Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.

2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun


Pinang (Areca Catechu) terhadap Sifat Mekanis Komposit
Polimer
Agustinus Deka Betan, RudySoenoko, Achmad Asad Sonief
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT Haryono 167 Malang 65145
Phone: +62-341-587711, Fax: +62-341-554291
E-mail: adekabethan@yahoo.com

Abstract
The community of NTT has used betel tree (Areca Catechu), especially for its base
of betel leaf, as a burning material for cooking, as a rope to tie the house roof
made from bamboo, and as a device to peel traditional candlenut. Economic value
of betel is not high, therefore, the fiber of betel tree as a material to empower the
polymer matrix composite was need to be optimized. Betel fiber-based composite
is expected to be used as the substitute of concrete brick, red brick, triplex, and
cloth hanger because of the favorable mechanical characteristics such as strong,
light, environmental friendly, resistant to bending, resistant to water, resistant to
heat, and economic. Natural fiber-based composite, especially which is made from
betel fiber, has low strength so that chemical treatment is needed. NaOH (alkali)
was commonly used as chemical. In this study NaOH is given at different
percentage for each fiber. The selected percentages in this experiment are 4%, 5%
and 6% NaOH. Result of experiment shows that the highest tensile strength of fiber
is found at 5 % NaOH which rates for 195 MPa.
Keywords: Areca Catechu, Alkali Percentages, Mechanical Properties

PENDAHULUAN istirahat kerja serta dalam suasana upacara


Pohon pinang (Areca Catechu) dikenal adat2.Namun pengolahan bagian pinang
sebagai tanaman serba guna memiliki seperti pangkal pelepah daun dan batang,
manfaat di berbagai bidang kehidupan masih sebatas sebagai sampah organik
diantarannya kesehatan, transportasi, maupun pengganti minyak tanah untuk
bangunan, kerajinan, pangan, budaya, kebutuhan memasak.Berdasarkan hasil
industri kecil maupun besar. Produk unggulan pengamatan, ada sebagian kecil masyarakat
tanaman ini berupa biji pinang kering yang kepulauan Flores mengoptimalkan pangkal
merupakan salah satu komoditas ekspor ke pelepah daun sebagai alat tradisional untuk
India, Pakistan, Bangladesh dalam bentuk biji mengupas kemiri serta dijadikan tali dengan
pinang belah kering atau utuh mencapai cara dipintal guna mengikat tiang dan atap
182.972 ton dengan nilai jual US$ 106,33 juta. bangunan rumah yang terbuat dari bambu.
Pemanfaatan bagian pohon pinang di Pemilihan serat pinang sebagai bahan
daerah Jawa Barat (Sunda) bervariasi seperti penguat komposit didasarkan pada adanya
batang untuk pembatas saluran air, jembatan; ketersediaan bahan baku serat pinang di NTT,
pelepah daun sebagai pembungkus makanan, dimana dari beberapa kabupaten dan kota
bahan pencampur pembuatan topi; buah dan dengan luas arealnya mencapai 42.388 ha.Di
daun untuk obat - obatan tradisional1.Di samping itu beberapa dasawarsa terakhir
daerah NTT (Timor) khususnya buah pinang penggunaan serat alam lebih diminati karena
biasanya dimakan (dimama), dipadukan memiliki keunggulan diantarannya densitas
dengan sirih yang lazim disebut mamah rendah, terbarukan, biaya produksi rendah,
sirih-pinang. Kebiasaan ini sudah sifat mekanik dan spesifik yang baik serta
membudaya dalam kehidupan masyarakat berlimpah. Penggunaan serat alam juga dipicu
Timor seperti membersihkan mulut dan gigi di oleh pemanfaatan limbah (waste) tanaman
pagi hari, menerima tamu, kerja ataupun umur panjang seperti pinang, lontar, gebang,

119
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

kelapa, aren tanpa memotong pohonnya sebagai penguat material baru untuk
sehingga dapat mengurangi efek pemanasan menggantikan tripleks, batako maupun
global (global worming). gantungan pakaian.
Beberapa penelitian sebelumnya
berkaitan dengan serat alam diantaranya KAJIAN PUSTAKA
Maryanti melakukan eksperimen mengenai Komposit diartikan sebagai suatu material
perbandingan alkalisasi 5% selama 60 menit yang memiliki dua atau lebih bahan berbeda
menunjukan kekuatan tarik terbaik. Namun secara bersama-sama dibentuk untuk
terjadi penurunan kekuatan tarik pada menghasilkan sifatsifat yang lebih unggul dari
alkalisasi 8% disebabkan kehilangan sifat yang dimiliki oleh bahanbahan
beberapa unsur penting seperti hemiselulosa, penyusunnya sendiri.
lignin dan selulosa. Kekuatan tarik terendah Komposit yang lazim meliputi bahan matriks
terjadi pada 0% alkalisasi disebabkan adanya resin polimer dengan bahan penguat serat
lapisan di permukaan serat berupa kotoran yang tersebar di dalamnya (Gambar 1) [6].
seperti lilin sehingga terjadi ikatan yang tidak
sempurna antara resin dan serat [3].
Reddy dari hasil penelitian
menyimpulkan bahwa perlakuan serat 5%
NaOH untuk komposit hibrid dengan filler Bn,
Sc menunjukan kekuatan tarik, impak dan
bending meningkat pada variasi 3% sampai
10%. Peningkatan sifat mekanis diakibatkan
adanya ikatan adesive yang sempurna antara
filler dan matriks sehingga tegangan yang Gambar 1. Bahan Penyusun Komposit
ditrasnverkan ke dalam matrik mampu ditahan
dengan baik. Namun terjadi penurunan pada Polimer merupakan bahan resin yang
20% dan 30% yang diakibatkan kurangnya biasa digunakan sebagaimatrik komposit dan
transver tegangan dari matrikke kedua filler mempunyai beberapa jenis diantarannya
yang memiliki komposisi filler lebih banyak [4]. termoset dan termoplastik. Resin termoset
Mehar meneliti kekuatan tarik komposit yang biasa digunakan dalam dunia industri
dengan 10% NaOH, orientasi serat 90 yang adalah epoxy, polyester, vinylester, phenolics.
terbaik padaupset time 8 jam karena Resin termoplastik yaitu polietilena,
beberapa unsur hemiselulosa, lignin hilang polipropilena, polikarbonat, polistirena,
sehingga kekasaran permukaan meningkat polivinilklorida dsbnya. Dalam eksperimen ini
dan ikatan menjadi sempurna. Pada upset menggunakan resin epoxy sebagai matrik
time 16 dan 24 jam kurang adanya dengan sifat-sifat yang dimiliki sebagai berikut:
peningkatan disebabkan banyak unsur 1. Tidak mudah meleleh pada suhu 80
hemiselulosa, lignin yang hilang. Untuk 215C
kekuatan bending denganorientasi serat 45, 2. Memiliki sifat adhesi (wetting agent) yang
90meningkat secara signifikan dari 8 sampai baik untuk sejumlah bahan seperti halya
24 jam. Sedangkan kekuatan impak untuk serat pinang (gambar 2).
kedua orientasi serat mengalami penurunan Wetting agent merupakan kemampuan
[5]. resin untuk membasahi serat (penguat) yang
Penelitian lebih difokuskan pada terjadi akibat adanya interaksi antarmolekul
penggunaan persentase alkali dan upset time dari kedua material tersebut, sehingga secara
perlakuan serat karena secara kodrati serat bersama-sama terjadi kontak antara fasa cair
alam memiliki banyak kekurangan seperti (liquid) dan permukaan fasa padat (solid).
kekuatan rendah pada beban kejut, mudah
menyerap air, tidak tahan suhu tinggi, kualitas
bervariasi tergantung kondisi tanah, umur,
musim dan lingkungan. Dengan adanya
perbaikan sifat mekanis serat pinang secara
kimiawi diharapkan dapat diaplikasikan

120
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

ada kehadiran gas pada permukaan serat


(Gambar 5).

Gambar 2. Sifat Wetting Agent Epoxy pada


Serat Pinang

Apabila kontak yang terjadi antara resin


dan serat menghasilkan besar sudut 90 Gambar 5.Electrostatic Bonding.
maka karakteristik permukaan serat tidak
mampu dibasahi oleh resin (not wetable) dan 3. Chemical Bondingterjadi akibat adanya
sebaliknya sudut kontak yang dibentuk 90C energiyang lebih bersifat kimia. Besarnya
berarti resin mempunyai sifat mampu ikatan ini diperoleh dari sekumpulan ikatan
membasahi serat dengan baik sehingga kimia yang bekerja pada luas penampang
terjadi ikatan interklocking yang sempurna serat sesuai jenis ikatan kimia yang ada
(Gambar 3) [7]. pada serat maupun resin (Gambar 6).

Gambar 3. Gaya pada Wetting Agent Gambar 6.Chemical Bonding

Beberapa jenis ikatan yang dapat terjadi



pada interface bondingsebagai berikut 8 :
1. Mechanical Bonding merupakan
mekanisme ikatan yang saling mengunci
terjadi pada dua permukaan yaitu resin
dan serat yang kasar namun beban harus
paralel terhadap interface (Gambar 4).

Gambar 7. Metode Manufaktur Komposit

Proses manufaktur komposit polimer ada


beberapa macam seperti cetakan terbuka,
Gambar 4. Mechanical Bonding tertutup dan berdasarkan penggunaan resin
maupun susunan serat.
2. Electrostatic Bonding terjadi akibat adanya Komposit yang akan dimanufaktur
gaya tarik antara dua permukaan yang menggunakan resin polimer jenis termoset
berbeda muatan listrik pada skala atomik. yaitu epoxy dengan susunan serat panjang
Namun ikatan ini akan sempurna bila tidak (continuous fiber) dan serat pendek (short
fiber). Komposit yang akan dimanufaktur

121
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

menggunakan resin polimer jenis termoset Volume fraksi serat (vf)


yaitu epoxy dengan susunan panjang di Vf
dalamnya (continuous fiber) maupun serat vf (2)
pendek (short fiber) (gambar 7). Vc
Material yang digunakan sebagai Volume fraksi matrik (vm)
pembentukan komposit terdiri dari resin epoxy Vm
(matriks) dan serat (penguat). Dalam vm (3)
komposit matriks berfungsi: Vc
1. Pengikat serat dan bertindak sebagai Densityserat (f)
media penerima beban awal, mf
2. Mentransmisikan dan mendistribusikan f (4)
tegangan ke dalam serat, vf
3. Melindungi sifat fisik serat dari kerusakan
Density matrik (m)
permukaan akibat abrasi mekanik, reaksi
mm
kimia dari lingkungan, m (5)
4. Memisahkan serat berdasarkan vm
kelembutan relatif dan plastisitas sehingga
mampu mencegah perambatan retak.
Parameter yang diinginkan dalam
Sedangkan material penguat (serat)
pengujian komposit polimer, berkaitan dengan
memberikan peran sebagai:
sifat mekanis yaitu kekuatan tarik.Untuk
1. Pembawa beban (load transver) yang lebih
mengetahui karakteristik kekuatan
dominan 70% - 90%,
tarikkomposit polimer sbb:
2. Serat menunjukkan sifat kekakuan,
1. Pengujian tarik merupakan pengujian
kekuatan, stabilitas panas,
bersifat mekanis untuk mengetahui
3. Memberikan insulasi kelistrikan
tegangan, regangan, modulus elatisitas
(konduktifitas) pada komposit tetapi

bahan dengan cara spesimen ditarik
tergantung serat yang digunakan. 9 sampai putus (Gambar 8).
Untuk meningkatkan ikatan antara serat
dan matriks perlu perbaikan struktur
permukaan serat. Perlakuan alkalidengan
persentase dan waktu tertentu akan
memberikan perubahan komposisikimia serat
seperti hemiselulosa, selulosa,
lignin.Peningkatan dan penurunan komposisi
kimiatersebutakan sangat berpengaruh
padakualitas serat (kekasaran permukaan)
maupun sifat mekanis komposit. Proses kimia
yang terjadi selama perendaman serat ke
dalam larutan alkali sebagai berikut :
Gambar 8. Spesimen Uji Tarik Menurut
ASTMD 638 00
Sebelum memanufaktur komposit perlu
ditentukan karakteristik serat maupun resin. Kekuatan tarik ()
Karakteristik tersebut berkaitan dengan F
volume komposit (vc), volume serat (vf),
volume matrik (vm) dan density (). Formula
A (6)
yang digunakan sebagai berikut :
Volume komposit (Vc) Dimana;
= Tegangan tarik (MPa)
Vc p.l.t (1)
F = Beban (N)
A = Luas penampang (mm)

122
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

Besarnya regangan () Dimana;


L 0 Eb = Modulus elastis bending (GPa)
m = Slope tangen pada kurva beban
L0 (7) vs defleksi (N/mm)
Dimana;
= Regangan METODE PENELITIAN
Penelitian ini dikategorikan sebagai
L0 = Pertambahan panjang (mm)
eksperimen nyata (true exsperimental
L0 = Panjang awal (mm)
research) yang bertujuan menyelidiki
Modulus elastisitas (E)
kemungkinan adatidaknya pengaruh perlakuan

E serat tunggal akibat persentase alkali dan
(8) waktu perendaman terhadap sifat mekanis
Dimana; serat yang akan digunakan sebagai penguat
E = Modulus elastisitas (GPa) komposit.
2. Pengujian Bending dilakukan dengan Variabel terikat yang digunakan sebagai
menggunakan three point bending perlakuan serat adalah persentase alkali 4%,
sehingga spesimen uji akan mengalami 5%, 6% dengan upset time 1 jam. Sifat
tekan sertatarik pada bagian bawah dan mekanis yang di uji yaitu kekuatan tarik serat.
akan mengalami kegagalan (Gambar 9). Sedangkan variabel yang dikontrol seperti
katalis, aguades, diameter serat, waktu
perlakuan.
Bahan dan alat yang digunakan untuk
pembuatan komposit sebagai berikut:
Bahan terdiri dari serat pangkal pelepah
daun pinang (Gambar 10), NaOH (4%, 5%,
6%), resin epoxy, katalis dan aguades,
wax.

Gambar9.PenampangBending (Balok)

Kekuatan bending (b)


3PL
b
2bd 2 (9)
Dimana;
b = Tegangan bending (MPa) Gambar 10. Serat Pangkal Pelepah
P = Beban (N) Daun Pinang
L = Panjang support span
b = Lebar (mm) Alat bantu yang digunakan berupa cetakan
d = Tebal (mm) spesimen (mika), timbangan digital,
Defleksi maksimum (D) mikrometer, mesin uji tarik serta alat bantu
lainnya seperti pisau, mistar, baskom,gelas
6Dd
b ukur, cutter, gunting, koran bekas, kit
L2 (10) (pelumas), kuas, spidol, penjepit, kipet,
Dimana; sendok plastik, jam.
D = Defleksi maksimum (kgf/mm) Serat yang digunakan sebagai penguat
Modulus elastisitas bending (Eb) adalah serat pangkal pelepah daun pinang.
Pengambilan serat dilakukan dengan menarik
L3 .m
Eb serat dari pangkalnya berupa lembaran dan
4bd 3 (11) direndam dalam air selama 5 hari kemudian
pembersihan pati menggunakan pisau.Serat

123
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

dijemur di terik matahari untuk menghilangkan 7. Komposit dibiarkan kering dalam suhu
kadar air. Untuk perlakuan serat maka perlu ruang selama 24 jam,
perhitungan perbandingan volume NaOH per 8. Lepaskan komposit dengan membuka klem
1 liter aguades dengan persentase NaOH 4%, penjepit,
5%, 6%. Prosedur perlakuan serat dengan 9. Komposit dikeringkan dalam suhu ruangan.
alkali sebagai berikut : 10 Komposit tersebut kemudian di uji sesuai
1. Serat masing - masing direndam dengan dengan sifat mekanis yang diinginkan
persentase alkali 4%, 5%, 6% selama 1
jam, HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Serat dicuci dengan air bersih selama 5 Pengujian Tarik Serat Murni dan Perlakuan
menit,
3. Pengeringan serat dilakukan dalam suhu Dari hasil perendaman dan pengujian
ruangan sampai kering, serat murni dan perlakuan dengan NaOH,
diperoleh data pengujian yang menunjukkan
Untuk mengetahui perubahan sifat peningkatanmaupun penurunan beban putus
mekanis serat murni maupun akibat perlakuan seperti terlihat pada tabel 1.Data pengujian
NaOH maka perlu dilakukan pengujian tarik serat murni dan perlakuan yang dilakukan di
serat tunggal Gambar 10. Lab. Material MIPA Fisika Universitas
Brawijaya.

Tabel 1. Data Hasil Pengujian Serat Murni dan


Perlakuan NaOH
Persentase Upset Beban Kekuatan
NaOH Time Rata- Tarik t
(%) (Jam) Rata F (MPa)
(N)
0% 0 16,56 84
4% 1 8,23 168
5% 1 9,54 195
6% 1 6,30 128

Gambar 10. Mesin Uji Tarik Serat Tunggal

Serat pangkal pelepah daun pinang yang


telah dimodifikasi secara kimia (NaOH)
selanjutnya akan dimanufaktur menjadi
komposit dengan menggunakan metode hand
lay updengan tahapan sebagai berikut:
1. Timbang massa serat yang diikat, sesuai
fraksi volumenya,
2. Siapkan cetakan spesimen uji dengan
mengukur lebarnya dan dijepit dengan
klem penjepit,
3. Cetakan dioleskan dengan wax, Gambar 11.Hubungan Persentase NaOH vs
4. Timbang massa resin sesuai fraksi volum Kekuatan Tarik Serat Tunggal
matrik,
5. Resin dicampur katalis 1% sesuai Pada Tabel 1 tersebut di atas merupakan
perhitungan dan diaduk merata, data hasil pengujian serat murni dan perlakuan
6. Tuangkan resin ke dalam cetakan dari NaOH, untuk dapat mengetahui pengaruhnya
ukurannya kemudian serat ditata sambil maka dapat dijelaskan hubungan persentase
ditekan beberapa menit dan tuangkan NaOH dan kekuatan tarik serat. Dengan
resin sampai habis, melihat tabel 1. dan gambar 11. diketahui
beban putus dan diameter yang besar ada

124
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

pada serat tanpa perlakuan (murni) namun [3] Maryanti, B.,2011, Pengaruh Alkalisasi
tidak menghasilkan kekuatan tarik tertinggi. Komposit Serat Kelapa Polyester
Ini lebih disebabkan ikatan kimiaserat Terhadap Kekuatan Tarik,
murni secara organik seperti selulosa, JurnalRekayasa Mesin., Vol.2, No.2, 123
hemiselulosa, ligninmasih relatif rendah. 129.
Kekuatan tarik seratperlakuan, tertinggi terjadi [4] Reddy, R.G.,2011, Fabrication and
pada persentase 5% NaOH sebesar 195 MPa Performance of Hybrid Betel Nut (Areca
dengan diameter serat yang kecil dan beban Catechu) Short Fiber/Sansevieria
yang relatif besar. Hal ini dipengaruhi semakin Cylindrica (Agaveceae) Epoxy
banyaknya ikatan hidroksil maupun karbonil Composites, International Journal of
yang terjadi selama proses perendaman serat Materials and Biomaterials Aplications.,
dengan NaOH dan mampu mereduksi Vol. 1, No.1, 6 13.
kandungan air dalam serat. Sedangkan [5] Mehar, A., 2013. Experimental Study and
kekuatan tarik serat perlakuan terendah the Effect of Alkali Treatment with Time
terjadi pada persentase 6% NaOH sebesar on Jute Polyester Compesite,
128 MPa. Penurunan kekuatan serat lebih .International Journal of Engineering
disebabkan menurunnya ikatan karbonil, Research., Vol. No. 2, Issue No. 2, 23
hidroksil. 28.
[6] Mott, L.R., 2009, Elemen Elemen Mesin
nd
KESIMPULAN Dalam Perancangan Mekanis, 2 edition,
Berdasarkan hasil pengujian tarik serat Penerbit Andi, Yogyakarta.
maka ditariklah beberapa intisari sebagai [7] Callister, D.W. dan Rethwisch,
kesimpulan sebagai berikut : G.D.,2007, Fundamental of Material
1. Adanya peningkatankekuatan tarik serat Science and Enginering, An Integrated
akibat perlakuan NaOH apabila Approach Third Edition, Department of
dibandingkan dengan serat yang belum Metallurgical Engineering The University
mendapat perlakuan. of Utah, John Willey and Sons, Inc
2. Kekuatan tarik serat tertinggi terjadi pada [8] Matthews, L.F. dan Bawlings, D.B., 1993,
persentase NaOH 5% sebesar 195 MPa Composite Materials Engineering and
sedangkan terendah terjadi pada serat Science. Chapman & Hall., London.
tanpa perlakuan (murni) sebesar 84 MPa. Glasgow. New York. Tokyo. Melbourne.
3. Persentase alkali (NaOH) yang semakin Madras.
besar akan meningkatkan ikatan kimia [9] Mazumdar, K.S.,2002, Composites
serat dan sebaliknya akan menurunkan Manaufacturing Material, Product, and
ikatan kimia serat seperti karbonil maupun Process Engineering. ByCRC Press.
hidroksil sehingga serat semakin elastis Boca Raton London., New York
dan getas. Washington, D.C.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Lutony, T.L., 1993, Pinang Sirih,
Komoditiekspordanserbaguna,PenerbitK
anisius, Yogyakarta.
[2] Okomama, 1990,Simbol Pendekatan
Masyarakat di Timor, Soe, Pembentukan
TK 2 TTS.

125
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.2 Tahun 2014: 119-126 ISSN 0216-468X

126

Anda mungkin juga menyukai