Anda di halaman 1dari 1

Ulang tahun bukanlah sesuatu yang harus kita rayakan sebagai umat muslim.

Para ulama sendiri


mengatakan tentang tradisi perayaan yang sudah menjamur dikalangan masyarakat Indonesia yang
dominasinyay adalah pemeluk islam, bahwa islam tidak pernah mengajarkan atau memiliki tradisi
tentang perayaan ulang tahun. 25 tahun sudah sekarang umurku, Alhamdulilah aku tergerak untuk
mencari tau tentang hal ini secara islam. Dikatakan bahwa tradisi ulang tahun, bernyanyi selamat
ulang tahun, tiup lilin dan potong kue adalah suatu tradisi kaum nasrani atau yahudi. Sementara itu
jelas sudah dikatakan dalam sebuah hadist bahwasannya janganlah kamu menyerupai suatu kaum,
barangsiapa yang menyerupainya maka ia termasuk dalam kaum tersebut. Kaum yang di maksud
dalam hal ini adalah kaum nasrani dan yahudi.

Diceritakan juga bahwa mengapa adanya simbolitas tiup lilin dan make a wish adalah ketika itu
orang-orang majusi yang tinggal di daerah bersalju terjebak dalam sebuah goa karena badai salju
selama berbulan-bulan. Ketika badai salju mereda mereka bersyukur masih hidup atas keadaan itu.
Maka mereka meniup lilin dan berdoa. Orang majusi ini adalah sebuah agama dengan akidah
dualisme. Yakni meyakini adanya Tuhan kebaikan dan tuhan kejahatan, Penguasa terang dan
penguasa kegelapan, karenanya mereka dikenal sebagai penyembah Api sebagai lambang kebaikan
(Wikipedia).

Sebulan terakhir aku berfikir dan mencari jawaban tentang perayaan ulang tahun ini, youtube, blog
dan bertanya secara langsung kepada teman yang menurutku ilmu agamanya lebih dalam.
semuanya sepakat bahwa tidak ada perayaan ulang tahun di dalam islam. Terlebih untuk simbolitas
tiup lilin dan berdoa kepada api. Dalam tradisi orang arab pun juga tidak pernah mengenal lagu
ulang tahun yang selalu dinyanyikan oleh bangsa-bangsa barat yang pada saat ini lagu itu sudah ada
dalam berbagai versi bahasa, kecuali bahasa arab.

Pada zaman nabi, Nabi Muhammad Salallahualaihiwasallam berpuasa pada hari dia dilahirkan. Oleh
karena keadaan ini beberapa ulama berpendapat bahwa tidak apa apa untuk mengingat hari ulang
tahun dalam rangka bersyukur, berbagi kebaikan kepada sesama seperti bersedekah, dan lain-lain.
Namun ada pula ulama yang mengatakan bahwa ulang tahun itu sendiri tidak perlu dirayakan,
kalaupun kita ingin bersyukur seharusnya bukan saja pada hari kita dilahirkan namun setiap hari
bahkan setiap detiknya, kita bisa kapanpun bersedekah tanpa menunggu dihari kita ulang tahun.

Menurutku sendiri hari ulang tahun itu sebagai pengingat kematian, setiap tahun dengan
bertambahnya umur semakin sedikit pula jatah kita untuk tinggal di dunia ini sementara itu dosa
terus mengalir, tak ada yang bisa memastikan apakah amal ibadah yang kita lakukan selama ini
diterima atau tidak. Bahagiakah kita ketika jatah umur berkurang dan kita justru bersenang-senang
dengan tradisi orang-orang majusi?

Dulu, aku sangat menanti-nanti dengan adanya kejutan-kejutan di setiap hari ulang tahunku, namun
sekarang sedikit pandangan sudah terbuka, aku justru ingin melupakan ulang tahunku sendiri agar
tidak terjerumus atas kebiasaan-kebiasaan kaum kafir. Mungkin akan sulit untuk mengubah
semuanya namun hal ini bisa dimulai dari diri sendiri untuk tidak men-spesialkan hari ulang tahun.
Islamku memang belum sempurna namun aku berusaha untuk menjadi lebih baik dengan berubah
sedikit demi sedikit. Semoga kita selalu berada di jalan yang selalu di ridhoi Allah Subhanahuwataala
dan di istiqomahkan.

Anda mungkin juga menyukai