Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENGAMATAN KESEHATAN KELUARGA

SKABIES

SISTEM IKAKOM II

Di Susun Oleh :
Andi Silpia (2011730122)

Penguji :
dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kedokteran
Komunitas dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu kedokteran komunitas II di UPT. Puskesmas
Pondok Kacang Timur.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima segala kritik dan
saran yang diberikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak dan setiap pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-
dosen pembimbing dan sahabat sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas bantuan dalam menyusun laporan ini.

Tangerang Selatan, 05 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LAPORAN KASUS 2
BAB III ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA 8
Identitas Keluarga.................................................................................................8
Genogram Keluarga.............................................................................................8
Status Keluarga.....................................................................................................9
Anggota keluarga.................................................................................................9
Potensial Terjadinya Penyakit............................................................................16
Identifikasi Permasalahan di Keluarga...............................................................17
Diagnosis Holistik..............................................................................................18
Rencana Penatalaksanaan...................................................................................19
BAB IVPENUTUP 22
Kesimpulan.........................................................................................................22
Saran...................................................................................................................22
LAMPIRAN 23
BAB I
PENDAHULUAN

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi
tungau parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1600an, tetapi tidak dikenali sebagai penyebab
dari erupsi kulit sampai tahun 1700an.
Penyakit ini sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak personal langsung
dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung (melalui benda-benda) seperti
pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Tungau ini bersifat obligat pada
manusia, tinggal dalam terowogan yang dibuatnya dalam epidermis superfisial.
Terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang menderita skabies.
Skabies adalah penyakit endemik di seluruh dunia, dapat menyerang seluruh ras dan
berbagai tingkat sosial, namun gambaran akurat mengenai prevalensinya sulit
didapatkan. Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa prevalensi skabies
meningkat di United Kingdom dan skabies lebih sering terjadi di daerah perkotaan
pada anak-anak dan wanita dan pada musim dingin dibandingkan saat musim panas.
Lingkungan padat penduduk, yang sering terdapat pada negara-negara
berkembang dan hampir selalu berkaitan dengan kemiskinan dan higiene yang buruk,
dapat meningkatkan penyebaran skabies.
Gejala utama adalah pruritus intensif yang memburuk di malam hari atau
kondisi dimana suhu tubuh meningkat. Lesi kulit yang khas berupa terowongan,
papul, ekskoriasi dan kadang-kadang vesikel.
Tungau penyebab skabies merupakan parasit obligat yang seluruh siklus
hidupnya berlangsung di tubuh manusia. Tungau tersebut tidak dapat terbang atau
meloncat namun merayap dengan kecepatan 2.5 cm per menit pada kulit yang
hangat.
Skabies menduduki peringkat ke-7 dari sepuluh besar penyakit utama di
puskesmas dan menempati urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat
ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Praktek dokter
keluarga ialah praktek kedokteran dalam pelayanan primer atau kontak pertama yang
dijalankan secara paripurna atau komprehensif. Pelayanan yang diberikan harus
meliputi pelayanan promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Tujuan yang ingin dicapai dalam
pelayanan kedokteran keluarga adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi
individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya,
yang tercermin dalam tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter
keluarga.
BAB II

LAPORAN KASUS

IDENITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Usia : 44 tahun
Alamat : Jln. Pondok Kacang Timur 01/04, Tangerang
selatan
Kedudukan dalam keluarga : Kepala keluarag (suami)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta (warung makan)
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal kunjungan : Senin, 04 September 2017

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama:
Gatal gatal disertai bintik bintik merah berair pada kedua tangan sejak
2 minggu yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki laki usia 44 tahun datang bersama anaknya ke Puskesmas
Pondok Kacang Timur dengan keluhan gatal gatal disertai bintik bintik merah
dan berair pada kedua tangan sejak 2 minggu yang lalu. Selain gatal pasien juga
menyatakan terdapat bruntus-bruntus kemerahan yang sudah kering pada bagian
perut, kedua sela lipat paha, kedua betis dan kedua kaki. Dan ada bruntus -
bruntus kemerahan yang berisi nanah.

Menurut pasien awalnya timbul bruntus kemerahan sebesar jarum pentul di


sela-sela jari tangan kanan yang terasa gatal terutama malam hari sejak 5 hari
yang lalu dan pasien mengaku sering menggaruk daerah tersebut, kemudian
bruntus kemerahan semakin banyak dan semakin gatal serta meluas hingga ke
telapak tangan, kedua punggung tangan, badan, kedua sela lipat paha, kedua betis
serta kedua kaki.

Bruntus-bruntus kemerahan dirasakan gatal setiap saat tetapi semakin hebat


pada saat malam hari. Lama kelamaan bruntus-bruntus kemudian ada yang
berisi cairan nanah, karena gatal pasien sering menggaruknya hingga timbul luka
akibat garukan. Terutama pada telapak tangan dan kaki karena digaruk oleh
pasien sehingga berubah menjadi borok.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku belum pernah merasakan hal yang sama sebelumnya. Tidak ada
riwayat penyakit jatung, diabetes melitus maupun asthma.

Riwayat Penyakit Keluarga


o Anak ke 3 pasien yang sekarang bersekolah dipesantren dan tinggal diasrama
juga dulunya mengalami keluhan bruntus bruntus kemerahan yang terasa
gatal pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta badan, lalu anak pasien
pulang kerumah beberapa hari dirumahnya, lalu istri pasien merasakan hal
yang sama dengan anak pasien, lalu anak pertama dan kedua juga terkena
penyakit yang sama.

Riwayat Sosial-Ekonomi:
Pasien tinggal satu rumah bersama istri, 3 orang anaknya. Namun anak ketiga
sekarang berada di pesantren. Pasien bekerja sebagai pemilik warung mie ayam
milik pribadi bersama istrinya. Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah.

Riwayat Kebiasaan:
o Pasien mengatakan selalu menggunakan alas kaki setiap akan bepergian
keluar rumah.
o Pasien mengatakan handuk di pakai secara bergantian dengan anak
bungsunya ketika anaknya pulang dari pesantren.
o Pasien biasanya mandi 2x dalam sehari, mengganti pakainnya 2x dalam
sehari termasuk pakaian dalam.
o Istri pasien mengganti sprei, kasur, guling dan bantal hanya jika terlihat kotor
sekira 3 bulan sekali.
o Istri pasien mencuci pakaian dengan mencampur semua pakaian pasien dan
anak anaknya dengan sabun detergen dan disetrika.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Antropometri : BB 63 kg
TB 170 cm
IMT 21,8 kg/m2
Kesan : Normal

TANDA VITAL
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit, regular, kuat angkat
Laju Pernapasan : 18 x/menit, regular
Suhu : 36,5 oC

STATUS GENERALIS
Regio Hasil Pemeriksaan
Kepala Normocephal, simetris, rambut hitam tidak mudah
dicabut
Mata Ptosis (-/-), exophthalmus (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, 3 mm, refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/
+).
Hidung Normonasi, deviasi septum nasi (-), mukosa tenang, tidak
terdapat perdarahan, sekret (-).
Mulut Mukosa bibir lembab, gingival bleeding (-), faring tidak
hiperemis, tonsil (T1/T1).
Leher Tidak tampak pembesaran thyroid, peningkatan JVP (-/-),
KGB colli tidak teraba.
Thorax Simestris dalam keadaan statis dan dinamis.

Cor Inspeksi Ictus cordis tampak pada ICS-V linea


midclavicularis sinistra.
Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS-V linea
midclavicularis sinistra.
Perkusi batas jantung kanan pada ICS IV linea sternalis
dextra, batas jantung kiri ICS VI linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi : S1 dan S2 normal, regular, suara tambahan
Pulmo (-)
Inspeksi : Simetris, tidak tampak retraksi dinding
dada
Palpasi : Vocal fremitus sama diseluruh lapang paru
Perkusi : Sonor (+/+) diseluruh lapang paru, batas
paru
hepar ICS VI linea midklavikularis dextra
Auskultasi :Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen Inspeksi : Abdomen datar, tak terdistensi
Auskultasi : BU (+) dbn
Perkusi : timpani di keempat quadran abdomen
Palpasi : NT (-) di keempat quadran abdomen, hepar
tidak teraba membesar, tidak teraba massa.
Anogenital Tidak ada kelainan.
Ekstremitas Akral hangat, edema pretibia (-/-), CRT < 2 detik.
Dermatologikus Efloresensi : papul eritema multipel diantaranya tampak
pustul, berukuran lentikuler, berbatas tegas, berukuran
tidak teratur.
Distribusi : Generalisata

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
DIAGNOSIS KERJA
- Skabies

PENATALAKSANAAN
Edukasi
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan harusnya digunakan pada
malam hari sebelum tidur. Dipakai mulai dari batas rambut kepala sampai
ujung kaki, wajah dan rambut tidak di oles. Salep digunakan 8 10 jam tidak
boleh kena air.
3. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
4. Pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila
perlu direndam dengan air panas minimal 30 menit kemudian cuci bersih.
5. Handuk tidak boleh digunakan secara bergantian
6. Bantal dan Kasur harus dijemur.
7. Untuk pemakaian pemetrin tidak boleh diulang kembali setelah 1 minggu
sejek pemakaian pertama.
8. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang
sama dan ikut menjaga kebersihan.

Medikamentosa
Pametrin 5% no. I
2 dd 1 extende ter.
Gentamicyn salp no. I
2 dd 1 extende ter.
Chlorpheniramine maleat tab no. X
3 dd 1 p.c
Dexametasone tab no. X
3 dd 1 p.c

PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

IDENTITAS KELUARGA
No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan
1. Nama Tn. S Ny. E
2. Umur 44 tahun 42 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Betawi Betawi
7. Pendidikan SMA SMA
8. Pekerjaan Wiraswasta (warung makan) Wiraswasta (warung makan)
Jl. Pondok kacang timur 001/02, pondok kacang prima,
9. Alamat
perumahan Bintaro Galeri Blok C4 no. 5, Tangerang Selatan

GENOGRAM KELUARGA

Tn. S Ny.
E
44 tahun 42 tahun
pasien

Tn. A An. S
An.
S
20 tahun 11 tahun 9 tahun

ANGGOTA KELUARGA
Anggota Hub. Stt. Serumah
No. Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg
1. Tn. S 44 thn Wiraswasta Suami Menikah
2. Ny. H 42 thn Wiraswasta Istri Menikah
Anak ke-
3. Tn. A 20 thn Mahasiswa Menikah
1
Anak ke- Belum
4. An. S 12 thn Pelajar
2 Menikah
Anak ke- Belum
5. An. S 9 thn Pelajar
3 Menikah

STATUS KELUARGA

No. Ekonomi Keluarga Keterangan

1. Luas tanah 15 x 12 meter


2. Luas Bangunan 10 x 10 meter
3. Pembagian ruangan 1 ruang tamu, 2 kamar tidur
berukuran 2,5 x 3 m, 1 kamar mandi
berukuran 1,5 x 1 m, dan 1 dapur
berukuran 3 x 1,5 m.
4. Besarnya daya listrik 900 Watt

No. Perilaku Kesehatan Keterangan

1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas dan Rumah Sakit
lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas dan Rumah Sakit

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS

No Aktivitas Keluarga Keterangan


1. Aktivitas fisik
a. Suami (pasien) Membantu istri di warung makan
b. Istri Memasak untuk warung makan, dan
pekerjaan rumah tangga
c. Anak 1
Kuliah, Kerja
d. Anak 2
Sekolah ( Madrasa Tsanawiah)
e. Anak 3
Sekolah ( Pesantren )
2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu
melaksanakan ibadah sholat 5
waktu.

No Pola Makan Keluarga Keterangan

1. Kebiasaan Makan Keluarga Tn. S memiliki kebiasaan makan tiga kali


dalam sehari yaitu sarapan pagi, siang, dan saat
petang, dengan menu makanan sehari-hari keluarga
ini tidak tetap. Menu makanan yang biasanya
dikonsumsi sehari-hari adalah nasi dengan lauk
pauk yang seringnya adalah ikan, ayam, sayur-
sayuran, telur, tahu, tempe, namun lebih sering
makanan jadi. Keluarga ini jarang mengkonsumsi
buah-buahan. Tn. S dan istrinya memasak sendiri
makanan untuk keluarganya.
2. Pola Gizi Seimbang Keluarga Tn. S mengaku minum air kurang dari 2
liter/hari. Mengonsumsi makanan pokok jenis nasi 3
porsi sehari, dengan menyertakan sayur setiap kali
makan.
Namun lauk-pauk cenderung kurang beragam,
sangat jarang konsumsi daging dan susu. Serta
cenderung banyak menambahkan penyedap rasa
buatan.

No Lingkungan Keterangan
Hubungan dengan tetangga di
1 Sosial
lingkungan sekitar baik.
2 Fisik dan Biologik :
Perumahan dan fasilitas Kontrakan sederhana
Luas tanah 15 x 12 meter
Luas bangunan 10 x 10 meter
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan
WC dan tempat mencuci pakaian.
Sarana Pembuangan Air Limbah
Melalui saluran air ke parit
Sumber air sehari-hari
Air sumur
Sumber air minum
Air galon isi ulang
Pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan menjadi satu
plastik kemudian dibuang ke tempat
pembuangan sampah di daerah
tersebut.
3 Lingkungan Kerja
- Suami Di luar dan dalam rumah
- Istri (pasien) Di luar dan dalam rumah
- Anak 1 Di luar

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat

Tidak merokok Suami pasien dan anak


1 Ada yang memiliki kebiasaan
ke-1 memiliki kebiasaan
merokok
merokok
Persalinan
2 Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh
persalinan bidan
Imunisasi
3 Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
4 Apakah balita ibu sering
Di timbang di Posyandu
ditimbang ? Dimana ?

Sarapan pagi Setiap anggota memiliki


Apakah seluruh anggota
5 kebiasaan sarapan pagi
keluarga memiliki kebiasaan
sebelum memulai
sarapan pagi?
aktivitas
Dana sehat / Askes
6 Apakah anda ikut menjadi
BPJS
peserta jaminan kesehatan
Cuci tangan
Apakah seluruh anggota
Seluruh keluarga selalu
keluarga mempunyai
mencuci tangan dengan
7 kebiasaan mencuci tangan
air dan sabun sebelum
menggunakan sabun sebelum
makan dan sesudah
makan dan sesudah buang air
buang air besar.
besar ?

Sikat gigi Seluruh anggota keluarga


Apakah anggota keluarga
8 melakukan kebiasaan
memiliki kebiasaan gosok
menggosok gigi dengan
gigi menggunakan odol
odol.
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
9
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
olah raga teratur olahraga
B. Lingkungan Sehat
Jamban
Apakah di rumah tersedia Rumah memiliki 1 buah
1
jamban dan seluruh keluarga WC yang digabung
menggunakannya dengan kamar mandi
Di rumah menggunakan

Air bersih dan bebas jentik sumber air berasal dari air
Apakah dirumah tersedia air sumur yang dipompa
2
bersih dengan tempat/tendon dengan mesin kemudian
air tidak ada jentik ? ditampung ke dalam bak
dan tidak ada jentik
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Tersedia tempat sampah

3 tempat sampah? Dan di di dapur dan di luar


lingkungan sekitar rumah rumah. Rumah terlihat
tidak ada sampah berserakan? bersih/bebas sampah
4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL di Air limbah dialirkan
sekitar rumah melalui gorong-gorong
yang ada di dalam tanah.
Lingkungan bersih tidak
ada air limbah yang
menggenang

Ventilasi Ukuran ventilasi lebih


5 Apakah ada pertukaran udara
kurang 50-60 x 30 cm
didalam rumah
untuk tiap ruangan.

Pengukuran kepadatan
dimana 1 orang penghuni
Kepadatan membutuhkan 2 x 2 x 2
Apakah ada kesesuaian
6 meter, penghuni
rumah dengan jumlah
berjumlah 5 orang
anggota keluarga?
dengan luas rumah 10 x 8
meter berisi 3 kamar
berukuran 3 x 3 m.

Lantai Lantai rumah terbuat dari


7 Apakah lantai bukan dari
semen dan tidak ada yang
tanah?
berlantai tanah
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
1 bulan hanya mendapat ASI
mendapatkan asi namun
saja sejak lahir sampai 6
tidak ekslusif.
bulan

Konsumsi buah dan sayur Semua anggota keluarga


Apakah dalam 1 minggu
selalu mengkonsumsi
2 terakhir anggota keluarga
sayur setiap kali porsi
mengkonsumsi buah dan
makan, namun jarang
sayur?
mengonsumsi buah
Jumlah 15 3

Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 15 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III.
POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT

GAYA HIDUP
- Asupan makanan kurang beragam,
pemenuhan kebutuhan air putih
kurang.
- Masih mengonsumsi bahan
penyedap rasa buatan
- Jarang berolah raga

PERILAKU KESEHATAN LINGKUNGAN PSIKOSOSIO-


Berobat saat ada keluhan. EKONOMI
Higien pribadi dan Pendapatan keluarga
FAMILY berkecukupan.
lingkungan kurang
Kehidupan sosial dengan
lingkungan baik.

PEKERJAAN
PELAYANAN KESEHATAN Bekerja di warung makan (milik
- Jarak rumah ke pelayanan pribadi) di rumah sendiri dan
Tn. S
kesehatan cukup jauh bekerja sebagai supir online.
Skabies

FAKTOR BIOLOGI LINGKUNGAN FISIK


Pasien dan seluruh keluarga Ventilasi dalam rumah masih
menderita skabies kurang
Tempat tidur yang jarang
dibersihkan
Pakaian yang sering dicampur

KOMUNITAS
Beberapa tetangga juga
mengenai penyakit yang
dikeluhkan pasien.

MANDALA OF HEALTH
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DIKELUARGA
1. Masalah dalam organisasi keluarga:
Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah Tn. S yang bekerja sebagai supir
online sehingga memiliki pengahasilan yang tidak tentu dan istri sebagai ibu rumah
tangga dan membuka warung makan dirumahnya sendiri. Tn. A yang sedang kuliah
dan membantu kedua orang tuanya dengan bekerja. An. S yang masih bersekolah
kelas 1 SMP dan adiknya An. Sa kelas 3 SD banyak membutuhkan biaya untuk
sekolah terlebih lagi anak anak masih dalam masa pertumbuhan yg memerlukan
asupan gizi yang seimbang. Selain itu keluarga harus membaya uang sewa rumah
kontrakan setiap bulannya sebesar Rp. 600.000/bulan. Status ekonomi pasien
menengah ke bawah karena kepala kelurga tidak memiliki penghasilan yang tetap
dan uang pengahsilan tersebut masih harus digunakan lagi untuk membayar uang
sewa rumah kontrakan, sisanya kadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal
ini terkadang mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga yang kian meningkat,
mengakibatkan beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa terpenuhi secara
maksimal. Masalah biaya keluarga ini menjadi beban pikiran karena biaya hidup
yang semakin lama semakin tinggi. Kerukunan antar anggota keluarga terjalin
dengan baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis:
Saat ini pasien menderita penyakit skabie (kudis) kemungkinan karena faktor
lingkungan yang tidak bersih dan kamar pasien yang terlalu lembab karena kamar
tersebut tidak memiliki ventilasi, selain itu istri pasien mengganti sprei kasur 3 bulan
sekali. Lingkungan rumah pasien menunjang faktor risiko terjadinya penyakit
skabies. Selain itu juga pasien sering menggunakan barang pribadi seperti handuk
dan baju secara bersamaan dengan anak bungsunya yang terkena skabies
sebelumnya.
3. Masalah perilaku kesehatan:
Pasien kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharan kesehatan,
begitu pun pada anak-anak pasien. Sehingga didalam keluarga terjangkit penyakit
skabies, selain itu pengetahuan untuk tidak menggunakan barang pribadi secara
bersamaan belum terlalu dipahami oleh keluarga pasien. Tidak hanya itu
pengetahuan keluraga pasien mengenai penyakit skabies masih kurang.

DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas karena keluhan gatal yang tidak kunjung
membaik sejak 2 minggu yang lalu dengan harapan gatal gatal hilang dan tidak
timbul lagi. Pasien khawatir penyakitnya semakin parah.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan keluhan gatal gatal
yang secara bergantian dengan anak anaknya dan istrinya, lalu gatal lebih terasa
pada malam hari, dan terdapat berupa Efloresensi : papul eritema multipel
diantaranya tampak pustul, berukuran lentikuler, berbatas tegas, berukuran tidak
teratur. Distribusi : Generalisat. Maka diagnosis kerja ditegakkan adalah scabies.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Pasien sering menggunakan barang pribadi secara bersamaan dengan anak
bungsunya. Selain itu pasien juga sekamar dengan anak bungsunya yang terkena
penyakit yang sama. Satu kelurga tidak dapat berobat secara bersamaan untuk
datang kepuskesmas, sehingga penyakit tersebut akan menular kepada anggota
kelurga yg sehat. Kamar yang tidak memilihi ventilasi yg menyebabkan kondisi
kamar menjadi lembab. Istri pasien juga jarang mengganti sprei kasur, bantal, dan
guling selain itu kasur, bantal dan guling tidak pernah dijemur dibawah matahari.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien).
Keluarga belum sepenuhnya mendukung perilaku kebersihan.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman pasien Ber-
personal kepada orang tua dan kunjungan tentang penyakit sedia
pasien mengenai keluarga ke yang dideritanya.
penuakit skabies puskesmas
yang menular,
dan seluruh
keluarga arus
berobat ke dokter
bersama sama
Aspek Memberikan Pasien Pada saat Pasien mampu Ber-
klinik salep pametrin dan kunjungan menggunakan obat sedia
5%, salep keluarga ke secara teratur
gentamicyn, puskesmas dengan baik
Clorphenelamin sehingga penyakit
maleat, cepat sembuh
Dexametason
Dan menjelaskan
kerja obat dan
cara
menggunakannya.

Aspek - Menjelaskan Pasien Pada saat Pasien melakukan Berse


risiko untuk tidak dan kunjungan hal yg dinajurkan dia
internal menggunakan keluarga ke rumah oleh dokter.
barang ribadi pasien
dengan bersama
sama.
- menjelaskan
bahwa satu
kelurga harus
berobat agar tidak
terjadi feomena
ping-pong
- menjelaskan
bahwa sprei hrus
diganti seminggu
sekali dan
menjemur kasur,
bantal, guling dan
mencuci pakaian
dengan cara
direndam dengan
air panas terlebih
dahulu.
Aspek Menganjurkan Pasien Saat Keluarga memberi Ber-
psikososia keluarga memberi dan kunjungan perhatian lebih sedia
l keluarga pemahaman keluarga ke rumah kepada pasien
kepada pasien pasien
mengenai
pentingnya buang
sampah
sembarangan dan
menjaga
lingkungan agar
sehat
Aspek -menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Ber-
fungsional kelurga pasien dan kunjungan pasien lebih sehat sedia
untuk senantiasa keluarga ke rumah dan kuat,
mengajarkan pasien mencegah
pasien untuk komplikasi
menjaga
kebersihan

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi tungau
parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Penularan terjadi melalui
kontak personal langsung dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung
(melalui benda-benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Di
Puskesmas Pondok Kacang Timur terdapat banyak pasien pasien yang terkena
penyakit scabies, salah satunya Pada keluarga ini, penyusun mengambil kesimpulan
bahwa Tn. S didiagnosis Skabies karena anak pasien yang sekarang tinggal
dipesantren pernah mengalami gatal diseluruh tubur terutama pada malam hari, lalu
menular ke kakak kakak dan orang tuanya. Anggota keluarga yg sehat juga bisa
mengalami hal yang serupa bila keluarga tersebut tidak menggunakan obat yang sama
seperti pasien dan tidak menjaga kebersihan pakaian, sprei bantal, guling, kasur dll.
Aspek lainnya seperti fungsi keluarga, perkembangan kehidupan, aspek psikososial,
aspek perumahan keluarga ini sudah termasuk dalam kategori baik.

B. SARAN
Intervensi yang dilakukan terhadap lingkungan adalah memberikan penyuluhan
mengenai scabies (gejala, penatalaksanaan, penyebaran penyakit, dan pencegahannya)
dan menambah pahaman masyarakan tentang kebersihan diri, keluarga, dan
lingkungan di area puskesmas Pondok Kacang Timur. Selain itu, dilakukan pelaporan
berapa banyak pasien yang terkena penyakit ini, lalu disediakan salep untuk
pengobatan scabies dan mengurangi dampak efek tertular penyakit ini.

LAMPIRAN
Istri pasien

Riw. Scabies

Tangan Tn. S pada saat


berobat ke puskesmas

Anda mungkin juga menyukai