Sumber: http://www.ibu-hamil.web.id/2015/02/10-tanda-bahaya-kehamilan-trimester-pertama-
pdf.html
Disalin dari Ibu-Hamil.web.id, Blog Ibu Hamil Indonesia.
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila
keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh
karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital (Sarwono P. 2002: 279).
Definisi Kehamilan - Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, I.B.G, 1998).
Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir (Judi J.E,
2002).
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetri buruk
Ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, A.B, 2002)
Terjadi pengeluaran abnormal, yaitu darah pervaginam, cairan yang cukup banyak, dan darah
bercampur lendir (Manuaba, I.B.G, 1998). Perdarahan seperti haid atau lebih banyak lagi, ibu
dan janin dalam bahaya yang mungkin merenggut nyawa mereka (Depkes RI, 1999).
Perdarahan setelah usia 20 minggu disebut juga hemoragia ante partum (HAP). Dapat
disebabkan oleh plasenta yang menutupi jalan lahir (placentae praevia), plasenta yang terlepas
dari tempat melekatnya pada dinding rongga rahim (solusio placentae), atau putusnya pembuluh
darah pada daerah selaput ketuban di sekitar mulut rahim (vasa praevia) (Judi J.E, 2002).
2. Sakit kepala lebih dari biasa.
Sakit kepala di bagian frontalis yang lebih dari biasa merupakan tanda bahaya untuk eklampsia
yang membakat (Farrer, H, 2001). Ibu mungkin akan mengalami kejang-kejang, janinnya mati,
dan perdarahan yang banyak setelah melahirkan (Departemen Kesehatan RI, 1999).
3. Gangguan penglihatan.
Ibu merasakan perubahan penglihatan, pandangan menjadi kabur atau melihat bercak di depan
mata (Depkes RI, 1999). Pada pre-eklampsia tampak edema pada retina, sehingga ditemukan
gangguan penglihatan (Hanifa W, 2005).
4. Pembengkakan pada wajah atau tangan.
Dengan gejala terjadi pembengkakan pada kelopak mata, muka, dan tangan/kaki atau
bertambahnya BB secara abnormal (Manuaba, I.B.G, 1998). Sedikit bengkak pada mata kaki
dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangan dan atau wajah merupakan
tanda preeklampsi. Jika ibu sulit melepaskan cincin atau gelang yang biasa dipakainya, serta
mata kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan,
merupakan tanda bengkak yang tidak normal (Depkes RI, 1999).
Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh biasanya dapat diketahui
dari kenaikan berat badan serta pembengkakan pada wajah atau tangan. Hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia (Hanifa W, 2005).
5. Nyeri abdomen (epigastrik).
Nyeri perut pada kehamilan usia 22 minggu atau kurang mungkin gejala utama pada kehamilan
ektopik atau abortus. Jika ibu mengeluh nyeri abdomen pada kehamilan lebih dari 22 minggu
kemungkinan persalinan preterm, solusio plasenta, atau amnionitis (Saifuddin, A.B, 2002). Nyeri
perut bawah secara terus-menerus, yang kadang-kadang menjalar ke samping atau ke punggung
yang tidak berkurang dengan istirahat, mungkin hal ini disebabkan oleh infeksi kandung kencing,
yang dapat menyebabkan persalinan sebelum waktunya (Depkes RI, 1999).
6. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
Jika ibu merasakan gerakan janin berkurang atau hilang sesudah kehamilan 22 minggu diagnosis
kemungkinannya adalah solusio plasenta dan gawat janin (Saifuddin, A.B, 2002). Janin
berkurang geraknya, janin mungkin kekurangan oksigen atau makanan dari ibunya, sehingga
menjadi lemah atau bahkan tewas (Depkes RI, 1999).
Bila ditemukan satu atau lebih tanda bahaya tersebut, jelaskan kepada ibu dan keluarganya
bahwa keadaan itu mudah menimbulkan kegawatdaruratan. Anjurkan agar ibu segera dibawa ke
rumah sakit atautempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya, untuk mencegah kejadian yang tak
diinginkan (Depkes RI, 1999).
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Farrer, H. 1987. Maternity Care. Andry, H. 2001 (alih bahasa). Jakarta: EGC.
Saifuddin, A.B. (Ed). 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP.
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan danterjadinya gejala
-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan
semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalamkehamilan dapat merupakan
gejala dari eklampsia.
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik.
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Padainfeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadiselama kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu
hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami
komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan
keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi,
dapat mengakibatkan kematian ibu.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara lain:
Perdarahan, pervaginam, Sakit kepala yang hebat, Penglihatan kabur, Bengkak pada muka dan
tangan, Keluar cairan pervaginam, Nyeri/ sakit perut yang hebat, Gerakan janin tidak terasa.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu
hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau
janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil
muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).
B. Saran
1. Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu hamil dan
janin dapat terpenuhi
2. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan janin dapat
terpantau
3. Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari gejala tanda
bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan. 2008. Bahaya Yang Sering Terjadi Pada Kehamilan Muda. http://www.info-cyber-
neth.com.id diakses tanggal 15 Maret 2010
Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka