Anda di halaman 1dari 15

Kita Cuma Main-main

Home
Blog
oInternet
oMarket
oStock
Contact
o Dvd
o Games
o Software
Office
Page
o Child Category 1
Sub Child Category 1
Sub Child Category 2
Sub Child Category 3
o Child Category 2
o Child Category 3
o Child Category 4
About Us
Portfolio
Tutor

Search the

Home /
MAKALAH PROSPEK DAN HAMBATAN PERTANIAN INDONESIA

MAKALAH PROSPEK DAN HAMBATAN


PERTANIAN INDONESIA
By: Lestari Trian On: 23.39 In: 1 comment

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara agraris, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi


pertanian yang menjanjkan. Faktor iklim, geologis dan letak geografis yang strategis
menjadikan Indonesia memiliki peluang yang besar dalam mengengembangkan usaha dalam
bidang pertanian. Baik dalam bidang kehutanan, perkebunan, ataupun perikanan masing
masing memiliki peluang yang cukup guna bersaing dengan negara lain.

Melihat negara-negara tetangga yang sukses daam mengembangkan pertaniannya


seperti Vietnam, Thailand dan Filipina harusnya hal tersebut dijadikan motivasi bagi kita
untuk lebih berusaha memajukan dunia pertanian di negara kita. Kalau mereka bisa kenapa
tidak, padahal secara sumber daya Indonesia tidak kalah dengan negara-negara tersebut.

Namun seperti kata pepatah, makin tinggi pohon makin besar pula angin yang
bertiup, usaha Indonesia dalam mengembangkan sektor pertanian memang selalu dihadapkan
dengan berbagai masalah yang kompleks ibarat benang kusut yang susah ditemukan
ujungnya. Seperti apakah peluang Indonesia dalam bidang pertanian serta masalah-masalah
apa saja yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan pertaniannya akan berusaha penulis
bahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan pertanian?


2) Bagaimana prospek pertanian pangan di Indonesia?
3) Bagaiana kondisi pertanian di Indonesia saat ini?
4) Apa saja masalah pertanian di Indonesia?
5) Bagaimana solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pertanian.


2) Untuk mengetahui prospek pertanian pangan di Indonesia.
3) Untuk mengetahui kondisi pertanian di Indonesia saat ini.
4) Untuk mengetahui masalah pertanian di Indonesia.
5) Untuk mengetahi solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian Pangan

Menurut Wikipedia, Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati


yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau
bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.

Sedangkan pengertan Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola


lahan dan agro ekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen
untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan serta kesejahteraan rakyat. (Pasal 1 Angka
8 UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan).

2.2 Prospek Pertanian Pangan di Indonesia

Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis


disektor pertanian pangan, bahkan dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam
pembangunan nasional. Potensi agribisnis tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang


nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45
persen total nilai tambah.
b. Sektor agrbisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar
74 persen total penyerapan tenaga kerja nasional. Sektor agribisnis juga berperan dalam
penyediaan pangan
c. masyarakat.Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan
secara strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional (food security) yang sangat erat
kaitannya dengan ketahanan social (socio security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan
keamanan atau ketahanan nasional (national security).
d. Kegiatan agribisnis umumnya bersifat resource based industry. Tidak adasatupun negara di
dunia seperti Indonesia yang kaya dan beranekasumberdaya pertanian secara alami
(endowment factor). Kenyataan telahmenunjukkan bahwa di pasar internasional hanya
industri yangberbasiskan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif
danmempunyai konstribusi terhadap ekspor terbesar, maka dengan demikianpengembangan
agribisnis di Indonesia lebih menjamin perdagangan yanglebih kompetitif.
e. Kegiatan agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang yang sangat besar
(backward dan forward linkages) yang sangat besar. Kegiatan agribisnis (dengan besarnya
keterkaitan ke depan dan ke belakang) jika dampaknya dihitung berdasarkan impact multilier
secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian diramalkan akansangat besar.
f. Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barangbarang konsumsi pangan
diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian
diramalkan pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model Kentucky. Dengan
demikian agroindustri akan menjadi kegiatan bisnis yang paling attraktif.
g. Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi
pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.
h. Kegiatan agribisnis umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga
pengembangannya melalui agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun juga
dapat menghindari pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin sustainability.
i. Teknologi agribisnis sangat fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal ataupun
padat tenaga kerja, dari manejement sederhana sampai canggih, dari skala kecil sampai besar.
Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan padat, maka dalam
pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.
j. Indonesia punya sumberdaya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian
umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era
globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat,
dengan kualitas tinggi dan tidak busuk dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan
dominan.
2.3 Kondisi Pertanian Pangan di Indonesia Saat Ini

Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga akhir pemerintahan


Orde Reformasi, pentingnya pembangunan pertanian seringkali didengung dengungkan,
namun dalam kenyataannya tetap saja pemberdayaan petani kurang diperhatikan. Kondisi
pertanian saat ini diuraikan sebagai berikut:

a. Pendapatan petani masih rendah baik secara nominal maupun secara relatif dibandingkan
dengan sektor lain.
b. Usaha pertanian yang ada didominasi oleh cirri-ciri :
i. skala kecil,
ii. modal terbatas,
iii. teknologi sederhana,
iv. sangat dipengaruhi musim,
v. wilayah pasarnya lokal ,
vi. umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga
menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi),
vii. akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah,
viii. Pasar komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi
eksploitasi harga pada petani.
c. Pendekatan parsial yang yang bertumpu pada peningkatan produktifitas usahatani yang tidak
terkait dengan agroindustri. Hal ini menunjukkan fondasi dasar agribisnis belum terbentuk
dengan kokoh sehingga system dan usaha agribisnis belum berkembang seperti yang
diharapkan, yang terjadi kegiatan agribisnis masih bertumpu pada kegiatan usahatani.
d. Pembangunan pertanian yang ada kurang terkait dengan pembangunan pedesaan.
e. Kurang memperhatikan aspek keunggulan komparatif yang dimiliki wilayah. Pembangunan
agribisnis yang ada masih belum didasarkankepada kawasan unggulan.
f. Kurang mampu bersaing di pasaran, sehingga membanjirnya impor khususnya komoditas
hortikultura. Terdapat senjang produktivitas dan mutu yang cukup besar sehingga daya saing
produk pertanian Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat besar untuk ditingkatkan.
g. Pangsa pasar ekspor produk pertanian Indonesia masih kecil dan sementara kapasitas dan
potensi yang dimilikinya lebih besar.
h. Kegiatan agroindustri masih belum berkembang. Produk produk perkebunan semenjak
zaman Belanda masih berorentasi pada ekspor komoditas primer (mentah)
i. Terjadinya degradasi kualitas sumberdaya pertanian akibat pemanfaatan yang tidak
mengikuti pola-pola pemanfaatan yang berkelanjutan . Masih lemahnya kelembagaan usaha
dan kelembagaan petani. Usaha agribisnis skala rumahtangga, skala kecil dan agribisnis skala
besar belum terikat dalam kerjasama yang saling membutuhkan , saling memperkuat dan
saling menguntungkan. Yang terjadi adalah penguasaan pasar oleh kelompok usaha yang kuat
sehingga terjadi distribusi margin keuntungan yang timpang (skewed) yang merugikan
petani.
j. Lemahnya peran lembaga penelitian, sehingga temuan atau inovasi benih/ bibit unggul
sangat terbatas
k. Lemahnya peran lembaga penyuluhan sebagai lembaga transfer teknologi kepada petani,
setelah era otonomi daerah.
l. Kurangnya pemerintah memberdayakan stakeholder seperti perguruan tinggi, LSM, dalam
pembangunan pertanian. Lemahnya dukungan kebijakan makro ekonomi baik fiscal maupun
moneter seperti kemudahan kredit bagi petani, pembangunan irigasi maupun pasar, dll

2.4 Masalah Pertanian di Indonesia

Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam


masalah yang dihadapi, masalah Pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber
daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami
degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik.
Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi
komoditi padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai
65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64
juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29
ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan 2010, sedangkan kebutuhan
pangan selalu meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.
Berbagai hasil riset mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif
di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah menurun produktivitasnya, dan mengalami
degradasi lahan terutama akibat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah yaitu kecil dari
2 persen. Padahal, untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan kandungan C-organik
lebih dari 2,5 persen atau kandungan bahan organik tanah > 4,3 persen. Berdasarkan
kandungan C-organik tanah/lahan pertanian tersebut menunjukkan lahan sawah intensif di
Jawa dan di luar Jawa tidak sehat lagi tanpa diimbangi pupuk organik dan pupuk hayati,
bahkan pada lahan kering yang ditanami palawija dan sayur-sayuran di daerah dataran tinggi
di berbagai daerah. Sementara itu, dari sisi kuantitasnya konfeksi lahan di daerah Jawa
memiliki kultur dimana orang tua akan memberikan pembagian lahan kepada anaknya turun
temurun, sehingga terus terjadi penciutan luas lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi
lahan bangunan dan industri.
Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan
infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan
pengembangan waduk. Pasalnya, dari total areal sawah di Indonesia sebesar 7.230.183 ha,
sumber airnya 11 persen (797.971 ha) berasal dari waduk, sementara 89 persen (6.432.212
ha) berasal dari non-waduk. Karena itu, revitalisasi waduk sesungguhnya harus menjadi
prioritas karena tidak hanya untuk mengatasi kekeringan, tetapi juga untuk menambah
layanan irigasi nasional. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, 42
waduk saat ini dalam kondisi waspada akibat berkurangnya pasokan air selama kemarau.
Sepuluh waduk telah kering, sementara 19 waduk masih berstatus normal. Selain itu masih
rendahnya kesadaran dari para pemangku kepentingan di daerah-daerah untuk
mempertahankan lahan pertanian produksi, menjadi salah satu penyebab infrastruktur
pertanian menjadi buruk.
Selanjutnya, masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi.
Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan
yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita
baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan harus
menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar
tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang
menggunakan muatan teknologi standar. Indonesia menghadapi persaingan yang keras dan
tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan ASEAN. Namun tidak semua teknologi
dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja karena pertanian di negara sumber teknologi
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan pertanian di
tiap daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi,
dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini
peran kelembagaan sangatlah penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang
memenuhi kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga
ini juga dibutuhkan untuk menilai respon sosial, ekonomi masyarakat terhadap inovasi
teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian
Hal lainnya sebagai masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha
terutama di permodalan. Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas
sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. Mengingat
keterbatasan petani dalam permodalan tersebut dan rendahnya aksesibilitas terhadap sumber
permodalan formal, maka dilakukan pengembangkan dan mempertahankan beberapa
penyerapan input produksi biaya rendah (low cost production) yang sudah berjalan ditingkat
petani. Selain itu, penanganan pasca panen dan pemberian kredit lunak serta bantuan
langsung kepada para petani sebagai pembiayaan usaha tani cakupannya diperluas.
Sebenarnya, pemerintah telah menyediakan anggaran sampai 20 Triliun untuk bisa diserap
melalui tim Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bank BRI khusus Kredit Bidang Pangan dan
Energi.
Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah masih panjangnya mata rantai
tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih
baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan.
Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk
hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari kegiatan usaha
tani tersebut, sehingga dalam melakukan kegiatan usaha tani diharapkan dapat dilakukan
dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan lembaga pemasaran baik
untuk pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahannya. Terlepas dari masalah-
masalah tersebut, tentu saja sektor pertanian masih saja menjadi tumpuan harapan, tidak
hanya dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional tetapi juga dalam penyediaan
lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat dan penyumbang devisa bagi negara.

2.5 Solusi Menghadapi Masalah Pertanian Di Indonesia

Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga
tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung
dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi
pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta


menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah
lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang
eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program
insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan
pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang
berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber
informasi IPTEK.
4. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang
berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-
hasil penelitian ilmuwan lokal.
5. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
6. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
7. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
8. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan
perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
9. Mewujudkan segera reforma agraria.
10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta
penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh
media massa yang ada.
11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa
pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill
dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda
melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah
berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang
mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk
menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta
melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan
kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade
pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
12. Membrantas mafia-mafia pertanian.
13. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan
bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam
kewirausahaan serta dana pendampingan untuk programprogram kemahasiswaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.


Sedangkan pengertan Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan
agro ekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk
mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan serta kesejahteraan rakyat. (Pasal 1 Angka 8 UU
Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan).

Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni


hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya
yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak
didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan
teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya
lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya
involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan
pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang
dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan
petani

3.2 Saran

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam


struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak
mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari
proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini.
Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor
yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya. Karena itu penulis berharap kedepannya pemerintah harus lebih
memperhatikan lagi tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat agar lebih menguntungkan
sektor pertanian sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Joko Prayogo, Toni Suyono, Michael Berney. 1999. Apa itu pertanian Organik? Pusat
Pengembangan Penataran Guru Pertanian (VEDCA) Cianjur. Indah Offset Malang`
Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Pembangunan
Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD HKTI Jawa Barat, Lembang 1996
Kumar H.D. 1981. Modern Concepts of Ecology. 2nd Revised Edition. Vikas Publishing House PVT
LTD. Navin Shahdara, Delhi.
Syamsudin Djakamihardja. 2001. Pertanian Organik Sebagai Salah Satu Teknologi Pertanian
Alternatif (Sustainable Agriculture). Seminar Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas
Padjadjaran. Agustus 2001
Wikipedia online, http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian. akses 21 november 2013

Browse More Articles

Written by Lestari Trian

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to
use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

Posting Lebih Baru Posting Lama

1 komentar:

1.

Abdullah Ali12 September 2017 21.32

Sungguh sangat luar biasa sekali! Aki, ilmu anda benar-benar ampuh dan sakti.
Saya adalah warga keturunan, dan saya sangat berpikiran modern. Pada awalnya saya
tidak pernah mau percaya pada hal-hal mistis apapun, apalagi ilmu-ilmu gaib sejenis
pengganda uang dan pinjaman dana hibah bank gaib. Karena teman saya sering
tertipu dan menjadi bangkrut oleh dukun-dukun palsu. Jadi saya tidak ingin
menanggung resiko itu.Namun, karena suatu keadaan, usaha pabrik saya merosot dan
hampir gulung tikar, akhirnya saya tertarik untuk mencoba-coba saja meminjam dana
hibah dari bank gaib KI SULTAN AGUNG dn ternyata benar hasilnya ada. Karena
saya pikir tidak ada ruginya dan tidak ada resikonya pula. Tidak berapa lama setelah
itu saya mulai merasakan hasilnya dengan bantuan modal usaha 7 Milyar, tiba-tiba
usaha pabrik saya mengalami kemajuan dan terus meningkat hingga sampai saat ini.
Thanks you ya pak, Biar Jelas Langsung Konsultasi Ke Beliau Di KLIK DISINI

Balas

Muat yang lain...


Popular Posts
MAKALAH PROSPEK DAN HAMBATAN PERTANIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris, Indonesia


merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang menj...

PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM K-13

A. Pengertian Kurikulum Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon


pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangs...

MAKALAH PASANG SURUT AIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air pada bagian ujung pantai yang
berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada sua...

MAKALAH STANDAR PROSES PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pembuatan makalah


mengenai Standar Proses Pendidikan ini akan menjelas...

LIMA TAHAPAN PEMBANGUNAN MENURUT ROSTOW

LIMA TAHAPAN MEMBANGUNAN MENURUT ROSTOW a. Masyarakat


tradisional Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional ad...

MAKALAH STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan dan melihat


keberhasilan peserta didik maka dapat ditinjau dari kemamp...

MAKALAH PEMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi kota-kota besar di


Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang ser...

PERBEDAAN KURIKULUM ANTARA INDONESIA DAN JEPANG

PERBEDAAN KURIKULUM ANTARA INDONESIA DAN JEPANG A. Sistem


Pendidikan Di Indonesia Berbicara soal pendidikan, didalamnya tidak...

Cotoh Paper Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya
akan budaya dan keindahan alamnya . Indonesia memiliki d...

MAKALAH TANAH SPODOSOL


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertian teknik secara
umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dar...

Follow us on FaceBook

Popular Posts
o MAKALAH PROSPEK DAN HAMBATAN PERTANIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris,


Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang menj...

o PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM K-13

A. Pengertian Kurikulum Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu


respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangs...

o MAKALAH PASANG SURUT AIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air pada bagian ujung pantai


yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada sua...

o MAKALAH STANDAR PROSES PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pembuatan


makalah mengenai Standar Proses Pendidikan ini akan menjelas...

o LIMA TAHAPAN PEMBANGUNAN MENURUT ROSTOW

LIMA TAHAPAN MEMBANGUNAN MENURUT ROSTOW a.


Masyarakat tradisional Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat
tradisional ad...

o MAKALAH STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan dan melihat


keberhasilan peserta didik maka dapat ditinjau dari kemamp...

o MAKALAH PEMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi kota-kota besar di


Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang ser...

o PERBEDAAN KURIKULUM ANTARA INDONESIA DAN JEPANG


PERBEDAAN KURIKULUM ANTARA INDONESIA DAN JEPANG A.
Sistem Pendidikan Di Indonesia Berbicara soal pendidikan, didalamnya
tidak...

o Cotoh Paper Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang


kaya akan budaya dan keindahan alamnya . Indonesia memiliki d...

o MAKALAH TANAH SPODOSOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertian teknik


secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dar...

About
Gallery
2013 Kita Cuma Main-main. All rights resevered. Designed by Templateism | Blogger
Templates

Anda mungkin juga menyukai