SKABIES
SISTEM IKAKOM II
Di Susun Oleh :
Andi Silpia (2011730122)
Penguji :
dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kedokteran
Komunitas dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu kedokteran komunitas II di UPT. Puskesmas
Pondok Kacang Timur.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima segala kritik dan
saran yang diberikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak dan setiap pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-
dosen pembimbing dan sahabat sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas bantuan dalam menyusun laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LAPORAN KASUS 2
BAB III ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA 8
Identitas Keluarga.................................................................................................8
Genogram Keluarga.............................................................................................8
Status Keluarga.....................................................................................................9
Anggota keluarga.................................................................................................9
Potensial Terjadinya Penyakit............................................................................16
Identifikasi Permasalahan di Keluarga...............................................................17
Diagnosis Holistik..............................................................................................18
Rencana Penatalaksanaan...................................................................................19
BAB IVPENUTUP 22
Kesimpulan.........................................................................................................22
Saran...................................................................................................................22
LAMPIRAN 23
BAB I
PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi
tungau parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1600an, tetapi tidak dikenali sebagai penyebab
dari erupsi kulit sampai tahun 1700an.
Penyakit ini sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak personal langsung
dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung (melalui benda-benda) seperti
pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Tungau ini bersifat obligat pada
manusia, tinggal dalam terowogan yang dibuatnya dalam epidermis superfisial.
Terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang menderita skabies.
Skabies adalah penyakit endemik di seluruh dunia, dapat menyerang seluruh ras dan
berbagai tingkat sosial, namun gambaran akurat mengenai prevalensinya sulit
didapatkan. Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa prevalensi skabies
meningkat di United Kingdom dan skabies lebih sering terjadi di daerah perkotaan
pada anak-anak dan wanita dan pada musim dingin dibandingkan saat musim panas.
Lingkungan padat penduduk, yang sering terdapat pada negara-negara
berkembang dan hampir selalu berkaitan dengan kemiskinan dan higiene yang buruk,
dapat meningkatkan penyebaran skabies.
Gejala utama adalah pruritus intensif yang memburuk di malam hari atau
kondisi dimana suhu tubuh meningkat. Lesi kulit yang khas berupa terowongan,
papul, ekskoriasi dan kadang-kadang vesikel.
Tungau penyebab skabies merupakan parasit obligat yang seluruh siklus
hidupnya berlangsung di tubuh manusia. Tungau tersebut tidak dapat terbang atau
meloncat namun merayap dengan kecepatan 2.5 cm per menit pada kulit yang
hangat.
Skabies menduduki peringkat ke-7 dari sepuluh besar penyakit utama di
puskesmas dan menempati urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia.
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat
ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Praktek dokter
keluarga ialah praktek kedokteran dalam pelayanan primer atau kontak pertama yang
dijalankan secara paripurna atau komprehensif. Pelayanan yang diberikan harus
meliputi pelayanan promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Tujuan yang ingin dicapai dalam
pelayanan kedokteran keluarga adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi
individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya,
yang tercermin dalam tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter
keluarga.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Usia : 44 tahun
Alamat : Jln. Pondok Kacang Timur 01/04, Tangerang
selatan
Kedudukan dalam keluarga : Kepala keluarag (suami)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta (warung makan)
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal kunjungan : Senin, 04 September 2017
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama:
Gatal gatal disertai bintik bintik merah berair pada kedua tangan sejak
2 minggu yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki laki usia 44 tahun datang bersama anaknya ke Puskesmas
Pondok Kacang Timur dengan keluhan gatal gatal disertai bintik bintik merah
dan berair pada kedua tangan sejak 2 minggu yang lalu. Selain gatal pasien juga
menyatakan terdapat bruntus-bruntus kemerahan yang sudah kering pada bagian
perut, kedua sela lipat paha, kedua betis dan kedua kaki. Dan ada bruntus -
bruntus kemerahan yang berisi nanah.
Riwayat Sosial-Ekonomi:
Pasien tinggal satu rumah bersama istri, 3 orang anaknya. Namun anak ketiga
sekarang berada di pesantren. Pasien bekerja sebagai pemilik warung mie ayam
milik pribadi bersama istrinya. Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah.
Riwayat Kebiasaan:
o Pasien mengatakan selalu menggunakan alas kaki setiap akan bepergian
keluar rumah.
o Pasien mengatakan handuk di pakai secara bergantian dengan anak
bungsunya ketika anaknya pulang dari pesantren.
o Pasien biasanya mandi 2x dalam sehari, mengganti pakainnya 2x dalam
sehari termasuk pakaian dalam.
o Istri pasien mengganti sprei, kasur, guling dan bantal hanya jika terlihat kotor
sekira 3 bulan sekali.
o Istri pasien mencuci pakaian dengan mencampur semua pakaian pasien dan
anak anaknya dengan sabun detergen dan disetrika.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Antropometri : BB 63 kg
TB 170 cm
IMT 21,8 kg/m2
Kesan : Normal
TANDA VITAL
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit, regular, kuat angkat
Laju Pernapasan : 18 x/menit, regular
Suhu : 36,5 oC
STATUS GENERALIS
Regio Hasil Pemeriksaan
Kepala Normocephal, simetris, rambut hitam tidak mudah
dicabut
Mata Ptosis (-/-), exophthalmus (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, 3 mm, refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/
+).
Hidung Normonasi, deviasi septum nasi (-), mukosa tenang, tidak
terdapat perdarahan, sekret (-).
Mulut Mukosa bibir lembab, gingival bleeding (-), faring tidak
hiperemis, tonsil (T1/T1).
Leher Tidak tampak pembesaran thyroid, peningkatan JVP (-/-),
KGB colli tidak teraba.
Thorax Simestris dalam keadaan statis dan dinamis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
DIAGNOSIS KERJA
- Skabies
PENATALAKSANAAN
Edukasi
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan harusnya digunakan pada
malam hari sebelum tidur. Dipakai mulai dari batas rambut kepala sampai
ujung kaki, wajah dan rambut tidak di oles. Salep digunakan 8 10 jam tidak
boleh kena air.
3. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
4. Pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila
perlu direndam dengan air panas minimal 30 menit kemudian cuci bersih.
5. Handuk tidak boleh digunakan secara bergantian
6. Bantal dan Kasur harus dijemur.
7. Untuk pemakaian pemetrin tidak boleh diulang kembali setelah 1 minggu
sejek pemakaian pertama.
8. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang
sama dan ikut menjaga kebersihan.
Medikamentosa
Pametrin 5% no. I
2 dd 1 extende ter.
Gentamicyn salp no. I
2 dd 1 extende ter.
Chlorpheniramine maleat tab no. X
3 dd 1 p.c
Dexametasone tab no. X
3 dd 1 p.c
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA
No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan
1. Nama Tn. S Ny. E
2. Umur 44 tahun 42 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Betawi Betawi
7. Pendidikan SMA SMA
8. Pekerjaan Wiraswasta (warung makan) Wiraswasta (warung makan)
Jl. Pondok kacang timur 001/02, pondok kacang prima,
9. Alamat
perumahan Bintaro Galeri Blok C4 no. 5, Tangerang Selatan
GENOGRAM KELUARGA
Tn. S Ny.
E
44 tahun 42 tahun
pasien
Tn. A An. S
An.
S
20 tahun 11 tahun 9 tahun
ANGGOTA KELUARGA
Anggota Hub. Stt. Serumah
No. Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg
1. Tn. S 44 thn Wiraswasta Suami Menikah
2. Ny. H 42 thn Wiraswasta Istri Menikah
Anak ke-
3. Tn. A 20 thn Mahasiswa Menikah
1
Anak ke- Belum
4. An. S 12 thn Pelajar
2 Menikah
Anak ke- Belum
5. An. S 9 thn Pelajar
3 Menikah
STATUS KELUARGA
No Lingkungan Keterangan
Hubungan dengan tetangga di
1 Sosial
lingkungan sekitar baik.
2 Fisik dan Biologik :
Perumahan dan fasilitas Kontrakan sederhana
Luas tanah 15 x 12 meter
Luas bangunan 10 x 10 meter
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan
WC dan tempat mencuci pakaian.
Sarana Pembuangan Air Limbah
Melalui saluran air ke parit
Sumber air sehari-hari
Air sumur
Sumber air minum
Air galon isi ulang
Pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan menjadi satu
plastik kemudian dibuang ke tempat
pembuangan sampah di daerah
tersebut.
3 Lingkungan Kerja
- Suami Di luar dan dalam rumah
- Istri (pasien) Di luar dan dalam rumah
- Anak 1 Di luar
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
Air bersih dan bebas jentik sumber air berasal dari air
Apakah dirumah tersedia air sumur yang dipompa
2
bersih dengan tempat/tendon dengan mesin kemudian
air tidak ada jentik ? ditampung ke dalam bak
dan tidak ada jentik
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Tersedia tempat sampah
Pengukuran kepadatan
dimana 1 orang penghuni
Kepadatan membutuhkan 2 x 2 x 2
Apakah ada kesesuaian
6 meter, penghuni
rumah dengan jumlah
berjumlah 5 orang
anggota keluarga?
dengan luas rumah 10 x 8
meter berisi 3 kamar
berukuran 3 x 3 m.
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 15 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III.
POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT
GAYA HIDUP
- Asupan makanan kurang beragam,
pemenuhan kebutuhan air putih
kurang.
- Masih mengonsumsi bahan
penyedap rasa buatan
- Jarang berolah raga
PEKERJAAN
PELAYANAN KESEHATAN Bekerja di warung makan (milik
- Jarak rumah ke pelayanan pribadi) di rumah sendiri dan
Tn. S
kesehatan cukup jauh bekerja sebagai supir online.
Skabies
KOMUNITAS
Beberapa tetangga juga
mengenai penyakit yang
dikeluhkan pasien.
MANDALA OF HEALTH
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DIKELUARGA
1. Masalah dalam organisasi keluarga:
Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah Tn. S yang bekerja sebagai supir
online sehingga memiliki pengahasilan yang tidak tentu dan istri sebagai ibu rumah
tangga dan membuka warung makan dirumahnya sendiri. Tn. A yang sedang kuliah
dan membantu kedua orang tuanya dengan bekerja. An. S yang masih bersekolah
kelas 1 SMP dan adiknya An. Sa kelas 3 SD banyak membutuhkan biaya untuk
sekolah terlebih lagi anak anak masih dalam masa pertumbuhan yg memerlukan
asupan gizi yang seimbang. Selain itu keluarga harus membaya uang sewa rumah
kontrakan setiap bulannya sebesar Rp. 600.000/bulan. Status ekonomi pasien
menengah ke bawah karena kepala kelurga tidak memiliki penghasilan yang tetap
dan uang pengahsilan tersebut masih harus digunakan lagi untuk membayar uang
sewa rumah kontrakan, sisanya kadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal
ini terkadang mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga yang kian meningkat,
mengakibatkan beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa terpenuhi secara
maksimal. Masalah biaya keluarga ini menjadi beban pikiran karena biaya hidup
yang semakin lama semakin tinggi. Kerukunan antar anggota keluarga terjalin
dengan baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis:
Saat ini pasien menderita penyakit skabie (kudis) kemungkinan karena faktor
lingkungan yang tidak bersih dan kamar pasien yang terlalu lembab karena kamar
tersebut tidak memiliki ventilasi, selain itu istri pasien mengganti sprei kasur 3 bulan
sekali. Lingkungan rumah pasien menunjang faktor risiko terjadinya penyakit
skabies. Selain itu juga pasien sering menggunakan barang pribadi seperti handuk
dan baju secara bersamaan dengan anak bungsunya yang terkena skabies
sebelumnya.
3. Masalah perilaku kesehatan:
Pasien kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharan kesehatan,
begitu pun pada anak-anak pasien. Sehingga didalam keluarga terjangkit penyakit
skabies, selain itu pengetahuan untuk tidak menggunakan barang pribadi secara
bersamaan belum terlalu dipahami oleh keluarga pasien. Tidak hanya itu
pengetahuan keluraga pasien mengenai penyakit skabies masih kurang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi tungau
parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Penularan terjadi melalui
kontak personal langsung dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung
(melalui benda-benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Di
Puskesmas Pondok Kacang Timur terdapat banyak pasien pasien yang terkena
penyakit scabies, salah satunya Pada keluarga ini, penyusun mengambil kesimpulan
bahwa Tn. S didiagnosis Skabies karena anak pasien yang sekarang tinggal
dipesantren pernah mengalami gatal diseluruh tubur terutama pada malam hari, lalu
menular ke kakak kakak dan orang tuanya. Anggota keluarga yg sehat juga bisa
mengalami hal yang serupa bila keluarga tersebut tidak menggunakan obat yang sama
seperti pasien dan tidak menjaga kebersihan pakaian, sprei bantal, guling, kasur dll.
Aspek lainnya seperti fungsi keluarga, perkembangan kehidupan, aspek psikososial,
aspek perumahan keluarga ini sudah termasuk dalam kategori baik.
B. SARAN
Intervensi yang dilakukan terhadap lingkungan adalah memberikan penyuluhan
mengenai scabies (gejala, penatalaksanaan, penyebaran penyakit, dan pencegahannya)
dan menambah pahaman masyarakan tentang kebersihan diri, keluarga, dan
lingkungan di area puskesmas Pondok Kacang Timur. Selain itu, dilakukan pelaporan
berapa banyak pasien yang terkena penyakit ini, lalu disediakan salep untuk
pengobatan scabies dan mengurangi dampak efek tertular penyakit ini.
LAMPIRAN
Istri pasien
Riw. Scabies