KUE BOLU
Disusun oleh :
1. Ismira Widiastuti H3113055
2. Nurfi Ikhsani H3113070
3. Rasri Frideahapsari H3113077
4. Sonia Alfionika M.P. H3113088
5. Vera Indria Sari H3113094
6. Zermia Hubbul M. H3113101
Mengocok bahan
(telur, gula, vanili, mentega dan baking powder)
Bolu kukus
Penjelasan:
Persiapan:
a. Mempersiapkan semua bahan serta alat yang akan dipergunakan
b. Menyiapkan cetakan untuk bolu kukus yang telah diisi kertas minyak
Cara membuat:
a. Kocok telur, vanili, baking powder, mentega dan gula putih hingga rata dan
mengembang.
b. Masukan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk.
c. Tambahkan susu, lalu diaduk hingga merata.
d. Pisahkan adonan menjadi dua bagian, satu adonan diberi pewarna makanan
untuk toping dan satu lagi tidak perlu pewarna.
e. Tuang adonan tanpa warna ke cetakan bolu kemudian sisanya adonan
dengan warna.
f. Didihkan air pada dandang. Masukan cetakan adonan tersebut ke dandang,
kukus 15 menit hingga mengembang dan matang.
g. Bolu kukus siap disajikan.
G. Prinsip Pembuatan
Pada umumnya, proses pengolahan bolu dengan menggunakan panas
dalam pengolahannya. Perbedaannya terletak pada kesesuaian produk yang
digunakan. Metode digunakan untuk bahan-bahan berdasar tepung yang
berbentuk adonan, misalnya adonan roti dan bolu/cake, dan buah-buahan.
Prinsip dari pengolahan pangan dengan metode baking and roasting ini adalah
penggunaan panas. Di mana panas akan mematangkan bahan dari mentah
menjadi siap dikonsumsi. Baking dan roasting bertujuan untuk meningkatkan
kualitas bahan pangan, baik dari segi penampilan yang lebih menarik, aroma dan
cita rasa yang lebih enak, tekstur yang lebih baik, dan masa simpan yang lebih
lama.
Prinsip-prinsip berdasarkan tiap proses dalam pembuatan bolu kukus
adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan meliputi persiapan alat antara lain timbangan, pisau, parut
kelapa, kain bersih/kasa, mixer, kom adonan, gelas ukur,solet, cetakan kue,
panci pengukus dan kompor. Bahan yang perlu dipersiapkan antara lain
tepung terigu, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, garam dan vanili.
2. Tahap Pelaksanaan meliputi pengocokan bahan sampai rata kemudian
dituang dalam cetakan dan dikukus.
3. Tahap Penyelesaian meliputi, Bolu yang telah dikukus dikeluarkan dari
cetakan atau loyang setelah dingin dipotong- potong. Penilaian yang
digunakan adalah penilaian subyektif. Penilaian subyektif merupakan cara
penilaian terhadap suatu produk dengan menggunakan panelis untuk menilai.
Penilaian subyektif merupakan sistem penilaian terhadap bahan pangan
dengan menggunakan indra manusia termasuk indra penglihatan, pembau,
perasa, peraba dan pendengar.
Pada pembuatan bolu/cake, pengocokan adonan dasar, terutama telur,
harus benar-benar diperhatikan. Telur harus dikocok sampai mengembang
sempurna, baru kemudian ditambahkan bahan-bahan lainnya. Pengocokan
telur secara bersamaan antara kuning dengan putihnya membuat tekstur cake
lebih lembut dan mengembang. Namun pada jenis cake tertentu seperti sponge
cake, pengocokan putih telur lebih dulu justru lebih dianjurkan untuk
menghasilkan cake yang mengembang sempurna. Margarin yang digunakan juga
harus dilelehkan terlebih dahulu agar mudah menyatu dengan adonan lain.
Penambahan margarin dilakukan terakhir setelah semua bahan diaduk rata.
Penambahan gula juga harus teliti jumlahnya. Terlalu sedikit gula akan
mengurangi cita rasa yang khas pada cake, sedangkan terlalu banyak gula akan
mengakibatkan rasa manis yang berlebihan yang biasanya dihindari oleh
konsumen.
A. Kesimpulan
Pada umumnya bolu adalah kue berbahan dasar tepung biasanya
menggunakan tepung terigu, gula dan telur. Kue bolu umumnya dimatangkan
dengan 2 cara dipanggang di dalam oven dan dikukus. Faktor keberhasilan dalam
pembuatan pembuatan bolu kukus adalah dalam cara mengocok adonan dan
mengukus adonan. Kue Bolu merupakan salah satu olahan kue yang dibuat
dengan cara yang mudah. Tekstur dari kue ini lembut dan empuk sehingga
mudah untuk dikonsumsi. Rasa dari kue ini sangat lezat dan memiliki berbagai
kandungan gizi.
B. Saran
Dalam membuat kue Bolu, pengadukan adonan harus benar-benar rata
dan ketika pengukusan disarankan jangan membuka tutup dandang apabila kue
bolu tersebut belum matang / belum waktunya bolu tersebut matang.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M., 2006. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya, Jakarta.
Auinger-Pfund et al. 1999. Pengolahan Kue dan Roti. Jakarta. Depertemen
Pendidikan Nasional Dikmenjur.
Buckle, KA., Edwards, R.A., Fleet G.H., dan Wooton M. (1985). Food Science
(Terjemahan dari Bahasa Inggris oleh Purnomo, Hari dan Adiono). (1987).
Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 196-198.
Hartandria, Fitria. 2014. Uji Kadar Protein Pada Pembuatan Bolu Kukus Dari
Tepung Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Dan Penambahan Ekstrak
Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dengan Konsentrasi Yang
Berbeda.
Haryono.1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius. Yogyakarta
http://diskainet.blogspot.co.id/2013/05/kue-kolu-kukus.html
http://ResepTMindonesia.com/resepBoluLembutdanEmpuk.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bolu_kukus
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. eBookPangan
Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Mudjajanto, Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti.
Subarna, 2002. Baking Technology. Pelatihan Singkat Prinsip-prinsip Teknologi
Pangan Bagi Food Inspector. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
Tarwotjo, Soejoeti C.1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia: Jakarta
Tiench Tirtowinata, Spgk. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran Dalam Ilmu
Gizi. Fakultas Kedokteran. Universitas indonesia. Jakarta
Winarno, F.G . 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.