungsikan
sebagai pusat informasi pertanian baik di Bapeluh Kabupaten
maupun BPP kecamatan. Identifikasi meliputi keberadaan ruang
jabatan fungsional penyuluh pertanian, ruang yang berfungsi untuk
pengolah data, ruang perpustakaan, ruang konsultasi dan
kordinasi, serta fasilitas pengolah data yang ada misalnya:
Personal komputer, printer, modem USB untuk akses online dan
lain-lain.
2. Terselenggaranya pendampingan UPIP kepada pengelola UPIP di
2 Propinsi dan 9 Kabupaten dengan materi pengawalan Portal
Multimedia, Sosialisasi Elektronik Petani (e-Petani).

Permasalahan
1. Kurangnya koleksi tercetak (liptan, leaflet, poster, brosur, buku
tentang teknologi pertanian), CD/VCD yang teralokasi sampai ke
BPP Kecamatan maupun Desa. (khususnya dari komponen-C
BBP2TP, BPTP Prov)
2. Pada saat sosialisasi e-Petani (upload), sering terkendala pada
minimnya sinyal telepon sehingga pada saat mengakses internet
sering terkendala.

Tindak lanjut
1. Berkoordinasi dengan Dinas Kominfo untuk
menjadwalkan/menghadirkan Mobil Pusat Layanan Internet
Kecamatan (M PLIK) di kecamatan
2. Agar para penyuluh dan petani yang telah mempunyai hak akses
(login) pada portal ePetani diminta secara aktif menggunakan portal
ePetani untuk berkomunikasi, menuliskan naskah dan bertukar
(sharing) pengalaman dengan petani atau penyuluh lainnya di
Indonesia
3. Saran kepada BP4K/Bapeluh Kabupaten untuk dapat mewujudkan
Unit Pelayanan Informasi Petanian di Kabupaten maupun di
BPP/BP3K di Kecamatan maupun di kantor UP-FMA di desa yang
dapat difungsikan sebagai pusat informasi pertanian dimana petani,
kontak tani atau masyarakat luas dapat melakukan akses terhadap
sumber-sumber informasi baik secara online maupun offline,
dengan cara menyediakan media informasi tercetak maupun
elektronik (CD/VCD) serta menjamin keberlanjutan pusat informasi
pertanian ini walaupun program Feati telah berakhir.
4. Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dan Badan Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi agar dapat menambah

75
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

distribusi informasi teknologi tepat guna spesifik lokasi dalam


bentuk tercetak (buku, leaflet, folder, flyer, poster, majalah, koran
tani, dll) kepada BP4K/Bappeluh di Kabupaten maupun BPP/BP3K
di Kecamatan Feati, karena beberapa BPP Kecamatan (hasil survei
random oleh Pusdatin) belum pernah mendapatkan distribusi media
informasi tercetak dan CD/VCD teknologi pertanian dimaksud.

f. Laporan Pengembangan dan pengawalan sistem informasi


manajemen
1. Pengembangan dan pengawalan SIMPEG
Salah satu kegiatan yang tercantum dalam Rencana Strategis
(Renstra) Pusdatin tersebut yang pada dasarnya berfungsi
dalam menunjang pembangunan pertanian yaitu Program
Pengembangan Sistem Informasi Pertanian yang meliputi :
1. Pengembangan aplikasi sistem informasi
2. Pengembangan infrastruktur jaringan
3. Pengembangan aplikasi multi media

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan


teknologi informasi dalam pelaksanaan operasional kantor sehari-
hari guna menunjang penerapan e-government di lingkup
Kementerian Pertanian. Dengan program ini diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, transparansi serta
aksesibilitas publik terhadap data/informasi.

Pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen kepegawaian


(SIMPEG) yang di publikasikan di internet sangat diperlukan untuk
mendukung kemudahan perekaman data, kecepatan mengakses
jaringan dan tentunya aktivitas dari para pengelola kepegawaian
yang perlu ditingkatkan sehingga validasi data PNS menjadi akurat.
Disamping itu pengelolaan kepegawaian yang dilakukan melalui
internet dapat dipertanggungjawabkan karena setiap unit kerja
langsung melakukan perubahan data yang berkaitan dengan
pengangkatan, kepangkatan, mutasi, pemberhentian dan lain-lain.
Kegiatan ini adalah suatu proses secara terus menerus dan bagian
dari peningkatan manajemen kepegawaian.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sudah menyediakan
sarana untuk melakukan pengelolaan kepegawaian melalui aplikasi
simpeg versi web.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian telah mempublikasikan
aplikasi simpeg versi web dengan alamat
http://aplikasi2.deptan.go.id/simpeg

76
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
Melakukan pengembangan, perawatan dan pengawalan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Sasaran
Terlaksananya pengembangan, perawatan dan pengawalan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Output
1. Aplikasi SIMPEG Versi Windows
Penambahan menu Laporan
Update laporan daftar
2. Aplikasi SIMPEG Versi WEB.
Pengembangan menu Daftar
Pengembangan menu Distribusi
Pengembangan menu Rekapitulasi
Pengembangan menu manajemen data pegawai
3. Aplikasi SIMPEG untuk menggabung data dari eselon I dan
konversi data dari format .dbf ke MSSQL
4. Koordinasi dengan unit pengelola kepegawaian setiap
eselon I dalam rangka menggabung data, jumlah data yang
diperoleh setiap bulan selama tahun 2013
5. Sosialisasi aplikasi bersama mitra kerja yaitu: Biro
Organisasi dan Kepegawaian serta Eselon I maupun unit
kerja
6. Penggabungan data dari Eselon I dan konversi data dari
format dbf ke MSSQL
7. Dokumentasi program dalam CD terlampir (desktop dan
web)

Permasalahan
1. Masih ada data pegawai yang rangkap antar unit eselon I,
karena terjadinya mutasi pegawai diantara eselon I namun
di unit kerja yang lama masih mencatat dikarenakan SK
belum diterima oleh unit kerja yang lama.
2. Tidak semua eselon I melakukan sosialisasi kepada unit di
lingkupnya
3. Masih ada pengelola simpeg yang belum mengerti
penggunaan dan pemanfaatan aplikasi simpeg,
dikarenakan pengelolanya sering terjadi pergantian.

77
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tindak lanjut
1. Setiap bulan melakukan backup data dari dua belas
Eselon I untuk mendapatkan jumlah pegawai Kementerian
Pertanian pada bulan berjalan
2. Pada waktu melakukan backup data setiap bulan juga
melakukan cek data apakah masih ada NIP yang
bermasalah
3. Melakukan pengembangan aplikasi simpeg desktop dan
simpeg web
4. Melakukan transfer data dari Simpeg desktop ke server
untuk keperluan simpeg web
5. Melakukan ujicoba simpeg web
6. Berkoordinasi dengan Biro Organisasi dan Kepegawaian
dan dua belas Eselon I lingkup Kementerian Pertanian
7. Melakukan update data dan perawatan database simpeg

2. Pengembangan dan pengawalan SIMONEV


Kementerian Pertanian merupakan salah satu dari bagian struktur
organisasi kepemerintahan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai salah satu institusi pemerintahan, Kementerian
Pertanian mempunyai lingkungan kerja kepemerintahan untuk
melaksanakan keterbukaan informasi, transparansi, dan
akuntabilitas. Oleh karena itu diperlukan sistem informasi untuk
mendukung kegiatan di lingkup Kementerian Pertanian.

Pengembangan dan Pengawalan Sistem Informasi Manajemen


diantaranya Pengembangan dan Pengawalan SIMONEV (Sistem
Monitoring dan Evaluasi) merupakan sistem informasi yang
digunakan untuk mendukung sistem pemantauann, evaluasi dan
pelaporan untuk mendukung kinerja pelaksanaan pembangunan
pertanian

Salah satu kegiatan yang tercantum dalam Rencana Strategis


(Renstra) Pusdatin, dalam menunjang pembangunan pertanian
yaitu Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanian yang
meliputi :
1. Pengembangan aplikasi sistem informasi
2. Pengembangan infrastruktur jaringan
3. Pengembangan aplikasi multi media

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan


teknologi informasi dalam pelaksanaan operasional kantor sehari-
hari guna menunjang penerapan e-government di lingkup
Kementerian Pertanian. Dengan program ini diharapkan dapat

78
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, transparansi serta


aksesibilitas publik terhadap data/informasi

Tujuan
Melakukan pengembangan, perawatan dan pengawalan aplikasi
Sistem Monitoring Anggaran Satuan Kerja (SIMONAS) dan Sistem
Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV)

Sasaran
Terlaksananya pengembangan, perawatan dan pengawalan
aplikasi Sistem Monitoring Anggaran Satuan Kerja (SIMONAS),
dan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV)

Output
1. Modulmodul dalam aplikasi Simonev :
Simonas (berdasarkan kwitansi), input dari aplikasi RKAKL
SIMONEV (berdasarkan SP2D), input untuk pagu dan ROK
dari aplikasi RKAKL, sedangkan untuk realisasi diambil dari
Aplikasi SAI
SIMONEV modul upload, digunakan untuk mengupload data
dari satker ke server simonev pusat
SIMONEV modul Eselon I, input dari aplikasi RKAKL,
sedangkan realisasi dari hasil kiriman satker dari daerah.

2. Sosialisasi aplikasi SIMONEV kepada eselon I lingkup


Kementerian Pertanian

Permasalahan
1. Belum semua petugas SIMONEV pernah mengikuti
sosialisasi, terutama petugas yang ada di Kabupaten.
2. Tidak semua petugas yang dikirim untuk mengikuti
sosialisasi adalah petugas yang menangani SIMONEV
3. Petugas yang menangani SIMONEV dan sudah di latih,
seringkali dipindah tugas, atau promosi ketempat lain.
4. Belum semua pimpinan satker peduli terhadap penerapan
aplikasi simonev
5. Tidak adanya reward dan punishment untuk satker

Tindak lanjut
1. Melibatkan petugas operator SIMONEV yang di kabupaten
terutama dalam pelaksanaan sosialisasi.
2. Petugas yang pernah dilatih dan dipindahkan ketempat
lain harus memberikan pelatihan kepada penggantinya,
supaya ada kesinambungan.

79
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Melakukan koordinasi ke setiap satker dengan


mengirimkan surat tentang kewajiban penerapan aplikasi
simonev
4. Pemanfaatan aplikasi simonev anggaran PMK 249 untuk
mendapatkan data realisasi anggaran, fisik, permasalahan
dan tindak lanjut

3. Pengembangan Aplikasi e-Office


Sebagai salah satu institusi pemerintahan, Kementerian Pertanian
mempunyai lingkungan kerja kepemerintahan untuk melaksanakan
keterbukaan informasi, transparansi, dan akuntabilitas. Oleh karena
itu, kegiatan perkantoran Untuk mendukung hal tersebut diperlukan
suatu alat bantu yang salah satunya adalah aplikasi e-office.
Aplikasi E-office ini dirancang untuk berjalan di lingkungan internet,
sehingga aplikasi e-office berbasis mempunyai mekanisme,
prosedur, dan tata kelola pemerintahan. Dengan memperhatikan
struktur organisasi di kementerian pertanian sebagai tata kelola
perkantoran kementerian pertanian, maka aplikasi e-office ini harus
sesuai dengan lingkungan kerja Kementerian Pertanian untuk
mendukung keterbukaan informasi, transparansi, & akuntabilitas.
Oleh karena itu, diharapkan aplikasi e-office ini mampu mendukung
e-Gov dalam hal reformasi birokrasi sehingga setiap pemangku
kebijakan dapat dipantau kinerjanya, mampu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pekerjaan, mampu merubah
budaya kerja sesuai tuntutan reformasi birokrasi.

Aplikasi Office Automation System (e-Office) merupakan suatu


aplikasi yang dapat digunakan oleh pengguna untuk melaksanakan
tugas-tugas perkantoran secara elektronik, seperti surat-menyurat,
disposisi, sharing file, dan lain sebagainya. Aplikasi ini akan
membantu kinerja pemangku jabatan dalam hal kecepatan dan
ketepatan informasi sehingga proses pengambilan keputusan lebih
cepat dan efisien. Selain itu, aplikasi e-office ini dapat menunjang
pelaksanaan Reformasi Birokrasi sehingga pada gilirannya aplikasi
e-office ini bisa digunakan dan dimanfaatkan di lingkungan
Kementerian Pertanian.

Tujuan
1. Membangun dan mengembangkan aplikasi E-Office
2. Workshop E-Office

Sasaran
1. Terbangunnya aplikasi e-office
2. Terselenggaranya workshop aplikasi e-office

80
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

output
1. Aplikasi E-Office
Aplikasi eoffice yang telah dikembangkan bisa diakses di
alamat http://app1.deptan.go.id/eoffice/
2. Basisdata aplikasi E-Office (terlampir)
3. Instalasi aplikasi E-Office (terlampir)
4. Petunjuk operasional aplikasi (terlampir)
5. Dokumentasi (terlampir)

Permasalahan
1. Data dasar kepegawaian yang digunakan sebagai data dasar
pada sistem eoffice ini masih terpisah dengan data dasar pada
aplikasi SIMPEG, sehingga akan menyebabkan informasi data
dasar di aplikasi eoffice tidak sinkron dengan data dasar
pegawai pada aplikasi SIMPEG.
2. Belum adanya payung hukum yang bisa dijadikan sebagai
dasar dari pemanfaatan eoffice
Tindak lanjut
1. Akan dilakukan proses integrasi data dasar pegawai antara
aplikasi eoffice dengan aplikasi SIMPEG
2. Akan diusulkan kepada user eoffice dalam hal ini adalah Biro
Organisasi dan Kepegawaian untuk membuat payung hukum
pemanfaatan eoffice sehingga aplikasi eoffice bias digunakan
oleh pegawai lingkup Kementerian Pertanian untuk
menunjang kegiatan perkantoran

g. Laporan Pengembangan dan pengawalan sistem informasi


pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) selaku institusi
yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan
sistem informasi pertanian serta pelayanan informasi pertanian untuk
mendukung pembangunan pertanian telah tertuang dalam Rencana
Strategis Pusdatin tahun 2010-2014 dan Rencana Strategis
Kementerian Pertanian yang komprehensif, yaitu memuat visi, misi,
tujuan serta sasaran yang terukur.

Salah satu kegiatan yang tercantum dalam Rencana Strategis


(Renstra) Pusdatin tersebut yang pada dasarnya berfungsi dalam
menunjang pembangunan pertanian yaitu Program Pengembangan
Sistem Informasi Pertanian yang meliputi :
1. Pengembangan aplikasi sistem informasi
2. Pengembangan infrastruktur jaringan
3. Pengembangan aplikasi multi media

81
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan


teknologi informasi dalam pelaksanaan operasional kantor sehari-hari
guna menunjang penerapan e-government di lingkup Kementerian
Pertanian. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja, transparansi serta aksesibilitas publik
terhadap data/informasi.

Adapun aplikasi yang dikembangkan antara lain :


1. Pengembangan database komoditas (Aplikasi e-Form Hortikultura,
Database Basisdata Sektor Pertanian (BDSP)
2. Pengembangan database non komoditas
3. Perawatan dan pengembangan SIG
4. Pembangunan Geodatabase Pertanian dan Metadata Spasial
5. Pengembangan Aplikasi EIS Data Percepatan

Tujuan dari pengembangan aplikasi :

1. Melakukan pengembangan, perawatan dan pengawalan aplikasi


Basis Data Komoditas (e-form hortikultura dan BDSP)
2. Melakukan pengembangan, perawatan dan pengawalan
aplikasi Basis Data Non Komoditas Aplikasi basis data PDB
(Produk Domestik Bruto), Aplikasi basis data konsumsi, Aplikasi
basis data harga, Aplikasi basis data ekspor impor
3. Melakukan pengembangan sistem, implementasi dan sosialisasi
aplikasi basisdata spasial
4. Mensosialisasikan penggunaan data spasial secara bersama atau
sharing data spasial di lingkup Pertanian baik di pusat maupun di
daerah
5. Mensosialisasikan kedudukan Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian sebagai clearing house pada simpul jaringan Pertanian
6. Mengembangkan Fundamental Data Set (FDS) untuk data spasial
pertanian untuk keperluan migrasi data, metadata spasial pertanian
7. Menyajikan sebuah sistem yang mampu mengeluarkan output data
dan informasi yang penyajian datanya dalam bentuk dashboard
atau grafik statistik sehingga data yang disajikan tersebut lebih
bermakna dan bisa dimanfaatkan oleh pimpinan atau eksekutif
untuk mendukung proses pengambilan keputusan secara cepat.

82
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sasaran

1. Terlaksananya pengembangan, perawatan dan pengawalan


aplikasi Basis Data Komoditas
2. Terlaksananya pengembangan, perawatan dan pengawalan
aplikasi Basis Data Non Komoditas
3. Terwujudnya pengembangan aplikasi SIG, perawatan, update dan
sosialiasi aplikasi basisdata spasial
4. Tersosialisasikan penggunaan data spasial secara bersama atau
sharing data spasial di lingkup Pertanian baik di pusat maupun di
daerah,
5. Terbentuknya Fundamental Data Set (FDS) untuk data spasial
pertanian untuk keperluan migrasi data dari system lama ke system
baru ,Terbentuknya metadata spasial sector pertanian,
6. Terbangunnya sistem Aplikasi EIS Data Percepatan di lingkup
Pusdatin yang datanya diambil dari database percepatan data
tanaman pangan yang sudah ada
7. Tersedianya data yang mudah dibaca oleh pimpinan atau eksekutif
dalam proses pengambilan keputusan secara cepat.

Output
1. E-form hortikultura
2. BDSP yang disempurnakan
3. PDB (Produk Domestik Bruto) :
a. Pengembangan menu PDB Harga Berlaku triwulan dan
tahunan
b. Pengembangan menu PDB Harga Konstan triwulan dan
tahunan
c. Pengembangan menu Kontribusi PDB atas harga berlaku
triwulan dan tahunan
d. Pengembangan menu Laju Pertumbuhan PDB triwulan dan
tahunan
e. Pengembangan menu Login
f. Pengembangan fasilitas import data dari format excel
4. Basis Data Konsumsi
a. Pengembangan manajemen data konsumsi (sumber :
Susenas, BKP-Kementan)
b. Pengembangan manajemen data ketersediaan (sumber :
NBM BPS)
c. Pengembangan laporan konsumsi pangan data susenas
d. Pengembangan laporan konsumsi pangan data nbm
e. Pengembangan fasilitas transfer data dari format excel
(susenas dan nbm)
f. Pengembangan menu Login.

83
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

5. Basis Data Harga


a. Perkembangan Rata-rata Harga Eceran di Tingkat Propinsi
(Mingguan)
b. Perkembangan Rata-rata Harga Eceran di Ibukota Propinsi
(Bulanan)
c. Perkembangan Rata-rata Harga Eceran di Ibukota Propinsi
(Tahunan)
d. Perkembangan Rata-rata Harga Eceran Beberapa
Komoditas di Tingkat Nasional (Tahunan)
e. Harga Gabah di Tingkat Petani
f. Harga Gabah di Tingkat Penggilingan
g. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Menurut
Kelompok Kualitas
h. Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani Menurut Provinsi
dan Kelompok Kualitas
i. Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Menurut
Provinsi dan Kelompok Kualitas
j. Perkembangan Rata-rata Harga Produsen Perdesaan
(Bulanan)
k. Perkembangan Rata-rata Harga Produsen Perdesaan
(Tahunan)
l. Perkembangan Rata-rata Harga Produsen Perdesaan
Tingkat Nasional
m. Perkembangan Rata-rata Harga Konsumen Perdesaan
(Bulanan)
n. Perkembangan Rata-rata Harga Konsumen Perdesaan
(Tahunan)
o. Perkembangan Rata-rata Harga Konsumen Perdesaan
Tingkat Nasional

6. Basis Data Ekspor Impor


a. Penambahan menu laporan ekspor berdasarkan negara per
komoditas per pelabuhan muat
b. Penambahan menu laporan ekspor berdasarkan negara per
kode HS per pelabuhan muat
c. Penambahan menu laporan total ekspor komoditi pertanian
per negara
d. Penambahan menu laporan ekspor berdasarkan Negara per
komoditi pertanian
e. Penambahan menu laporan impor berdasarkan negara per
komoditas per pelabuhan bongkar
f. Penambahan menu laporan ekspo rberdasarkan negara per
kode HS per pelabuhan bongkar
g. Penambahan menu laporan total impor komoditi pertanian
per negara

84
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

h. Penambahan menu laporan impor berdasarkan Negara per


komoditi pertanian
i. Aplikasi untuk proses ekspor database yang didapat dari
BPS ke format SQL (format .dbf ke format SQL)
j. Aplikasi ekspor impor untuk menampilkan angka sementara
http://aplikasi2.deptan.go.id/eksimasem
7. Pengembangan aplikasi SIG data percepatan
8. Pengembangan aplikasi SIG data lahan
9. Pengembangan aplikasi SIG permintaan eselon I lingkup
Kementerian Pertanian
10. Fundamental Data Set untuk data spasial sektor pertanian,
11. Metadata dan Entry Data untuk data spasial sektor pertanian,
12. Prosedure migrasi data,
13. Kerangka geodatabase pertanian,
14. SOP untuk klasifikasi data spasial sektor pertanian.
15. aplikasi web untuk menampilkan data percepatan tanaman pangan
berupa tampilan yang dapat dilihat di layar, dicetak maupun
disimpan (download) dalam format Microsoft Excel

Permasalahan

1. Cepatnya Desa pemekaran sehingga table wilayah harus selalu


diupdate secara manual
2. Kode wilayah pemekaran terlambat di pablis pada daftar
wilayah yang dikeluarkan oleh BPS
3. Versi yang pertama dengan yang versi terakhir banyak
perubahan sehingga data dari aplikasi yang lama apabila di
restore tampilan menu akan berubah menjadi tampilan yang
lama
4. Data double dan tidak sama formatnya
5. User belum memahami penggunaan aplikasi
6. Data percepatan yang diterima oleh Pusdatin dari BPS dalam
format database MS-Access yang selanjutnya memerlukan proses
transfer ke dalam format database MS-SQL, proses ini masih
dilakukan secara manual setiap bulan belum dilakukan secara
otomatis.
7. Keterlambatan penyiapan server untuk melakukan pengembangan
aplikasi EIS (Business Intelligence) Percepatan Data terkait
dengan penyediaan perangkat lunak Microsoft SharePoint.
Penyiapan server tersebut dibantu oleh tenaga ahli (konsultan
individu) yang mempunyai kompetensi dalam instalasi perangkat
lunak tersebut.

85
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tindak Lanjut
1. Pengguna harus update kode pemekaran dengan melihat kode
dari website BPS
2. BPS mengupdate kode wilayah di pada Website BPS
3. Membuat panduan cara restore versi lama ke versi baru, agar
menu yang baru tidak tertimpa oleh menu yang lama.
4. Sosialisasi aplikasi kepada user
5. Akan dikembangkan sript yang dapat mengotomatiskan proses
transfer dari database MS-Access (file kiriman dari BPS) ke
database MS-SQL (yang terpasang pada server).
6. Telah dilakukan koordinasi dengan staf sub bidang jaringan data
untuk penyiapan server Sharepoint sehingga keterlambatan dapat
diminimalkan, solusi yang didapat adalah dengan mengkloning dari
server Sharepoint yang sudah berjalan.

h. Laporan Penyelenggaraan lomba web lingkup Pertanian


Kementerian Pertanian, sejak tahun 2004 Kementerian Pertanian
melalui Pusdatin telah menyelenggarakan lomba situs web Eselon I
lingkup Kementerian Pertanian. Tahun berikutnya lomba situs web
diselenggarakan kembali, selain antar Eselon I Kementerian Pertanian
juga antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pertanian
provinsi dan SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota.

Dampak positif dari penyelenggaraan lomba situs web tersebut adalah


semakin teraturnya peremajaan situs web masing-masing Eselon I dan
situs web SKPD lingkup pertanian provinsi serta SKPD lingkup
pertanian kabupaten/kota. Hal ini menjadikan content (isi) situs web
Kementerian Pertanian juga semakin diperkaya dengan adanya link ke
masing-masing web tersebut.

Tahun 2013 ini lomba situs web diselenggarakan kembali, dengan


kategori peserta Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, SKPD lingkup
pertanian provinsi dan SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota serta
UPT Pusat lingkup Pertanian.

Tujuan
1. Memotivasi semua Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, semua
SKPD lingkup pertanian provinsi, semua SKPD lingkup pertanian
kabupaten/kota serta semua UPT Pusat lingkup pertanian untuk
mengkoordinasikan pengisian dan peremajaan data dan informasi
yang ditampilkan.
2. Mendukung percepatan pelaksanaan e-Government.
3. Memanfaatkan situs web Kementerian Pertanian, SKPD lingkup
pertanian provinsi, SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota dan

86
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

UPT Pusat lingkup pertanian sebagai sarana pelayanan kepada


masyarakat.

Sasaran
1. Termotivasinya instansi pusat dan daerah untuk mengembangkan
situs webnya.
2. Terpelihara dan diperbaharuinya data dan informasi pertanian pada
situs web pusat dan daerah.
3. Terpetanya situs web lingkup pertanian pusat dan daerah.

Output
1. Pemenang lomba
Berdasarkan berita acara penetapan pemenang dan dikukuhkan
dengan SK Mentan Nomor : 4785/Kpts/KP.450/10/2013 tentang
Penetapan Pemenang Lomba Web Kementerian Pertanian Tahun
2013, pemenang lomba untuk masing-masing kategori adalah
sebagai berikut :
Kategori Eselon I lingkup Kementerian Pertanian :
Juara I : Badan Karantina Pertanian
http://karantina.deptan.go.id
Juara II : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
http://litbang.deptan.go.id
Juara III : Direktorat Jenderal Perkebunan
http://ditjenbun.deptan.go.id

Kategori Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pertanian


provinsi :
Juara I : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
http://www.disnak.jatimprof.go.id/web/index.php
Juara II : Badan Ketahanan Pangan Propinsi NTB
http://bkp.ntbprov.go.id
Juara III : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat
http://disnak.sumbarprov.go.id

Kategori Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pertanian


kabupaten/kota :
Juara I : Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Provinsi
Jawa Timur
http://pertanian.jombangkab.go.id/
Juara II : Dinas Perkebunan Kabupaten Kuantan Singingi
Provinsi Riau
http://disbun.kuansing.go.id

87
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Juara III : Dinas Pertanian tanaman pangan dan


hortikultura kab. Grobongan propinsi Jawa
Tengah
http://dinpertan.grobogan.go.id

Kategori Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat lingkup pertanian :


Juara I : Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan (Puslitbangnak)
http://peternakan.litbang.deptan..go.id/
Juara II : Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Lembang
http://bbpp-lembang.deptan.go.id
Juara III : Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan
(BBPKH)
http://bbpkhcinagara.bppsdmp.deptan.go.id

Tindaklanjut
1. Kriteria penilaian tetap ditinjau ulang (review) sesuai kebutuhan
agar ada peningkatan pada kualitas penilaian;
2. Perlu tetap adanya revisi pedoman penilaian agar mempunyai
persepsi yang sama dalam melakukan penilaian;
3. Berdasarkan usulan Tim Juri, wawancara (interview) diikuti tidak
hanya oleh nominasi 5 besar melainkan diikuti oleh nominasi 10
besar agar bisa mendapatkan hasil nilai secara maksimal;
4. Saran Tim Juri untuk peningkatan wawasan dan pengetahuan
pengelola situs web, tetap pada penyelenggaraan lomba web tahun
berikutnya masih dianggap perlu untuk menyelenggarakan
bimbingan teknis (workshop) bagi pengelola situs web.

4. Pelatihan dan Pengembangan SDM


a. Implemnentasi dan Pengawalan E-Form Peternakan
Pelaporan melalui media elektronik (e-Form) di subsektor peternakan
telah dikembangkan sejak tahun 2007, dalam rangka mengatasi
kendala keterlambatan pelaporan data dari daerah ke pusat.
Beberapa kendala yang dijumpai diantaranya keterbatasan SDM,
bentuk kelembagaan pengelola data peternakan yang bervariasi antar
daerah dan lemahnya dukungan kebijakan. Selain itu beberapa
kebijakan seperti telah terbitnya Peraturan pemerintah No 41 tahun
2007, menyebabkan bentuk kelembagaan khusus yang menangani
data satistik peternakan di daerah tidak tersedia, sehingga
manajemen penanganan data cenderung mengalami hambatan.

Mulai perancangan awal di tahun 2007 hingga tahun 2013 uji coba e-
Form Peternakan telah dilaksanakan di 20 provinsi meliputi Sumatera
Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,

88
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,


Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan
Maluku Utara. Pada waktu yang sama secara paralel dilakukan
penyempurnaan baik metodologi maupun aplikasinya.
Tujuan
1. Melakukan bimbingan lanjut petunjuk teknis dan e-Form peternakan
kepada petugas pengelola data di 10 provinsi dan 159
kabupaten/kota.
2. Memberikan pemahaman yang sama kepada petugas pengelola
data peternakan di semua tingkatan mengenai petunjuk teknis
pengumpulan data peternakan dan operasional aplikasi e-Form
peternakan

Sasaran
1. Tersosialisasikannya petunjuk teknis pengumpulan data peternakan
dan aplikasi e-Form Peternakan di 10 provinsi dan 159
kabupaten/kota.
2. Meningkatnya pemahaman petugas pengelola data peternakan
mengenai kedua materi tersebut.

Outcome
1. Bagi Pusat (Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian/PUSDATIN dan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan)
Terbentuknya aliran data yang baik, dari kabupaten/kota ke provinsi
dan pusat. Serta adanya peningkatan kemampuan sumber daya
manusia di provinsi dan kabupaten/kota mengenai proses
pengolahan dan pelaporan data dari proses manual (konvensional)
menjadi sistem komputerisasi, sehingga data mengalir lebih cepat,
akurat tidak terkendala oleh jarak dan waktu.
2. Bagi Provinsi
Meningkatnya pola pengelolaan data yang baik sehingga
memudahkan dalam pemantauan/monitoring pelaporan daerah,
pembuatan laporan serta pendokumentasian yang praktis dan
fleksibel.
3. Bagi Petugas Kabupaten/Kota
Meningkatnya kualitas petugas kabupaten/kota mengenai
pemahaman pengumpulan data yang akan meningkatkan kualitas
dan percepatan pelaporan data dengan menggunakan sistem
pelaporan secara elektronik.

89
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Juknis pengumpulan data nak 350 eks,
2. Pedum e-Form Nak Modul Provinsi 50 eks dan Modul Kab/ Kota
350 eks,
3. CD aplikasi e-Form Nak 530 keping,
4. Lap. pelaks 10 prov & workshop 22 eks,
5. Lap. akhir 1 eks,
6. Terlatihnya 208 orang petugas pengelola data kab /kota/ prov,
7. Terlatihnya 467 orang petugas pengelola data atas undangan
Dinas prov/kab/kota 142 orang dan BPPSDMP 325 orang

Permasalahan:
Jaringan di beberapa kab/kota di pulau-pulau kecil masih terbatas
sehingga menyebabkan pengiriman sering gagal

Tindaklanjut:
Laporan dikirim/dilaporkan melalui sms atau file dibawa ke provinsi
dan diinput di provinsi

b. Bimtek Pemanfaatan e-form Hortikultura


Kegiatan ini merupakan revisi dari kegiatan refreshing
pengumpulan data Perkebunan direvisi menjadi Bimtek
Pemanfaatan e-form hortikultura. Alasan merevisi dikarenakan
refreshing pegumpulan data perkebunan sudah dilaksanakan oleh
Ditjen Perkebunan,

Pengumpulan data hortikultura dilakukan dengan mengacu pada Buku


Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura (SPH) baik secara bulanan,
triwulanan, dan tahunan. Pengumpulan data bulanan meliputi
kelompok tanaman sayuran dan buah semusim yang dikumpulkan
dengan menggunakan daftar isian SPH-SBS. Pengumpulan data
triwulanan meliputi kelompok tanaman buah-buahan dan sayuran
tahunan yang dikumpulkan dengan menggunakan daftar isian SPH-
BST, tanaman biofarmaka (SPH-TBF), dan tanaman hias (SPH-TH).
Pengumpulan data tahunan meliputi data perbenihan hortikultura yang
dikumpulkan dengan menggunakan daftar isian SPH-BN dan data alat
dan mesin pertanian hortikultura (SPH-ALSIN).

Dalam rangka mempercepat pelaporan data hortikultura tersebut


diatas mulai dari tingkat kabupaten sampai dengan ke pusat, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) telah
mengembangkan program e-Form Hortikultura. Program ini
bermanfaat dalam pengelolaan data hortikultura baik ditingkat pusat
maupun daerah, antara lain yaitu untuk mempercepat aliran data dari

90
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

daerah ke pusat dan digunakan sebagai bahan informasi utama dalam


early warning system, serta pengambilan keputusan dan kebijakan
pimpinan setiap bulan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
perlu dilakukan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) pemanfaatan e-
Form Hortikultura.

Tujuan
1. Melakukan workshop sosialisasi pemanfaatan e-form hortikultura
bagi petugas pengelola data hortikultura tingkat provinsi se-
Indonesia sebanyak 33 orang.
2. Melakukan bimtek pemanfaatan e-form hortikultura bagi petugas
pengelola data hortikultura tingkat kabupaten sebanyak 181 orang.

Sasaran
1. Terlaksananya workshop sosialisasi pemanfaatan e-form
hortikultura bagi petugas pengelola data hortikultura tingkat
provinsi se-Indonesia sebanyak 33 orang petugas
2. Terlaksananya bimtek pemanfaatan e-form hortikultura bagi
petugas pengelola data hortikultura tingkat kabupaten sebanyak
181 orang.

Outcome
Penerima manfaat dari kegiatan Bimtek Pemanfaatan E-Form
Hortikultura ini adalah Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian di
Indonesia.

Output
1. Terlatihnya petugas pengelola data hortikultura tingkat provinsi se-
Indonesia dalam pemanfaatan e-form hortikultura sebanyak 30
orang
2. Terlatihnya petugas pengelola data hortikultura tingkat kabupaten di
7 provinsi (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan, Sumatera Utara, NTB, dan Lampung) dalam pemanfaatan
e-form hortikultura sebanyak 170 orang
3. Buku Petunjuk Operasional E-Form Hortikultura
4. Laporan pelaksanaan workshop, Laporan pelaksanaan bintek di 7
provinsi dan laporan akhir.

Permasalahan
1. Di beberapa lokasi pelaksanaan bimtek, peserta tidak membawa
series data yang lengkap untuk dilakukan entri dan upload data

91
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

SPH menggunakan e-Form Hortikultura. Hal ini terjadi di Provinsi


Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
2. Permasalahan lainnya adalah kurang kuatnya jaringan wifi yang
digunakan untuk melakukan upload data yang telah dientri ke
server Pusdatin. Permasalahan ini ditemui di Provinsi Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Lampung.
3. Adapun permasalahan lainnya adalah ketidak-hadiran perwakilan
dari beberapa dinas kabupaten/kota sehingga kabupaten/kota
tersebut tidak mendapatkan manfaat dari pelaksanaan bimtek ini.
Kabupaten/kota yang dimaksud adalah Kabupaten Tana Toraja,
Kabupaten Pinrang, dan Kota Makassar (Provinsi Sulawesi
Selatan) serta Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten
Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten
Nias Utara, Kota Padang Sidempuan dan Kota Sibolga (Provinsi
Sumatera Utara)
4. Adanya otonomi daerah dan diperparah dengan kurangnya
perhatian pimpinan daerah terhadap urgensi data menyebabkan
banyak petugas kecamatan yang tidak memiliki cukup kemampuan
untuk mengumpulkan data sesuai pedoman yang ada. Selain itu,
banyak pula terjadi pergantian atau mutasi petugas pengumpul
data di tingkat kecamatan. Hal ini berakibat pada sulitnya petugas
kabupaten untuk melakukan entri data SPH Hortikultura
menggunakan E-Form Hortikultura karena pengisian E-Form
Hortikultura seluruhnya mengacu pada pedoman pengumpulan
data yang ada.
5. Selain dari segi kualitas petugas pengumpul data Hortikultura di
tingkat kecamatan, Tim juga melihat bahwa seringkali seorang
petugas pengumpul data di kecamatan memiliki wilayah tugas yang
cukup besar hingga lebih dari satu kecamatan atau hanya satu
kecamatan namun medan kerjanya luas dan menyulitkan.
Seringkali juga petugas pengumpul data di kecamatan tidak hanya
menangani data hortikultura saja, melainkan 3 subsektor pertanian
lainnya (polivalen).
6. Dalam pemanfaatan E-Form Hortikultura, Tim seringkali
menemukan apabila sebuah kecamatan sama sekali tidak memiliki
komoditas dari kelompok tertentu (SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF,
dan/atau SPH-TH) untuk dilaporkan (laporan SPH nihil) maka
petugas kabupaten yang melakukan entry cenderung mengabaikan
laporan kecamatan tersebut. Hal ini berakibat adanya persepsi
yang keliru pada saat monitoring pemasukan data melalui E-Form
Hortikultura. Jika diabaikan, maka Tim akan beranggapan data
SPH dari kecamatan tersebut belum dientry, padahal kecamatan
tersebut tidak memiliki komoditas yang perlu dilaporkan

92
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Saran/Tindaklanjut:
1. Perlu diberikan penegasan dalam surat undangan yang
disampaikan kepada Dinas Kabupaten/Kota untuk membawa
series data yang lengkap.
2. Dalam hal konektifitas jaringan (internet atau wifi), perlu dilakukan
pengecekan dengan seksama terutama saat jaringan dalam
kondisi full load atau banyak laptop mengakses internet dalam
waktu hampir bersamaan. Dan sebagai antisipasi kurang kuatnya
jaringan internet yang ada, kepada instruktur agar dibekali dengan
modem sehingga proses upload dapat tetap berjalan.
3. Terkait dengan ketidakhadiran peserta, perlu dilakukan koordinasi
lebih baik dengan Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota
sehingga apabila hal tersebut tetap terjadi, dapat diminimalisir
dengan meminta kepada petugas Provinsi untuk menyampaikan
materi-materi instruktur kepada mereka.
4. Dengan adanya kendala terkait kemampuan petugas pengumpul
data tingkat kecamatan, dirasakan perlu untuk mengadakan
kembali kegiatan pembinaan kualitas petugas pengumpul data
tingkat kecamatan baik dalam bentuk pelatihan maupun
pembinaan teknis lainnya dan dari dana APBN maupun APBD.
5. Jika pada saat monitoring pemasukan data E-Form Hortikultura
terlihat ada kecamatan yang belum melakukan entry, perlu
dilakukan konfirmasi ke petugas yang bersangkutan apakah benar
belum dientry atau laporan kecamatan tersebut nihil. Selain itu
perlu disampaikan kepada petugas di daerah jika ditemukan
kecamatan yang memiliki laporan nihil maka formulir terkait di E-
Form Hortikultura perlu dibuka untuk kemudian langsung
disimpan. Dengan cara ini maka aplikasi E-Form Hortikultura akan
mencatat laporan tersebut sudah dilaporkan.

c. Bimbingan teknis Penggunaan alat GPS untuk Pengukuran Areal


Perkebunan
Berkenaan dengan peranan sektor pertanian yang sangat strategis
dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional, maka
penyusunan dan penataan data lahan untuk komoditas pertanian
sangat diperlukan sekali karena sumberdaya lahan merupakan aset
dan faktor produksi yang sangat vital untuk berlangsungnya usaha
pertanian khususnya sub sektor perkebunan. Ketersediaan data luas
areal perkebunan yang akurat sangat diperlukan sebagai dasar
pengambil kebijakan pembangunan pertanian, khususnya sub sektor
perkebunan. Data luas areal perkebunan yang tersedia selama ini
didasarkan dari laporan petugas perkebunan kecamatan yang
dilakukan melalui pandangan mata, wawancara dan lain-lain sesuai
dengan buku Pembakuan Statistik Perkebunan (PSP). Untuk
meningkatkan akurasi data areal perkebunan maka perlu dilakukan

93
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

pengukuran secara obyektif dan salah satu alat yang digunakan


diantaranya melalui pengukuran langsung dengan mengunakan alat
receiver GPS (Global Positioning System).

Penggunakan alat receiver GPS untuk pengukuran areal perkebunan


relatif mempermudah dan mempercepat dalam penyusunan database
lahan pertanian, khususnya perkebunan baik database secara spasial
maupun tabular serta dapat disajikan dalam bentuk peta. Berkenaan
dengan hal tersebut, maka tahapan penggunaan alat GPS sangat
diperlukan dan para petugas pengumpul data perkebunan perlu
ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan melalui kegiatan
bimbingan teknis.
Tujuan
Melakukan kegiatan bimbingan teknis penggunaan alat GPS kepada
petugas pengelola data perkebunan di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dengan menggunakan alat GPS dalam pengukuran
luas areal perkebunan.

Sasaran
Terbimbingnya 134 orang petugas pengelola data perkebunan tingkat
provinsi dan kabupaten/kota dalam menggunakan alat GPS untuk
pengukuran luas areal lahan perkebunan.

Output
1. Terlatihnya 134 orang petugas pengelola data perkebunan di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota di 7 (tujuh) provinsi yaitu
Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo,
Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat dalam menggunakan alat
GPS receiver untuk pengukuran luas areal perkebunan.
2. Terdistribusinya Buku Panduan Pengukuran Areal Perkebunan
Menggunakan GPS di 7 (tujuh) Provinsi yaitu Kepulauan Riau,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku
Utara dan Papua Barat.

Outcome
1. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para petugas
provinsi dan kabupaten/kota dalam menggunakan alat receiver
GPS yang pada akhirnya diperoleh data luas areal perkebunan
yang lebih akurat, baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun
nasional.

94
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

2. Terbangunnya kerjasama dan komunikasi yang baik antara pusat


dan daerah, sehingga diharapkan akan dapat menunjang dalam
pengelolaan data khususnya data perkebunan, serta adanya
kesamaan persepsi antara petugas pusat, provinsi dan kabupaten
dalam menggunakan alat GPS receiver dalam pengukuran areal.

Permasalahan dan tindak lanjut :


1. Waktu pelaksanaan bimbingan teknis penggunaan alat GPS untuk
pengukuran areal perkebunan selama 3 hari 2 malam terasa
kurang bagi peserta dikarenakan merupakan pengetahuan yang
baru bagi sebagian besar peserta bimbingan teknis serta
menginginkan materi sampai kepada pembuatan peta. Untuk itu
para peserta menginginkan adanya penambahan hari bimbingan
teknis atau bimbingan teknis tambahan lagi. Terkait dengan
anggaran yang ada hal tersebut tentu saja tidak bisa diakomodir
tetapi bagi peserta yang masih ingin pendalaman penggunaan alat
receiver GPS apalagi sampai ke bentuk peta, disarankan bisa
magang di Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian atau
membuat kegiatan bimbingan teknis serupa untuk pendalaman
dengan biaya dari instansi masing-masing;
2. Tingkat kemampuan peserta yang cukup beragam sehingga pada
saat bimbingan teknis instruktur selalu berusaha mengikuti
kemampuan peserta yang paling lemah, hal ini mengakibatkan
proses bimbingan teknis/belajar agak lama;
3. Beberapa peserta dari provinsi dan kabupaten mengalami kesulitan
di dalam mentransfer data dari receiver GPS ke komputer/Laptop,
hal ini dikarenakan software activesync yang digunakan tidak
terinstall dengan sempurna. Hal ini dikarenakan operation system
(OS) windows yang digunakan tidak original sehingga banyak fitur-
fitur didalam windows yang tidak komplit. Untuk itu instruktur dan
asisten menyarankan untuk menginstal ulang OS windows

d. Laporan Pengawalan Operasionalisasi LPSE


Sistem pengadaan barang dan jasa yang proses pelaksanaannya
menggunakan infrastruktur teknologi informasi (atau menggunakan
fasilitas internet) disebut dengan e-Procurement atau pengadaan
barang dan jasa secara elektronik.

e-Procurement pada dasarnya adalah sebuah aplikasi komputer


berbasis web dan dapat diakses oleh user yang telah diberikan
autoritas oleh pengelola aplikasi. Sebelum Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 ditetapkan, proses pengadaan secara elektronik di
Kementerian pertanian masih menggunakan aplikasi SePP yang

95
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika


(Kemenkominfo). Setelah Peraturan Presiden Nomor 54 mulai
dipergunakan, Kementerian Pertanian mulai bekerjasama dengan
LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
menggunakan aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik atau
lebih dikenal dengan nama SPSE. Aplikasi ini sudah mulai digunakan
di Kementerian Pertanian sejak diresmikan pada tanggal 21 April
2011.

Guna mensosialisasikan penggunaan aplikasi SPSE kepada Panitia


Pengadaan Barang/Jasa di lingkup Kementerian Pertanian, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian yang mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian
serta pelayanan data dan informasi pertanian di Kementerian
Pertanian telah melaksanakan kegiatan sosialisasi aplikasi e-
Procurement. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat
memperkenalkan SPSE sehingga pada tahun 2013, makin banyak
instansi di lingkup Kementerian Pertanian yang menggunakan fasilitas
ini dan dapat memanfaatkan aplikasi pengadaan barang/jasa secara
elektronik secara maksimal.

Tahun 2013 ini aplikasi SPSE berkembang pesat. Proses yang


dilaksanakan secara elektronik tidak hanya proses pengadaan
barang/jasa saja tetapi juga proses pengumuman Rencana Umum
Pengadaan (RUP). RUP wajib diumumkan oleh instansi yang akan
mengadakan proses pengadaan barang/jasa sehingga kegiatan
tersebut diketahui oleh khalayak ramai. Aplikasi untuk mengumumkan
RUP ini dikembangkan oleh LKPP dengan nama Sistem Informasi
Rencana Umum Pengadaan (SiRUP). Selain SiRUP dan SPSE, LKPP
pun mengembangkan Monev Online yang berisi pelaporan yang
diperuntukkan untuk Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP4). Data dari sistem pelaporan ini
diambil dari SiRUP dan SPSE.

Diharapkan pada tahun anggaran 2013 unit kerja yang akan


menggunakan aplikasi SiRUP dan SPSE ini meningkat. Aplikasi e-
Procurement yang diperkenalkan dan digunakan oleh unit kerja dalam
melakukan pengadaan barang/jasa pemerintah ini dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
sedangkan untuk sosialisasi kepada panitia, rekanan, auditor serta
verifikator dilakukan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
sendiri. Tetapi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian masih
terus berkoordinasi dengan LKPP bila menemui kendala di lapangan
terutama bila ada perubahan dari sisi aplikasi.

96
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Selain aplikasi SPSE yang dikembangkan oleh LKPP, Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian juga bekerja sama dengan LPSE Propinsi
Jawa Barat yang sudah berjalan terlebih dahulu. Kerja sama antar
LPSE ini terkait dengan aplikasi pelaporan pengadaan yang sedang
berjalan maupun yang sudah selesai yang dapat dilihat oleh panitia
bila ingin memantau berapa jumlah pengadaan yang sedang berjalan
atau selesai di Kementerian Pertanian.

Tujuan
1. Melayani Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE)
Kementerian Pertanian;
2. Mensosialisasikan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
(LPSE) Kementerian Pertanian;
3. Melakukan pengawalan sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara
Elektronik (SPSE) Kementerian Pertanian;
4. Menyusun dan menyempurnakan desain media publikasi LPSE
Kementerian Pertanian.

Sasaran
1. Terlayaninya panitia, auditor dan penyedia/rekanan Pengadaan
Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Pertanian
dalam hal pembuatan User ID serta kesulitan yang mereka temui
saat melaksanakan pelelangan melalui helpdesk melalui media
telepon maupun e-mail;
2. Tersosialisasinya Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
(LPSE) Kementerian Pertanian disetiap instansi Kementerian
Pertanian;
3. Terkawalnya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
Kementerian Pertanian dengan membantu panitia, auditor dan
penyedia/rekanan barang/jasa melalui media telepon maupun e-
mail dan pelatihan reguler setiap hari Senin (minggu ke-1 dan 3
untuk panitia dan minggu ke-2 dan 4 untuk penyedia/rekanan);
4. Tersusunnya media publikasi LPSE Kementerian Pertanian.
Publikasi yang dilakukan melalui X-Banner yang dipasang di lobby
instansi, flyers dan brosur serta video mengenai LPSE yang akan
dipasang pada LED atau kiosk.

Output
Terlatihnya total 443 orang peserta dari semua kegiatan sosialisasi

97
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Kendala
1. Rekanan atau penyedia barang/jasa belum mengerti mengenai
sistem LPSE yang sudah teragregasi dengan LPSE lainnya. Sistem
yang sudah teragregasi memudahkan rekanan untuk mengikuti
lelang di LPSE lain yang sudah tergaregasi dengan satu user id
dan tidak perlu mendaftar kembali;
2. PPK belum memahami tugasnya pada penggunaan aplikasi. PPK
mempunyai kewajiban untuk memasukkan data SPPBJ dan kontrak
ke dalam aplikasi SPSE agar data pengadaan barang/Jasa dapat
ditarik ke dalam aplikasi Monev Online;
3. Selain itu juga terdapat beberapa perubahan jadwal dengan
beberapa alasan seperti: evaluasi dokumen penawaran belum
dapat diselesaikan oleh panitia, lupa membuka dokumen
penawaran ketika sudah jadwalnya, tidak melakukan ceklist
evaluasi dokumen kualifikasi yang menyebabkan proses
selanjutnya tidak dapat dilakukan, dan ada dokumen penawaran
yang tidak dapat diidentifikasi oleh panitia pengadaan;

4. Panitia terkadang lupa menetapkan pemenang juga mengumumkan


pemenang sehingga mempengaruhi rekanan pada tahapan masa
sanggah. Hal tersebut mengakibatkan rekanan/penyedia tidak
dapat menyanggah panitia pengadaan barang/jasa bila mereka
menginginkannya;
5. Panitia yang baru menggunakan aplikasi LPSE terkadang masih
ragu-ragu saat menggunakan aplikasi LPSE saat melakukan
aanwidjzing dan saat pembukaan dokumen karena belum terbiasa
dengan aplikasi APENDO.

e. Peningkatan Kualitas SDM


Upaya nyata untuk pembinaan sumberdaya manusia adalah melalui
pelatihan yang berkelanjutan dan memadai guna meningkatkan
kemampuan sumberdaya manusia Pusdatin sesuai dengan tuntutan
kebutuhan. Adapun bidang pengetahuan yang dirasakan masih perlu
untuk ditingkatkan adalah bidang statistik dan sistem informasi, serta
manajemen. Kegiatan peningkatan Kualitas SDM dilakukan dengan
bekerja sama dengan lembaga pendidikan. Selain pelatihan juga
dilasanakan pembinaan SDM seluruh pegawai Pusdatin melalui
outbond.

Tujuan
Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumbedaya di Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian baik bidang statistik,system informasi atau
manajemen

98
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sasaran
120 orang pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian terlatih
dan terbina kualitas dan kualitas sumberdayanya

Output
1. 40 orang Bimtek Prakom Tingkat Terampil
2. 10 orang Bimtek Microsoft Office tingkat Advance dan 7 orang
Pemrograman
3. 110 orang pegawai mengikuti pembinaan pegawai/outbond

f. Pembinaan Pejabat Fungsional Statistisi dan Pranata Komputer


Berdasarkan pokok-pokok kepegawaian dalam UU. 8/1974 JO UU.
43/1999 : Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna, diperlukan PNS
yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan
yang dilaksanakan berdasarkan system karier PP. 16/1994 : Jabatan
Fungsional PNS adalah Jabatan Fungsional yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Dengan telah dibentuknya jabatan-jabatan fungsional di Kementerian


Pertanian, maka langka yang akan diambil adalah memanfaatkan
seoptimal mungkin tenaga fungsional yang ada baik tenaga fungsional
statistisi maupun tenaga fungsional pranata komputer. Oleh karena itu
perlu dilakukan pembinaan kepada tenaga-tenaga fungsional dan
pembinaan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terpadu
terhadap pengelola perstatistikan dan pengembangan sistem informasi.
Pembinaan kepada tenaga-tenaga fungsional dapat berupa pertemuan-
pertemuan koordinasi maupun peningkatan keterampilan yang
menunjang profesinya sebagai fungsional.
Selain Tugas Pokok dan Fungsi yang sesuai dengan peraturan Menteri
Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 Tanggal 14 Oktober
2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian, , Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempunyai tugas melakukan pembinaan terhadap jabatan
fungsional :
1. Fungsional Statistisi
2. Pranata Komputer

Tujuan dan sasaran


Menyediakan tenaga dan pembinaan fungsional pranata komputer
dan fungsional statistisi yang mampu menangani permasalahan di
daerah mampu bekerja sama dengan Instansi Pusat.

99
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya 100 orang tenaga
fungsional yang handal dan terkoordinir serta profesional dalam tugas
yang mampu menangani permasalahan Sistem Informasi.

Output
100 orang mengikuti pembinaan fungsional statistisi dan pranata
komputer

g. Bintek Pengukuran Produktivitas Hortikultura


Pengumpulan data luas panen dan produksi hortikultura saat ini masih
menggunakan Daftar Isian SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF dan SPH-
TH berdasarkan laporan petugas pengumpul data tingkat kecamatan.
Data tersebut bersumber dari berbagai sumber informasi seperti
petani, kelompok tani, pedagang pengumpul atau berdasarkan
pandangan mata (eye estimate). Pengumpulan data tersebut bersifat
subyektif dengan cakupan kecamatan yang cukup luas serta waktu
dan biaya yang terbatas, sehingga diduga data luas panen dan
produksi hortikultura tersebut cenderung berbias. Dengan demikian
data produktivitas yang merupakan hasil pembagian produksi dengan
luas panen juga diduga menjadi kurang akurat. Hal ini tampak dari
pertumbuhan produktivitas yang sangat berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu sangat diperlukan metode pengukuran
produktivitas hortikultura sebagai alat untuk melakukan validasi
terhadap data yang telah dikumpulkan.

Tahun 2010 metode pengukuran 5 x 5 rumpun telah


diimplementasikan untuk komoditas cabai dan bawang merah.
Mengingat jumlah komoditas hortikultura yang sangat banyak dan
beragam karakteristiknya, maka pada tahun 2013 Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian melakukan implementasi metode
pengukuran produktivitas hortikultura untuk beberapa komoditas
sayuran semusim, buah-buahan tahunan, tanaman biofarmaka dan
tanaman hias (florikultura). Implementasi metode ini melibatkan
petugas pengelola data hortikultura baik di tingkat provinsi,
kabupaten/kota maupun kecamatan dengan harapan masing-masing
Dinas Pertanian dapat melakukan pengukuran produktivitas
hortikultura secara swadaya untuk memvalidasi data hortikultura yang
dikumpulkan oleh petugas kecamatan. Dengan demikian kualitas data
hortikultura dapat lebih baik daripada sebelumnya.

100
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
1. Melakukan TOT metode pengukuran produktivitas hortikultura bagi
petugas Pusat.
2. Melakukan pembinaan teknis bagi petugas pengelola data
hortikultura dalam memanfaatkan metode pengukuran produktivitas
hortikultura.
3. Melakukan listing rumah tangga petani hortikultura di wilayah
sampel.
4. Melakukan pengukuran produktivitas hortikultura.
5. Melakukan workshop hasil pengukuran produktivitas hortikultura.

Sasaran
1. Terlaksananya TOT metode pengukuran produktivitas hortikultura
bagi petugas Pusat.
2. Terlaksananya pelatihan petugas pengelola data hortikultura dalam
memanfaatkan metode pengukuran produktivitas hortikultura.
3. Tersedianya data hasil listing rumah tangga petani hortikultura di
wilayah sampel.
4. Tersedianya data produktivitas hortikultura.
5. Terlaksananya workshop hasil pengukuran produktivitas
hortikultura.

Output
1. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Hortikultura
Tahun 2013 untuk Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
Semusim.
2. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Hortikultura
Tahun 2013 untuk Tanaman Buah-buahan dan Sayuran
Tahunan.
3. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Hortikultura
Tahun 2013 untuk Tanaman Biofarmaka.
4. Buku Petunjuk Teknis Pengukuran Produktivitas Hortikultura
Tahun 2013 untuk Tanaman Hias.
5. Terlatihnya petugas pengelola data hortikultura tingkat Pusat
sebanyak 10 orang.
6. Laporan Pelaksanaan TOT Metode Pengukuran Produktivitas
Hortikultura
7. Terlatihnya petugas pengelola data hortikultura tingkat provinsi,
kabupaten dan kecamatan sebanyak 40 orang.
8. Laporan Pelaksanaan Pelatihan di Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur .
9. Hasil listing rumah tangga petani hortikultura di wilayah sampel
tahun 2013 .
10. Data produktivitas hortikultura hasil pengukuran tahun 2013.

101
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

11. Tersosialisasinya hasil analisis pengukuran produktivitas


hortikultura melalui Workshop kepada 17 orang peserta dari
instansi terkait.
12. Laporan Pelaksanaan Workshop .
13. Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2013.

Outcome
1. Dimanfaatkannya metode pengukuran produktivitas hortikultura
oleh Dinas Pertanian tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk
menghasilkan data produktivitas hortikultura yang dapat digunakan
untuk validasi data produksi hortikultura yang dilaporkan dari
lapang.
2. Pemanfaatan metode pengukuran produktivitas hortikultura oleh
petugas pengelola data hortikultura tingkat provinsi, kabupaten dan
kecamatan dalam melakukan pengukuran produktivitas hortikultura
di daerah masing-masing secara benar dan akurat.
3. Digunakannya data produktivitas hortikultura sebagai bahan
masukan bagi pengambil kebijakan sub sektor hortikultura.

Permasalahan
a. Kondisi iklim yang kurang kondusif dan serangan hama penyakit
menyebabkan produktivitas yang dihasilkan kurang maksimal..
b. Supervisi belum dilakukan secara intensif karena beberapa lokasi
petak sampel untuk komoditas hortikultura cukup sulit dijangkau.
c. Beberapa peserta Workshop dari instansi terkait, seperti Institut
Pertanian Bogor dan Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran
dan Tanaman Obat berhalangan untuk hadir dalam Workshop Hasil
Pengukuran Produktivitas Hortikulura sehingga target peserta
Workshop tidak terpenuhi.

Tindak lanjut :
a. Untuk mengantisipasi kondisi iklim yang kurang kondusif maka
alokasi plot sampel perlu disebar ke beberapa wilayah sentra
produksi, sehingga dapat dilakukan pemilihan sampel pengganti.
Selain itu petugas pengumpul data tingkat kecamatan harus
melakukan koordinasi dengan petani sampel agar kondisi
pertanaman hortikultura pada petak sampel dapat diketahui sejak
dini jika terjadi puso atau gagal panen.
b. Supervisi intensif perlu dilakukan terutama pada saat penentuan
plot sampel dan pengukuran produktivitas hortikultura di lapang.
c. Perlu adanya koordinasi yang lebih intensif dengan Direktorat
Jenderal Hortikultura, Badan Pusat Statistik, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura serta perguruan tinggi dalam
pemanfaatan metode pengukuran produktivitas hortikultura yang
lebih luas.

102
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

h. Bintek Metodologi Area Frame


Program peningkatan produksi padi melalui program SL-PTT (Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) juga dianggap berpengaruh
terhadap produktivitas padi. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses
belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan, yang dilaksanakan di
lahan petani peserta PTT dalam upaya meningkatkan produksi padi
nasional. Ubinan padi yang dikeluarkan BPS seringkali jatuh pada
sawah-sawah dimana tidak ada program SL-PTT, sehingga hasil
ubinan sering dianggap terlalu rendah (under estimate).
Pusdatin pada tahun 2013 ini telah mengembangkan dan melakukan
uji coba metodologi area frame untuk pengukuran produktivitas padi di
Kabupaten Garut. Ada 2 (dua) tahap penting dalam pengembangan
metode ubinan padi. Tahap pertama memilih sejumlah mesh dari peta
luas lahan baku sawah, serta dengan memperhatikan kontur geografis
sawah atau ketinggian rata-rata sawah terhadap permukaan laut.
Mesh terpilih disusun secara proporsional antara dataran tinggi dan
dataran rendah. Tahap yang kedua adalah melakukan pendaftaran
rumah tangga pada mesh terpilih. Pada tahap kedua ini dilakukan
dengan cara mencatat rumah tangga yang memiliki sawah pada mesh
terpilih tersebut. Pada tahap kedua ini, sebelum dilakukan pemilihan
sampel luas lahan rumah tangga petani dilakukan pembobotan,
semakin luas lahan sawah maka bobot yang diberikan semakin besar.
Petani yang memiliki lahan sawah lebih luas, memiliki peluang yang
lebih besar untuk terpilih sebagai sampel dibandingkan dengan petani
yang berlahan sempit.

Tujuan
a. Menyusun metodologi area frame untuk pengukuran produktivitas
padi.
b. Melakukan uji coba pengukuran produktivitas padi.
c. Menghitung rata-rata hasil (produktivitas) padi dan membandingkan
dengan hasil pengukuran produktivitas padi melalui survei ubinan
reguler.
d. Melakukan bimbingan teknis uji coba metodologi area frame bagi
petugas kecamatan dan kabupaten.

Sasaran
a. Tersedianya Buku Panduan Metodologi Area Frame untuk
Pengukuran Produktivitas Padi.
b. Terlaksananya uji coba pengukuran produktivitas padi.
c. Tersedianya hasil kajian metodologi area frame untuk pengukuran
produktivitas padi.
d. Terlatihnya petugas lapangan pengumpul data produktivitas padi.

103
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Buku Pedoman: Bimbingan Teknis Metodologi Area frame Untuk
Pengukuran Produktivitas Padi (150 buku)
2. Terlatihnya Petugas Kecamatan dan Kabupaten Garut sebanyak
122 petugas
3. Buku Kajian Hasil Survei Produktivitas Padi dengan Metodologi
Area frame
4. Laporan Akhir Kegiatan

Kendala
1. Jumlah alat GPS terbatas dan alat disimpan di Kabupaten
2. Target plot SLPTT hanya tercapai 4%, karena belum ada realisasi
panen SLPTT
3. Jumlah alat ubinan yang dimiliki terbatas

Saran/Tindaklanjut:
1. Petugas harus bergiliran menggunakan alat GPS untuk mencari
lokasi mesh terpilih
2. Plot SLPTT dialihkan ke plot NON SLPTT, sehingga total plot 600,
tidak berkurang
3. Petugas harus bergantian menggunakan alat atau berinisiatif
sendiri menggunakan alternatif alat lain

i. Bimtek Pengembangan Metode Konversi Satuan Produksi


Tanaman Hias
Kegiatan ini merupakan revisi dari kegiatan awalnya yaitu BIntek
Pengembangan Metode Konversi karet. Alasan kegiatan tersebut
direvisi dikarenakan

Berdasarkan Buku Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura, data


produksi komoditas tanaman hias yang dikumpulkan melalui SPH-TH
memiliki satuan produksi yang beragam yaitu tangkai, kilogram, batang
dan pohon. Hal ini disebabkan oleh beraneka ragamnya jenis dan
karakteristik komoditas tanaman hias di Indonesia.
Dalam rangka menyediakan informasi dan analisis tentang
penawaran dan permintaan komoditas tanaman hias, maka diperlukan
satuan produksi yang sama dengan beberapa variabel yang digunakan
dalam analisis penawaran dan permintaan. Oleh karena itu Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 berupaya melakukan
Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Satuan Produksi Tanaman
Hias.

104
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Kegiatan Pengembangan Metode Konversi Satuan Produksi


Tanaman Hias meliputi pengembangan metode konversi satuan
produksi tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia); pelatihan
tentang Survei Konversi Satuan Produksi Tanaman Hias bagi petugas
pengelola data hortikultura di tingkat provinsi, kabupaten dan
kecamatan yang terpilih sebagai wilayah sampel; listing rumah tangga
petani tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia) di beberapa
wilayah sampel; pengumpulan data produksi tanaman hias (anggrek,
krisan dan heliconia) di beberapa wilayah sampel, serta pengukuran
angka konversi satuan produksi tanaman hias (anggrek, krisan dan
heliconia).

Tujuan
1. Melakukan pengembangan metode konversi satuan produksi
tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia).
2. Melakukan pelatihan tentang Survei Konversi Satuan Produksi
Tanaman Hias bagi petugas pengelola data hortikultura di tingkat
provinsi, kabupaten dan kecamatan yang terpilih sebagai wilayah
sampel.
3. Melakukan listing rumah tangga petani tanaman hias (anggrek,
krisan dan heliconia) di beberapa wilayah sampel.
4. Melakukan pengumpulan data produksi tanaman hias (anggrek,
krisan dan heliconia) di beberapa wilayah sampel.
5. Melakukan pengukuran angka konversi satuan produksi tanaman
hias (anggrek, krisan dan heliconia).
6. Melakukan analisis hasil konversi satuan produksi tanaman hias
(anggrek, krisan dan heliconia).
7. Melakukan workshop hasil pengembangan metode konversi satuan
produksi tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia).

Sasaran
1. Tersedianya metode konversi satuan produksi tanaman hias
(anggrek, krisan dan heliconia).
2. Terlaksananya pelatihan petugas survei konversi satuan produksi
tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia) bagi petugas
pengelola data hortikultura di tingkat provinsi, kabupaten dan
kecamatan yang terpilih sebagai wilayah sampel.
3. Tersedianya hasil listing rumah tangga petani tanaman hias
(anggrek, krisan dan heliconia) di beberapa wilayah sampel.
4. Tersedianya angka konversi satuan produksi tanaman hias
(anggrek, krisan dan heliconia)
5. Tersedianya analisis konversi satuan produksi tanaman hias
(anggrek, krisan dan heliconia).
6. Terlaksananya workshop hasil pengembangan metode konversi
satuan produksi tanaman hias (anggrek, krisan dan heliconia).

105
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
1. Buku Petunjuk Teknis Survei Konversi Satuan Produksi Tanaman
Hias Tahun 2013
2. Laporan Pelaksanaan TOT Metodologi
3. Terlatihnya sebanyak 50 orang petugas pengelola data hortikultura
di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan yang terpilih sebagai
wilayah sampel.
4. Laporan Pelaksanaan Pelatihan Petugas Survei Konversi Satuan
Produksi Tanaman Hias di 2 provinsi Tahun 2013
5. Hasil listing rumah tangga petani tanaman hias (anggrek, krisan
dan heliconia) di wilayah sampel
6. Angka konversi anggrek,krisan dan heliconia
7. Laporan Pelaksanaan workshop Hasil Konversi Satua Produksi
Tanaman Hias (anggrek, krisan dan heliconia) yang diikuti oleh
seluruh anggota tim yang terlibat dan perwakilan instansi terkait
sebanyak 27 orang
8. Laporan akhir kegiatan Bimtek Pengembangan Metode Konversi
Satuan Produksi Tanaman Hias

Outcome
1. Pemanfaatan metode survei konversi satuan produksi tanaman
hias khususnya anggrek, krisan dan heliconia bagi pelaksana
survey konversi satuan produksi tanaman hias.
2. Pemanfaatan buku petunjuk teknis survei konversi satuan produksi
tanaman hias oleh petugas pengelola data hortikultura tingkat
provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dalam melakukan survei
konversi satuan produksi tanaman hias di daerah masing-masing.
3. Pemanfaatan angka konversi satuan produksi anggrek, krisan dan
heliconia untuk analisis penawaran permintaan komoditas tersebut.

Kendala
1. Komoditas Anggrek yang ditanam oleh petani sampel pada
umumnya dijual dalam bentuk pot.
2. Alat ukur timbangan yang digunakan kurang akurat.
3. Jumlah varietas tanaman hias khususnya anggrek dan heliconia
sangat banyak dan sulit dikelompokkan.

Saran/Tindaklanjut:
1. Petugas pengumpul data di lapangan hanya melakukan
pengukuran untuk jenis anggrek potong saja dan sampel dialihkan
ke komoditas lain.
2. Diupayakan menggunakan alat ukur timbangan digital sebagai
angka koreksi.

106
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Pengelompokkan dilakukan hanya untuk komoditas krisan saja

j. Sosialisasi Jabatan Fungsional Sosialisasi kegiatan


perstatistikan dan sistem informasi pertanian
Kegiatan ini merupakan gabungan dari kegiatan dibidang/bagian
lingkup Pusdatin. adapun kegiatan tersebut antara lain :

1. Sosialisasi buku pedoman survei dan pelaksanaan survei data


kesejahteraan petani
Mensosialisasikan kegiatan survei kesejahteraan Petani

Tujuan
Melakukan sosialisasi bagi petugas pusat dan daerah yang terlibat
dalam pelaksanaan survei

Sasaran
Terlaksananya sosialisasi bagi 62 petugas pusat dan daerah

Output
Laporan pelaksanaan sosialisasi buku pedoman

2. Workshop kegiatan outlook komoditas perkebunan dan hortikultura


Dalam rangka memperoleh masukan dan saran dari para
pengguna maka perlu dilakukan workshop outlook komoditas
perkebunan dan hortikultura, dengan mengundang beberapa
instansi terkait dilingkup Kementerian Pertanian.

Tujuan dan sasaran


Workshop outlook komoditas perkebunan dan hortikultura guna
memperoleh masukan dan saran dari para pengguna.

Output
14 orang yang telah hadir dalam workshop tersebut

Permasalahan dan tindaklanjut


Target peseta yang diundang dalam workshop sejumlah 25 orang
sedangkan yang hadir 14 orang.
Diharapkan workshop mendatang ada konfirmasi ulang untuk
peserta yang hadir.

107
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Pelaksanaan pelatihan pengukuran produktivitas perkebunan


Terlatihnya petugas yang menangani fungsi pengelola data
perkebunan rakyat di Dinas Perkebunan Provinsi, Kabupaten dan
Kecamatan (manbun) dalam melakukan survei Pengukuran
Produktivitas Perkebunan (32 orang);

4. Workshop hasil pengkuran produktivitas perkebunan


Terlaksananya Workshop Hasil Pengukuran Produktivitas
Perkebunan (32 orang)

5. Pelaksanaan pelatihan pengembangan metode konversi bawang


merah
Merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengembangan metode
konversi bawang merah,output yang dihasilkan :
Terlaksananya pelatihan metode konversi bawang merah bagi
petugas yang menangani fungsi pengelolaan data hortikultura di
Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dengan wilayah
sampel Kab. Cirebon, Kab. Brebes, Kab. Tegal (33 orang); Laporan
pelaksanaan pelatihan

6. Workshop hasil konversi bawang merah


Pada tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
melakukan pengembangan metode konversi bawang merah dan
melakukan survei terhadap metode tersebut ke beberapa sentra
produksi bawang merah sehingga dapat dihasilkan angka konversi
yang seragam dan baku dalam pengumpulan data produksi melalui
formulir SPH maupun pengukuran produksi secara langsung.
Dalam rangka mensosialisasikan hasil kegiatan pengembangan
metode konversi bawang merah, maka dilakukan workshop hasil
konversi bawang merah yang diselenggarakan pada akhir kegiatan.

Tujuan dan sasaran


Melaksanakan workshop konversi bawang merah

Output
9 orang hadir dalam workshop konversi bawang merah

Permasalahan dan tindaklanjut


Target peserta workshop sejumlah 20 orang sedangkan yang hadir
9 orang.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Workshop Hasil Konversi
Bawang Merah, bagi undangan yang tidak hadir dalam workshop

108
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

telah diberikan materi tayangan workshop dan dimintai masukan


dan sarannya untuk perbaikan pengembangan metode konversi
bawang merah.

7. Workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan


Dalam rangka meningkatkan kapabilitas petugas pengelola data
hortikultura dan perkebunan tingkat pusat maka perlu dilakukan
workshop pengelolaan data hortikultura dan perkebunan yang
bertujuan untuk mensosialisasikan buku Pedoman Pelaksanaan
Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan (PDKP) yang disusun
oleh Ditjen Perkebunan serta rencana Ditjen Hortikultura untuk
menyempurnakan buku Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura
(SPH).

Tujuan dan sasaran


Mensosialisasikan buku Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data
Komoditas Perkebunan (PDKP) yang disusun oleh Ditjen
Perkebunan serta rencana Ditjen Hortikultura untuk
menyempurnakan buku Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura
(SPH). Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah terselenggaranya workshop Pengelolaan Data
Hortikultura dan Perkebunan.

Output
1. 11 orang yang hadir dar target 30 orang dan Laporan
Pelaksanaan Workshop Pengelolaan Data Hortikultura 15
2. 6 orang yang hadir dari target 15 orang dan Laporan
Pelaksanaan Workshop Pengelolaan Data Perkebunan

Permasalahan dan tindak lanjut


Jumlah peserta yang hadir tidak sesuai dengan target, kedepan
untuk undanga dipastikan kembali untuk hadir

8. Workshop analisis indikator makro


Merupakan bagian dari kegiatan analisis indikator makro. Adapun
output yang dihasilkan adalah 40 orang yang mengikuti workshop
analisis indikator makro

9. Workshop penataan data konsumsi


Merupakan bagian dari kegiatan penataan data konsumsi. Adapun
output yang dihasilkan adalah 30 orang yang mengikuti workshop
penataan data konsumsi

109
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

10. Pelatihan data lahan berbasis peta


Beragamnya informasi tentang alih fungsi lahan, maka perlu
dilakukan inventarisasi lahan baku yang valid sehingga dapat
diketahui potensi produksi padi yang akurat disamping juga sistem
pola tanam di masing-masing wilayah. Pada tahun 2007, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian telah melakukan ujicoba
penggunaan GPS dalam pengukuran lahan baku sawah dan tahun
2010 dilanjutkan dengan pengadaan data citra satelit resolusi tinggi
tentang baku lahan sawah untuk pulau Jawa dan Madura. Tahun
2012 Kementerian Pertanian membentuk Tim Pelaksana Pokja
Luas Baku Lahan Sawah dan Luas Panen Padi yang bertugas
menyusun: 1) melakukan pengumpulan data dan analisis luas
lahan baku sawah dan luas panen, 2) melakukan pertemuan
secara berkala dan melibatkan instansi terkait spt.: BPS, PU, BPN,
Bappenas, dan Lapan, 3) melakukan kunjungan lapangan, dan 4)
menyusun data yang akurat mengenai luas baku sawah dan luas
panen padi.
Guna mendapatkan data lahan yang up to date dan
berkesinambungan, memanfaatkan data citra satelit tahun 2010
dan mempermudah petugas dalam pengumpulan data lahan
tersebut, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian di tahun 2013
mencoba melakukan pelatihan kepada petugas kecamatan tentang
metode pengumpulan data lahan berbasis peta di 2 (dua)
kabupaten yaitu Kabupaten Karawang dan Tangerang sebagai pilot
project. Dari kegiatan ini diharapkan petugas dapat melakukan
pengumpulan data lahan yang lebih akurat dan berkesinambungan.

Tujuan
Melakukan pelatihan kepada petugas kecamatan, PPL/THL dan
PPOPT dalam pengumpulan data lahan dengan menggunakan
peta kerja sebagai alat bantu untuk pengisian SP-Lahan

Sasaran
Terlatihnya petugas kecamatan, PPL/THL dan PPOPT dalam
pengumpulan data lahan dengan menggunakan peta sebagai alat
bantu untuk pengisian SP-Lahan.

Output
a. Terlatihnya 365 orang petugas yang terdiri dari petugas
kecamatan, PPL/THL, PPOPT, Dinas Kabupaten, Bina Marga
dan Dinas Tata Ruang di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten
Karawang dan Tangerang dalam pengumpulan data lahan
berbasis peta.

110
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

b. Tersosialisasinya Buku Pedoman Pengumpulan Data Lahan


Berbasis Peta di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Karawang
dan Tangerang.
c. Laporan Akhir

11. Workshop hasil analisis kinerja perdagangan


Merupakan bagian kegiatan analisis kinerja perdagangan, dengan
hasil output adalah 40 orang telah mengikuti workshop hasil
analisis kinerja perdagangan

12. Workshop hasil analisis penataan data tenaga kerja,penduduk dan


kemiskinan
Merupakan bagian dari kegiatan analisis penataan data tenaga
kerja,penduduk dan kemiskinan dengan output yang dihasilkan 40
orang yang telah mengikuti workshop.

13. Workshop sistem jaringan komputer


Memberikan ilmu pengetahuan jaringan komputer ke pada pokja
jaringan lingkup Kementerian Pertanian apa dan bagaimana
menangani jaringan komputer dan permasalahan dasar mengenai
jaringan agar pokja jaringan lingkup eselon I dapat dengan mudah
mengetahui, menanggani masalah didalam jaringam komputer
sedini mungkin. Dengan ini pusdatin sebagai pengelola jaringan
pusat akan mengadakan workshop jaringan komputer untuk
mendukung kinerja pokja jaringan komputer agar memahani dan
menangani permasalahan dengan cepat,tepat dan akurat.

Tujuan dan sasaran


meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengelola jaringan
komputer eselon I lingkup Kementerian Pertanian dalam hal
menangani permasalahan jaringan komputer.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya tenaga jaringan
komputer khususnya pokja jaringan yang handal yang mampu
menangani permasalahan jaringan komputer.

Output
30 orang peserta hadir dalam acara workshop dari target 40 orang

111
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

14. Workshop sistem informasi manajemen


Untuk memperkenalkan aplikasi tersebut diatas kepada user atau
pengguna, maka diperlukan kegiatan workshop yang tujuannya
adalah untuk menginformasikan tentang fungsi dan keberadaan
dari aplikasi-aplikasi tersebut.

Tujuan dan sasaran


Meng-informasikan tentang keberadaan aplikasi sistem
informasi manajemen (SIMONEV, SIMPEG dan E-Office)
Meng-informasikan tentang fungsi-fungsi dari sistem informasi
manajemen yang telah tersedia (SIMONEV, SIMPEG dan E-
Office)
Memperkenalkan prosedur dari aplikasi sistem informasi
manajemen yang telah tersedia (SIMONEV, SIMPEG dan E-
Office)

Output
44 orang telah menghadiri workshop sistem informasi manajemen

15. Workshop sistem informasi pertanian


Untuk memperkenalkan aplikasi kepada user atau pengguna,
maka diperlukan kegiatan workshop yang tujuannya adalah untuk
menginformasikan tentang fungsi dan keberadaan dari aplikasi-
aplikasi system informasi pertanian

Tujuan dan sasaran


1. Meng-informasikan tentang keberadaan aplikasi sistem
informasi pertanian (e-Form Hortikultura, Aplikasi Non
Komoditas, Geodatabase Pertanian dan Metadata Spasial,
SIG serta Percepatan Data)
2. Meng-informasikan tentang fungsi-fungsi dari sistem informasi
pertanian yang telah tersedia (e-Form Hortikultura, Aplikasi
Non Komoditas, Geodatabase Pertanian dan Metadata
Spasial, SIG serta Percepatan Data)
3. Memperkenalkan prosedur dari aplikasi sistem informasi
pertanian yang telah tersedia (e-Form Hortikultura, Aplikasi
Non Komoditas, Geodatabase Pertanian dan Metadata
Spasial, SIG serta Percepatan Data)

112
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

16. Pelaksanaan HIPI


Dalam kegiatan usaha tani, petani sebenarnya sudah banyak yang
menggunakan teknologi informasi modern seperti handphone,
radio, maupun televisi / parabola di tempat tinggalnya di desa,
namun seringkali teknologi informasi tersebut tidak dioptimalkan
untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Hal ini boleh jadi karena
fasilitas akses untuk bisnis pertanian dan pengetahuan tentang
informasi pertanian melalui media teknologi informasi tersebut
masih terbatas dimiliki petani.
Pada bagian lain fungsi penyuluh pertanian berpotensi dan
cenderung menurun disebabkan berbagai hal seperti keterbatasan
jumlah penyuluh, keterbatasan sarana update informasi
pengatahuan baru bagi penyuluh dan keterbatasan waktu interaksi
dan tatap-muka penyuluh dengan petani
Dengan berkembangnya informatika dalam bidang pertanian
diharapkan akan menjadi salah satu solusi yang dapat membuat
petani menjadi pengguna langsung (end-user) Teknologi
Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI).

Dengan semangat untuk membangun sektor pertanian pada


umumnya, dan petani pada khusunya dengan melalui pemanfaatan
teknologi informasi, maka diselenggarakan kegiatan seminar
nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia (HIPI).

Tujuan dan sasaran


1. Memfasilitasi para peneliti dalam menyampaikan hasil
penelitian, pengembangan, pemikiran dan penelaahan dalam
bidang informatika pertanian untuk membantu petani sebagai
subyek pembangunan ekonomi agraris.
2. Memberikan wawasan mengenai informatika pertanian baik
antar peneliti, praktisi pertanian, antara peneliti dan penentu
kebijakan, maupun antara peneliti dengan berbagai kalangan.
3. Memberikan gambaran terkini ilmu dan masalah mengenai
kondisi dan perkembangan informatika pertanian di Indonesia.

Sedangkan sasaran dari Pelaksanaan HIPI ini yaitu Memberikan


gambaran terkini ilmu dan masalah mengenai kondisi dan
perkembangan informatika pertanian di Indonesia.

Output
75 orang dari semua kalangan hadir dalam seminar HIPI dari target
150 orang

113
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

17. Workshop website


Sehubungan dengan kebutuhan untuk membangun Aplikasi Web
dan tersedianya SDM untuk membangun aplikasi tersebut, Pusdatin
menyelenggarakan workshop Website. Sehingga memudahkan bagi
peserta workshop yang baru pertama kali belajar membangun
sebuah Web dengan HTML (HyperTex Markup Language).

Sistem pengetahuan dan informasi Pertanian dirumuskan sebagai


peningkatan keserasian antar pengetahuan, lingkungan dan
teknologi yang diperlukan melalui sinergi berbagai pelaku, jejaring
kerja, dan lembaga yang akan menciptakan proses kesinambungan
dalam transformasi, transmisi, dokumentasi, pencarian informasi,
integrasi, difusi serta pemanfaatan informasi secara bersama.
Perkembangan jejaring pertukaran informasi di antara pelaku
agribisnis merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem
pengetahuan dan informasi Pertanian.

Tujuan dan sasaran


Tujuan dari pelaksanaan workshop website ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan pengelola website lingkup pertanian
yang ada di pusat dan daerah. Sedangkan, Sasaran dari pelaksanaan
workshop website ini adalah tersedianya tenaga pengelola website yang
handal.

Output
27 orang hadir dalam pelaksanaan workshop dari target 50 orang

18. Workshop perbaikan metode pengumpulan data pertanian (FGD)


Permasalahan sering timbul bahwa produksi padi dan jagung
nasional dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Dari hasil
perhitungan produksi padi dan jagung yang dicapai saat ini, sudah
mencukupi untuk kebutuhan nasional. Akan tetapi pada
kenyataannya sampai saat ini masih ada impor untuk kedua
komoditas tersebut. Hal ini berakibat pada sering menjadi bahan
pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi, apakah ada kesalahan
dalam pendataan atau karena sebab lain yang sulit dijelaskan.
Hal sama terjadi pada komoditas lainnya seperti daging sapi, dari
data populasi diperkiran akan mencukupi atau hanya sedikit impor,
tetapi pada kenyaataannya barang tersebut langka di pasaran
sehingga harga melambung tinggi.

114
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Dari beberapa kasus yang ada akan timbul keraguan akan kualitas
data yang ada. Apakah data sudah dikumpulkan dengan benar
sesuai dengan metodologi pada buku pedoman, atau tidak
dilakukan dengan benar sehingga data kurang objektif sesuai
dengan kondisi lapangan.
Permasalahan lain dalam pengumpulan data diberlakukannya
otonomi daerah, sehingga kewenangan pusat menjadi berkurang.
Hal ini juga berakibat aliran data dari daerah ke pusat menjadi
kurang lancar. Adanya intervensi dari berbagai kepentingan
mengakibatkan kualitas data menjadi kurang objektif. Data sering
disesuaikan dengan program dan kinerja daerah
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu forum
diskusi/workshop untuk membahas permasalahan data pertanian.
Forum ini dengan mengundang pakar-pakar yang kompeten dalam
bidang data statistik pertanian.

Tujuan dan sasaran


1. Menyoal kualitas data pertanian
a. Evaluasi metodologi pengumpulan data pertanian
b. Evaluasi alur pengumpulan dan organisasi pelaksana
c. Evaluasi SDM dan infrastruktur pendukung
2. Memformulasikan solusi pengumpulan data pertanian

Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:


1. Teridentifikasinya problematika kualitas data pertanian.
2. Tersusunnya rekomendasi pengumpulan data pertanian.

Output
200 Orang dari Lingkup Kementerian Pertanian, Akademisi, Praktisi
dan Komunitas antara lain BPS, Asosiasi/pengusaha yang
bergerak dalam bidang pertanian, Pejabat Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian, BPPT, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, Pasar Induk
Komoditas Pertanian dan Pejabat Fungsional Statistisi

19. Forum komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian

Kegiatan forum komunikasi statistik dan informasi pertanian


diselenggarakan setiap tahun dalam rangka menyamakan persepsi
dan menyepakati kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tiap
tahun anggaran, yaitu terjadinya sinkronisasi kegiatan
perstatistikan baik yang dilaksanakan oleh Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, Eselon I yang terkait, Dinas Pertanian di
daerah maupun mitra kerja lainnya. Dalam Forum Komunikasi ini

115
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

akan dilakukan koordinasi langkah-langkah yang harus dilakukan


dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. Untuk tahun anggaran 2011
kegiatan forum masih diarahkan daerah yang aktif dalam baik
dalam menyampaikan informasi maupun permasalahan-
permasalahan yang ada di daerah. Kegiatan perstatistikan
pertanian akan disesuaikan dengan rencana strategis Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian dan Dinas Pertanian Propinsi serta
arahan-arahan yang diberikan oleh Pimpinan Kementerian
Pertanian dalam rangka pelaksanaan program otonomi daerah
sebagai langkah untuk mempertahankan swasembada pangan dan
sistem usaha agribisnis.
Forum Komunikasi statistik dan sistem informasi pertanian tahun
2013 dilaksanakan di Propinsi Banten pada tanggal 27 Februari
s.d 1 Maret 2013. Peserta yang diundang antara lain Dinas
Pertanian, dinas peternakan, dinas perkebunan propinsi, eselon I
lingkup Kementerian Pertanian, dinas pertanian kab/kota terpilih
dan narasumber terkait.
Tema forum statistik dan sistem informasi pertanian TA 2013
adalah Melalui Upaya Percepatan Pelaporan, Kita Tingkatkan
Ketersediaan Data Pertanian Secara Tepat Waktu

Tujuan dan sasaran :


1. Sinkronisasi kegiatan penyelenggaraan statistik dan
pengembangan sistem informasi pertanian di tingkat pusat
maupun daerah, yang meliputi pengembangan dan
penyempurnaan metode pengumpulan, pengolahan, analisis,
penyajian statistik pertanian serta meningkatkan kualitas SDM
dalam bidang statistik dan sistem informasi pertanian.
2. Mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai maupun hambatan-
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan
perstatistikan tahun sebelumnya.
3. Memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
penyelenggaraan statistik dan pengembangan sistem informasi
pertanian baik di tingkat pusat maupun daerah.
4. Meyusun perencanaan kegiatan perstatistikan berkaitan
dengan pengumpulan data pertanian melalui formulir elektronik
baik di Pusat maupun di daerah.

Output
1. Tersusunnya Program Perstatistikan Pertanian 2013 dan
Pelaksanaan Sensus Pertanian 2013
2. Progam Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian 2013 .

116
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Tersusunnya berbagai alternative/ solusi pemecahan terkait


masalah kelembagaan dan perstatistikan serta sistem informasi
pertanian.
4. Draft Rumusan Forum Komunikasi dan Informasi Pertanian
Tahun 2013 .
5. Laporan lengkap hasil penyelenggaraan Forum Komunikasi
dan Informasi Pertanian

Saran/Tindaklanjut:
1. Untuk mengoptimalkan dan mengetahui informasi dari pusat
dan daerah dan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
diharapkan dalam pelaksanaan forum komunikasi statistik dan
sistem informasi diadakan perwilayah ataupun persubsektor.
2. Peserta yang hadir adalah peserta yang diundang dalam surat
undangan atau yang menangani perstatistikan.
3. Topik/tema lebih fokus lagi sehingga tujuan dan sasaran
tercapai.

5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran


a. Administrasi Kegiatan
Dengan pengaturan administrasi yang, tertib, terintegrasi dan
menyeluruh, kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai
rencana dan jadwal yang telah disusun sebelumnya. Maka di tahun
2013 dilakukan kegiatan administrasi guna mendukung pelaksanaan
kegiatan.

Tujuan
Untuk mengatur, mengelola dan mengkoordinasikan jalannya kegiatan
secara terintegrasi dan menyeluruh, sehingga tercipta prinsip efisiensi
dan efektifitas.

Sasaran
Sasaran yang akan dicapai adalah mendukung seluruh kegiatan yang
akan dilakukan baik dalam pendanaan maupun secara teknis
operasional juga terlaksananya kegiatan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan sesuai dengan tujuan dalam hal perstatistikan dan
Sistem Informasi Pertanian

Output
1. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan ( Juklak)
2. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan (Juknis)
3. Rencana Operasional Kegiatan (ROK)
4. Hasil keputusan rapat- rapat koordinasi baik dengan lingkup
Pusdatin maupun menghadiri undangan dari instansi terkait,

117
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

monitoring kegiatan dari masing-masing kegiatan teknis di bidang


lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Outcome
Kegiatan terselenggara dengan tertib dan efisien sesuai juklak,juknis
dan ROK yang disusun

b. Dokumen Penyusunan Program dan Rencana Kerja Tahunan


Untuk mewujudkan koordinasi dan sinkronisasi pada penyelenggaraa
Pembangunan Pertanian mulai dari tahap perencanaan pelaksanaan
sampai kepada pengendalian dan pengawasannya perlu disusun
program yang jelas. Untuk menyusun program/rencana kegiatan
seyogyanya mengacu kepada rencana strategis.
Setelah rencana kegiatan disusun kemudian dituangkan dalam
program-program yang disusun oleh bidang-bidang yang ada di Pusat
Data dan Informasi Pertanian. Program yang disusun dituangkan
dalam kegiatan-kegiatan dibidang masing-masing disesuaikan dengan
Tupoksi masing-masing bidang.

Kegiatan yang disusun dilaksanakan secara sistematis dan terencana


untuk mencapai tujuan tertentu dan sasaran yang jelas, serta
seyogyanya telah memenuhi persyaratan teknis, ekonomis dan
lingkungan.

Tujuan
Kegiatan ini adalah rencana/program kerja yang terpadu dan
menyeluruh, mengenai kegiatan pembangunan dan pengembangan
data pertanian tahun anggaran 2013 dan 2014 secara bertahap dan
berkesinambungan

Sasaran
Tersusunya rencana kegiatan rencana kegiatan tahun anggaran 2014
secara penggunaan anggaran secara tepat dengan mengacu kepada
efisiensi penggunaan anggaran

Output
Tersusunnya RKA-KL, TOR, Renja, Nota keuangan, RAB, DIPA, POK,
Penetapan Kinerja

118
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Kendala
Banyaknya revisi kegiatan sehingga mempengaruhi/menggagu
pelaksanaankegiatan

Saran/Tindaklanjut:
Perencanaan kegiatan yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan
menganut efisiensi anggaran, sehingga pada pelaksanaan tidak terjadi
revisi yang disebabkan kekurangan anggaran ataupun
ketidaksesuaian output yang dihasilkan.

c. Dokumen Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan


Satker
Dewasa ini dokumen merupakan hal yang sangat penting bagi dunia
administrasi terutama yang berkaitan dengan data data keuangan,

Pada tahun anggaran 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi


Pertanian mempunyai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di daerah-
daerah yang banyak melibatkan instansi terkait di daerah. Guna
mendukung kegiatan kegiatan yang ada di Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertaniann perlu didukung adanya proses penyelesaian
administrasi yang tepat sehingga sirkulasi keuangan akan menjadi
cepat dan teratur. Dalam rangka meminimalisasi atau menghindari
adanya kesalahan- kesalahan pada pembukuan maka perlu adanya
verifikasi dan pembukuan keuangan yang tertatur dan benar menurut
sesuai peraturan yang berlaku maka untuk itu perlu adanya kegiatan
verfikasi dan pembukuan guna mendukung proses administrasi yang
lebih cepat efektif dan efisien.

Tujuan dan sasaran


Melakukan tertib administrasi pembukuan keuangan yang lebih efektif
dan efisien.

Output
1. Dokumen administrasi yang telah diverifikasi
2. Dokumen SPP serta laporan Keuangan
3. Penarikan anggaran TA 2013 setiap bulannya

d. Penyusunan SAI dan Laporan Keuangan


Kegiatan penyusunan SAI dan laporan keuangan guna mendukung
kelancaran administrasi keuangan yang mengutamakan pada prinsip

119
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

prinsip efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran pemerintah


bidang pertanian dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

Tujuan
Melakukan tertib administrasi keuangan serta membantu lancarnya
laporan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.

Sasaran
Terlaksananya laporan keuangan yang tertib dan benar.

Output
1. Laporan bulanan SAI dan SPM12 bulan
2. Laporan Kuangan Triwulanan dan Semesteran
3. Laporan realisasi tahunan.

Kendala/permasalahan
Pada saat penyusunan laporan SAI, kelengkapan data BMN belum
terupdate sehingga memperlambat dalam penyusunan laporan SAI

Pemecahan masalah
Koordinasi dengan petugas BMN terkait dengan penyusunan laporan
SAI

e. Dokumen Penyusunan Laporan SABMN


Pusat Data dan Sitem Informasi Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan Penyusunan Dokumen SIMAK SABMN Kementerian.
Dalam rangka menunjang tugas pokok tersebut maka diperlukan
laporan Barang Milik Negara yang akurat tepat dan efektif sehingga
tidak ada barang yang diadakan tidak tercatat dan terlaporkan ini juga
salah satu factor untuk dapat menghindari dari kerugian negaraa
dalam rangka Pencapaian opini WTP SIMAK BMN sangat diandalkan
karena masalah yang muncul banyak terjadi dari aset-aset Negara
yang kurang tertip administrasinya.

Dengan tertibnya administrasi pengelolaan Barang Millik Negara


dengan baik maka kerugian Negara dapat dihindari dan termonitor
dengan baik sehingga dapat menunjang Tupoksi Pusat Data dan
Sistem Informasi dengan efektif

120
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan dan sasaran


1. Tercatatnya semua Pembelian dan Pengadaan Barang
2. Tertipnya Administrasi Pengelolaan Barang Milik Negara
3. Dapat secara efektif dalam penggunaan dan Pemanfaatan Barng
Milik Negara
4. Termonitornya Barang Persediaan di Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian

Sasaran Tertibnya administrasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Barang


Milik Negara secara tepat dan efektif.

Output
1. Berita Acara Rekonsialiasi
2. Laporan bulanan BMN
3. Stock Opname Fisik Persediaan tiap bulan

f. Dokumen Pelaksanaan hibah aset


Pusat Data dan Sitem Informasi Pertanian sebagai satker mandiri
mempunyai tugas melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Hibah Aset
Kementerian Pertanian. Dalam rangka menunjang tugas pokok
tersebut maka diperlukan laporan Barang Milik Negara yang akurat
tepat dan efektif sehingga tidak ada barang yang diadakan tidak
tercatat dan terlaporkan ini juga salah satu faktor untuk dapat
menghindari dari kerugian negara dalam rangka Pencapaian opini
WTP Dokumen Pelaksanaan Hibah Aset sangat diandalkan karena
masalah yang muncul banyak terjadi dari aset-aset Negara yang
kurang tertib administrasinya.
Aset Pusat Data dan Sistem Informasi yang ada di daerah perlu
dilakukan hibah dalam rangka penertiban catatan aset.

Tujuan dan sasaran


1. Terhibahkannya semua aset-aset yang berada di pusat dan
daerah.
2. Tertibnya Administrasi Pengelolaan Barang Milik Negara.
3. Dapat secara efektif dalam penggunaan dan Pemanfaatan Barang
Milik Negara
4. Tercatatnya Barang Persediaan di Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian

Sasaran Tertibnya administrasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Barang


Milik Negara

Output
1. Rekomendasi Hibah yang sudah disetujui KPKNL
2. Jawa Tengah GPS 68 unit nilai Rp.830.856.000,-

121
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

3. Yogyakarta GPS 18 unit nilai Rp. 139.476.000,-


4. Cek fisik KPKNL dilaksanakan di Kota Depok, Kota Bogor dan
Kabupaten Bogor
5. Hibah yang sedang diaudit Inspektorat Jenderal ada 17 Provinsi

g. Dokumen Pelaksanaan Penghapusan BMN


Berdasarkan dengan UU No. 17 Tahun 2003 bahwa Presiden
menyampaikan RUU Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada
DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK paling lambat
6 bulan setelah Tahun Anggaran. Sebagai wujud reformasi birokrasi
sekarang ini, pemerintah sangat fokus terhadap laporan keuangan dan
barang. Pencapaian dan ekspektasi opini audit BPK atas LKPP dan
LKKL menjadi salah satu target yang dicanangkan oleh Presiden.
Salah satu indicator laporan Keuangan dengan nilai baik yaitu
pengelolaan dan pencatatan asset secara benar.,
Asset Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian tersebar di beberapa
Propinsi yang pengadaannya beberapa tahun yang lalu. Untuk itu
perlu inventarisasi asset khususnya di daerah/propinsi untuk dilakukan
penghapusan. Tahun 2013 akan dilakukan penghapusan Barang Milik
Negara

Tujuan dan sasaran


Tujuan Kegiatan ini adalah :
1. Menghapus BMN yang berada di Pusdatin dan Daerah
2. Menghapus BMN melaui proses Hibah maupun Transfer
3. Pemanfaatan, Pengelolaan, Penatausahaan, Pemindahtanganan
dan Penertiban BMN.

Sasaran kegiatan ini adalah menghapus BMN Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian yang berada di Pusat dan Daerah.

Output
1. Pelaksanaan Penghapusan BMN melalui lelang dengan nilai Nilai
lelang sebesar Rp. 18.700.000,-, Peralatan dan inventaris kantor
senilai Rp. 505.845.525,-, Nilai lelang sebesar Rp. 6.335.000,-,
2. Proses transfer aset ke daerah ada di 7 BPTP Provinsi berupa
Komputer PC
3. Telah diselesaikan Transfer PC di BPTP dengan nilai BPTP
Bangka Belitung senilai Rp. 15.146.208,- (2 unit PC), BBPPTP
Bogor senilai Rp. 50.395.520,- (5 unit PC), BPTP Jawa Tengah
senilai Rp. 30.292.416,- (4 unit PC), BPTP Banten senilai Rp.
15.146.208,- (2 unit PC):

122
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tindak lanjut
Pendataan ulang Aset yang sudah tidak dipergunakan

h. Dokumen Pengelolaan dan Pembinaan Kepegawaian


Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian,
khususnya kegiatan pengelolaan dan pembinaan Kepegawaian adalah
untuk menyediakan pelayanan pengelolaan kepegawaian

Adapun kegiatan yang perlu diperhatikan adalah :


Meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan kepegawaian dan
penyajian data kepegawaian melalui penguasaan dan penerapan
teknologi informasi dalam menghadapai tantangan global dalam
manajemen sember daya manusia.

Tujuan
Untuk menyediakan pelayanan terhadap pengelolaan kepegawaian
yang memerlukan pembukuan dan mutasi kepegawaian dari mulai
proses pengangkatan , Proses kenaikan pangkat sampai pada proses
pemberhentian pegawai.

Sasaran
Meningkatnya kemampuan pembukuan dan mutasi kepegawaian dari
mulai pengangkatan pegawai, kenaikan pangkat sampai pada
dokumen pemberhentian lembaga pemerintah dan dalam mengelola
manajemen kepegawaian memalui SIMPEG serta penggunaan secara
tepat.

Output
Update Data Pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
antara lain Dokumen Kenaikan Pangkat Reguler, KGB : 40 orang
periode Januari s/d Oktober 2013, SK KP

i. Penyusunan Renstra Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


2015-2019
Setiap unit kerja suatu instansi termasuk Pusat Data dan Informasi
Pertanian, mempunyai visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai
dalam kurun waktu 5 tahun yang disebut Rencana Strategis (Renstra).

Untuk mendukung kinerja pembangunan Kementerian Pertanian pada


renstra 2015-2019 dalam pencapaian 4 Target Utama Pembangunan
pertanian ke depan yang meliputi : 1. pencapaian swasembada dan

123
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

swasembada berkelanjutan 2. Peningkatan deversifikasi pangan


3.peningkatan nilai tambah 4. peningkatan kesejahteraan petani.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian selaku institusi sesuai
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010
tertanggal 14 Oktober 2010, yang menyatakan bahwa Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, dan
pelayanan data dan informasi pertanian. Dalam melaksanakan tugas
tersebut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
menyelenggarakan fungsi a) penyediaan dan pelayanan data dan
informasi komoditas pertanian, b) penyediaan dan pelayanan data dan
informasi non komoditas pertanian, c) pengelolaan dan pelaksanaan
pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian; dan d)
pelaksanaan administrasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Tahun 2013 merupakan tahun keempat pada renstra 2010 2014.


Untuk itu, perlu menyusun renstra untuk 2015 2019 yang dijadikan
pedoman/acuan dalam pelaksanaan kegiatan selama 5 tahun.

Tujuan dan sasaran


Tujuan dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Renstra Pusdatin 2015
-2019 ialah untuk menyusun renstra Pusdatin 2015-2019

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersusunnya


renstra Pusdatin 2015-2019 yang telah mengacu pada Renstra
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian serta Rencana Kerja
Pemerintah,

Output
Draft Renstra Pusdatin 2015 - 2019

Kendala/Permasalahan
Rapat penyusunan Renstra yang melibatkan eselon III lingkup Pusat
Data dan Sistem Informasi tidak sesuai jadwal dikarenakan masing-
masing bidang/bagian lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian melaksanakan kegiatan masing-masing

Pemecahan Masalah
Penjadwalan dan koordinasi lebih lanjut dengan bidang/bagian dalam
penyusunan renstra

124
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

6. Laporan Kegiatan dan Pembinaan


a. Penyusunan Laporan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan
Wujud konkret pelaksanaan keberhasilan suatu instansi dalam hal
pengembangan akuntabilitas kinerja yaitu terlaksananya sistem
pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Pusdatin
sebagai satker mandiri yang secara administratif berada dibawah
Sekretariat Jenderal, pada tahun 2014 telah mengelola DIPA sendiri
sehingga berkewajiban untuk menyampaikan laporan AKIP yang
berguna sebagai alat untuk mengukur kinerja suatu unit kerja
pemerintah.

Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan dilakukan


dengan cara memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan baik
secara langsung melalui kunjungan lapangan maupun secara tidak
langsung melalui pelaporan dan melihat implementasi hasil kegiatan
pengembangan sistem informasi serta pelayanan informasi pertanian
dengan baik dan lancar, dengan cara mengatur, mengawasi dan
mengoreksi seluruh kegitan yang dilaksanakan, agar tercapai sasaran
yang telah ditetapkan dalam TOR masing-masing kegiatan maupun
visi dan misi Pusdatin dengan cara efektif dan efisisen.
Hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan kinerja bulanan,
triwulanan, laporan semesteran dan laporan tahunan, serta
pengadministrasian kegiatan pengadaan barang dan jasa.
Di dalam kegiatan ini ada sub kegiatan yaitu survey kepuasan
pengguna layanan Pusdatin.

Tujuan
1. Kegiatan ini yaitu untuk mengetahui perkembangan kemajuan
pelaksanaan kegiatan di Pusdatin,mengetahui sedini mungkin
hambatan dan masalah yang terjadi atau mungkin akan terjadi
dalam pelaksanaan kegiatan serta memberikan jalan
pemecahannya dan mengevaluasi dan menyusun laporan
2. Menyempurnakan kuesioner survei kepuasan pengguna layanan
yang sudah disusun tahun sebelumnya;
3. Menyusun kuesioner survei kepuasan pengguna layanan lainnya;
4. Melaksanakan survei kepuasan pengguna layanan Pusdatin;
5. Melakukan analisis hasil survei kepuasan pengguna layanan
Pusdatin;

Sasaran
1. Terlaksananya kegiatan-kegiatan di Pusat Data dan Informasi
Pertanian secara baik dan benar sesuai dengan yang tertuang
dengan TOR dan diperolehnya hasil pelaksanaan kegiatan selama

125
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

tahun anggaran 2013 yang meliputi laporan bulanan, triwulanan


dan laporan akhir.
2. Diketahuinya sejauh mana kepuasan pengguna terhadap layanan
Pusdatin
3. Diketahuinya apakah ada layanan-layanan yang memerlukan
peningkatan dan perbaikan.

Output
1. Laporan Bulanan,
2. laporan triwulan simonev PP 39
3. laporan kinerja per semester
4. LAKIP TA 2012
5. ISO, sosialisasi penerapan SOP
6. SPI antara lain menghadiri SPI lingkup Sekretariat Jenderal setiap
bulannya dan penyelenggaraan SPI oleh Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian pada bulan Agustus 2013
7. laporan hasil evaluasi triwulan kegiatan
8. laporan hasil survei kepuasan pengguna layanan Pusdatin

Kendala
1. Laporan dari masing-masing bidang tidak tepat waktu
2. Pelaksanaan kegiatan survei dilaksanakan di triwulan ke tiga,
sehingga hasil survei kurang maksimal.

Saran/Tindaklanjut:
1. Tertib dan tepat waktu dalam penyampaian laporan sehingga
menunjang dalam jenis pelaporan-pelaporan lainnya
2. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal

b. Penyusunan News Letter


Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian,
khususnya dalam pengelolaan statistik dan sistem informasi
merupakan tugas pokok dan fungsi Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian . Untuk itu perlu dilakukan untuk itu perlu dilakukan
peningkatan sumberdaya manusia dalam pengelolaan statistik
pertanian dan agar penerapan sistem informasi dan manajemen
moderen dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan di tingkat
nasional.

126
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
Membuat publikasi perstatistikan dan sistem informasi dan sebagai
sarana komunikasi para pejabat fungsional pranata komputer dan
statistisidi lingkup Kementerian Pertanian khususnya di Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian. Disamping itu bertujuan
menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian agar diketahui oleh semua pihak
terutama yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sasaran
Diterbitkannya news letter setiap bulan hasil kegiatan Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian tahun 2013. Kegiatan ini menambah dan
melengkapi sarana serta fasilitas perpustakaan dan perkantoran di
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Output
Menambah dan melengkapi sarana komunikasi dan panduan untuk
program kegiatan di Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Kendala
1. Keterlambatan dalam penerbitan news letter.
2. Berita/info yang diterbitkan dalam news letter tidak up to date

Saran/Tindaklanjut:
News letter dilaksanakan sesuai dengan jadwal, sehingga berita yang
disajikan terkini.

c. Dengar Pendapat Dengan Organisasi/Lembaga (Mendukung


RAPIM)
Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian,
khususnya Kegiatan Kehumasan dan Dengar Pendapat dengan
Organisasi dan Lembaga dan Tokoh Masyarakat adalah untuk
menyediakan pelayanan terhadap para mitra kerja dan lembaga
pemerintah yang sering memerlukan penyajian data pertanian maupun
dalam membantu pimpinan. Untuk itu perlu dilakukan pembiayaan dan
peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.

127
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sesuai arah kebijakan dalam bidang kehumasan adalah :

Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalui media


massa modern dan media tradisional untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa; memperkukuh persatuan dan kesatuan;
membentuk kepribadian bangsa, serta mengupayakan keamanan
hak pengguna sarana dan prasarana informasi dan komunikasi.
Meningkatkan kualitas pelayanan penyajian data di berbagai
bidang melalui penguasaan dan penerapan teknologi informasi dan
pelayanan tayangan dan penyajian data guna memperkuat daya
saing bangsa dalam menghadapi tantangan global.
Membangun pelayanan penyajian data dan manajemen yang
profesional antara pusat dan daerah serta antar daerah secara
timbal balik dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

Tujuan
Menyediakan pelayanan terhadap para mitra kerja dan lembaga
pemerintah yang sering melaksanakan kehumasan.

Sasaran
Terlayaninya keperluan pimpinan dalam melaksanakan rapat

Output
Pelayanan tayangan dalam satu tahun antara lain 35 kali pelaksanaan
Rapim,10 kali pelaksanaan Raker,4 kali pelaksanaan RDP dan 10 kali
pelayanan rapat lainnya.

d. Laporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Kearsipan


Sebagai salah satu bentuk atau cara untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang memerlukan data dan informasi adalah
dengan tersedianya informasi statistik dan system informasi dalam
bentuk buku yang dikelola dalam perpustakaan. Penataan dan
pengarsipan dokumen dalam perpustakaan

Tujuan
Menyediakan dan melayani kebutuhan informasi bagi pengguna dan
masyarakat umum

128
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sasaran
Tersosialisasikannya produk yang dihasilkan oleh Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian pada mitra kerja dan masyarakat.
Disamping itu juga fungsi kehumasan semakin memberi kontribusi
nyata bagi Pusdatin. untuk itu diharapkan tersedianya data dan
Informasi lainnya

Output
Terpenuhinya semua Pengelolaan Kearsipan dan Perpustakaan yang
terkait dengan tugas dan fungsi pusdatin antara lain

e. Penyelenggaraan Pameran Pusdatin


Sebagai salah satu bentuk atau cara untuk memberikan pelayanan
dan mempublikasikan produk Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian kepada masyarakat yang memerlukan data dan informasi
adalah melalui Pameran.
Pameran merupakan bagian yang integral dengan pelaksanaan fungsi
Kehumasan sebab merupakan salah satu sarana yang efektif untuk
publikasi. Sesuai arah kebijakan dalam bidang humas yang meliputi :

Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalui fungsi


humas dan media massa modern dan media tradisional untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa; memperkukuh persatuan dan
kesatuan; membentuk kepribadian bangsa, serta mengupayakan
keamanan hak pengguna sarana dan prasarana informasi dan
komunikasi.
Meningkatkan kualitas pelayanan humas dapat menghasilkan
penyajian data di berbagai bidang melalui penguasaan dan
penerapan teknologi informasi dan pelayanan tayangan dan
penyajian data guna memperkuat daya saing bangsa dalam
menghadapi tantangan global.
Membangun pelayanan humas dan penyajian data dan
manajemen yang profesional antara pusat dan daerah serta
antardaerah secara timbal balik dalam rangka mendukung
pembangunan nasional.

Tujuan
Sebagai sarana untuk menyebarluaskan produk yang dihasilkan Pusat
Data dan Informasi Pertanian baik berupa Pengembangan Sistem
Informasi maupun Pengembangan data dan Statistik Pertanian agar
diketahui masyarakat umum terutama semua pihak yang berkaitan
dengan data dan statistik Pertanian. butuhkan data dan informasi
khususnya dari sektor Pertanian untuk menyebarluaskan kepada mitra

129
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

kerja dan masyarakat apa yang menjadi tugas pokok Pusat data dan
Informasi Pertanian serta memberikan pelayanan pelayanan terhadap
para mitra kerja, lembaga pemerintah dan masyarakat umum.

Sasaran
Tersebarnya informasi pusdatin melalui kegiatan pameran dan
Terpublikasinya produk-produk yang telah dihasilkan dalam kegiatan
yang telah dikembangkan selama ini.

Output
Terlaksananya pelaksanaan Kegiatan Pameran Pusdatin dalam satu
tahun antara lain Peran serta dalam Pameran Pekan Flori dan Flora
Nasional Tahun 2013 di Yogyakarta, Peran serta dalam Pameran Hari
Pangan Sedunia Tahun 2013 di Padang, Sumatera Barat

f. Laporan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah dan Luar Negeri


Pada akhir-akhir ini perdebatan mengenai terjadinya perbedaan data
komoditas pertanian kembali mencuat. Terlebih data komoditas
padi/beras, mulai dari data luas lahan, data produktivitas, sampai
dengan data konsumsi per kapita. Seiring dengan hal tersebut
Pusdatin sebagai penyedia data statistik pertanian yang akurat harus
dapat menggambarkan kondisi pertanian yang ada, dan untuk
mewujudkan dan memberikan data-data yang valid sangat diperlukan
adanya dukungan teknologi informasi yang handal. Data statistik yang
akurat, tepat waktu, kontinyu dan obyektif sangat diperlukan dalam
seluruh tahapan pembangunan baik pembangunan pertanian
khususnya maupun pembangunan pada umumnya.
Pusat Data dan Informasi Pertanian yang mempunyai tugas pokok
fungsinya melaksanakan pembinaan sistem informasi pertanian serta
pelayanan informasi pertanian dalam mendukung pembangunan
sistem dan usaha agribisnis.

Untuk mendukung tugas dan fungsi tersebut baik pelaksanaan


kegiatan dibidang statistik dan sistem informasi sangat diperlukan
informasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, oleh sebab
itu diperlukan adanya kerjasama statistik dan sistem informasi
pertanian dengan lembaga nasional dan internasional.

Kegiatan kerjasama statistik dan sistem informasi pertanian dengan


lembaga nasional dan internasional adalah untuk meningkatkan
kemampuan (capacity building), memperluas jaringan di bidang
statistik dan informasi pertanian serta memperoleh informasi
berhubungan dengan statistik dan informasi pertanian.

130
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Tujuan
1. Melakukan kerjasama perstatistikan dengan lembaga-lembaga
terkait baik dalam negeri maupun luar negeri
2. Mengikuti perkembangan metodologi statistik dan teknologi
informasi pertanian baik di dalam maupun diluar negeri

Sasaran
Meningkatnya kemampuan serta bertambah luasnya jaringan kerja
dalam bidang teknologi dan informasi pertanian serta diperolehnya
informasi perstatistikan dan sistem informasi baik nasional maupun
internasional.

Output
Laporan Kunjungan dalam dan Luar Negeri antara lain mengikuti
Workshop di Malaysia (BIMP EAGN) dan Paris (AMIS)

Kendala
1. Kebijakan dari pimpinan untuk melaksanakan kunjungan ke Luar
Negeri, sehingga tidak teralisasi secara maksimal
2. Peserta Undangan ke luar negeri dibiayai oleh penyelenggara

7. Alat Pengolah Data dan Multimedia


Saat ini, pengolahan data harus dilakukan secara cepat dan berjenjang,
mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi hingga pusat.
Kondisi seperti ini berpengaruh pada ketepatan waktu penyajian data,
sehingga data yang tersedia menjadi tidak lengkap dan akhirnya menjadi
kurang bermakna. Kendala lain yang sering dijumpai yaitu adanya sarana
yang kurang memadai, sehingga data yang disajikan akurasinya rendah.
Dalam rangka mendukung kelancaran pengiriman data serta agar dapat
memberikan informasi , maka perlu didukung alat pengolah data guna
mendukung teknologi informasi pertanian khususnya Kementerian
Pertanian baik ditingkat Pusat maupun daerah

Tujuan
Menyediakan alat pengolah data dalam rangka pengolahan data serta
untuk meningkatkan arus informasi maupun untuk meningkatkan
pengembangan sistem informasi di Kementerian Pertanian

131
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Sasaran
Tersedianya alat pengolah data, software pendukung teknologi informasi
di bidang pertanian dan perangkat penunjang

Output
1. Pengadaan alat pengolah data dan komunikasi : Screen Transparan,
notebook, printer hitam putih dan warna, PC tablet, camera digital LSR,
Handy cam, eksternal hardisk(1-4 terra, 500 gb), tv monitor,sound
system wireless,DVD duplikator, pc unit, LCD proyektor( biasa dan
5000 Lumen), fingger print, mesin tik elektrik, screen elektric, laptop,
developer server, camera geotacking, software upgrade computer, ups,
mesin penghancur kertas, camera pocket, DVD RW External Alat Ukur
kadar air, AC ruang, Smartphon android, LED,vOIS RE
2. Peningkatan kapasitas data center Kementerian Pertanian : Upgrade
untuk menambah kapasitas dan kecepatan transfer data : Upgrade 20
TB, Enclosure 20 TB, 10Gbps Switch (2 paket),Penambahan memory
server , 7 paket, Peningkatan kemampuan firewall yg dapat menangani
security dengan maksimal serta mempercepat akses internet,
UTM,Cache engine, Antispam email 3 unit, Peningkatan kemampuan
dan kapasitas SSL e-mail Kementan, Lisensi SSL 2 tahun 1 paket
3. Pengadaan situation room Kementan, Desain Situation Room oleh
Konsultan Perencana, Desain professional Situation Room oleh tenaga-
tenaga ahli multimedia, interior dan mechanical engineering,
Pengembangan berdasarkan desain yang telah dirancang oleh
Konsultan Perencana ditambah masukan dan saran dari Biro Umum
HUMAS serta Pusdatin, Pengadaan System audio/video/screen
Situation Room,Pengadaan Furniture, ruang kontrol, storage dan
Motorized,Pengembangan Aplikasi Visual
4. Pengadaan perangkat penunjang sistem informasi : Belanja penunjang
infrastruktur jaringan, software multimedia, acesories digital signage,
printer id card, smart pc, software tableu, listrik penunjang data center,
perangkat cctv, switching untuk farm server, perangkat NOC, External
hardisk (4 TB,2 TB, 500 GB), Workstation (GIS, multimedia), Ultra
Book, notebok,portable scanner, smart pc, handy cam, camera

8. Layanan Perkantoran
1. Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Tujuan
Untuk menunjang kelancaran Tupoksi Pusdatin yang digunakan untuk
belanja Pegawai dalam hal ini ini pembayaran gaji, Penyelenggaraan
Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran yang terdiri dari
perawatan Gedung Kantor, Perbaikan Peralatan Kantor, Pengadaan
Peralatan/Perlengkapan Kantor, perawatan Kendaraan Bermotor Roda

132
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

4 dan 2, Langganan Daya dan Jasa, jaringan internet dan Operasional


Perkantoran & Pimpinan.

Sasaran
Terlaksananya pembayaran Gaji selama 12 bulan dan gaji 13 untuk
119 pegawai Pusdatin

Output
Pembayaran Gaji dan Honor setiap bulan selama 1 tahun dan gaji 13
untuk 119 pegawai pusdatin,

Outcome
Untuk meningkatkan kelancaran Tupoksi Pusdatin

2. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran


Bertujuan untuk menunjang kelancaran kegiatan berdasarkan tupoksi
yang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Adapun
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran antara
lain untuk membiayai Honor operasional satuan kerja, Honor pramusaji
dan satpam, Pegawai , langganan internet dan telepon setiap bulan.
Pemeliharaan peralatan kantor dilaksanakan selama 1 tahun anggaran
yang terdiri dari Biaya pemeliharaan inventaris kantor, alat rumah
tangga, AC, komputer dan printer, jaringan komputer,
perawatan/pemeliharaan kendaraan roda 4 dan roda 2

Output :
Sarana dan prasarana terpelihara dengan baik

9. Kendaraan roda 4
Pusdatin dalam topoksi nya yaitu melaksanakan pembinaan,
pengembangan sistem informasi pertanian dan pelayanan data dan
informasi pertanian. Untuk kelancaran tupoksi diperlukan sarana dan
prasarana, salah satunya kendaraan roda 4.

Pada tahun 2013 telah dilakukan penghapusan kendaraan roda 4


sejumlah 3 unit. 1 unit sudah diadakan pada tahun 2010. Masih
kekurangan 2 unit untuk mengganti kendaraan yang telah dihapuskan.

Tujuan
Menyediakan 2 kendaraan roda 4 untuk keperluan operasional

Sasaran
Tersedianya 2 kendaraan roda 4 untuk keperluan operasional

133
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

Output
2 unit kendaraan roda 4

Outcome
Tugas pokok fungsi Pusdatin terselenggara dengan lancar

10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran


1. Pengadaan Meubelair
Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Kementerian Pertanian terhadap pembangunan nasional,
khususnya dalam pengelolaan sistem administrasi perkantoran. Untuk
itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia
agar penerapan manajemen moderen dapat dilaksanakan sesuai yang
diharapkan. Untuk mendukung kegiatan tersebut Pusat Data dan
Sistem informasi pertanian melengkapi sarana perkantoran yang
diharapkan dapat menunjang kinerja dalam rangka pencapaian tujuan
dan menjalin kerjasama dengan mitra kerja. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah penambahan sarana perkantoran berupa
beberapa jenis barang.

Tujuan dan sasaran


Tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan adalah penambahan sarana
perkantoran berupa beberapa jenis barang

Output
1. 10 unit Kursi rapat
2. 7 unit lemari besi
3. 1 unit troli
4. 7 unit kardek

134
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan Realisasi Anggaran sampai akhir bulan Desember 2013 maka


anggaran yang telah direalisasikan menurut jenis belanja adalah sebagai berikut
:

- Belanja Pegawai dari anggaran Rp. 6.807.845.000,- telah terealisasi Rp.


6.145.813.622,- atau sebesar 90,70 %
- Belanja Barang dari anggaran Rp. 35.294.142.000,- telah terealisasi sebesar
Rp. 32.825.481.732,- atau sebesar 93,01 %.
- Belanja Modal dari anggaran Rp. 11.056.663.000,- terealisasi Rp.
10.304.630.900,- atau sebesar 93,20 %

Menurut jenis output :


1. Laporan Penyusunan, Pengkajian dan pengembangan Data dan Informasi
Pertanian
Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 97,56 persen

2. Laporan pembinaan, pengembangan, pemanfaatan dan analisis data dan


informasi
Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 95,10 persen

3. Laporan pembuatan/pengembangan sistem, data, statistik dan informasi


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 88,66 persen. Penyebab realisasi
kurang dari 90 persen antara lain beberapa kegiatan direvisi terkait dengan
peraturan yang berlaku antara lain perjalanan dinas paket meeting pada
kegiatan pengembangan dan pengawalan sistem informasi serta kegiatan
perancangan dan pengembangan sistem komunikasi dan kolaborasi

4. Pelatihan dan Pengembangan SDM


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 89,42 persen. Penyebab realisasi
kurang dari 90 persen antara lain beberapa kegiatan direvisi terkait dengan
peraturan yang berlaku antara lain perjalanan dinas paket meeting antara
lain kegiatan Bimtek Pengembangan Metode Konversi Satuan Produksi
Tanaman Hias. Kegiatan ini merupakan kegiatan baru.

135
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

5. Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 83,18 persen. Beberapa kegiatan
realisasi sekitar 72 persen dikarenakan terjadinya revisi akibat peraturan
yang berlaku sehingga beberapa item kegiatan tidak bisa dilaksanakan
sesuai jadwal. Kegiatan tersebut Antara lain kegiatan Dokumen Penyusunan
Laporan SAI (71,59 persen), kegiatan perencanaan tahunan (77,45 persen)

6. Laporan Kegiatan dan Pembinaan


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 82,82 persen. Salah satu kegiatan
yang realisasi rendah adalah kegiatan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah
dan Luar Negeri. Realisasi rendah disebabkan jadwal kegiatan beberapa
tidak diikuti, sehingga ada efisiensi dalam penggunaan perjalanan Luan
Negeri

7. Alat Pengolah Data dan Multimedia


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 92,83 persen

8. Layanan Perkantoran
Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 90,11 persen

9. Kendaraan Bermotor
Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 99,97 persen

10. Peralatan dan fasilitas perkantoran


Secara keseluruhan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan output yang telah
ditargetkan. Realisasi kegiatan sebesar 90,80 persen

136
Laporan tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013

BAB V
PENUTUP

Laporan Tahunan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian tahun 2013 ini
merupakan gambaran umum kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
sampai dengan akhir tahun 2013. Sedangkan laporan kegiatan secara lengkap
disajikan pada laporan akhir di masing-masing kegiatan.

Demikian laporan Tahunan Pusdatin tahun 2013 ini dibuat, semoga bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

137

Anda mungkin juga menyukai