Anda di halaman 1dari 4

)

SEPUTAR INDONESIA
(SINDO STRUKTUR
KABINET MAKIN
GEMUK
Monday, 17 October 2011
JAKARTA Setelah mengangkat 10 wakil menteri baru, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
kembali menyiapkan tiga wakil menteri.

Dengan diangkatnya tiga wakil menteri ini jumlah keseluruhan wakil menteri pada Kabinet
Indonesia Bersatu (KIB) II menjadi 20 orang. Kalangan pengamat menilai penunjukan banyaknya
wakil menteri ini mengisyaratkan lemahnya kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Tidak berani melakukan reshuffle, lantas ditunjuklah wakil menteri. Malah mengacaukan
upaya reformasi birokrasi, yakni membentuk struktur dan jabatan yang ramping dengan gemuk
fungsi.

Yang terjadi justru struktur kepemimpinan yang gemuk,namun fungsinya kecil, ujar pengamat
politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro. Siti Zuhro
menjelaskan,penunjukan wakil menteri ini dapat diartikan bahwa Presiden SBY secara tak sadar
telah merusak bangunan demokrasi yang selama ini dilakukan.Dalam analisanya, Presiden terlalu
tunduk sepenuhnya pada apa kemauan partai politik (parpol), sekaligus melupakan bahwa dia
dipilih langsung oleh rakyat.

Makna demokrasi pun bergeser,yakni dari parpol, oleh parpol,dan untuk parpol. Bukan
demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Fenomena ini patut kita sayangkan, keluhnya.
Dia tidak yakin pemerintahan bisa membenahi kinerjanya hingga 2014.Alasannya,sistem
kepemimpinan nasional dan birokrasi yang diserahkan pada parpol sangat rentan konflik alias tak
akan langgeng. Wakil menteri nanti bisa jadi hanya tempat pelemparan beban. Program
kerakyatan yang semestinya didahulukan kalah oleh kalkulasi politik yang justru sering
merugikan rakyat, nilainya.

Pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Wijaya pesimistis kinerja KIB II ke depan dapat
berjalan baik.Sebab,potensi konflik antara menteri dari parpol dan wakil menteri dari kalangan
profesional terbuka lebar. Karena pandangan politisi dan profesional itu berbeda,ujarnya. Dia
juga mempertanyakan otoritas wakil menteri. Berdasarkan undang-undang,wakil menteri tidak
dapat mengambil keputusan.Artinya, hal tersebut dapat membuat DPR menolak wakil menteri
saat menggelar rapat kerja (raker).

Mengenai pengangkatan wakil menteri ini pengamat hukum Hikmahanto Juwana berharap
pemerintah tidak mengulangi kelalaian di masa lalu, serta memperhatikan UU Kementerian
Negara dan Peraturan Presiden Nomor 47/2009 terkait pengangkatan wakil menteri. Hikmahanto
merujuk pada latar belakang para calon wakil menteri yang berbeda-beda. Ada yang sebelumnya
menduduki posisi wakil menteri, ada yang murni dari kalangan akademisi, ada pula yang
sebelumnya menduduki jabatan direktur jenderal atau sekretaris jenderal pada sebuah
departemen. Padahal, persyaratan itu penting untuk diperhatikan agar pengalaman tahun 2009
tidak terulang.

Ketika itu Anggito Abimanyu dan Fahmi Idris masingmasing akan dilantik sebagai wakil
menteri keuangan dan wakil menteri kesehatan gagal dengan alasan terbentur oleh UU
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009,ujar Hikmahanto. Di dalam
penjelasan Pasal 10 UU Kementerian Negara disebutkan, jabatan wakil menteri harus berasal dari
pejabat karier.Ketentuan itu selanjutnya dirinci dalam Pasal 70 ayat (3) Perpres No 47/2009 yang
menyebutkan pejabat karier adalah pegawai negeri yang telah menduduki jabatan struktural
eselon I/a.

Menjadi pertanyaan, apakah para calon wakil menteri yang berasal dari perguruan tinggi telah
memegang jabatan struktural I/a di kementerian di mana mereka diangkat? tanyanya.
Seharusnya Sekretariat Negara mengingatkan Presiden mengenai persyaratan itu. Namun,
menurut Hikmahanto, tidak tertutup kemungkinan Perpres No 47/2009 telah diubah. Hanya saja,
bila perubahan dilakukan dalam waktu sekarang maka terkesan perpres telah menjadi legitimasi
politik oleh penguasa, bukan sebagai aturan untuk dipedomani, katanya.

Tiga Calon Wakil Menteri

Kemarin Presiden memanggil tiga calon wakil menteri yaitu Wakil Menteri ESDM Widjajono
Partowidagdo, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Wakil Menteri Hukum dan HAM
Deny Indrayana. Setelah terpilih sebagai wakil menteri ESDM,Widjajono Partowidagdo berjanji
akan meningkatkan produksi minyak. Saya tentu akan meningkatkan produksi minyak,gas,listrik
dan mineral,ujar Widjajono.

Lulusan teknik perminyakan ITB ini mengaku mendapatkan panggilan ke kantor Presiden pukul
12.00 WIB.Widjajono enggan menjelaskan tugastugasnya sebagai wakil menteri sebelum dilantik
oleh Presiden Rabu (19/10) mendatang. Calon Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar
mendapatkan panggilan dari Mensesneg Sudi Silalahi saat dalam perjalanan dinas ke Amerika
Serikat dan Taheran,Iran.Dalam separuh perjalanan saya kembali ke Tanah Air. Saya secara
khusus diminta oleh Presiden untuk menciptakan suasana damai dan menyelesaikan persoalan-
persoalan yang sering muncul agar bisa kita eliminasi, paparnya.

Calon Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyatakan siap membantu semua
tugas Presiden pada sisa pemerintahan tiga tahun ke depan.Secara ringkas beliau ingin tiga tahun
yang tersisa ini ibarat maraton. Kita sprint untuk penegakan hukum dan keadilan di Tanah Air,
untuk HAM,ungkapnya. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengatakan, masuknya
Denny menjadi wakil menteri akan membuat Kementerian Hukum dan HAM semakin mantap.
Meski sering mendapatkan kritik dari Denny tentang kondisi rumah tahanan, Patrialis mengaku
siap sepenuhnya bekerja dengan Denny.Mas Denny itu ahli hukum, jadi cocok sekali.

Saya enggak pernah enggak siap bekerja sama,jawabnya. Menko Perekonomian Hatta Rajasa
mengatakan, pengangkatan wakil menteri telah sesuai undang-undang,bukan sebagai bentuk
pembengkakan kabinet. Hatta menegaskan bahwa wakil menteri bukan anggota kabinet.
Undang-undang itu mengatur tentang wakil menteri, bahwa kalau presiden perlu untuk
memperkuat (kementerian), menurut undang-undang itu boleh,ujarnya.
Mengenai anggaran Hatta mengutarakan bahwa wakil menteri yang diangkat merupakan pegawai
negeri sipil (PNS) sehingga tidak akan menambah beban anggaran. Gaji untuk wakil menteri itu
sama dengan gaji PNS golongan eselon 1.Sama saja (gajinya), hanya job-nya saja yang nanti
diatur bersama para menteri, tambahnya.

Menhub dan Menteri ESDM Tak Dipanggil

Menjelang reshuffle kabinet diumumkan,Presiden SBY mulai memanggil para


menteri.KemarinPresidensecarabertahap memanggil menteri asal Partai Demokrat ke kediaman
pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, juga ke Kantor Kepresidenan. Dari enam menteri asal Partai
Demokrat hanya empat yang dipanggil Presiden ke kediaman pribadinya di Cikeas sekitar pukul
7.30 WIB kemarin.

Pertemuan berlangsung 1,5 jam.Keempat menteri tersebut Menpora Andi Mallarangeng, Menteri
PAN dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, serta
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Dua menteri Demokrat yang tidak dipanggil
Presiden adalah Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri ESDM Darwin Zahedy
Saleh.Muncul spekulasi dua menteri yang tidak dipanggil akan diganti. Andi Mallarangeng
mengaku tidak tahu mengapa kedua mitranya dari partai tidak ikut menghadap Presiden di
Cikeas.

Kami tidak tahu, kami diundang satu per satu.Sampai di sana baru tahu ada (menteri Demokrat)
yang lain,ujar Andi. Dari Cikeas Presiden menuju Kompleks Istana Kepresidenan. Setiba di
Istana Kepresidenan pada pukul 10.00 WIB Presiden langsung memanggil Wapres
Boediono,Menko Polhukam Djoko Suyanto,Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Mensesneg
Sudi Silalahi untuk kembali menggodok sejumlah nama menteri. Sekitar pukul 11.00 Presiden
memanggil Mendiknas Muhammad Nuh,Kepala BKPM Gita Wiryawan, Menteri PAN dan
Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, Menbudpar Jero Wacik dan Menteri Koperasi dan UKM
Syarif Hasan. Saat ditanyakan kepada EE Mangindaan,apakah Presiden telah membicarakan
posisi menteri dalam pertemuan itu? Mangindaan menolak jawab.

Bukan soal itu ya. Ini hanya pembicaraan nomenklatur di Diknas dan Budpar,kilahnya.
Pemanggilan menteri asal Demokrat ke Cikeas, menurut Andi,itu untuk mendengarkan penjelasan
Presiden tentang reshufflekabinet. Beliaumemberi penjelasan kepada kami tentang pikiran-
pikiran beliau dalam konteks reshuffle ini.Termasuk apa yang diinginkan beliau dengan
rarasatistruktur komposisi kabinet yang baru,ungkap Andi. syarief/hendry sihaloho/m
sahlan/ant

Group Links :

Anda mungkin juga menyukai