Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGAMATAN KESEHATAN KERJA

TINJAUAN ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEKERJA LAUNDRY

SISTEM IKAKOM II

Di Susun Oleh :
Andi Silpia (2011730122)

Penguji :
dr. Abdul Baktiansya, Sp. OK, MKK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia dan kasih saying-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kedokteran
Sektor Informal Pekerja Laundry. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai
pemahaman hasil diskusi dan mengimplementasikan di kegiatan pengamatan yang kami
lakukan dan kunjungan kedokteran kerja
Dalam laporan ini kami menjelaskan Penyakit Akibat Kerja yang kiranya dapat
timbul pada salah satu pekerja laundry akibat faktro-faktor di lingkungan kerjanya dan Alat
Pelindung Diri yang bisa digunakan di tempat kerja.
Terima kasih kami ucapkan atas bimbingan dosen pengampu di stase kedokteran
komunitas tahap II yang sudah memberikan masukan dan saran untuk menyelesaikan
laporan kami. Tak lupa, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Sektor
Informal Laundry yang telah mengizinkan kami melakukan pengamatan di lingkungan
kerja.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, mohon diberikan kritis dan saran jika
didalam laporan kami terjadi kesalahan, namun besar harapan kami laporan ini kelak akan
berguna bagi pembaca, analis kesehatan, dan juga diri kami sendiri.

Tangerang Selatan, 14 September 2017

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri
formal maupun industri informal di rumah tangga, yang diperkirakan sebagian besar
(70-80%) berada di sektor informal.
Industri formal yang berskala besar sangat open minded dan sudah sangat
menghargai ergonomi. Pada industri informal kondisinya sangat berkebalikan, Industri
informal yaitu industri yang didirikan tidak harus mendapat izin negara, bersifat
tradisional, menggunakan alat sederhana, skala usaha relatif kecil, umumnya belum
terorganisir secara baik, tetapi bukan tidak mungkin untuk menerapkan ergonomi di
sektor ini dan memperoleh manfaat yang optimal terutama naiknya produktivitas kerja.
Bidang informal seringkali memiliki risiko bahaya pekerjaan sangat tinggi, dikarenakan
kerja fisik yang berat, kondisi kerja tidak ergonomis, jam kerja yang panjang, serta
rendahnya kesadaran akan faktor-faktor K3.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Semua industri, baik formal maupun informal diharapkan dapat
menerapkan K3. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan
kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak
biaya, melainkan meyakini bawa tingkat produktivitas yang tinggi akan terwujud
dengan sikap kerja yang tepat dan ergonomis. Pelayanan kesehatan kerja yang diberikan
melalui penerapan ergonomi, diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupan kerja
(Quality of Working Life), dengan demikian meningkatkan produktifitas kerja dan
menurunkan prelavensi penyakit akibat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Interaksi ini akan berjalan dengan baik bila ketiga komponen tersebut dipersiapkan
dengan baik dan saling menunjang. Penerapan ergonomi berprinsip bahwa semua
aktivitas pekerjaan dapat menyebabkan pekerja mengalami tekanan (stress) fisik dan
mental. Ergonomi mengupayakan agar tekanan ini masih dalam batas toleransi, hasil
kinerja memuaskan, dan kesehatan dan kesejahteraan pekerja dapat meningkat.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dikehendaki, terjadi pada waktu
melaksanakan pekerjaan dan menimbulkan akibat kerugian personil, harta benda atau
kedua-duanya.
Salah satu usaha informal adalah jasa laundry. Saat ini banyak usaha laundry
menawarkan jasa pencucian sampai penyetrikaan pakaian dengan harga terjangkau. Hal
ini tentunya dapat memberi dampak positif dan negatif. Proses kerja yang dilakukan di
laundry terdiri dari penyortiran, penimbangan, pencucian, dan pengeringan dengan
mesin,penyetrikaan serta pembungkusan hingga pendistribusian. Proses tersebut bukan
tanpa hambatan karena dari sekian banyak tahapan kegiatan dapat muncul masalah
diantaranya sarana kerja yang tidak ergonomis, lingkungan kerja yang tidak memenuhi
syarat dan sikap kerja yang tidak alamiah.

B. TUJUAN
Pengamatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang terjadi pada Sektor Informal pekerja laundry.

C. MANFAAT
Diharapkan penyusun dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang ada di lingkungan
kerja pekerja laundry, kesehatan dan penyakit yang timbul akibat kerja pada pekerja
laundry serta menentukan bagaimana posisi yang ergonomis untuk menurunkan risiko
gangguan kesehatan akibat kerja.

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Kerja


1. Jenis Pengamatan : Kunjungan (Kedokteran Kerja)
2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Jenis Pekerjaan : Pekerja (Buruh) laundry
4. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 30 Agustus 2017
5. Lokasi : Jl. Graha Bintaro no. 23, Tangerang Selatan

Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis akibat kerja kepada Pekerja Laundry
yang bekerja pada sebuah usaha laundry kiloan rumahan, bernama Ny. A. yang bekerja dari
Senin sampai Sabtu, sejak pukul 08.00 sampai 17.00 WIB
BAB 2
PEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PASIEN


1. Identitas Pasien
Nama : Nn. P
Usia : 19 tahun
Kedudukan dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pekerja Laundry
Perusahaan : Pribadi (Non PT)
Status Perkawinan : Belum menikah
Tanggal kunjungan : Rabu, 30 Agustus 2017

2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Gatal di bagian dada yang memberat sejak 1 minggu yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Gatal dirasakan tepatnya di lipatan bawah payudara yang memberat
sejak 1 minggu yang lalu. Gatal tidak dominan pada waktu tertentu,
gatal dirasakan hampir setiap saat, namun bertambah gatal ketika
berkeringat. Awalnya pada 2 minggu yang lalu muncul bercak
kemerahan yang terasa gatal dilipatan bawah payudara kanan.
Bercak digaruk kemudian bertambah hari semakin melebar ke
sebelah kiri. Muncul bruntus-bruntus pada bercak. Pada bagian tepi
bercak lebih merah dibandingkan bagian tengah. Munculnya bercak
merah pada bagian tubuh lainnya disangkal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan ini sudah 2 kali dialami oleh pasien, yaitu 6 bulan yang lalu
Riwayat penyakit gula disangkal

d. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Anggota keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang menderita
keluhan seperti ini. Riwayat penyakit gula pada keluarga disangkal
e. Riwayat Pengobatan
Keluhan ini pasien belum pernah berobat ataupun membeli obat
apapun. Untuk keluhan sebelumnya pasien berobat ke puskesms dan
diberi obat salep namun pasien lupa salep apa yang diberikan.
f. Riwayat Alergi
Alergi obat, debu, makanan, cuaca, disangkal.
g. Riwayat Psikososial dan higienitas
Pasien bekerja sejak pagi hingga sore hari. Pasien mandi 2 kali
sehari menggunakan air sumur, mengganti baju 2 kali sehari dan
mengganti celana dalam 2 kali sehari, celana dalam pasien bukan
bahan yang menyerap keringat, pasien memiliki aktivitas tinggi dan
sering berkeringat, pasien sering menggunakan pakaian ketat,

3. Riwayat Pekerjaan
a. Detail Pekerjaan
Jenis Pekerja laundry
Pekerjaan
Alat Yang Cairan anti noda, Sabun cuci, Mesin cuci, Mesin
pengering, Brush (sikat), Air, Ember, Hanger,
Digunakan
sendal jepit,
Tabung gas, setrika uap, Cairan parfum
Tempat Kerja Sektor informal antiq laundry
Lama Kerja Bekerja sebagai pekerja Laundry sejak 5 bulan
yang lalu (2015), setiap hari nya bekerja 9
jam/hari.
Senin Sabtu dari jam 08.00 17.00 WIB

Jam istirahat pada jam 12.00 13.00 WIB

b. Uraian Tugas/Pekerjaan
1) Cara Melakukan Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pekerja laundry setiap harinya

melakukan kegiatan mulai dari penyortiran pakaian klien,

penimbangan, pencucian, dan pengeringan dengan mesin,

penyetrikaan serta pembungkusan. Pagi hari biasanya Nn. P

memulai dengan mencuci pakaian kotor menggunakan mesin


cuci, beberapa jenis dicuci secara manual seperti karpet,

sepatu, dan benda-benda yang tidak bisa dicuci dengan

mesin. Kemudian mengeringkannya dengan mesin pengering,

lalu menyetrika pakaian menggunakan setrika uap yaitu

setrika menggunakan gas. Pekerjaan tersebut tentunya

fleksibel dilakukan secara selang seling atau bahkan

bersamaan.
.
2) Detail Aktifitas
Urutan aktivitas jam kerja :
07.30-08.00 Pasien berangkat dari rumah
08.00-12.00 Pasien mencuci dan menyetrika pakaian selang
seling. Sambil menunggu pakaian selesai dicuci
dengan mesin lalu dikeringkan dengan mesin
pengering, pasien menyetrika pakaian yang telah
selesai dicuci
12.00-13.00 Istirahat, sholat dzuhur, makan siang
13.00-15.00 Pasien melanjutkan mencuci dan menyetrika
pakaian selang seling. Sambil menunggu
pakaian selesai dicuci dengan mesin lalu
dikeringkan dengan mesin pengering, pasien
menyetrika pakaian yang telah selesai dicuci.
15.00-15.30 Istirahat shalat ashar
15.30-17.00 Mencuci manual benda yang tidak dapat dicuci
menggunakan mesin seperti karpet, sepatu, tas,
dll

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan Tanda Vital
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital TD : 100/80 mmHg HR : 86x/m
RR : 18x/m T : 36.6oC
Keadaan Gizi BB : 50 kg TB : 148 cm
BMI : 22,83 Interpretasi :
Status Generalis
Mata : CA (-/-), SI (-/-) R. Cahaya (+/+)
Visus Baik
Hidung : Pendarahan (-), Sekret (-) Massa (-)
Telinga: Sekret (-/-) Serumen (-/-)
Mulut : Faring Hiperemis (-) Karies Dentis (-)
Tonsil T1 T1
Leher : Pembesaran Tiroid / KGB (-)
JVP : Normal
Thorax : Simetris kanan dan kiri
Pulmo : Retraksi Dinding Dada (-/-)
Vocal Fremitus sama kanan dan kiri
Batas paru jantung normal
Vesikuler (+/+) Wheezing (-/-) Ronkhi (-/-)
Cor : Ictus Cordis Tidak Terlihat
Ictus Cordis Teraba
BJ I dan II Regular, Gallop (-) Murmur (-)
Abdomen : Nampak cembung, distensi (-) Bising Usus (+)
Timpani (+) Nyeti Tekan (-)
Ekstremitas : Atas : Akral Hangat (+/+) CRT < 2 (+/+)
Bawah : Akral Hangat (+/+) CRT < 2 (+/+)

Status Dermatologik
Regio / Letak Lesi : thorax anterior ICS 6-7
Efloresensi : Primer : Plaque Eritem dengan skuama halus, papul
eritem pada bagian tepi.
Sekunder : -
Sifat UKK : Ukuran : Plakat
Batas : tegas, dg tepi lebih aktif dibanding bagian
tengah
Susunan / bentuk : Anular, Teratur
Penyebaran dan lokalisasi : Regionl, Bilateral, Sirkumsrip.

5. Pemeriksaan Penunjang
- Tidak dilakukan
ANALISIS BAHAYA POTENSIAL
Kegiatan Bahaya Potensial APD Potensi Risiko
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko- gangguan Kecelakaan
logis kesehatan Kerja
Mencuci Listrik Cairan Duh Meng- Stress - DKI Tersiram
dengan Lantai sabun tubuh angkat Bosan Dislokasi cairan
mesin yang anti klien lengan saat sabun
licin nod laundry memasuk antinoda
Cairan kan kain ke dan cairan
pemut mesin pemutih
ih Terjepit
mesin
Ter-setrum
listrik
Ter peleset

Mengering Listrik - - Meng- Bosan - Terjepit


kan pakaian Lantai angkat stress mesin
dengan yang lengan saat Tersetrum
mesin licin memasuk listrik
kan kain ke
mesin
Mencuci Lantai Cairan Duh Duduk Stress Sarung DKI Tersiram
manual yang sabun tubuh mem- Bosan tangan CTS cairan
licin anti klien bungkuk se Tennis sabun
noda Gerakan panjang Elbow antinoda
berulang pergela LBP dan cairan
Cairan ngan pemutih.
pe tangan
mutih
Menyetrika Uap Gas - Berdiri Bosan Milaria Tertimpa
pakaian panas Cairan berjam- Stress rubra setrikaan
dari pe jam. Infeksi uap
setrika wangi Gerakan jamur Tabung
Berat atau tangan Varises gas
setrika parfu berulang CTS meledak
uap m Tennis
elbow
LBP
B. ANALISIS HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENYAKIT YANG
DIDERITA
1. Pemeriksaan ruang / tempat kerja
Tempat kerja pasien cukup berisiko menyebabkan penyakit akibat kerja,
seperti lantai yang licin di tempat mencuci, atap yang rendah di tempat
menyetrika sehingga uap panas setrika langsung mengenai pasien bakan sampai
pakaian pasien basah oleh akumulasi uap. Pasien juga bekerja dengan
menggunakan alat-alat yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, seperti
cairan antinoda untuk mencuci yang bersifat korosif dan mudah terbakar, serta
dengan posisi kerja yang kurang nyaman dalam waktu yang lama yaitu berdiri
berjam-jam seringkali membungkuk.

2. Pembuktiaan hubungan penyakit dengan bekerja


Nn. P mengeluhkan gatal di lipatan bawah payudara sejak 2 minggu yang
lalu, dan pernah dialami juga pada 3 bulan yang lalu. Gatal dirasakan memberat
saat berkeringat. Keluhan ini tidak pernah ia alami sebelum ia bekerja sebagai
pekerja laundry. Besar kemungkinan penyakit ini diakibatkan oleh faktor
lembabnya pakaian selama kegiatan menyetrika dengan setrika uap, tanpa
apron, baik oleh uap panas dari setrika uap maupun keringat Nn. P sendiri.

3. Pembuktian tidak ada hubungan penyakit dengan penyebab luar


pekerjaan
Sebelum bekerja ada faktor lain pada pasien yang menjadi kebiasaan kurang
baik yang dapat menjadi risiko terkena infeksi jamur, yaitu senang berpakaian
ketat dan pakaian yang tidak menyerap keringat. Namun selama pasien belum
bekerja sebagai pekerja laundry, pasien dan keluarga tidak pernah mengalami
keluhan yang sama seperti in.

C. MENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA


1. Diagnosis Kerja
Tinea corporis
2. Diagnosis Differensial
Kandidiosis Intertriginosa
3. Diagnosis Okupasi
B35.4 Tinea corporis
4. Kategori Kesehatan
Kesehatan cukup baik dengan kesehatan yang dapat dipulihkan

D. PROGNOSIS
- Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
- Ad Sanasionam : Dubia (menyangkut kesembuhan)
- Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)
Prognosa Okupasi : ad bonam
E. PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN
Jenis Permasalahan Rencana Tindakan Target Waktu dan Keterangan
Evaluasi
Tinea korporis Kuratif: 2 minggu gejala Penyakit dapat
- Griseofulvin tab 500 mg berkurang, gejala dipulihkan
1 dd tab 1 sembuh atau
- Loratadin tab berkurang
2 dd tab 1 Penderita memahami
edukasi faktor risiko cara mengatasi dan
infeksi jamur. mencegah terjadi
kembali infeksi
Preventif: jamur.
- Mengganti pakaian setiap
kali lembab / basah.

Promotif:
Penyuluhan dan edukasi
tentang infeksi jamur dan
higienitas
Kurangnya APD - Bekerja sama dengan pihak Seumur hidup APD dapat
pengelola laundry untuk selama bekerja mengurangi
menyediakan APD yang keluhan-
sesuai standar misalnya keluhan
apron plastik. pasien.
- Edukasi tentang pentingnya
menggunakan APD
- Pelatihan K3
Beban kerja yang Memberitahukan pihak Setiap bekerja Pembuatan
banyak dan pengelola laundry untuk shift dapat
ditanggung oleh satu menambah tenaga kerja agar mengurangi
orang analis saja dapat bekerja dengan shift pagi keluhan dan
dan sore meminimalisir
bahaya kerja

F. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah pada kasus ini yang dapat saya simpulkan adalah memperbaiki
dan melengkapi fasilitas kerja, baik dari segi lingkungan kerja dan alat pelindung diri
(APD) di tepat kerja laundry seperti penyediaan apron plastik untuk meminimalkan
kelembaban pakaian oleh uap dari setrika. Selain itu menyarankan pihak pengelola
laundry untuk menyediakan kipas angin atau blower untuk memimalisir uap yang
mengenai pekerja. Serta menguragi beban kerja dengan menambah jumlah pekerja lalu
dijadikan sistem shift pagi dan sore.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluhan yang dirasakan pasien merupakan akibat dari kondisi pakaian yang lembab
bahkan basah saat menyetrika menggunakan setrika uap karena kurangnya APD,
ditunjang oleh higienitas yang kurang baik. Oleh karena itu diperlukan alat pelindung
diri yang disediakan pengelola laundry demi meningkatkan kesehatan da kesejahteraan
pekerja serta keselamatan selama bekerja.

B. SARAN
Pekerjaan dengan ketidaknyamanan yang berulang dan terus-menrus ,kepada pihak
pengelola laundry diperlukan adanya perbaikan fasiltas kerja dan jam kerja. Bagi
pekerja disarankan untuk mengikuti pelatihan K3 demi terbentuknya tanggung jawab
dan kedisiplinan pekerja / individu itu sendiri dalam mengendalikan resiko yang
mungkin terjadi pada dirinya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai