Abstract
The community of NTT has used betel tree (Areca Catechu), especially for its base
of betel leaf, as a burning material for cooking, as a rope to tie the house roof
made from bamboo, and as a device to peel traditional candlenut. Economic value
of betel is not high, therefore, the fiber of betel tree as a material to empower the
polymer matrix composite was need to be optimized. Betel fiber-based composite
is expected to be used as the substitute of concrete brick, red brick, triplex, and
cloth hanger because of the favorable mechanical characteristics such as strong,
light, environmental friendly, resistant to bending, resistant to water, resistant to
heat, and economic. Natural fiber-based composite, especially which is made from
betel fiber, has low strength so that chemical treatment is needed. NaOH (alkali)
was commonly used as chemical. In this study NaOH is given at different
percentage for each fiber. The selected percentages in this experiment are 4%, 5%
and 6% NaOH. Result of experiment shows that the highest tensile strength of fiber
is found at 5 % NaOH which rates for 195 MPa.
Keywords: Areca Catechu, Alkali Percentages, Mechanical Properties
119
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
kelapa, aren tanpa memotong pohonnya sebagai penguat material baru untuk
sehingga dapat mengurangi efek pemanasan menggantikan tripleks, batako maupun
global (global worming). gantungan pakaian.
Beberapa penelitian sebelumnya
berkaitan dengan serat alam diantaranya KAJIAN PUSTAKA
Maryanti melakukan eksperimen mengenai Komposit diartikan sebagai suatu material
perbandingan alkalisasi 5% selama 60 menit yang memiliki dua atau lebih bahan berbeda
menunjukan kekuatan tarik terbaik. Namun secara bersama-sama dibentuk untuk
terjadi penurunan kekuatan tarik pada menghasilkan sifatsifat yang lebih unggul dari
alkalisasi 8% disebabkan kehilangan sifat yang dimiliki oleh bahanbahan
beberapa unsur penting seperti hemiselulosa, penyusunnya sendiri.
lignin dan selulosa. Kekuatan tarik terendah Komposit yang lazim meliputi bahan matriks
terjadi pada 0% alkalisasi disebabkan adanya resin polimer dengan bahan penguat serat
lapisan di permukaan serat berupa kotoran yang tersebar di dalamnya (Gambar 1) [6].
seperti lilin sehingga terjadi ikatan yang tidak
sempurna antara resin dan serat [3].
Reddy dari hasil penelitian
menyimpulkan bahwa perlakuan serat 5%
NaOH untuk komposit hibrid dengan filler Bn,
Sc menunjukan kekuatan tarik, impak dan
bending meningkat pada variasi 3% sampai
10%. Peningkatan sifat mekanis diakibatkan
adanya ikatan adesive yang sempurna antara
filler dan matriks sehingga tegangan yang Gambar 1. Bahan Penyusun Komposit
ditrasnverkan ke dalam matrik mampu ditahan
dengan baik. Namun terjadi penurunan pada Polimer merupakan bahan resin yang
20% dan 30% yang diakibatkan kurangnya biasa digunakan sebagaimatrik komposit dan
transver tegangan dari matrikke kedua filler mempunyai beberapa jenis diantarannya
yang memiliki komposisi filler lebih banyak [4]. termoset dan termoplastik. Resin termoset
Mehar meneliti kekuatan tarik komposit yang biasa digunakan dalam dunia industri
dengan 10% NaOH, orientasi serat 90 yang adalah epoxy, polyester, vinylester, phenolics.
terbaik padaupset time 8 jam karena Resin termoplastik yaitu polietilena,
beberapa unsur hemiselulosa, lignin hilang polipropilena, polikarbonat, polistirena,
sehingga kekasaran permukaan meningkat polivinilklorida dsbnya. Dalam eksperimen ini
dan ikatan menjadi sempurna. Pada upset menggunakan resin epoxy sebagai matrik
time 16 dan 24 jam kurang adanya dengan sifat-sifat yang dimiliki sebagai berikut:
peningkatan disebabkan banyak unsur 1. Tidak mudah meleleh pada suhu 80
hemiselulosa, lignin yang hilang. Untuk 215C
kekuatan bending denganorientasi serat 45, 2. Memiliki sifat adhesi (wetting agent) yang
90meningkat secara signifikan dari 8 sampai baik untuk sejumlah bahan seperti halya
24 jam. Sedangkan kekuatan impak untuk serat pinang (gambar 2).
kedua orientasi serat mengalami penurunan Wetting agent merupakan kemampuan
[5]. resin untuk membasahi serat (penguat) yang
Penelitian lebih difokuskan pada terjadi akibat adanya interaksi antarmolekul
penggunaan persentase alkali dan upset time dari kedua material tersebut, sehingga secara
perlakuan serat karena secara kodrati serat bersama-sama terjadi kontak antara fasa cair
alam memiliki banyak kekurangan seperti (liquid) dan permukaan fasa padat (solid).
kekuatan rendah pada beban kejut, mudah
menyerap air, tidak tahan suhu tinggi, kualitas
bervariasi tergantung kondisi tanah, umur,
musim dan lingkungan. Dengan adanya
perbaikan sifat mekanis serat pinang secara
kimiawi diharapkan dapat diaplikasikan
120
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
121
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
122
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
Gambar9.PenampangBending (Balok)
123
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
dijemur di terik matahari untuk menghilangkan 7. Komposit dibiarkan kering dalam suhu
kadar air. Untuk perlakuan serat maka perlu ruang selama 24 jam,
perhitungan perbandingan volume NaOH per 8. Lepaskan komposit dengan membuka klem
1 liter aguades dengan persentase NaOH 4%, penjepit,
5%, 6%. Prosedur perlakuan serat dengan 9. Komposit dikeringkan dalam suhu ruangan.
alkali sebagai berikut : 10 Komposit tersebut kemudian di uji sesuai
1. Serat masing - masing direndam dengan dengan sifat mekanis yang diinginkan
persentase alkali 4%, 5%, 6% selama 1
jam, HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Serat dicuci dengan air bersih selama 5 Pengujian Tarik Serat Murni dan Perlakuan
menit,
3. Pengeringan serat dilakukan dalam suhu Dari hasil perendaman dan pengujian
ruangan sampai kering, serat murni dan perlakuan dengan NaOH,
diperoleh data pengujian yang menunjukkan
Untuk mengetahui perubahan sifat peningkatanmaupun penurunan beban putus
mekanis serat murni maupun akibat perlakuan seperti terlihat pada tabel 1.Data pengujian
NaOH maka perlu dilakukan pengujian tarik serat murni dan perlakuan yang dilakukan di
serat tunggal Gambar 10. Lab. Material MIPA Fisika Universitas
Brawijaya.
124
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
pada serat tanpa perlakuan (murni) namun [3] Maryanti, B.,2011, Pengaruh Alkalisasi
tidak menghasilkan kekuatan tarik tertinggi. Komposit Serat Kelapa Polyester
Ini lebih disebabkan ikatan kimiaserat Terhadap Kekuatan Tarik,
murni secara organik seperti selulosa, JurnalRekayasa Mesin., Vol.2, No.2, 123
hemiselulosa, ligninmasih relatif rendah. 129.
Kekuatan tarik seratperlakuan, tertinggi terjadi [4] Reddy, R.G.,2011, Fabrication and
pada persentase 5% NaOH sebesar 195 MPa Performance of Hybrid Betel Nut (Areca
dengan diameter serat yang kecil dan beban Catechu) Short Fiber/Sansevieria
yang relatif besar. Hal ini dipengaruhi semakin Cylindrica (Agaveceae) Epoxy
banyaknya ikatan hidroksil maupun karbonil Composites, International Journal of
yang terjadi selama proses perendaman serat Materials and Biomaterials Aplications.,
dengan NaOH dan mampu mereduksi Vol. 1, No.1, 6 13.
kandungan air dalam serat. Sedangkan [5] Mehar, A., 2013. Experimental Study and
kekuatan tarik serat perlakuan terendah the Effect of Alkali Treatment with Time
terjadi pada persentase 6% NaOH sebesar on Jute Polyester Compesite,
128 MPa. Penurunan kekuatan serat lebih .International Journal of Engineering
disebabkan menurunnya ikatan karbonil, Research., Vol. No. 2, Issue No. 2, 23
hidroksil. 28.
[6] Mott, L.R., 2009, Elemen Elemen Mesin
nd
KESIMPULAN Dalam Perancangan Mekanis, 2 edition,
Berdasarkan hasil pengujian tarik serat Penerbit Andi, Yogyakarta.
maka ditariklah beberapa intisari sebagai [7] Callister, D.W. dan Rethwisch,
kesimpulan sebagai berikut : G.D.,2007, Fundamental of Material
1. Adanya peningkatankekuatan tarik serat Science and Enginering, An Integrated
akibat perlakuan NaOH apabila Approach Third Edition, Department of
dibandingkan dengan serat yang belum Metallurgical Engineering The University
mendapat perlakuan. of Utah, John Willey and Sons, Inc
2. Kekuatan tarik serat tertinggi terjadi pada [8] Matthews, L.F. dan Bawlings, D.B., 1993,
persentase NaOH 5% sebesar 195 MPa Composite Materials Engineering and
sedangkan terendah terjadi pada serat Science. Chapman & Hall., London.
tanpa perlakuan (murni) sebesar 84 MPa. Glasgow. New York. Tokyo. Melbourne.
3. Persentase alkali (NaOH) yang semakin Madras.
besar akan meningkatkan ikatan kimia [9] Mazumdar, K.S.,2002, Composites
serat dan sebaliknya akan menurunkan Manaufacturing Material, Product, and
ikatan kimia serat seperti karbonil maupun Process Engineering. ByCRC Press.
hidroksil sehingga serat semakin elastis Boca Raton London., New York
dan getas. Washington, D.C.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lutony, T.L., 1993, Pinang Sirih,
Komoditiekspordanserbaguna,PenerbitK
anisius, Yogyakarta.
[2] Okomama, 1990,Simbol Pendekatan
Masyarakat di Timor, Soe, Pembentukan
TK 2 TTS.
125
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X
126