Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF

Serangkaian kegiatan meneliti tidak terlepas dari peneliti dalam menggunakan


instrument penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan harus tepat dan sesuai untuk
mencari data yang akurat. Tidak sedikit dari mereka yang berusaha menemukan jalan keluar
untuk mengatasi beragam persolan yang ditemui dalam kegiatan penelitian. Dimulai dengan
pengumpulan data yang diperoleh dari mencari berbagai sumber informasi, kemudian
melakukan berbagai pengkajian yang pada akhirnya hasil yang yang diperoleh harus
dianalisis terlebih dahulu agar ditemukan sebuah jawaban atas persoalan yang terjadi.
Aktivitas-aktivitas tersebut dikenal sebagai aktivitas penelitian.

Berkaitan dengan penelitian, maka dikenal dua jenis metode penelitian yakni
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Penelitian ini pada dasarnya menggunakan model-model dan pengukuran secara matematis.1
Sedangkan penelitian kualitatif merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif,
dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.2

Dalam hal ini melalui kegiatan penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah yang memiliki tujuan praktis dalam memahami,
memecahkan dan mengantipasi masalah dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian dari kedua jenis metode penelitian diatas,
maka makalah ini akan lebih memfokuskan pada metode penelitian kualitatif secara
keselurahan yang mana akan diuraikan dari pengertian penelitian kualitatif, cara menyusun
fokus penelitian, cara menyusun pertanyaan, menentukan instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian, unit analisis, serta informan (narasumber) hingga bagaimana
cara menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


Menurut Lexy J. Moelong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.3
Menurut Bogdan & Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
(utuh). Untuk itu dari metode kualitatif diperoleh data secara alamiah atau natural dan

1
Id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif, 21/03/2015, 12.20 WIB
2
Id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, 21/03/2015, 12.23 WIB
3
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6
komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang diperoleh tidak merupakan hasil
rekayasa atau manipulasi karena tidak ada unsur atau variabel lain yang mengontrol. 4
Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna
yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan
dijelaskan melalui linguistik, bahasa atau kata-kata. Menurut Creswell (2009) bentuk
data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; perangkat atau
frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematis atau
statistik.5
Penelitian ini sifatnya lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan latar yang
ada. Konsep-konsep, alat-alat pengumpul data, dan metode pengumpulan data dapat
disesuaikan dengan perkembangan penelitian.6
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi
teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris.7
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil
pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola dasar data aslinya (tidak
ditransformasikan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai
situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.8
These quotes from Denzin and Lincoln (2000:3)9 offer the following definition of
qualitative reasearch:
Qualitative research that including fieldnotes, interview, conversations, photograps,
recording and memos to the self.
Penelitian kualitatif yakni mencakup catatan lapangan, wawancara, percakapan,
pemotretan, rekaman, dan memo untuk diri sendiri.
Jadi, dapat kami simpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang
dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami.
Penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi analisis atau makna yang bersumber

4
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 82.
5
Ibid., h. 82.
6
Ibid., h. 84.
7
Ibid., h. 88.
8
Ibid., h. 87.
9
Jane Ritchie and Jane Lewis (eds.), Qualitative Research Practice, (tt.p.: SAGE Publications Ltd, 2003),
h. 2-3.
langsung dari partisipan sehingga bukan hasil dari manipulasi variabel yang dilibatkan.
Akan tetapi penelitian kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data
kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berpikir formal dari peneliti dalam
menjawab permasalahan yang dihadapi.
B. Fokus Penelitian
Dalam mempertajam penelitian, Spradley menyatakan bahwa a focused refer to a
single cultural domain or a few related domains, maksudnya adalah focus merupakan
domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian
kualitatif, penentuan fokusdalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan
informasi yang akan diperoleh dari lapangan. Kebaruan informasi ini bisa berupa upaya
untuk memahami secara lebih luas situasi lapangan dalam lembaga pendidikan, juga
untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi di lapangan yang diteliti.
Fokus penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tor observation
dan grand tour question atau disebut dengan penjelajah umum. Dari penjelajahan umum
ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang pasih pada tahap
permukaan tentang situasi di lapangan. Untuk dapat memahami secara lebih lias dan
mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.10

Spradley dalam Sanapiah Faisal dalam Prof.Dr.Sugiono mengemukakan empat


alternatif untuk menentukan fokus yaitu:11

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan


dalam lembaga pedidikan bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, murid, pakar
pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu. Domain pendidikan bisa
berupa kurikulum. Proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidikan dan
kependidikan, menejemen, pembiayaan, sistem evaluasi dan sebagainya.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan IPTEK.
Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan dalam pendidikan misalnya
menemukan metode mengajar sejarah peradaban islam yang mudah dipahami dan
menyenangkan.

10
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2013), cet.XVI, h.286-288.
11
Ibid,h.288.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang
telah ada. Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu melengkapi dan memperluas
teori yang telah ada.

C. Menyusun Pertanyaan Penelitian


Dilihat dari jenis pertanyaannya, penelitian terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya),
dengan menggunakan kata tanya apa. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan
penelitian kualitatif.
2. Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam),
dengan menggunakan kata tanya bagaimana. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan
penelitian kualitatif.
3. Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan
fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan apa ada hubungan atau
korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk pertanyaan penelitian
kuantitatif.12
Contoh untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pertanyaan deskriptif: Apa aja strategi yang dipakai guru PAI dalam meningkatkan
kualitas belajar siswa?
2. Pertanyaan eksploratif : Bagaimana model kepengajaran guru PAI tersebut dalam
meningkatkan kualitas belajar siswa?
3. Pertanyaan eksplanatif: Bagaimana pengaruh model kepengajaran Contextual
Teaching Learning terhadap kualitas belajar siswa?

Menurut Kerlinger dalam buku Imam Gunawan, berdasarkan pengalaman dalam


penilitian, mengembangkan kriteria atau tata aturan penulisan pertanyaan. Hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun pertanyaan, sebagai berikut:

1. Apakah pertanyaan ini berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran penelitian?
Kecuali pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi factual dan sosiologis,
semua pertanyaan dalam pedoman wawancara harus mempunyai fungsi tertentu
dalam masalah penelitiannya. Ini berarti bahwa kegunaan setiap pertanyaan adalah
memancing informasi yang dapat digunakan untuk menguji pertanyaan penelitian.

12
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html
diakses pada Kamis, 20 Maret 2015, 16.00
2. Tepatkah tipe pertanyaan ini? Ada informasi tertentu yang dapat diperoleh dengan
sebaik-baiknya apabila menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, di antaranya
alasan perilaku, niat, dan sikap. Sebaiknya, informasi lain dapat diperoleh dengan
lebih cepat dan efisien, bila kita menggunakan pertanyaan tertutup. Jika yang diminta
informan hanyalah menyatakan pilihan yang lebih disukai diantara dua alternatif atau
lebih, sedangkan alternatif-alternatif itu dapat diungkapkan secara jernih, sungguh
tidak efisien bila kita menggunakan pertanyaan terbuka.
3. Apakah butir pertanyaan itu jelas dan tidak mengandung tafsir majemuk? Suatu
pertanyaan yang tidak ambigu adalah yang tidak memungkinkan atau mengundang
tafsir yang berlainan, serta jawaban yang berbeda-beda sebagai hasil dari tafsir
majemuk itu. Pertanyaan yang bersifat ambigu apabila pertanyaan itu menyodorkan
dua kerangka acuan atau lebih.
4. Apakah pertayaan itu menggiring informan untuk memberikan alternatif jawaban
tertentu? Pertanyaan semacam ini tidak menjamin adanya validitas (untuk penelitian
kualitatif disebut kredibilitas).
5. Apakah pertanyaan ini menuntut pengetahuan dan informaasi yang tidak memiliki
oleh reponden? Untuk menjaga agar tidak ada jawaban yang tidak valid karena
kurangnya informasi, akan bijaksana apabila kita mengguanakan pertanyaan-
pertanyaan saringan.
6. Apakah pertanyaan ini menuntut ihwal yang bersifat pribadi dan peka sehingga
informan mungkin menolak menjawabnya? Diperlukan teknik-teknik khusus untuk
memperoleh informasi yang bersifat pribadi, peka, atau kontroversial.
7. Apakah pertanyaan ini menyiratkan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh
masyarakat? Orang cenderung memberikan jawaban yang dipandang baik oleh
umum, jawaban-jawaban yang menunjukkan atau mencerminkan kesetujuan pada
tindakan-tindakan atau hal-hal yang umumnya dinilai baik.13
D. Menyusun Instrumen Penelitian

Data merupakan komponen utama dalam penelitian. Data yang digunakan dalam suatu
penelitian harus benar serta dapat dipercaya, sehingga data yang diumpulkan dapat
memberikan informasi yang benar. Dalam hal pengumpulan data, seorang peneliti harus
mempunyai instrumen penelitian sebagai alat ukur dalam mengumpulkan data. Jadi,

13
Imam Gunawan, op. cit.,h.169-170
instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar
ditemukan data empiris. 14

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen, yaitu:

1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.
2. Sumber data atau informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika
item dalam instrumen penelitian.
3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data, baik dari
kemantapan, kesahihan maupun objektivitasnya.
4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrument harus jelas, sehingga peneliti
dapat memperkirakan cara analisis data untuk pemecahan masalah penelitian.
5. Mudah dan praktis digunakan, akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan.15

Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen
penelitian menurut langkah-langkah tersebut adalah:

1. Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian sehingga
indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Membuat indikator
variabel, peneliti dapat menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan ilmiah yang
relevan dengan variabel tersebut, atau dengan menggunakan fakta berdasarkan
pengamatan secara langsung.
2. Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel,
ataupun indikatornya. Setiap variabel dapat diukur dengan satu atau lebih jenis
instrumen.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan
banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan
menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau kemampuan
yang diharapkan dari subjek penelitian.
4. Menyusun item pertanyaan. Untuk menyusun item pertanyaan tersebut harus sesuai
dengan jenis dan jumlah instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Selain itu,

14
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 155
15
Ibid., h. 155-156
peneliti dapat membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau
pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban atau
gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh peneliti.
5. Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba guna
perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau
diganti dengan instrumen yang baru.16
E. Menentukan Unit Analisis

Masih ada satu pembicaraan yang cukup penting yang berhubungan dengan masalah
populasi dan sampel yakni masalah unit analisis. Yang dimaksud dengan unit analisis dalam
penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Masih
banyak peneliti, khususnya peneliti pemula yang masih bingung membedakan antar
pengertian objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Untuk menerangkan hal-hal
tersebut perhatikanlah contoh-contoh berikut.

Dalam peneltian pendidikan seorang peneliti ingin mengetahui metode mengajar yang
banyak digunakan oleh guru-guru di SMA. Berdasarkan atas contoh penelitian ini maka yang
dimaksud dengan objek penelitian atau variable penelitian adalah metode mengajar (yang
digunakan guru), yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan sebagai sumber
data peneliti adalah guru itu sendiri (diwawancarai, diberi angket atau diamati waktu
mengajar) serta kepala sekolah yang sekiranya mengetahui tentang jenis metode mengajar
yang digunakan oleh guru. 17

Sebagai contoh berikutnya misalnya seorang peneliti akan menyelidiki harga satuan
produksi kaos singlet. Untuk penelitian kedua ini yang dimaksud dengan objek penelitian
atau variable penelitian adalah harga satuan produksi (kaos singlet), sebagai subjek penelitian
adalah kaos singlet dan sebagai data adalah direktur pabrik kaos.

Masih mengenai pabrik kaos singlet, andaikata peneliti ingin mengetahui keejahteraan
buruh pabrik maka yang menjadi objek atau variable penelitian adalah keejahteraan buruh
pabrik, sebagai subjek penelitian adalah buruh pabrik, da sebagai sumber data adalah uruh
pabrik itu sendiri dan atau direktur pabrik.

16
Ibid., h. 157-158
17
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Bandung: Rineka Cipta, 2002),
cet. 12, h.121
Dari ketiga contoh penelitian di atas dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan
sebagai subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dalam penelitian lain, mungkin
subjek penelitiantersebut berupa sekolah, desa, bahkan mungkin Negara. Untuk mengambil
kesimpulan sekolah-sekolah mana yang termasuk disiplin, mana kurang didiplin yang
menjadi onjek penelitian adalah sekolah. 18

Guru, kaos singlet, buruh pabrik, sekolah dan sebagainya dijadikan sub jek yang dihitung
sebagai satuan. Dalam menganalisis data, banyaknya satuan menunjukkan banyaknya subjek
penelitian. Inilah yang dimaksud dengan pengertian unit analisis. Apabila penelitian
mengambil guru sebagai unit analisis, empat buah sekolah dasar yang masing-masing
gurunya ada 6 orang, maka peneliti tersebut sudah memiliki 24 subjek. Tetapi jika unit
analisisnya sekolah, berarti baru memiliki 4 subjek.

Sehubungan dengan pengertan unit analisis ini peneliti harus mengarah pikirannya ke
sana pada waktu menentukan sampel penelitiannya. Mungkin sekali seorang peneliti
berkeinginan untuk menentukan sebuah kantor pemasaran, yang ingin meneliti bagaimana
kepemimpinan seorang direktur pemasaran. Waktu akan mulai mencari data, peneliti tersebut
berjumpa beberapa karyawan, katakana sebanyak 30 orang. Pada waktu ditanya, dia
mengatakan bahwa subjek penelitiannya adalah 30 orang.

Benarkah bahwa banyaknya subjek penelitian adalah 30 orang? Apakah bukan hanya satu
orang saja yaitu sang direktur pemasaran? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu
membedakan antara subjek penelitian, responden, dan informan.

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk di telti oleh peneliti. Jika kita
bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara ten tang unit analisis, yaitu
subjek yang menjadi pusat perhatian atau saran peneliti.
2. Responden
Responden dari kata asal responden atau penanggap, yaitu orang yang menanggapi.
Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan t
entang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam
bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara.
3. Informan

18
Ibid., h.121
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka
informan dapat dikatakan sama dengan responden, apabila pemberian keteranganya
karena dipancing oleh pihak peneliti. Istilah inforan ini banyak digunakan dalam
penelitian kualitatif.

Kembali pada perbedaan atara subjek penelitian dengan sumber data. Setiap peneliti
harus dapat membedakan secara jelas antara subjek penelitian dengan sumber data. Subjek
penelitian mungkin tidak perlu dijadikan dijadikan sumber data, jika penelitiannya memang
tidak menghendaki demikian. Jika peneliti ingin memperoleh penjelasan tentang gaya
kepemimpinan direktur, data dapat dikumpulkan dari suara para bawahan saja, kir anya
jawaban orang yang dikenai gaya kepemimpinan akan lebih dapat dipercaya dibandingkan
dengan jawaban dari pemimpin itu sendiri. namun ada penelitian lain yang menjadi seseorang
sebagai subjek penelitian sekaligus sumber data. 19

F. Menentukan Informan (narasumber)

Dalam penelitian kualitatif, informan adalah narasumber yang dapat memberikan


informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Informan sangat penting bagi
penelitian, karena akan memberikan informasi secara mendalam yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diteliti. 20

Menentukan informan yang akan digunakan dalam memberikan informasi penelitian


ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu proses pengambilan
sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil. Teknik
sampling akan digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu
dalam pengambilan sampelnya. Misal, seorang peneliti ingin meneliti ada tidaknya perbedaan
motivasi antara siswa dari etnis Jawa dan Cina. Mengingat subjeknya telah ditentukan sejak
awal, peneliti hanya akan menjadikan siswa yang berasal dari dua etnis tersebut sebagai
subjek penelitiannya. Siswa dengan etnis berbeda, meskipun dalam satu unit analisis
(sekolah), tidak dapat dijadikan sebagai subjek penelitian.21

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada
asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data yang memadai dan bersedia
memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data

19
Ibid., h.123
20
https://www.academia.edu//BAB_3_PERSEPSI_AREMANIA/19/03/15/
21
https://www.academia.edu/4575527/BAB_3_PERSEPSI_AREMANIA/19/03/15/
harus informasi harus memenuhi syarat tersebut, yang akan menjadi informan narasumber
(key informan).22

Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif


sebagaimana yang diharapkan peneliti, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mewawancarai informan adalah sebagai berikut : 1. Ciptakan suasana wawancara yang
kondusif dan tidak tegang, 2). Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan,
3). Mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius, 4). Bersikap hormat dan
ramah terhadap informan, 5). Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6).
Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan
masalah/tema penelitian, 7). Tidak bersifat menggurui terhadap informan, 8). Tidak
menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan 9.) Ucapkan
terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi
yang belum lengkap.23

G. Memberikan Contoh bagaimana Teknik Pengumpulan Data

Di dalam prosedur penelitian, peneliti perlu memilih teknik dan alat pengumpulan
data yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat diperoleh data yang objektif. Di bawah
ini akan diuraikan teknik dan metode penelitian yang bisa ditempuh:

1. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.24 Berdasarkan objek yang akan dievaluasi, tes dibagi menjadi
beberapa macam:
a. Tes kepribadian
b. Tes bakat
c. Tes intelegensi
d. Tes sikap
e. Teknik proyeksi
f. Tes minat
g. Tes prestasi

22
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Alfabeta,2013) h. 400
23
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/288-metode-pengumpulan-data-penelitian-
kualitatif.html
24
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek., (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 127
Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa
soal-soal tes yang terdiri dari beberapa butir tes, yang masing-masing mengukur
satu jenis variabel.
2. Angket (kuisioner)
Angket adalah serentetan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dari responden (berupa laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui). Angket atau kuisioner dapat dibedakan menjadi beberapa macam dilihat
dari berbagai sudut pandang:
Dilihat dari cara Dilihat dari jawaban yang Dilihat dari bentuknya
menjawab diberikan
- Kuisioner terbuka - Kuisioner langsung - Kuisioner pilihan
- Kuisioner tertutup - Kuisioner tidak ganda
langsung - Kuisioner isian
- Check list
- Rating scale

Adapun kelebihan dan kelemahan angket dapat dijelaskan di tabel berikut:


Kelebihan Kelemahan
- banyak gejala yang hanya bisa - observer bisa terpengaruh hallo
diselidiki dengan observasi effects (sikap dan penampilan
sehingga hasilnya akurat dan sulit objek)
dibantah - responden sering tidak teliti
- banyak objek yang hanya bersedia menjawab
diobservasi, dibanding - seringkali sukar dicari validitasnya
- tidak memerlukan hadirnya - kadang responden menjawab tidak
peneliti jujur dan tidak benar
- dapat dibagikan secara serentak - jika dikirim lewat pos, sering
- dapat dijawab menurut waktu terlambat bahkan tidak kembali
senggang responden
- dapat dibuat anonim
- dapat dibuat standar
Adapun untuk mengatasi kelemahan pada angket atau kuisioner (terutama
seringkali sukar dicari validitasnya dan kadang responden menjawab tidak jujur
dan tidak benar), peneliti bisa melakukan cross check (menyilang jawaban
responden dengan data yang diperoleh dengan metode lain).
3. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah kegiatan dialog atau tanya jawab yang dilakukan
pewawancara kepada narasumber untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.25 Interview digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya
untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian, dan sikap terhadap sesuatu. Interview terdiri dari serangkaian
pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek () pada pilihan
yang telah disiapkan.
Dilihat dari pelaksanaannya, interview dibedakan menjadi 3:

25
Ibid, hlm. 132
Interview bebas (inguided Interview terpimpin Interview bebas
interview) (guided interview) terpimpin
Pewawancara bebas Interview yang dilakukan Kombinasi antara
menanyakan apa saja, oleh pewawancara interview bebas dengan
tetapi mempertimbangkan dengan membawa interview terpimpin.
data apa yang dibutuhkan. sederetan pertanyaan
Kelebihan: responden lengkap dan terperinci
tidak sadar bahwa ia (terstruktur).
sedang diinterview.
Kelemahan: arah
pertanyaan kadang kurang
terkendali.

4. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek dengan mengerahkan seluruh
alat indera.26 Penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman
gambar, rekaman suara, dan sebagainya. Tes adalah pengamatan terhadap
kejiwaan yang ingin diukur. Kuisioner diberikan kepada responden untuk
mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki. Rekaman gambar dan rekaman
suara digunakan untuk menyimpan kejadian untuk penundaan observasi.
Obervasi dapat dilakukan dengan dua cara (jenis), yaitu:
a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrument pengamatan. Misalnya, guru menerangkan, guru
menulis di papan tulis, guru bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada
seorang anak, guru menjawab, murid berteriak, dan sebagainya
b. Obeservasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrument pengamatan. Misalnya, keaktifaan belajar siswa,
prestasi belajar siswa.
5. Skala bertingkat (rating scale)
Skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.27 Walaupun
bertingkat, skala bertingkat menghasilkan data yang kasar. Tetapi, cukup
memberikan informasi tertentu program atau orang. Instrument ini dapat
memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan orang dalam
menjalankan tugas.
Dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan
variabel skala. Apa yang ditanyakan harus sesuai dengan apa yang diamati
responden. Misalnya, seorang guru ditanya tentang jam kehadiran kepulangan
kepala sekolah. Di tidak akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu datang siang
dan pulang awal.
6. Dokumentasi

26
Ibid, 133
27
Ibid, hlm. 134
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Adapun dalam pengumpulan data atau pengumpulan informasi, peneliti
memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan, tempat, dan kertas atau orang.
Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan rapat,
catatan harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi (memuat garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya). Peneliti tinggal memberikan tanda centang pada kotak yang
sesuai.
Contoh:
Pendapat tentang Diri Guru PAI
Nama guru :
Pendidikan :
1. Kepengajaran
Tidak Kurang Cukup Memuaskan Sangat
memuaskan memuaskan memuaskan memuaskan
Pengajaran Beberapa Pengajaran Pengajaran Pengajaran
kurang, hal kurang baik, tetapi baik dan sangat
kurang bisa baik sebagai tidak ramah bagus,
dihormati pengajar, menunjukka terhadap menampakk
kurang n kemajuan semua guru an
respect dan murid kemajuan
2. Perhatian
Tidak Kurang Cukup Memuaskan Sangat
memuaskan memuaskan memuaskan memuaskan
Tidak Perhatian Pengajaran Pengajaran Pengajaran
antusias terhadap baik, tetapi baik dan sangat
dalam pengajaran tidak ramah bagus,
mengajar kurang, menunjukka terhadap menampakk
kadang n kemajuan semua guru an
antusias dan murid kemajuan
b. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Peneliti
tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam melaksanakan
suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen, agar
kelemahan yang satu dapat ditutup dengan kelebihan yang lain. Pemilihan metode
dan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu objek penelitian,
sumber data, waktu, dana, jumlah tenaga peneliti dan teknik yang akan digunakan
untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Mungkun saja seorang peneliti ingin
sekali menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data, tetapi karena
waktu yang tersedia sempit, lalu menggunakan angket. Dibandingkan dengan
wawancara dan observasi, metode angket memang lebih praktis, terlepas dari
kelebihan dan kekurangan yang ada pada metode angket. Oleh karena itu, penentuan
metode penelitian memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang matang.

Contoh menyusun instrument penelitian :

Judul : Kualitas kegiatan belajar-mengajar di kelas

Untuk memilih metode dan instrumen mana yang akan dipakai, lihat tabel berikut:

Metode Instrumen
1. Tes Tertulis 1. Soal Tes
2. Tes Lisan 2. Rambu-rambu pertanyaan
3. Angket 3. a. angket
b. skala bertingkat
4. Wawancara 4. a. pedoman wawancara
b. check list
5. Pengamatan 5. Chech list
6. Dokumentasi 6. a. check list
b. kerangka, sistematika data hasil
analisis
7. Inventori 7. a. inventori
b. angket dengan alasan
sistematis

Setelah diperoleh data yang lengkap dan sumber data yang valid, maka selanjutnya
peneliti perlu menyusun kisi-kisi instrument. Contoh:
Variabel Sumber data Metode Instrumen
penelitian
1. Kualitas guru - Guru sebagai - Wawancara - Pedoman
mengajar pelaku - Pengamatan wawancara
- Kegiatan - Angket/wawancara - Check list
- Siswa yang - Angkat dan
mengalami pedoman
wawancara
2. Kualitas - Siswa sebagai - Angket/wawancara - Angket dan
siswa belajar pelaku - Pengamatan pedoman
- Kegiatan - Wawancara wawancara
- Guru yang - Check list
menangani - Pedoman
wawancara
3. Isi/hasil - Buku catatan - Dokumentasi - Check list
pelajaran siswa - Tes berisi rambu-
- Siswa - Dokumentasi rambu
- Daftar nilai - Soal tes
- Daftar
4. Kondisi - Ruang kelas - Pengamatan - Ceklis
ruang/sarana
H. Menjelaskan Analisis Triangulasi

Triangulasi merupakan peninjauan dengan cara pemeriksaan ulan g. Pemeriksaan ulang


bisa dilakukan sebelum dan/atau sesudah data dianalisis. Pemeriksaan dengan cara triangulasi
dilakukan untuk meningkatkan derajat keterpercayaan dan akurasi data.28 Selain itu,
triangulasi bersifat menggabungkan data dari berbagai sumber data dan teknik pengumpulan
data.29

Triangulasi dapat dilakukan dengan tiga cara yakni triangulasi sumber, metode, dan
waktu. Melalui triangulasi sumber, peneliti mencari informasi lain dari berbagai sumber
tentang suatu topik yang digalinya. Contoh, peneliti melakukan penelitian tentang
kemampuan guru yang sudah bersertifikat mengelola pembelajaran. Peneliti boleh
menanyakan pada guru yang bersangkutan tentang kemampuannya. Kemudian peneliti
menanyakan hal yang sama pada kepada sekolah, pengawas, teman sejawat guru, para murid
dan para mantan murid. Dari beragam sumber tersebut akan didapatkan informasi yang lebih
akurat dan sekaligus rinci. dalam pemerolehan berbagai informasi tersebut, adakalanya terjadi
keterangan yang saling mendukung ataupun saling bertentangan. Keseluruhan data itulah
yang dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan akurat tentang
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.30

Selanjutnya yakni triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara


menggunakan lebih dari satu metode terhadap sumber yang sama. Jika triangulasi sumber
dilakukan hanya dengan satu metode, misalnya wawancara, maka untuk triangulasi metode
harus digunakan dengan berbagai metode yang lain. Metode lain yang bisa digunakan
misalnya observasi yaitu dengan cara mengamati guru ketika dia sedang mengelola
pembelajaran di kelas. Pada prinsipnya triangulasi metode mengharuskan penggunaan lebih
dari satu metode untuk melakukan pemeriksaan ulang. 31

Selanjutnya mengenai triangulasi waktu. Triangulasi waktu dilakukan pada waktu atau
kesempatan yang berbeda-beda. Peneliti mengamati guru mengajar pada pagi hari, pada jam
pertama pelajaran. Kemudian mengamati lagi ketika guru tersebut pada jam-jam setelahnya
samapai jam terakhir. Peneliti juga mengamati ketika guru mengajar di kelas, di
laboratorium, di luar kelas atau di tempat terbuka. Guru juga diamati pada waktu ia ceramah,

28
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 103
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Alfabeta: Bandung, 2013), h. 330
30
Nusa Putra, op. cit h. 103-104
31
Ibid., h. 104
memberi kesempatan berdiskusi pada para siswa, dan pada saat pelajaran tambahan di luar
jam mengajar. Dengan mengamati guru dalam waktu dan kesempatan yang berbeda-beda
tersebut, diharapkan dapat ditemukan dan dirumuskan kemampuan guru tersebut dalam
mengelola pembelajaran secara lebih akurat.32

Pada dasarnya tujuan dari triangulasi bukan sekedar untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman bagi peneliti terhadap apa
yang telah ditemukan.33 Mengingat bahwa triangulasi digunakan untuk meningkatkan
keabsahan atas suatu hasil penelitian.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang paling poluler dalam
penelitian kualitatif. Kepopulerannya didasarkan pada kenyataan bahwa cara ini memiliki
potensi untuk sekaligus meningkatkan akurasi, keterpercayaan, dan kedalaman, serta
kerincian data.34

I. Menjelaskan Teknik Analisis Data

Patton (1980) menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian. Sedangkan menurut Taylor (1975) menjelaskan analisis data adalah cara atau usaha
untuk menemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan berdasarkan data
penelitian.35 Kedua pendapat tersebut menarik kesimpulan bahwa analisis data kualitatif
adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian, sehingga dapat ditemukan jawaban atas pertanyaan penelitian.

Miles dan Huberman (1992) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan
data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion
drawing/verifying). Analalisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan
sesudah pengumpulan data.36

32
Ibid, 104S
33
34
35
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal.43
36
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal.210
James P.Spradley (1980) dalam bukunya yang berjudul Participant Observation
mengemukakan bahwa ada empat macam analisis data dalam penelitian kualitatif,
yaitu:37

1. Analisis domain (domain analysis)


2. Analisis taksonomi (taxonomic analiysis)
3. Analisis komponensial (componential analysis)
4. Analisis tema budaya/tema social (cultural social theme analysis)
1. Analisis Domain (domain analysis)

Dalam hal ini Spradley menyatakan : Domain analysis is the first type of
ethnographic analysis. In later steps we will consider taxonomic analysis, which involves
a search for the way cultural domains are organize, the componential analysis, which
involves a search for the attributes of terms in each domain. Finally, we will consider
theme analysis, which involves a search for the relationship among domain and for how
they are linked to the cultural scene as a whole38

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Langkah


selanjutnya adalah analisis teksonomi yang aktivitasnya adalah mencari bagaimana
domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi lebih rinci. Selanjutnya analisis
komponensial, aktivitasnya adalah mencari perbedaan yang spesifik setiap rincian yang
dihasilkan dari analis taksonomi. Yang terakhir adalah analisis tema, yang aktivitasnya
adalah mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungannya dengan
keseluruhan, selanjutnya dirumuskan dalam suatu tema atau judul penelitian.39

Analisis domain menampilkan keseluruhan Jenis temuan yang diperoleh dalam


penelitian. Misalnya kita meneliti tentang Unggas, maka yang kita analisis adalah burung,
bebek, ayam, angsa, belibis, dan sebagainya. Artinya semua temuan tentang unggas harus
ditempilkan secara keseluruhan dalam analisis domain.40

2. Analisis Taksonomis (Taxonomic Analysis)

Peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau


sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam dan

37
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, Dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal.115
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), hal.347
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), hal.349
40
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, Dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal.116
membaginya lagi menjadi subdomain, dan dari subdomain itu dirinci lagi menjadi
bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis
(exhausted). Pada tahap analisis ini, peneliti bisa mendalami domain dan subdomain
yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh
pemahaman lebih dalam.41

Sebagai contoh, seorang peneliti tentang ungggas, maka pada tataran taksonomis dia
berbicara sudah harus pada sebuah domain misalnya burung. Maka ia berpikir tentang
domain budaya jenis-jenis burung. Dari domain tersebut, peneliti akan menemukan
kategori-kategori yang selanjutnyaa dibagi lagi menjadi sub kategori Burung padang
pasir, Burung sawah, Burung Hutan, dll.42

3. Analisis Komponensial (componential analysis)

Dalam analisis taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi
focus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang serupa atau
serumpun. Ini diperoleh melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang
terfokus.

Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain


bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras.
Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan
teknik pengumpulan data yang bersifat triangulas tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik
dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis
teksonomi telah ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan jenjang dan
jenis pendidikan tersebut, selanjutnya dicari elemen yang spesifik dan kontras pada tujuan
sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan dan sistem manajemennya.43

4. Analisis Tema Budaya (discovering cultural themes)

Analisis tema atau discovering cultural themes sesunggunya merupakan upaya


mencari benang merah ang mengintegrasikan lintas domain yang ada (Sanapiah
Faisal, 1990). Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi,
dan komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersususn suatu konstruksi

41
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal.213
42
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, Dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hal.118
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), hal.359
bangunan situasi social/objek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-
remang, dan setelah dilakukan penelitian, maka menjadi lebih terang dan jelas.44

Ada beberapa hal yyang secara prinsip paling menonjol pada analisis ini, yaitu: 45

1. Peneliti harus mampu melakukan analisis komponensial antardomain


2. Membuat skema sarang laba-laba untuk dapat terbentuk pada domain satu dengan
lainnya
3. Menarik makna dari hubungan-hubungan yang terbentuk pada masing-masing domain
4. Menarik kesimpulan secara universal an holistic tentang makna persoalan sesungguhnya
yang sedang dianalisis.

Sebelum hasil analisis ini dibuat dalam sebuah laporan, maka peneliti sekali lagi
harus melakukan komparasi hasil analisisnya dengan berbagai macam literatur yang ada,
serta kelompok atau masyarakat lain sehubungan dengan persoalan yang ditelitinya.

44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), hal.360
45
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal.215

Anda mungkin juga menyukai