TINJAUAN PUSTAKA
7. Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
2.1.1 Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular
2) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
3) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri
2.1.2 Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
denganpeningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,
hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard.
Kriteria hasil :Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah / bebankerja jantung, mempertahankan TD dalam rentang
individu yang dapat diterima.
a. Pantau TD
Rasional :Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular.
2.1.3 Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independent)
dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independent) adalah aktivitas
perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti
dokter dan petugas kesehatan lain.
2.1.4 Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.
Tujuannnya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan.
2.3 KONSEP KELUARGA LANSIA
2.3.1 Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh
siapapun, namn manusia dapat berupaya untuk menghambat
kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dann fungsi
normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakkan yang diderita. ( Arya, 2009)
1.3.2 Batasan-Batasan Usia Lanjut
1. Menurut WHO
(1) Usia pertengahan (middle age) : 45 59 tahun
(2) Usia lanjut (elderly) : 60 74 tahun
(3) Usia lanjut tua (old age) : 75 90 tahun
(4) Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun
2. Menurut Prof. Dr. Koesmarto Suryonegoro
(1) Dewasa muda (elderly adulthood) : 18 / 20 25 tahun
(2) Dewsa penuh (middle years) atau maturitas : 25 60 / 65
tahun
(3) Lanjut usia : 75 - 80 tahun
(4) Very old : > 80 tahun
3. Menurut UU No. 4 tahun 1965 lajut usia adalah seseorang yang
usia 60 tahun (BAB I pasal 1 ayat 2) 4. Usia Psikologi : Yang
menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapi. Usia
Sosial : Yang menunjukkan kepada peran-[eran yang diharapkan
atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan
usianya Usia Biologis : Yang menunjukkan kepada jangka waktu
seseorang sejak lahirnya berada di dalam keadaan hidup tidak
mati.
4. Menurut Dra. Nya Jos Maedani
1. Fase inventus : 25 40 tahun
2. Fase verilitas : 40 50 tahun
3. Fase prasenium : 55 65 tahun
5. Teori-Teori Proses Menua
(1) Proses individual
(2) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
(3) Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang
berbeda
(4) Tidak ada satu faktor pun ditentukan untuk mencegah proses
menua.
1.3.3 Teori-teori
1) Secara keturunan dan atau mutasi (somatic mutatic theory) setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi
dari pada sel-sel kelamin.
2) Pemakaian dan rusak, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sl-sel
tubuh lelah (terpakai).
3) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori
akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adanya pigmen upo fructine di
sel otot ja di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada orang lanjut
usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri.
4) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
5) Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekuurangan gizi.
6) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
1,3.10 Masalah dan Penyakit yang Sering Dihadapi oleh Usia Lanjut
1) Mudah jatuh Ada 2 faktor penyebab mudah jatuh, yaitu :
(1) Faktor intrinsic
a. Gangguan jantung atau sistem sirkulasi darah
b. Gangguan sistem susunan syaraf
c. Gangguan sistem anggota gerak
d. Pengaruh obbata-obatan yang dipakai
e. Gangguan sistem pengelihatan
f. Gangguan psikologis
(2) Faktor ekstrinsik atau pengaruh lingkungan sekitar
a. Cahaya ruang yang kurang turang
b. Lingkungan yang tidak biasa bagi lanjut usia sehingga
dirasa asing pada sekitarnya
c. Lantai yang licin
(3) Mudah lelah, hal ini disebabkan
a. Faktor psikologis, yaitu perasaan bosan, keletihan, atau
perasaan depresi
b. Ganggan organis, yaitu anemia, kekurangn vitamin,
perubahan pada tulang(osteomalasia), gangguan
pncernaan, kelaianan metabolisme (diabetes melitius,
hipertiroid)
c. Pengaruh obat-obatan misalnya penggunaan obat
penenang, obat jantung, obat yang melelahkan daya kerja
otot.
(4) Nyeri dada
a. Penyakit jantung koroner yang menyebabkan iskemia
jantung
b. Aneurisma aorta
c. perikarditis
(5) Kekacauan mental akut, disebabkan
a. Keracunan
b. Penyakit infeksi demam tinggi
c. Alkohol
d. Penyakit metabolisme
e. Dehidrasi atau kekurangan cairan
f. Gangguan fungsi otak
g. Gagguan fungsi hati
h. Radang selaput otak (meningitis)
(6) Sesak nafas pada waktu melakukan kearaja fisik, dapat
disebabkan oleh
a. Kelemahan jantung
b. Gangguan sistem saluran nafas
c. Karena BB berlebihan (overweight)
2) Karakteristik negatif
a. Mengalami perubahan fisiologis, misalnya pada wanita mengalami
menopause
b. Mengalami perubahan mental
c. Mengalami perubahan psikososial
d. Kadang-kadang bersifat menang sendiri
e. Rasa kehilangan dan memandang rendah orang lain
f. Timbulnya penyakit kronis