Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
A. Latar Belakang
yang dilakukan di lapangan (langsung pada tempat observasi) agar materi yang
sedang dipelajari dapat dikuasai secara langsung melalui penelitian ilmiah. Proyek
kuliah wisata botani ini dilaksanakan karena mata kuliah ini perlu meneliti objek-
objek yang ada di lapangan contohnya yaitu meneliti adaptasi tanaman yang ada
di hutan agar mengetahui dan memahami langsung materi kuliah botani mengenai
adaptasi tanaman.
adaptasi morfologi merupakan salah satu bentuk adaptasi yang mudah diamati
dilakukan sebagai refleksi kondisi lingkungan yang dihadapi oleh organisme yang
bersangkutan.
pada berbagai tingkatan organisasi, misalnya adaptasi dalam tingkah laku dalam
stomata. Kutikula pada tanaman yang ada di darat memiliki peran sebagai
pembantu mencegah desikasi atau dengan daun yang kutikulanya tipis, besar
kecilnya lubang stomata dapat berpengaruh kepada pertukaran gas saat evaporasi
yang terjadi di lingkungan sekitar. Ada tiga bentuk adaptasi yaitu: adaptasi
hidupnya. Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri dengan cara mengubah
tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan yang ada (Supriyanto, 2010).
Adaptasi atau kemampuan penyesuaian hidup dapat menimbulkan suatu
pada daerah yang berbeda-beda, sehingga jenis adaptasinya pun berbeda pula
(Adams, 2007).
karakter morfologi dan fisiologi daun dapat memberikan andil besar dalam
untuk memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik
(Rachma, 2014).
III. METODE PRAKTIKUM
nanga Kec. Poasia, pada hari Sabtu 03 Desember 2016 pukul 08.00-10.45 WITA.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah parang, meteran 50m, alat
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafiah.
C. Prosedur kerja
(transek) dan metode implisit (plot). Adapun prosedur kerja menggunakan metode
3. Menarik garis lurus menggunakan tali rafiah sepanjang 5 m dari plot pertama.
5. Mengamati adaptasi dari berbagai vegetasi yang ada pada masing-masing plot.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum ini terdiri dari beberapa adaptasi morfologi dan
adaptasi fisiologi dari vegetasi yang diperoleh pada masing-masing plot, yaitu
sebagai berikut :
1) Adaptasi morfologi
5) Adaptasi Morfologi
Tanaman C Kopi
6) Adaptasi Fisiologi
8) Adaptasi Fisiologi
Tanaman A Tanaman B
16) Adaptasi Fisiologi
Tanaman A Tanaman B
Tanaman F
Gambar 9. Adaptasi morfologi & fisiologi Kelompok 9
B. Pembahasan
tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Pada pengamatan kali ini
penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh atau alat-alat tubuh organisme terhadap
Pada praktikum kali ini diperoleh berbagai adapatasi dari vegetasi yang
berbeda pada masing-masing plot. Pada plot I diperoleh beberapa tumbuhan yang
Sedangkan tumbuhan yang beradaptasi fisiologi terdiri dari sirih hutan dan
tanaman A. Pada plot II tumbuhan yang beradaptasi morfologi terdiri dari bambu,
rotan dan tanaman C. Sedangkan tumbuhan yang beradaptasi fisiologi terdiri dari
pada plot I, tanaman ini memiliki pohon besar dan sering ditanam di pinggir jalan.
Tanaman waru adalah tanaman berbatang sedang dan biasanya tumbuh liar di
antara semak semak belukar. Akar tanaman waru sendiri adalah akar tunggang,
batang berbentuk bulat, berwarna cokelat serta tumbuh lurus. Tanaman waru
merambat, rotan memiliki akar serabut, batang rotan memiliki diameter 25 cm,
beruas-ruas panjang. Batang rotan dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan
tajam, inilah yang menjadi sifat adaptasi fisiologi dari tanaman rotan. Duri ini
berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivore dan berfungsi juga sebagai
alat pemanjat karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Daun rotan sejajar dan
memiliki duri-duri halus serta memiliki sisik dan ujung daun runcing berduri.
Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputa dengan rongga dan
ruas di batangnya. Daun bambu tergolong daun lengkap yang memiliki pelepah
daun, tangkai daun dan helaian daun. Pada permukaan daun bagian atas berbulu
halus dan berwarna hijau terang , sedangkan pada permukaan bawah berbulu
buaku dan bercabang. Daun bertipe majemuk semu. Tumbuhan B memiliki sistem
Sirih hutan adalah tumbuhan merambat, akar yang bertipe akar gantung.
batangnya yang dapat melilit pada tumbuhan lain untuk mencari cahaya untuk
melakukan fotosintesis.
Tumbuhan yang terdapat pada plot II, selain rotan dan juga bambu adalah
tunggang, batang kasar dan bengkok karena sulit memperoleh cahaya sehingga
daptasi fisiologi pada tumbuhan ini. Tumbuhan ini memiliki daun yang menyirip.
Tumbuhan B memiliki akar tunggang, batangnya kasar dan beruas. Daun pada
bertipe daun yang menyirip dan halus, salah satu sifat fisiologinya daalah melilit
A. Kesimpulan
tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Pada pengamatan kali ini
penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh atau alat-alat tubuh organisme terhadap
fungsi vital dilakukan sebagai refleksi kondisi lingkungan yang dihadapi oleh
Sedangkan tumbuhan yang beradaptasi fisiologi terdiri dari sirih hutan dan
tanaman A. Pada plot II tumbuhan yang beradaptasi morfologi terdiri dari rotan,
dari tanaman A dan tanaman B. Adaptasi fisiologi yang muncul pada plot yaitu
cahaya serta adanya duri pada tumbuhan tersebut untuk melindungi dirinya.
B. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini agar para praktikan lebih kompak lagi
dengan teman satu kelompok agar saat melakukan pengamatan dihutan menjadi
Haryanti S., Hastusti R.B., Hastuti E.D., dan Yulita. 2012. Adaptasi Morfologi
Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes Mart
Solm) di Berbagai Perairan Tercemar. Jurnal Kebun Raya. 1(1) : 39-
46.
Salomon, Marten. 2008. Biology 8th ed. Thomson Brook or Cole, Belmont.