Mori Prima
Adalah mori yang kualitasnya dibawah moro primissima.
Mori Biru
Adalah mori yang mempunyai ketiga dari mori primissima dan prima. Oleh karena itu jenis mori
ini termasuk mori yang kasar.
Mori Blaco
Adalah jenis mori yang paling kasar.dengan kata lain kain ini berkualitas nomor empat. Mori
blaco lebih tebal dibandingkan dengan jenis mori primissima, prima, dan biru dan warnanya
putih kecoklat-coklatan.
b. Wantek
c. Air
d. Garam
e. panci
f. kompor
Langakah ketiga:
1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari
JENIS-JENIS BATIK
Menurut teknik:
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap (
biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang
lebih 2-3 hari.
batik saring,
batik celup,
batik terap.
Batik Sablon yaitu batik yang motifnya dicetak dengan klise / hand print.
Batik Painting adalah batik yang dibuat tanpa pola, tetapi langsung meramu warna di atas kain.
Batik Printing yaitu batik yang penggambarannya menggunakan mesin.
Menurut asal pembuatannya
Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa
yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunya motif-motif yang berbeda-
beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna,
maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari
leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa
banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya
mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga
pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang
untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan
Liris, dan beberapa motif lainnya.
Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk
menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif
larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran
umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa,
maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran
menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias
yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke
sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya
turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional
karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif
sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif
tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.
Batik Cina/Pecinan
Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya lokal
Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah, dalam satu kain menampilkan banyak
warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina seperti motif burung hong (merak) dan
naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.
Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik
Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik
Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan
kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
3. Membuat Ikat-Celup
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik ikat-celup.
a. Pembuatan corak
Teknik pembentukan corak pada ikat-celup terdiri dari teknik jumputan, lipat, gulung,dan jahit
jelujur
1) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah
itu, permukaan kain tersebut diikat drngan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan
datar, miring, dan kombinasi.
2) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi, menggulung, atau
menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik samnpai terkumpul, lalu diikat hingga
kencang.
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk
mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian,
selanjutnya bahan-bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain.
Setelah semua rancangan diikat, kain siap diwarnai, yitu dengan cara dicelup.
Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Seluruh
corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit,
benang ditrik dengan kuat hingga permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan
menarik benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek
kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat menarik. Penggambaran corak dilakukan
terlebih dahulu diatas kertas, kemudian dibuat polanya di atas karton tebal. Corak ini kemudian
digambar di atas kain berdasarkan pola dari karton tebal.
b. Pewarnaan
Pewarnaan ikat-celup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup dan colet.
1) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat
kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu
dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum
sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu dengan bahan penutup
pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan.
Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat
mencelup janngan llupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam
zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.
2) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di permukaan kain. Alat
yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang
kecil atu terlalu sedikit bila harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada ikat-
celupsering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain dengan
corak yang kaya warna.
3) Penyelesainan akhir, setelah proses pewarnaan selesai, kain direndam dalam larutan pengikat
warna agar tidak mudah luntur. Kemudian kain dicuci dan ditiriskan. Setelah itu diangin-
anginkan sampai kering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna
kedalam lekukan kain.