Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KHUSUS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh Gelar Apoteker

Program Studi Profesi Apoteker

Disusun Oleh

Dillah Stiani, S. Farm 1543700391

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXVI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2016

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ I

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. II

DAFTAR ISI............................................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Pendahuluan ................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Type type Diabetes Militus ....................................................................................... 3


2.2 Diabetes mellitus tipe 1 .............................................................................................. 4
2.3 Diabetes mellitus tipe 2 .............................................................................................. 5
2.4 Diabetes mellitus tipe 3 ............................................................................................... 8
2.5 Tanda dan gejala Diabetes Militus ............................................................................. 9
2.6 Faktor penyebab Diabetes Militus ............................................................................... 9
2.7 Patofisiologi ................................................................................................................ 12
2.8 Komplikasi ................................................................................................................... 13
2.9 Perawatan Preventif ..................................................................................................... 15

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 20

3.1 Saran .......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 20

ii
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur alhamdulillaahi rabbil alamin tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena dengan izin dan ridho-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai tugas ........ Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah
banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
meyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan.
Akan tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Sehingga saran, kritik dan tanggapan yang bersifat
membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi kemajuan penulis di masa-masa yang
akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat
sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 16 Februari 2017

iii
Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yangberdampak


pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya
berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatansuatu negara. Walaupun belum ada
survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat
Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur
dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik
pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik
absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti
jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat
dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala
yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan
sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau
kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan
insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau
bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang.
Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75%
dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya
diketahui DM setelah usia 30 tahun.

1
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational
diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has
progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"
diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan
dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan
sekitar 2050% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
1.2.2 Apa saja type Diabetes Militus?
1.2.3 Apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus?
1.2.4 Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
1.2.5 Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?
1.2.6 Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari
penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus
1.2.4 Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
1.3.5 Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diabetes Militus

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: , diabanein, tembus atau pancuran


air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan
istilahpenyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
engan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat,lemak
dan protein, sebagai akibat dari:

Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya


Defisiensi transporter glukosa.
Atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain:

Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainanmitokondria,

distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom

Werner,sindromWolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme,

hipogonadisme, dan lain-lain. DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas

untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara
3
adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia. DM merupakan sekelompok

kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner &

Suddart). Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali

normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam

sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari

120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun

karbohidrat lainnya.

2.2. Type type Diabetes Militus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus


berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di
dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan
bersifatidiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik
atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai
dengan sindrom resistansi insulin.
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan
menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak
cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan
hormon dari luar tubuh.
Not insulin requiring diabetes.
2.2. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset
diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes
yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel
beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh
anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak
4
dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita
diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya
normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak
dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang
menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya
infeksi pada tubuh. Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat
monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling
awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic
ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan
juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian
injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang
memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang
telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang
dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin
melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi
aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan
kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata
untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6
mmol/l. Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk
mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent
hypoglycemic events".Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan
rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan
dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan
secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah,
yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
2.3 Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related
diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes
mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
5
banyakgen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel , gangguan sekresi hormon
insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan
kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi
kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot
lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering
terjadi padakromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada
manusia. Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan
hormonresistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesispada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi
esterifikasi pada hati. Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam
darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun
semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan
insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan
mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor
predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran
dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas
ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade
yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-
anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2
biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet
(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini
dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban
adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama
ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,,
perawatan dengan lisan [antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon
insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di
kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g.,
sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh
hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin),
6
dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika
ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara
normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang
cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan
perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini
diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat
penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi
perkembangan sel tumor maupun kanker. Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh
NIDDM pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria
pada otot lurik. Sebaliknya, hormontri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam
mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V, meningkatkan
aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif,
menurunkan stres oksidatif, sedang hormonmelatonin akan meningkatkan produksi ATP
di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada
kompleks I, III dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus
yang mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain,
metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi
otot jantung pada penderita diabetes. Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat
berkurang dengan dramatis, diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan
bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon
inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat memberikan
kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa.
Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin,
diketahui menyebabkan
peningkatan mRNA glukokinase,
peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan
peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati

7
penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan
3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA,kolesterol asiltransferase.
penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara
lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase danfosfatidat
fosfohidrolase.
meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju
lintasanglukoneogenesis sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA
fosfoenolpiruvat karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati. Hesperidin
merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenisjeruk, sedang
naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

2.4 Diabetes mellitus tipe 3


Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant
type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA)
atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan,
dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasanpatogenesisnya.
GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari wanita
penderita GDM bertahan hidup. Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 25%
dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang
setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis
yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi
meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan
dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin
dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan
pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada
kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai
akibat dari perfusiplasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan
dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan
dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang
berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

8
2.5 Tanda dan gejala Diabetes Militus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing
manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti
semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
2.6 Faktor penyebab Diabetes Militus
Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:
Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan
dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan
diabetes melitus.

9
Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk
berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya
sangat kecil.
Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala
jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi
pankreas.
Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes
mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam
tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab
diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam
20 tahun ke depan. Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi,
Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik
motor dibanding bersepeda, kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit
Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit

10
aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin
bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira
mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa
rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita
sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk
pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan
diabetes.
Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan
adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular
(PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor
risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan
trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya
proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai
makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri
dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau
dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik
kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan
serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes
meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang
11
memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu
menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres
datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya
gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang
dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus
dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh
diri pelan-pelan.
Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.
Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi
kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin,
atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah.
Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM,
kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin
dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu
lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses Health Study II terhadap 51.603
wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda
membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti
mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam
minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga
terdorong untuk minum lebih banyak.
2.7 Patofisiologi
Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal, seperti
hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan
yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus
sering disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.
12
Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada
resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemiadan
hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan
menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan
asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan
terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali,
peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena
berlebihnya GH. Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada
sebagian banyak orang, tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas,
terapi ini akan memicu komplikasi pada toleransi glukosa. Sedangkan hipersekresi
hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab obesitas viseral,
resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia dan turunnya
toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasiglukoneogenesis dan
glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi,hiperkoagulasi, dapat
meningkatkan risiko kardiovaskular. Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar
tiroid berupa tri-iodotironinadengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya
toleransi glukosa. Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi
glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien
bedah pankreas,feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma. Hipersekresi
hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe lain, yaitu tipe 1. Sinergi hormon
berbentuk sitokina, interferon-gamma dan TNF-, dijumpai membawa sinyal
apoptosis bagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo. Apoptosis sel beta juga terjadi
akibat mekanisme Fas-FasL, dan/atau hipersekresi molekul sitotoksik, seperti granzim
danperforin; selain hiperaktivitas sel T CD8- dan CD4-.
2.8 Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko
ganda),kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat
menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi
dangangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila
kontrol kadar gula darah buruk.

13
Komplikasi jangka panjang dari diabetes

Organ/jaringan
Yg terjadi Komplikasi
yg terkena

Plak aterosklerotik terbentuk &


menyumbat arteri berukuran besar
atau sedang di jantung, otak, tungkai Sirkulasi yg jelek menyebabkan
& penis. penyembuhan luka yg jelek & bisa
Pembuluh darah Dinding pembuluh darah kecil menyebabkan penyakit jantung,
mengalami kerusakan sehingga stroke, gangren kaki & tangan,
pembuluh tidak dapat mentransfer impoten & infeksi
oksigen secara normal & mengalami
kebocoran

Terjadi kerusakan pada pembuluh Gangguan penglihatan & pada


Mata
darah kecil retina akhirnya bisa terjadi kebutaan

Penebalan pembuluh darah ginjal


Fungsi ginjal yg buruk
Ginjal Protein bocor ke dalam air kemih
Gagal ginjal
Darah tidak disaring secara normal

Kelemahan tungkai yg terjadi


secara tiba-tiba atau secara
Kerusakan saraf karena glukosa tidak
perlahan
Saraf dimetabolisir secara normal &
Berkurangnya rasa, kesemutan
karena aliran darah berkurang
& nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun

Tekanan darah yg naik-turun


Kerusakan pada saraf yg
Sistem saraf Kesulitan menelan &
mengendalikan tekanan darah &
otonom perubahan fungsi pencernaan
saluran pencernaan
disertai serangan diare

Berkurangnya aliran darah ke kulit & Luka, infeksi dalam (ulkus


Kulit
hilangnya rasa yg menyebabkan diabetikum)

14
cedera berulang Penyembuhan luka yg jelek

Mudah terkena infeksi, terutama


Darah Gangguan fungsi sel darah putih
infeksi saluran kemih & kulit

Gluka tidak dimetabolisir secara


Sindroma terowongan
Jaringan ikat normal sehingga jaringan menebal
karpalKontraktur Dupuytren
atau berkontraksi

2.5. Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu
adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan
(diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar
gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi
berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan,
maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut
diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

2.9. Perawatan Preventif


1. Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen
Pengobatan
2. Vaksinasi
Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan
Influensa
3. Tidak merokok
4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
5. Perawatan kaki.

15
2.9.1 Hubungan diabetes militus dengan anggota tubuh
Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu
juga tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan
gigi dapat menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat
dihindari adalah penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika
menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap
penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan
mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak
melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab
kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika ini
terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang
tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh
merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan
gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem
gangguan gigi yang mampu memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya
mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan
menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga
kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh
bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa

16
perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak
yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan
menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut. Diabetes
merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa.
Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa
membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah. Pada diabetes tipe 2,
insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan
tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40
tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan
reguler.
Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari


ketidakmampuan tubuh untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar
gula dalam darah, membawa gula berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian
akan digunakan jika diperlukan. Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah
akan menjadi berlebih. Analoginya seperti mobil yang penuh bensin tetapi tidak
ada kuncinya; Anda mempunyai energi untuk menggerakkan mobil, tersebut tetapi
tidak bisa menggunakannya dengan maksimal.Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta
warga Amerika. Sebagian besar kasus yang dialami adalah diabetes onset dewasa,
yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40 tahun. Salah satu faktor risiko
termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu.
Keturunan Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi
17
risikonya. Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes.
Salah satunya adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak.
Retinopati diabetik adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina
(jaringan yang peka cahaya yang berjajar di belakang mata) yang sering dijumpai
pada penderita diabetes. Selama masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes
akan mengalami berbagai tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi
buta tiap tahunnya. Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan
pudarnya penglihatan normal. Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali
mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda.
Hubungan antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang
paling umum) telah membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-tahun.
Penderita diabetes mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma daripada individu
non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal
ini. Yang lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai glaukoma
sudut terbuka kemudian menderita diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan
individu yang tidak mempunyai penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma
yang jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes adalah yang
paling sering. Pada beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina
menjadi rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris
(bagian berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan
pada mata. Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah
satu pilihan adalah bedah laser untuk mengurangi pembuluh darah abnormal pada
permukaan iris dan retina. Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada
penderita diabetes, penting bagi penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan
mata mereka secara rutin. Institusi Mata Nasional (National Eye Institute)
merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan mata mereka setahun
sekali.

18
Diabetes dan luka pada bagian kaki

Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita
diabetes. Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya. Kerusakan saraf pada diabetes
dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak menimbulkan rasa nyeri jadi
sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat
merusak kaki secara serius.Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput
lendir. Ulkus bisa dikatakan kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan
morbiditas akibat diabetes mellitus.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

20

Anda mungkin juga menyukai