Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Infeksi Menular Seksual

Sasaran : Pasangan Usia Subur di Puskesmas Lubuk Buaya

Waktu : 30 menit

Tanggal : Senin, 16 Mei 2016

Tempat : Di Puskesmas Lubuk Buaya Padang

A. Latar Belakang
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit menular
seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya sexually transmitted disease
(STD), sexually transmitted infection (STI) or venereal disease (VD).
Lebih dari 30 jenis patogen dapat ditularkan melalui hubungan seksual
dengan manifestasi klinis bervariasi menurut jenis kelamin dan umur.
Meskipun infeksi menular seksual (IMS) terutama ditularkan melalui
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular, namun penularan
dapat juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat
kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar,
kadang-kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan. Jenisnya sangat
banyak, semakin sering kita berganti-ganti pasangan seks semakin besar
kemungkinan tertular (bisa saja tertular berbagai macam virus, bakteri,
jamur, dan protozoa dalam tubuh kita), dengan perkembangan di bidang
sosial, demografik, serta meningkatnya migrasi penduduk, populasi
beresiko tinggi tertular IMS akan meningkat pesat.
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu dari sepuluh
penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda
laki- laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di
negara berkembang. Dewasa dan remaja (15- 24 tahun) merupakan 25%
dari semua populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan
kontribusi hampir 50% dari semua kasus IMS baru yang didapat. Kasus-
kasus IMS yang terdeteksi hanya menggambarkan 50%- 80% dari semua
kasus IMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan keterbatasan
screening dan rendahnya pemberitaan akan IMS (Da Ros, 2008).
Di Amerika, jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali
lebih tinggi dari laki- laki. Dari seluruh wanita yang menderita infeksi
klamidial, golongan umur yang memberikan kontribusi yang besar ialah
umur 15-24 tahun (CDC, 2008). Di Indonesia sendiri, telah banyak
laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual ini. Jumlah penderita
HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah
penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah sebenarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia
yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang
dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000
130.000 orang. Sampai dengan Desember 2008, pengidap HIV positif
yang terdeteksi adalah sebanyak 6.015 kasus. Sedangkan kumulatif kasus
AIDS sebanyak 16.110 kasus atau terdapat tambahan 4.969 kasus baru
selama tahun 2008. Kematian karena AIDS hingga tahun 2008 sebanyak
3.362 kematian (Depkes, 2009). Di Propinsi Sumatera sendiri, dari
12.855.845 jumlah penduduk yang tercatat, ada sedikitnya 2947 yang
menderita infeksi menular seksual (Depkes, 2008). Dikota padang terdapat
sebanyak 1.356 kasus dan pada puskesmas lubuk buaya terdapat 618 kasus
pada tahun 2015. Pada survey awal di Puskesmas lubuk buaya dari bulan
Januari sampai bulan April didapatkan 95 yang menderita infeksi penyakit
menular (IMS).
Dari data diatas kelompok tertarik memberikan penyuluhan tentang
Infeksi Penyakit Menular (IMS).
B. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan
usia subur (PUS) mampu memahami tentang Infeksi Menular Seksual
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan
usia subur dapat :
1. Menyebutkan pergertian IMS?
2. Menyebutkan contoh penyakit IMS?
3. Menyebutkan cara penularan IMS?
4. Menyebutkan tanda dan gejala IMS?
5. Menyebutkan Penanganan IMS?
6. Menyebutkan cara mencegah IMS?

C. Manfaat
a. Bagi Audiens
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit infeksi menular
seksual
b. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan tentang kesehatan reproduksi.
c. Bagi Puskesmas
Dapat menanggulangi dan memberikan informasi kepada pasangan
usia subur tentang infeksi manular seksual.

D. StrategiPelaksanaan
a. Materi : Infeksi Menular Seksual (IMS)
b. Metode : Ceramah dan diskusi
c. Media danAlat : Leafleat, Power point
d. Hari/tanggal : Senin, 16 Mei 2016
e. Jam : 09.00 - 09.30 WIB
f. Tempat : Puskesmas Lubuk Buaya Padang

E. Setting Tempat

Keterangan :
: Pembawa Acara : Media / peralatan
: PUS : Penyaji
: fasilitator : observer
: Pembimbing

F. PelaksanaanKegiatan
Tahap Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Responden
& Waktu
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
(5 menit) Memperkenalkan Mendengarkan dan
anggota memperhatikan
penyuluhan dan
pembimbing
Membuat kontrak Mendengarkan dan
waktu memperhatikan
Membuat kontrak Mendengarkan dan
bahasa memperhatikan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2 Penyampaian Menggali pengetahuan Mengemukakan
Materi audiens tentang pengertian pendapat
(20 menit) IMS
Memberi Reinforcement +
kepada audiens
Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
pengertian IMS memperhatikan
Menggali pengetahuan klien Mengemukakan
tentang contoh penyakit pendapat
IMS
Memberi Reinforcement +
kepada audiens
Menjelaskan tentang contoh Mendengarkan dan
penyakit IMS memperhatikan
meminta audiens untuk Mengulang kembali
mengulang kembali
Memberi reinforcement
positif kepada audiens
Menggali pengetahuan
Mengemukakan
audiens tentang cara
pendapat
penularan IMS
Memberi reinforcement +
kepada audiens
Menjelaskan tentang cara Mendengarkan dan
penularan IMS memperhatikan
Menggali pengetahuan Mengemukakan
audiens tentang tanda dan pendapat
gejala IMS
Memberi reinforcement +
pada audiens
Menjelaskan tentang tanda Mendengarkan dan
gejala IMS memperhatikan
meminta audiens untuk Mengulang kembali
mengulang kembali
Memberi reinforcement
positif kepada audiens
Menggali pengetahuan Mengemukakan
audiens tentang cara pendapat
penanganan IMS
Memberi reinforcement +
pada audiens
Mendengarkan dan
Menjelaskan tentang cara
memperhatikan
penanganan IMS
Mengemukakan
Menggali pengetahuan
pendapat
audiens tentang cara
pencegahan IMS
Memberi reinforcement +
pada audiens
Mendengarkan dan
Menjelaskan tentang cara
memperhatikan
pencegahan IMS

3 Penutup Memberikan kesempatan Mengajukan


(5 menit) audiens untuk bertanya pertanyaan
Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan
audiens memperhatikan
Menyimpulkan hasil Mendengarkan dan
penyuluhan bersama memperhatikan
audiens
Mengucapkan salam Menjawab salam
G. Pengorganisasian
a. Moderator : Wahyuni Nursyahri, S. Kep
Tugas : - Membuka penyuluhan
- Membuat kontrak waktu
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Mengatur jalannya penyuluhan yang
sedang berlangsung
b. Presenter : Sonia, S. Kep
c. Tugas : - Menyampaikan materi penyuluhan
d. Fasilitator : Diah Putriyani, S. Kep
Sisca Dewi, S. Kep
Andi Purwanto, S.Kep
Astuti Yeni, S.Kep
Muhammad Reza S.Kep
Agus Prianta, S.Kep
Tugas : - Memotivasi audiens untuk ikut dalam
penyuluhan
- Memfasilitasi audiens untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan dari audiens
e. Observer : Nofriarzi, S.Kep
Tugas : - Melaporkan, mengevaluasi dan
mengamati jalannya penyuluhan

H. Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur

1. Tempat dan alat tersedia satu hari sebelum acara sesuai


perencanaan
2. Peran dan tugas masing-masing mahasiswa sesuai dengan
perencanaan
3. 80 % pasangan usia subur menghadiri kegiatan pelaksanakan

b. Evaluasi Proses
1. Pasangan usia subur berperan aktif dalam penyuluhan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan selama kegiatan berlangsung
2. Minimal 10 orang PUS yang hadir mengikuti acara penyuluhan
sampai selesai
3. Fasilitator menfasilitasi audiens untuk bertanya atau memberi
pendapat

c. Evaluasi Hasil
1. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang
pengertian IMS
2. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang contoh
penyakit IMS
3. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang cara
penularan IMS
4. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang tanda
dan gejala IMS
5. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang cara
penanganan IMS
6. 80% PUS yang hadir mengetahui dan memahami tentang cara
pencegahan IMS
Materi
Infeksi Menular Seksual

1. Pengertian
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual yang mencakup infeksi yang disertai
gejala gejala klinis maupun simptomatis Kondisi yang paling sering
ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis,
chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan
hepatitis B. Dalam semua masyarakat, Infeksi Menular Seksual (IMS)
merupakan penyakit yang paling sering dari semua infeksi (Daili, 2009).
Penyakit menular seksual adalah sekelompok infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual kebanyakan IMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. (Katrina Smith, 2006).

2. Jenis jenis IMS


Menurut Djuanda, 2007 jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah:

a. Gonoroe (GO) atau kencing nanah


Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang
disebabkan oleh Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus
berbentuk seperti buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi
gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah infeksi. Penyakit gonoroe
paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit infeksi menular seksual
namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan yang
kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Tanda dan gejala:
a. Keluar cairan putih kekuning-kuningan dari alat kelamin
b. Terasa panas dan nyeri saat buang air kecil
c. Terjadi pembengkakan pada testis (pria)
d. Keluahan dan gejala belum Nampak meskipun sudah menyebar
keseluruh tuba fallopi.

b. HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus
yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh
manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk
berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul
setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga
sepuluh tahun atau lebih. penyebab AIDS adalah lymphadenopaty
associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human
T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga
sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang
dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia.

c. Sifilis atau raja singa


Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde
spirochaetaeas. yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh,
sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut
menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf.
Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat
menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Tanda dan gejala :
a. Muncul benjolan disekitar kelamin
b. Kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, akan hilang
sendiri tanpa diobati
c. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah
berhubungan seksual.
d. Selama 2-3 tahunpertama, penyakit ini tidak menimbulkan
penyakit apapun
e. Pada perempuan penyakit ini dapat menularpada bayi yang
dikandung.

d. Kondiloma Akuminata (Kutil)


Kondiloma akuminatum (KA) adalah infeksi menular seksual
(IMS) yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) yang
menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit
jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan
langsung, misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini
sering ditemukan pada dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-
33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang antara pria dan wanita
e. Klamidia
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS)
pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat
ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan
dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan.
Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap
Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu
bahwa mereka terinfeksi.

3. Gejala IMS
Menurut (Daili, 2009) gejala umum penyakit menular seksual adalah:
Gejala Perempuan Laki-laki
Luka Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat
kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain.
Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di
sekitar alat kelamin
Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
gatal, kekuningan, berwarna berasal dari
kehijauan, berbau atau pembukaan kepala penis
berlendir. Duhtubuh bisa atau anus.
juga keluar dari anus.

Sakit pada saat buang PMS pada wanita Rasa terbakar atau rasa
air kecil biasanya tidak sakit selama atau setelah
menyebabkan sakit atau urination terkadang
burning urination diikuti dengan duhtubuh
dari penis
Perubahan warna kulit terutama di bagian telapak tangan atau kaki.
Perubahan bias menyebar ke seluruh bagian tubuh
Tonjolan seperti Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
jengger ayam kelamin
Sakit pada bagian Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak
bawah perut berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda
infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah
berpindah ke bagian dalam system reproduksi,
termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
Kemerahan Kemerahan pada sekitar Kemerahan pada sekitar
alat kelamin, atau diantara alat kelamin, kemerahan
kaki dan sakit di kantong zakar

4. Cara penularan IMS


Menurut somelus (2008), cara lain seseorang dapat tertular IMS juga
melalui :
melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang
sudah tertular
Melalui darah :
- transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV,
- saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
- tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
- menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
- penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika
terluka dan menyisakan darah pada alat).
Dari ibu hamil kepada bayi :
- saat hamil,
- saat melahirkan,
- saat menyusui.

5. Cara pencegahan IMS


a. Pencegahan Penularan lewat seks :
Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga
tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama
dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di
pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah
menikah atau kita tidak bisa berpantang sex.
Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan
seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak
tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan,
dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada
pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat
liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.
b. Pencegahan Penularan Cara lainnya :
Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum
diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.
Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah
segar.
Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama
atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato,
alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum
suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan dibuka
dihadapan kita.

6. Cara penanganan IMS


a. Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri.
Dokter saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita
pasiennya. Obat IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya.
Cuma dokter yang tahu obat paling tepat untuk IMS yang diderita.
Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti saran
dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit
dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks
yang Anda ketahui untuk juga berobat.
b. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS.
c. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya
kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu
tertentu
d. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter
memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita
rasakan. Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia
dapat memberikan obat yang tepat.
(Holmes, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Daili F., S. 2009. Tinjauan Penyakit Menular Seksual dalam Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta : FK UI.

Djuanda, 2007. Tinjauan Penyakit Menular Seksual Edisi 3 . Jakarta : FK UI

Holmes, 2005. Pencegahan Infeksi Penyakit Menular IMS. Jakarta : EGC

Katrina Smith, 2006. Clinical infection diseases. Jakarta : EGC

Umar Zein, 100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Anda Ketahui, USU Press,
Medan, 2006

Riono P. Surveilans Perilaku Berisiko tertular HIV/AIDS di Wilayah Nanggroe


Aceh Darussaalam 2008, Nanggroe Aceh Darossalam: Dinas Kesehatan
Nanggroe Aceh Darussalam; 2009.

Anda mungkin juga menyukai