PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan panik adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada
tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau takut. Gangguan
panik mencakup gangguan panik fobik, gangguan panik, gangguan panik menyeluruh,
gangguan campuran panik dan depresi serta gangguan obsesi kompulsif. Gangguan panik
merupakan salah satu jenis gangguan cemas kronik yang ditandai oleh serangan panik
parah yang berulang dan tak terduga, frekuensi serangannya bervariasi mulai dari
beberapa kali serangan dalam setahun hingga beberapa serangan dalam sehari. Serangan
panik dapat pula terjadi pada jenis gangguan cemas yang lain, namun hanya pada
gangguan panik, serangan terjadi meskipun tidak terdapat faktor presipitasi yang jelas.
Serangan panik dapat terjadi secara spontan ataupun sebagai respon terhadap
situasi tertentu. Variasi serangan sangat berfariasi, ada yang sering (setiap minggu),
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
7. Untuk mengetahui terapi apa yang bisa dilakukan jika mengalami marah
8. Untuk mengetahui farmakoterapi apa yang bisa diberikan pada orang marah
PEMBAHASAN
A. Definisi
Istilah panik berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal
di pegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Tahun 1895 deskripsi
gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia.
Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan
segera terjadi. Individu yang mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri
dari keadaan yang tidak pernah diprediksi. Gangguan panik adalah ditandai dengan
terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah
periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif singkat, yang disertai oleh gejala
somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Gangguan panik disebabkan oleh respon
terhadap bahaya yang mengancam berasal dari dalam dirinya sendiri yang merupakan
dorongan yang tidak terkontrol. Gangguan panik menurut Kolb dan Brodie merupakan
kelainan medis berupa serangan panik berulang dan tidak disebabkan oleh penggunaan
zat atau obat atau bahkan gangguan jiwa lain dengan puncaknya adalah perasaan takut,
terdapat 3 serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak dalam kondisi berat atau
dalam situasi yang mengancam kehidupan. Gangguan panik bersifat rekuren (kambuh)
dan akan mengakibatkan terjadinya serangan panik yang tidak diduga-duga dan
mendadak dan spontan disertai perasaan ketakutan. Serangan ini berakhir 10-30 menit
b. Antisipasi kecemasan
Ditandai dengan perasaan takut bahwa serangan akan timbul kembali. Keadaan
ini jarang kembali normal karena sesudah serangan biasanya penderita sudah dalam
c. Menghindari fobia
Adalah kondisi panik yang berkembang menjadi perilaku menghindar atau fobia.
1. Faktor Biologis
berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panik dapat disebabkan
oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak. penelitian
tersebut dan penelitian lainnya telah menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi
sistem saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf
peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang,
dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Sistem neurotransmiter
(GABA).
2. Faktor Genetika
Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka prevalensi
tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Berbagai penelitian
telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada
sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan
sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian
3. Faktor Psikososial
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku
modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik. Teori psikoanalitik
memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak berhasil dalam
melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang sebelumnya merupakan suatu
sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda, lengkap
kemungkinan melibatkan arti bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda akan terjadi serangan
kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Serangan sering dimulai dengan
periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama
adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah
takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk
mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit dan jarang lebih
1. Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada
panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang
dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan
mental. Disamping agorapobia, fobia lain dan gangguan obsesi kompulsif dapat terjadi
bersama dengan gangguan panik. Akibat psikologis dari gangguan panik dan agorafobia
selain pertengkaran perkawinan, dapat berupa waktu terbuang ditempat kerja, kesulitan
finansian yang berhbungan dengan hilangnya pekerjaan dan penyalahgunaan alkohol dan
zat lain.
D. Diagnosis
adanya serangan panik yang berkaitan dengan kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1
bulan terhadap: (1)serangan panik baru (2) konsekuensi serangan, atau (3) terjadi
perubahan perilaku yang signifikan berhubungan dengan serangan. Selain itu untuk
mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13 gejala
berikut ini:
Takut mati
Gemetaran
Berkeringat
Selama serangan panik pasien senantiasa berkeinginan untuk kabur dan merasa
ajalnya hampir menjelang akibat perasaan terkecekik dan berdebar-debar. Gejala lain
yang dapat timbul pada serangan panik adalah sakit kepala, tangan terasa dingin,
gangguan panik fobik. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali
2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situation)
3. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala panik pada periode diantara serangan-
serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga panik antipsikotik
yaitu panik yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi.
E. Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk seorang pasien dengan gangguan panik adalah sejumlah
Etiologi Contoh
beta hiperaktif, hiertensi, prolapsus katup mitral, infark miokardium, takikardi atrium
eniere, mifran, sklerosis multiple, serangan iskemik transien, tumor, penyakit Wilson.
temporalis, uremia.
F. Komplikasi
Masalah sosial
Isolasi
Agoraphobia
depresi
pencandu alcohol
Penyalahgunaan narkotika.
G. Terapi
1. Psikoterapi
gangguan panik, dan terapi ini harus diberikan pada semua pasien. CBT memiliki
efikasi yang lebih tinggi dalam mengatasi gangguan panik dan biayanya lebih
murah. Selain itu tingkat drop out dan relaps juga lebih rendah jika dibandingkan
dengan terapi farmakologi. Meskipun begitu, hasil yang lebih superior dapat
restrukturisasi, terapi relaksasi, terapi bernapas, dan terapi interocepative. Inti dari
terapi CBT adalah membantu pasien dalam memahami cara kerja pemikiran
otomatis dan keyakinan yang salah dapat menimbulkan respon emosional yang
pasien dapat merestrukturisasi isi pikirannya dengan cara mengganti semua pikiran
kecemasan dan mencegah hypocania ketika serangan panik terjadi. Semua jenis
CBT seperti di atas dapat dilakukan pasien dengan atau tanpa melibatkan dokter.
Namun salah satu metode CBT seperti interoceptive therapy yang terbukti
berhasil pada 87% pasien harus dilakukan dengan bantuan dokter di suatu
terhadap stimulus tersebut. Adapun beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk
melalui pipet ini dapat mengakibatkan sesak napas dan konstriksi saluran napas.
Menahan napas - ini dapat menciptakan sensasi seperti pengalaman menjelang ajal.
Latihan-latihan tersebut diulangi 3-5 kali sehari hingga pasien tidak lagi merasakan
kepanikan terhadap stimulus seperti itu. Biasanya butuh waktu hingga beberapa
melalui pengalaman bahwa semua sensasi internal yang dia rasakan seperti sesak
napas, pusing dan pandangan yang kabur bukanlah hal yang harus ditakuti. Ketika
pasien mulai menyadari hal tersebut maka secara otomatis, hippocampus dan
amygdala, yang merupakan pusat emosi, akan ikut mempelajarinya sebagai hal
yang tidak perlu ditakuti, sehingga respon sistem simpatik akan ikut berkurang.
H. Farmakoterapi
panik, yakni golongan SSRI, trisiklik, dan MAOI (Monoamine oxidase inhibitor).
rentang 2 minggu sejak serangan panik terjadi karena SSRI dapat memicu serangan
panik pada pemberian awal. Oleh karena itu dosis SSRI dimulai dari yang terkecil
sehingga ada lebih banyak serotonin di celah sinaptik yang dapat berikatan dengan
reseptor sel post-sinaptik. SSRI memiliki tingkat selektivitas yang cukup baik
dan dopamine, SSRI memiliki afinitas yang lemah terhadap kedua reseptor tersebut
obat rasional, karena cara kerjanya benar-benar spesifik pada suatu target biologi
tertentu dan memberikan efek berdasarkan target tersebut. Oleh karena itu SSRI
digunakan secara luas di hampir semua negara sebagai lini pertama pengobatan
antipanik. SSRI dapat diberikan selama 2-4 minggu, dan dosisnya dapat
ditingkatkan secara bertahap tergantung pada kebutuhan. Semua jenis SSRI yang
dikenal saat ini memiliki efektifitas yang baik dalam menangani gangguan panik.
Salah satunya, Fluoxetine dalam salut memiliki masa paruh waktu yang panjang
sehingga cocok digunakan untuk pasien yang kurang patuh minum obat. Selain itu
waktu paruh yang panjang dapat meminimalisir efek withdrawl yang dapat terjadi
a. Fluoxetine (Prozac)
dengan efek minimal atau tanpa efek sama sekali terhadap reuptake
Ini merupakan SSRI alternatif yang bersifat sedasi karena cara kerjanya
c. Sertraline (Zoloft)
reuptake serotonin neuronal serta secara signifikan tidak berikatan pada alfa-
e. Citalopram (Celexa)
f. Escitalopram (Lexapro)
Efek samping SSRI biasanya timbul selama 1-4 minggu pertama ketika
tubuh mulai mencoba beradaptasi dengan obat (kecuali efek samping seksual
mencapai 6-8 minggu ketika obat mulai mendekat potensi terapi yang
insomnia, nyeri kepala, tinitus, apati, retensi urin, perubahan pada perilaku
seksual, penurunan berat badan, mual, muntah dan yang ditakutkan adalah efek
sampinng keinginan bunuh diri dan meningkatkan perasaan depresi pada awal
pengobatan.
2. Golongan Tricyclic/Trisiklik
efektifitas yang tinggi namun saat ini penggunaannya mulai digantikan oleh
golongan SSRI dan antidepresan lain yang terbaru. Golongan trisiklik beberapa
atau panik yang resisten terhadap obat antipanik terbaru. Selain itu golongan
jangka waktu yang lama. Hanya saja kelemahan golongan ini adalah, efek
tercapai.
menyebabkan kardiotoksik.
Contoh Obat Trisiklik
neuron presinaptikin.
b. Desipramine (Norpramin)
presinaptik. Hal ini dapat menyebabkan efek desensitasi pada adenyl cyclase,
c. Clomipramine (Anafranil)
metabolitnya, desmethylclomipramine.
Ada banyak efek samping yang dapat disebabkan oleh trisiklik yang
antidepresi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan panik. Pada masa
lalu golongan ini digunakan untuk mengatasi gangguan panik dan depresi yang
sudah resisten terhadap golongan trisiklik. MAO paling efektif digunakan pada
gangguan panik yang disertai agoraphobia. Selain itu MAO juga dapat
digunakan untuk mengatasi migraine dan penyakit parkinson karena target dari
obat ini adalah MAO-B yang berperan dalam timbulnya nyeri kepala dan gejala
parkinson.
a. Phenelzine (Nardil)
mengatas gangguan panik. Obat ini biasanya digunakan untuk pasien yang
tidak respon terhadap obat golongan trisiklik atau obat antidepresi golongan
kedua.
b. Tranylcypromine (Parnate)
Obat ini juga efektif terhadap gangguan panik karena berikatan secara
krisis hipertensi pada pengguna obat MAOI belum diketahui, tapi diperkirakan
hal ini norepinefrin terdepak oleh tiramin. Hal ini dapat memicu aliran
4. Golongan Benzodiazepin
onset yang lebih cepat (onset mencapai satu sampai dua minggu, mencapai
lainnya.
a. Lorazepam (Ativan)
menekan semua kerja SSP, termasuk sistem limbik dan formasi retikuler.
b. Clonazepam (Klonopin)
lainnya. Selain itu, obat ini memiliki waktu paru yang relatif panjang sekitar
36 jam.
panik. Obat ini dapat terikat pada reseptor-reseptor pada beberapa bagian otak,
termauk sistem limbik dan RES. Meskipun begitu banyak ahli yang tidak
panik.
obat ini dapat mengatasi gangguan panik dengan cara kerja yang berbeda dari
MAOI, serta tidak seperti obat jenis amphetamine, obat ini tidak menstimulasi
CNS.
Contoh Obat
a. Trazodone
agorafobia. Pada hewan, obat ini secara selektif mampu menghambat uptake
Ini merupakan salah golongan antipanik terbaru. Cara kerja obat ini
mengatasi kepanikan.
Contoh Obat
I. Prognosis
Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau
masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan usia
pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Frekuensi dan
beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam sebulan. Penelitian follow up
jangka panjang gangguan panik sulit diinterpretasikan. Namun demikian kira-kira 30-
40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka panjang, kira-kira 50%
memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi kehidupannya secara
bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang bermakna. Depresi dapat
mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari semua pasien. Pasien
dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki
PENUTUP
A. Kesimpulan
serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak dalam kondisi berat atau dalam
situasi yang mengancam kehidupan. Gangguan panik bersifat rekuren (kambuh) dan
akan mengakibatkan terjadinya serangan panik yang tidak diduga-duga dan mencapai
dibuktikan dengan adanya serangan panik yang berkaitan dengan kecemasan persisten
terapi CBT, terapi medikasi SSRI dan trisiklik sebagai terapi lini pertama dan
golongan benzodiazepine potensi tinggi, MAOI dan obat anti panic jenis lain menjadi
terapi lini kedua. CBT saja mungkin efektif digunakan untuk terapi jangka panjang,
namun efikasi terapi dapat bertambah serta tingkat relaps dapat berkurang jika CBT
Memon MA. Panik disorder. Updated on March 2011. [Cited on June 2011].
Cloos JM. Treatment of panik disorder. Updated on January 2005. [Cited on June
Edisi ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara;2008. Bab 16, Gangguan kecemasan; H. 16-20
Maslim R. Buku saku. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III.
13.00.
Memon MA. Panik Disorder. Medscape Reference; 2011 [updated 29/03/2011; cited
Kusumadewi I, Elvira SD. Gangguan Panik. In: Elvira SD, Hadisukanto G, editors.
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2001. 14. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 3rd ed.