Contoh Laporan Penelitian IPS
Contoh Laporan Penelitian IPS
TAHUN 2001/2002
OLEH
NIP: ..
LEMBAR PENGESAHAN
.
.
Kepala Sekolah
Penulis
..
NIP: NIP: ..
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan Kepala Cab. Din. Pendidikan
Kecamatan
Kecamatan
.. .
NIP: ..
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua P G R I
Kota Kota .
Pembina Utama Muda NPA:
NIP: .
penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi
dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada:
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
Halaman
Halaman Judul ................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................. v
Daftar Isi ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................... 4
C. Pembahasan ............................................................ 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 50
B. Saran-saran ............................................................... 51
PENDAHULUAN
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan
bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa
atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber
informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan
proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah
siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-
muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur
proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga
bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja
dalam kelompok.
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
dan kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis
orang tua pun merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih
di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993),
sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-
poin perbaikannya.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
pelajaran 2001/2002?
C. Tujuan Penelitian
D. Pentingnya Penelitian
tujuan belajar.
Pengetahuan Sosial.
Sosial.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
meliputi:
pelajaran 2001/2002.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah
Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat
misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes
dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu,
diukur.
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya
yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga
lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak
dalam belajar.
mempengaruhi.
1) Minat
2) Kecerdasan
4) Motivasi
berbagai bidang.
B. Pengajaran Kooperatif
(Houlobec, 2001).
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada
siswa.
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
nyata.
positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4)
79)
hadiah.
tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi
dari sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya
berikut:
disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup
hadapan.
banyak pengalaman atau masih baru, guru perlu memberi tahu para
berikut.
mempelajarinya.
menyelesaikan tugas.
lainnya lagi sebagai pemberi semangat, dan ada pula yang menjadi
berikut.
kepada guru.
siswa.
dipelajari.
dinilai.
jawaban.
jawabannya.
menyelesaikan tugas.
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja efektif.
belajar mereka.
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai
belajar mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
untuk mengetahui apa yang telah dilakukan dengan baik dan apa
untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai
contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para
siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada
para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah
dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut lebih memilih
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari
melapor.
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara
ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data
yang diperlukan.
1. Tempat Penelitian
...
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
transportasi.
C. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
pair share.
siklus berikutnya.
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
4. Tes formatif
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru
diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah
diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk
memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil
a. Validitas Tes
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Suharsimi Arikunto, 2001:
72)
b. Reliabilitas
2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r 11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js
berikut:
d. Daya Pembeda
B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan
tes formatif.
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N
- 20 soal mudah
- 15 soal sedang
- 11 soal sukar
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
Keterangan Keteranga
No. No.
Nilai Nilai n
Urut Urut
T TT T TT
1 60 15 60
2 50 16 70
3 80 17 70
4 70 18 80
5 60 19 70
6 80 20 50
7 50 21 70
8 70 22 70
9 80 23 60
10 50 24 80
11 60 25 70
12 60 26 60
13 80 27 70
14 70 28 80
Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
disebabkan karena siswa masih baru dan asing terhadap metode baru
c. Refleksi
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
catatan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keteranga
No. No.
Nilai Nilai n
Urut Urut
T TT T TT
1 80 15 70
2 70 16 60
3 90 17 80
4 50 18 70
5 70 19 70
6 70 20 70
7 70 21 60
8 60 22 90
9 70 23 80
10 80 24 60
11 80 25 80
12 70 26 60
13 70 27 90
14 70 28 70
Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keteranga
No. No.
Nilai Nilai n
Urut Urut
T TT T TT
1 60 15 80
2 80 16 90
3 80 17 80
4 70 18 70
5 70 19 80
6 90 20 60
7 80 21 80
8 60 22 90
9 80 23 80
10 90 24 70
11 70 25 80
12 80 26 70
13 90 27 70
14 70 28 90
Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa
kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini
ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
d. Revisi Pelaksanaan
dapat tercapai.
C. Pembahasan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%.
Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi
Pair-Share dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk belajar.
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.