Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang IJTIHAD ini. Makalah ini merupakan
laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi tugas mata kuliah Agama yang diampu
oleh Dr. Syahril. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh
dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan
dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala
bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat
bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis sendiri.
Tim penulis
DAFTAR ISI
BAB I
1.3 Tujuan 2
BAB II
BAB III
3.1 Kesimpulan... 9
3.2 Saran. 9
DAFTAR PUSTAKA. 10
LAMPIRAN .... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya sumber hukum islam ada dua, yaitu: Al-Quran dan Hadist, namun ada
juga yang disebut Ijtihad sebagai sumber hukum yang ketiga berfungsi untuk menetapkan suatu
hukum yang tidak secara jelas ditetapkan dalam Al-Quran maupun Hadist. Namun demikian,
tidak boleh bertentangan dengan isi kandungan Al-Quran dan Hadist.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Golongan 1:
Berpendapat bahwa, tiap-tiap mujtahid adalah benar dengan alasan karena dalam masalah
tersebut Allah tidak menentukan hukum tertentu sebelum diIjtihadkan.
Golongan 2:
Berpendapat bahwa yang benar itu hanya satu, yaitu hasil ijtihad yang cocok jangkauanya
dengan hukum Allah, sedang bagi yang tidak cocok jangkauannya maka dikategorikan salah.
- Ijm
Kesepakatan para ulama mujtahid dalm memutuskan suatu perkara atau hukum. Ijm
dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan secara khusus dalam kitab Al-
Quran dan sunah.
- Qiys
Mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada kedudukan hukumnya dengan
masalah lama yang pernah ada karena alasan yang sama.
- Malahah Mursalah
Orang-orang yang melakukan ijtihad, dinamakan mujtahid, dan harus memenuhi beberapa
syarat :
- Mengerti bahasa Arab
Sebagaimana kita ketahui kedua dasar hukum islam menggunakan bahasa Arab. Maka dari
itu, seorang mujtahid wajib mengetahui bahasa Arab dalam rangka agar penguasaannya pada
objek kajian lebih mendalam.
Al-Quran adalah sumber hukum Islam primer di mana sebagai fondasi dasar hukum Islam.
Oleh karena itu, seorang mujtahid harus mengetahui Al-Quran secara mendalam. Barangsiapa
yang tidak mengerti Al-Quran sudah tentu ia tidak mengerti syariat Islam secara utuh. Mengerti
Al-Quran tidak cukup dengan piawai membaca, tetapi juga bisa melihat bagaimana Al-Quran
memberi cakupan terhadap ayat-ayat hukum.
As-Sunnah adalah ucapan, perbuatan atau ketentuan yang diriwayatkan dari Nabi SAW.
Bagi seorang mujtahid, harus mengetahui hukum-hukum yang telah disepakati oleh para
ulama, sehingga tidak terjerumus memberi fatwa yang bertentangan dengan hasil ijma.
Sebagaimana ia harus mengetahui nash-nash dalil guna menghindari fatwa yang berseberangan
dengan nash tersebut.
Di antara ilmu yang harus dikuasai oleh Mujtahid adalah ilmu ushul fiqh, yaitu suatu ilmu
yang telah diciptakan oleh para fuqaha utuk meletakkan kaidah-kaidah dan cara untuk
mengambil istimbat hukum dari nash dan mencocokkan cara pengambilan hukum yang tidak
ada nash hukumnya. Dalam ushul fiqh, mujtahid juga dituntut untuk memahami qiyas sebagai
modal pengambilan ketetapan hukum.
Seorang mujtahid harus mengerti tentang maksud dan tujuan syariat, yang mana harus
bersendikan pada kemaslahatan umat. Dalam arti lain, melindungi dan memelihara kepentingan
manusia.
Hal ini bertujuan agar produk hukum yang telah diformulasikan oleh Mujtahid benar-benar
proporsional karena memiliki sifat adil, jauh dari kepentingan politik dalam istimbat hukumnya.
- Mengenal manusia dan kehidupan sekitarnya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan berbagai metode
yang diterapkan beserta syarat-syarat yang telah ditentukan untuk menggali dan mengetahui hukum
Islam untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan ijtihad dilakukan
adalah upaya pemenuhan kebutuhan akan hukum karena permasalahan manusia semakin hari semakin
kompleks di mana membutuhkan hukum Islam sebagai solusi terhadap problematika tersebut. Jenis-
jenis ijtihad adalah ijma, qiyas, dan maslahah mursalah.
Demikian makalah ijtihad dalam mata kuliah yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan.
Kami sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh pembelajaran, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan hasil diskusi kami. Harapan
kami semoga dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin!
DAFTAR PUSTAKA