Oleh Kelompok 2 :
PAI C ( Semester IV )
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehinga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kesalahan atau masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Atas kurang lebihnya kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
3
kesempatan ini, penulis menyusun suatu karya ilmiah yang berjudul Fungsi dan
Peranan Kurikulum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata curir atau curere yang berarti
jarak yang haris di tempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish
(dunia olahraga). Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia
pendidikan dan mengalami perubahan makan sesuai dengan perkembangan dan
dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat
diartikan sebagai perangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan
kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang di dalamnya
tidak hanya mengandung rumusan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak didik.
Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan
pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan
rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan
merupakan hal yang sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum
harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan
menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya dengan persoalan sistem nilai
dan kebutuhan masyarakat.
2.2.Fungsi Kurikulum
5
Menurut Mc. Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu,
sebagai berikut:
Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi kurikulum
untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab
Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan,
perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Sebagai alat pendidikan seharusnya
dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan
tersebut.
Eksplorasi (Eksploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa
dapat diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga
memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
Keahlian (Spesilization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakatnya siswa. Dengan demikian,
kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya
perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik lainnya.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan Alexander Inglis
dalam bukunya Principle of secondary Education (1981)1, yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian (the adjust fine of adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan anak didik agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan social serta membekali anak didik dengan
1
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. 2007. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Hal 211
6
kemampuan-kemampuan sehingga setelah selesai pendidikan, diharapkan dapat
membawa dirinya untuk berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya
sebagai warga masyarakat, maupun dengan lingkungan yang lain.2
Sebagai makhluk Allah, anak didik perlu diarahkan melalui program
pendidikan agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sebagai khalifah
fil ardhi, anak didik diharapkan mampu mengimplementasi nilai-nilai
pendidikan yang telah dimiliki untuk mengabdi kepada-Nya.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Dalam hal
ini, orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik anak didik agar mempunyai
pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian
integral dari masyarakat, pribadi yang integrasi itu akan memberikan sumbangan
dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
anak didik. Pada prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang
berbeda-beda dan peran pendidikanlah yang mengembangkan potensi-potensi
yang ada, sehingga anak didik dapat hidup dalam bermasyarakat yang senantiasa
beraneka ragam namun satu tujuan pembangunan tersebut.3
Jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai dengan memprogram
kurikulum pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya dalam proses
belajar-mengajar yang mendorong perbedaan anak didik tersebut dapat berpikir
kreatif, kritis dan berorientasi kedepan.
2
Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurkulum dan Pembelajaran. 2011.
Jakarta: Rajawali Pers. Hal 9
3
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. 2007. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Hal 214
7
d. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi
lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Sekolah
tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang
menarik minat mereka, tetapi melalui kurikulum harus dapat memberikan
kemampuan yang diperlukan anak didik untuk melanjutkan studinya ataupun
mencari pekerjaan.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Antara perbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.
Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan atas sesuatu yang menarik minatnya. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis,
sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel, memberikan kesempatan
pada semua anak didik untuk memperoleh pendidikan sesuai pilihannya
berdasarkan minat dan bakatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the diacnostic function)
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan
para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga
dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila
mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Di sini Fungsi kurikulum adalah mendiagnosa dan
membimbing anak didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
8
tujuan pembelajaran beserta bagaimana cara dan strategi yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan itu merupakan komponen penting dalam sistem kurikulum.
Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencacaan dan
program sekolah. Dengan demikian, penyusunan kelender sekolah, pengajuan
sarana dan prasarana sekolah kepada dewan sekolah, penyusunan berbagai kegiatan
sekolah baik yang menyangkut kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lainnya,
harus didiasarkan pada kurikulum.
Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam
pelaksanaan supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas
akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum
atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan
saran perbaikan.
Fungsi kurikulum bagi orang tua adalah sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan baik bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun dalam
membantu putra/putri mereka belajar di rumah sesuai dengan program sekolah.
Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui tujuan yang harus dicapai serta ruang
lingkup materi pelajaran.
Bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui
kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran
apa yang harus dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.
2.3.Peran Kurikulum
9
anak didik menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur,
berilmu, bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diberikan kepada
peserta didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan
untuk dialami, diterima, dan dilakukan.
Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan
kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang,
kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan
dan pembaruan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyesuaikan
kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan datang serta
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Oemar Hamalik (1990) terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang
dinilai sangat penting, yaitu Peran Konservatif, peran kritis dan evaluatif serta peran
kreatif.4 kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis mengemban peran sebagai berikut :
a. Peran Konservatif
Kurikulum memiliki tugas dan tanggung jawab mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Sekolah sebagai suatu
lembaga sosial dituntut dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para
siswa dengan nilai- nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan
dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena itu pendidikan
pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang
dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih
kompleks, dan di sinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut.
Melalui kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan
pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke masyarakat, dapat
menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran
ini penting bagi masyarakat, dikaitkan dengan cepatnya pengaruh budaya asing
yang masuk sebagaikonsekuensi era globalisasi, yang dimungkinkan budaya
4
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya),
2011, hal : 17
10
baru yang tidak sesuai dengan budaya lokal, akan semakin menggerogoti budaya
asli. Dengan peran konservatif kurikulum berperan menangkal berbagai macam
pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga identitas
masyarakat dapat selalu terjaga dan terpelihara
b. Peran Kreatif
Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru
sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak
bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam
rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum melakukan kegiatan-
kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang
baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang dalam
masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua potensi
yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara
berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi
yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Kurikulum yang tidak mengandung unsur-unsur baru, akan
menghasilkan pendidikan yang ketinggalan zaman, sehingga berarti bahwa apa
yang diberikan sekolah bagi siswa menjadi kurang bermakna, karena tidak
relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan
kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan
yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam
kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Kurikulum berperan
untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai
atau budaya baru yang mana harus dimiliki anak didik. Kurikulum harus
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
11
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang
dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan
menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut
menjad tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan,
diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat.
Denegan demikian, pihak-pihak yang terkait idealnya dapat memahami tujuan
dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan ketiga peran tersebut,
karena ketiganya harus berjalan seimbang. Kurikulum yang menonjolkan peran
konservatifnya akan cenderung membuat pendidikan ketinggalan zaman,
sebaliknya kurikulum yang menonjolkan peran kreatifnya, dapat membuat nilai-
nilai budaya lokal hilang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14