BAB 1 PENDAHULUAN
standar ukur itu akan lebih baik apabila berupa standar yang rantainya
mendekati SI sehingga tingkat ketidakpastian (error) makin kecil.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
penetapan panjang gelombagn maksimum, kurva baku dan kadar
parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara penetapan panjang gelombagn maksimum, kurva
baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan
cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang
gelombang tertent (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Kuvet
Kuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan
sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet
biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan
bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm.
Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau
plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab
kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai
untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon
terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor
akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum
penunjuk atau angka digital.
Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400
nm, sementara sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang
antara 400-750 nm. Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan
panjang gelombangnya (Gandjar dan Rohman, 2008). Radiasi di
daerah UV/Vis diserap melalui eksitasi elektron-elektron yang terlibat
dalam ikatan-ikatan antara atom-atom pembentuk molekul sehingga
awan elektron menahan atom-atom bersama-sama mendistribusikan
kembali atom-atom itu sendiri dan orbital yang ditempati oleh elektron-
elektron pengikat tidak lagi bertumpang tindih (Watson, 2007).
Jika absorbsi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada panjang
gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama; dan absorbansi masing-
masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya, maka suatu garis
Y = 0,0261 + 0,06495 x
0,5730,0261
X = = 8,2403 /
0,06495
8,2403 .0,1 25
K = 100% = 45,665 %
8,305
4.1 Pembahasan
Spektrofotometer terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber
cahaya yang digunakan, yaitu: spektrofotometer Vis (Visible),
spektrofotometer UV (Ultra Violet), spektrofotometer UV-Vis, dan
Spektrofotometri IR (Infa Red). Pada spektrofotometri Vis, yang
digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 750 nm. Berbeda dengan spektrofotometri
visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample
dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm.
Senyawa yang dapat menyerap sinar UV terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna (bening dan transparan).
Spektrofotometri UV-Vis menggunakan dua buah sumber cahaya
berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator dan dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak
berwarna. Sedangkan, spektrofotmetri IR berdasar pada penyerapan
panjang gelombang infra merah yang mempunyai panjang gelombang
2.5-1000 m. Pada spektrofotometri IR digunakan untuk analisa
kualitatif, misalnya untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu
senyawa.
Penghitungan :
x 100 ppm = 4 ppm
Berarti, banyaknya larutan yang diambil dari larutan 100ppm untuk
membuat larutan 4 ppm adalah 4 ml.
6 ppm
- Dari larutan parasetamol 100 ppm, diambil 6 ml.
- Lalu dilarutkan dalam labu ukur dengan dan ditambah air hingga 100 ml.
- Mengocok labu ukur hingga larutan tercampur sempurna.
Penghitungan :
x 100 ppm = 6 ppm
Berarti, banyaknya larutan yang diambil dari larutan 100ppm untuk
membuat larutan 6 ppm adalah 6 ml.
8 ppm
- Dari larutan parasetamol 100 ppm, diambil 8 ml.
- Lalu dilarutkan dalam labu ukur dengan dan ditambah air hingga 100 ml.
- Mengocok labu ukur hingga larutan tercampur sempurna.
Penghitungan :
x 100 ppm = 8 ppm
Berarti, banyaknya larutan yang diambil dari larutan 100ppm untuk
membuat larutan 8 ppm adalah 8 ml.
10 ppm
- Dari larutan parasetamol 100 ppm, diambil 10 ml.
- Lalu dilarutkan dalam labu ukur dengan dan ditambah air hingga 100 ml.
- Mengocok labu ukur hingga larutan tercampur sempurna.
Penghitungan :
x 100 ppm = 10 ppm
Berarti, banyaknya larutan yang diambil dari larutan 100ppm untuk
membuat larutan 10 ppm adalah 10 ml.
12 ppm
- Dari larutan parasetamol 100 ppm, diambil 12 ml.
- Lalu dilarutkan dalam labu ukur dengan dan ditambah air hingga 100 ml.
2 0,365 6
3 0,549 8
4 0,698 10
5 0,799 12
Tabel 2
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini kita melakukan pembuatan kurva kalibrasi
parasetamol dengan menggunakan pelarut NaOH 0,1 N. Alat yang kita
gunakan adalah spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang dari
parasetamol sendiri adalah sekitar 257, itulah mengapa kita menghitung
nilai absorban dari panjang gelombang yang dihasilkan oleh panjang
gelombang 256,5 karena panjang gelombang ini yang mendekati panjang
gelombang dari parasetamol.
Nilai absorban yang kita peroleh pada percobaan pertama adalah
1,517. Tetapi nilai ini salah sehingga kita harus mengulangi percobaan
kedua dan hasilnya diperoleh nilai absorban sebesar 0,698 pada
konsentrasi 10 ppm. Dari nilai absorban tersebut, untuk membuat kurva
kalibrasi maka kita memasukkan nilai absorban tersebut ke dalam rumus
dari Hukum Lambert Beers :
Pada bagian kiri persamaan diketahui sebagai absorbansi larutan
dan dihitung dengan spektrofotometer. Persamaannya kadang ditulis
dalam term absorbansi.
Simbol epsilon merupakan absorptivitas molar larutan.
Nilai absorban yang kita peroleh dimasukkan ke rumus di atas, dan
dicari rentang dari nilai absorban 0,2 sampai 0,8 (seperti pada perhitungan
di hasil praktikum).
Dari perhitungan rumus tersebut, kita akan membuat larutan
dengan konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm dan 12 ppm.
Kemudian kelima larutan tersebut kita ukur lagi nilai absorbansinya
sehingga diperoleh data seperti pada table 2 dan gambar kurva 2. Dari
table tersebut dapat kita ketahui bahwa dari hasil percobaan yang kedua
cukup bagus karena rentang nilai absorban yang dihasilkan dari
VII. KESIMPULAN
1. Panjang gelombang larutan parasetamol adalah 256,5
2. Nilai absorban yang kita peroleh dari konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,
10 ppm dan 12 ppm adalah 0,212, 0,365, 0,549, 0,698, dan 0,799. Hal ini
berarti masih dalam rentang nilai absorban yang baik yaitu antara 0,2
0,8.
3. Kurva kalibrasi yang kita peroleh mempunyai nilai r sebesar 0,9955.
DAFTAR PUSTAKA
Basset J et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Day R dan Underwood A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Penerjemah : Sopyan Iis. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :
Quantitative Analysis Sixth Edition.