Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PROYEK PRAKTIKUM METODE NUMERIK II

Persamaan Hiperbolik 1D Pada Water Hammer

Disusun oleh:
Muhammad Gifar Zaini (140710150009)
Jodi Apriliawardani (140710150011)

LABORATORIUM TEORI DAN KOMPUTASI


PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
I. Tujuan

1. Menggunakan metode beda hingga untuk mencari solusi numerik persamaan


gelombang satu dimensi.
2. Mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan dari persamaan waterhammer dalam
sebuah pipa.

II. Teori Dasar

2.1 Persamaan Gelombang 1D

Persamaan waterhammer
2 2
2 = 0 ...............................................................................................................(1)
2 2

Memiliki syarat syarat awal


P(x,0)= P0
Karena P0 = 0 , maka P(0,t) = 0 ..................................................................................................(2)

Dengan syarat batas

P(0,t) = P0

Karena P0 = 0 , maka P(0,t) = 0 ...................................................................................................(3)

Persamaan (1) dan (3) disederhanakan melalui metode separasi variabel

P(x,t) = X(x) T(t)

Kemudian subsitusikan ke persamaaan (1)

2 2
= ()" () dan = ()()
2 2

Maka persamaan waterhammer menjadi

2 T = T"
Atau

" "
= 2 =

Dengan kontanta separasi variabel dari persamaan diperoleh persamaan

T:+ CT=0;0<t

Dan

X + X = 0 ; 0 < x < L

Kemudian dituliskan kembali syarat batas menjadi

P(0,t) X(0) T (t) = 0

P(L,t) = X (L)T (t) = 0

Sehingga

X(0) = X (L) = 0

2.2 Getaran

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan di sini


maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan
terjauh dengan titik tengah) yang sama.
Pada saat digetarkan, ujung penggaris akan melalui lintasan O A O B O secara
berulang-ulang. Gerakan suatu benda di sekitar titik keseimbangannya pada lintasan tetap
disebut getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika bergerak bolak-balik satu kali
penuh. Jadi, satu getaran adalah gerak dari O A O B O atau A O B O A atau B
O A O B.Benda yang diam dapat dikatakan berada pada titik keseimbangannya.

3.4 Metode Beda Hingga


Aplikasi penting dari metode beda hingga adalah dalam analisis numerik, khususnya
pada persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Prinsipnya adalah
mengganti turunan yang ada pada persamaan diferensial dengan diskritisasi beda hingga
berdasarkan deret Taylor. Secara fisis, deret Taylor dapat diartikan sebagai besaran tinjauan
pada suatu ruang dan waktu (ruang dan waktu tinjauan) dapat dihitung dari besaran itu sendiri
pada ruang dan waktu tertentu yang mempunyai perbedaan yang kecil dengan ruang dan waktu
tinjauan. Metode beda hingga bersifat eksplisit, artinya keadaan suatu sistem atau solusi
variabel pada suatu saat dapat digunakan untuk menentukan keadaan sistem pada waktu
berikutnya. Berbeda dengan metode implisit, yang mana penentuan solusi sistem harus dengan
memecahkan sistem pada kedua keadaan, sekarang dan yang akan datang.
Berdasarkan ekspansi Taylor di atas, terdapat tiga skema beda hingga yang biasa
digunakan yaitu skema maju, skema mundur, dan skema tengah.
1. Skema maju
Pada skema maju, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titik hitung i+1
yang berada di depannya.

2. Skema mundur

Pada skema mundur, informasi pada titik hitung i dihubungkan dengan titik hitung
(i-1) yang berada di belakangnya.

3. Skema tengah
2.4 Pengertian Water Hammer

Water Hammer adalah aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan
tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan.
Fenomena keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik dan energi
tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang dihasilkan oleh fenomena
tersebut diantaranya adalah merusak valve, menimbulkan getaran pada pipa, menggetarkan
tumpuan pipa, menyebabkan kavitasi pada impeller pompa, dan memperpendek umur pemakaian
peralatan. Perubahan tekanan bangkitan yang terlalu besar dapat menyebabkan pipa menjadi rusak
atau pecah. Fenomena water hammer dapat terjadi hampir di setiap sistem instalasi perpipaan.
Fenomena ini mempunyai dampak buruk apabila sistem perpipaan tersebut tidak memperhatikan
akibat dari water hammer.
Fenomena dalam sistem perpipaan mempunyai dampak negatif dengan selang waktu
tertentu, water hammer adalah fenomena dimana dampak yang ditimbulkan terjadi seketika itu
juga. Penanggulangan yang tidak tepat terhadap dampak tersebut dapat mengakibatkan instalasi
tersebut harus dimatikan (shutdown). Misalnya bila sebuah pompa sedang bekerja tiba-tiba mati
(karena dimatikan atau listrik padam), maka aliran air akan terhalang impiler sehinga mengalami
perlambatan yang mendadak. Di sini terjadi lonjakan tekanan pada pompa dan pipa seperti
peristiwa penutupan katup secara tiba-tiba. Lonjakan tekanan juga dapat terjadi jika pompa
dijalankan dengan tiba-tiba atau katup dibuka secara cepat. Besarnya lonjakan atau jatuhnya
tekanan karena benturan air, tergantung pada : laju perubahan kecepatan aliran. Dalam hal katup
tergantung pada kecepatan penutupan katup atau pembukaan katup dan dalam hal pompa
tergantung cara menjalankan dan menghentikan pompa. Selain itu panjang pipa, kecepatan aliran
dan karakteristik pompa, merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan besarnya lonjakan atau
jatuhnya tekanan karena pukulan air.
Di dalam membahas proses terjadinya water hammer berarti harus membahas mengenai
perjalanan gelombang tekanan melalui medium air di dalam saluran pipa. Pada gambar akan
dijelaskan proses penjalaran gelombang tekanan tersebut untuk kasus penutupan katup secara tiba-
tiba.
Gambar 2.1 Efek Water Hammer

a. Gambar (a)
Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam keadaan sempurna dimana kecepatan
aliran konstan karena tidak ada perlakuan
b. Gambar (b)
Terjadi penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama dengan nol di daerah dekat
katup.Tekanan juga akan bertambah serta gelombang akan dapat menuju reservoir
c. Gambar (c)
Tekanan balik yang terjadi akan terus bertambah memenuhi seluruh pipa sehingga gelombang
awal yang terjadi pada pipa bertambah sampai memenuhi pipa dan kecepatan dalam pipa menjadi
sama dengan nol
d. Gambar (d)
Gelombang yang memenuhi pipa akan bertambah dan kecepatan aliran gelombang
tertentu menuju kearah sumbu penutupan dan berakhir pada waktu t = 21/c dan gerakan
gelombang balik mengakibatkan adanya aliran yang ditekan menuju reservoir dengan kecepatan.
e. Gambar (e)
Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai batas waktu tertentu sehingga
menekanair untuk kembali ke reservoir dengan kecepatan Vo menuju keadaan stabil
f. Gambar ( f )
Gelombang yang telah sampai ke sumber penutupan akan mengalami osilasi kebawah,
dimana V =Vo , V = O. Terjadi kembali kearah sekitar sumber penutupan. Hal ini akan
berlangsung sampai tekanan air akan mencapai keadaan stabil.
Untuk kasus sederhana pada peristiwa water hammer, dapat dilihat pada gambar diatas
yaitu ketika katup ditutup secara tiba-tiba. Pada waktu t katup ditutup, gelombang tekanan
meningkat hingga pada titik x = c t dimana c adalah gelombang kecepatan. Gelombang merambat
dengan kecepatan V0 dan air bergerak perlahan. Tekanan pada daerah 0-X akan meningkat secara
signifikan dan diameter pipa akan meningkat tegangannya. Tekanan fluida akan meningkat karena
dikompresi. Energi tegangan dalam pipa tidak terjadi terus menerus dan akan menimbulkan gaya
bolak balik aliran dalam reservoir akibat penutupan katup secara tiba-tiba dalam arah tekanan
radiasi. Gelombang akan kembali ke katup dengan kecepatan c gambar d dan e = 21/c(T) gbr e.
Selanjutnya gelombang tekanan akan mengalami penurunan dan mengikuti reservoir dan seluruh
rangkaian akan diulang kembali. Dalam kenyataannya gesekan meredam osilasi.

III. Modul yang Digunakan


1. Persamaan Hiperbolik

Persamaan hiperbola yang paling sederhana adalah persamaan gelombang yang mempunyai
bentuk berikut:

2 y 2 y
2
C
t 2 x 2

dengan y adalah perpindahan fluktuasi pada jarak x dari ujung tali yang bergetar yang
mempunyai panjang L sesudah waktu t.

IV. Listing Program

import numpy as np
from math import *
import matplotlib.animation as animation
import matplotlib.pyplot as plt

t_max = int (input("Masukkan Waktu Maksimum : "))


t_min = int (input("Masukkan Waktu Minimum : ")) #Waktu Awal

dx=0.1 #Perpanjangan Sb.x


dt=0.05 #Peningkatan Waktu

xmin=-4.0 #Batas kiri


c=1.0 #Kec.suara
rho = 1.0
rsq=(c*dt/dx)**2
nx = int((-xmin)/dx) + 10 #grid x
nt = int((t_max-t_min)/dt) + 10 #grid t
p = np.zeros((nt,nx))
u = np.zeros((nt,nx)) #Solusi Pers.gelombang

#Bentuk Pulse
def init_fn(x):
val = np.sin(x**2)*exp((x**2)*0.2)
if val<.001:
return 0.0
else:
return val

for a in range(0,nx):
p[0,a]=init_fn(xmin+a*dx)
p[1,a]=p[0,a]
u[0,a]=init_fn(xmin+a*dx)
u[1,a]=u[0,a]

#Simulasi Gelombang
for t in range(1,nt-1):
for a in range(1,nx-1):
p[t+1,a] = 2*(1-rsq)*p[t,a]-p[t-1,a]+rsq*(p[t,a-
1]+p[t,a+1])
u[t+1,a] = (p[t+1,a]/rho)**0.5

fig = plt.figure()
plts = []
plt.hold("off")
for i in range(nt):
f, = plt.plot(p[i,:], 'k')
plts.append( [f] )
plt.title('Grafik Water Hammer Tekanan Terhadap Waktu')
plt.grid()
plt.ylabel('Tekanan(P) (N/m)')
plt.xlabel('Waktu(t) (s)')

ani = animation.ArtistAnimation(fig, plts, interval=50,


repeat_delay=3000)

plt.figure(2)
plt.plot(p[i,:],'k',u[i,:],'r')
plt.title("Grafik Water Hammer Kecepatan dan Tekanan Terhadap
Waktu")
plt.grid()
plt.ylabel('Kecepatan(V) (m/s)')
plt.xlabel('Waktu(t)(s)')
plt.legend()
plt.show()

V. Hasil dan Analisa

Pada proyek ini kita mengerjakan percobaan water hammer dengan menggunakan
prinsip gelombang 1D. Untuk menyelesaikan persamaan water hammer terlebih dahulu
harus menurunkan persamaan tekanan dan kecepatan yang di diferensial parsial dimana
hasil tersebut antara persamaan tekanan dan kecepatan menjadi persamaan gelombang
dimana tekanan dan kecepatan memiliki hubungan v=P/rho. Dalam persamaan tersebut
kita mengetahui bahwa kecepatan berbanding lurus dengan tekanan.
Persamaan initial impulse sin(x**2)*exp((x**2)*0.2) berfungsi sebagai bentuk
muka gelombang yang dihasilkan. Dalam permasalahan water hammer , tidak ada
persamaan gaya gesek, jadi dalam program akan menampilkan gelombang yang bergerak
sampai program dihentikan maka gelombang akan berhenti. Jika ingin memperhalus
gelombang yang keluar adalah dengan cara mengganti initial impulse yang merupakan
fungsi sebagai muka gelombang yang dihasilkan. Initial impulse yang diberikan
merupakan sebuah syarat awal, dimana bila kita ingin merubah bentuk muka gelombang
persamaan initial impulse bisa diubah.
Bila kita mengubah space increment menjadi lebih besar hasil dari penjalaran
gelombang tidak mencapai pipa ujungnya Karena hasil perbesaran dari space increment
dan bentuk muka gelombang tidak halus, begitupun juga ketika kita mengurangi space
incrementnya namun bentuk muka gelombangnya lebih halus. Dan ketika nilai time
incrementnya diperbesar kecepatan dari gelombang tersebut menjadi lebih cepat. Bila ingin
meningkatkan amplitude dari gelombang tersebut adalah bisa dengan cara memperbesar
nilai nx (number of points on x grid) dan penambahan nilai nt (number of points on t grid
membuat waktu tiba gelombang lebih lama
VI. Kesimpulan
1. Persamaan Water Hammer dapat diketahui dari persamaan hiperbolik 1D/ gelombang 1D
yang di dapat dari turunan parsial dari persamaan tekanan dan kecepatan dimana hasil
diferensial dari kedua persamaan tersebut menjadi persamaan gelombang.

2. Hubungan kecepatan dan tekanan tiu berbanding lurus sehingga distribusi kecepatan dan
tekanan hampir sama disetiap daerah.

Daftar Pustaka
The Wave Equation. http://firsttimeprogrammer.blogspot.co.id/2015/07/the-wave-
equation.html (Diakses 15 Mei 2017 , pukul 18.40)
Pengertian Getaran. https://id.wikipedia.org/wiki/Getaran ( Diakses 15 Mei 2017 , pukul
20.00)
Metode Beda Hingga. digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29484-1206100701-
Presentation.pdf (Diakses 16 Mei 2017 , pukul 18.30)
Derivation of the Wave Equation 1D . www.math.ubc.ca/~feldman/m256/wave.pdf (
Diakses 16 Mei 2017 , pukul 21.00)

Anda mungkin juga menyukai