Tarif tersebut dikenakan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian kembali atau hasil
perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak berdasarkan Kantor Jasa Penilai Publik atau
ahli penilai di atas nilai buku fiskal semula. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib
Pajak lainnya adalah Wajib Pajak wajib melunasi Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait
dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya permohonan dan
dilengkapinya dokumen dalam hal permohonan diajukan dengan menggunakan nilai
perkiraan penilaian kembali dari Wajib Pajak.
Jika dibandingkan dengan tarif yang terdapat pada PMK 79/2008, tentunya tarif yang
terdapat di PMK 191/2015 jauh lebih rendah. Tarif yang terdapat pada PMK 79/2008 adalah
10%, sedangkan tarif yang berlaku pada PMK 191/2015 berkisar antara 3% hingga 6%.
Sehingga, dengan pemanfaatan insentif ini, wajib pajak dapat merestrukturisasi postur dan
nilai aktiva yang tampak pada laporan keuangan sehingga lebih wajar. Adanya penurunan
tarif PPh Final yang dikenakan atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di
atas nilai sisa buku fiskal semula, yang tadinya 10% menjadi berkisar antara 3% hingga 6%.
Terbitnya peraturan ini diharapkan dapat menjadi insentif untuk menjaga stabilitas ekonomi
makro, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperhatikan kebutuhan wajib pajak
berniat meningkatkan nilai perusahaannya.
Pemberian insentif perpajakan ini dimaksudkan sebagai pendorong wajib pajak agar semakin
taat terhadap ketentuan peraturan perpajakan. Kepada seluruh masyarakat dan Wajib Pajak,
dihimbau untuk segera memanfaatkan kesempatan ini, sekaligus memberikan dukungan
positif dalam pencapaian target penerimaan negara dari pajak. Pajak yang Anda bayarkan,
dikembalikan dalam bentuk fasilitas umum, sarana prasarana dan berbagai layanan umum
lainnya, karena #PajakMilikBersama.