Anda di halaman 1dari 6

OPERASI TEKNIK KIMIA

MIXING
Menentukan Pola Aliran Berdasarkan
Bilangan Reynold

Di susun oleh :
Nama : Faisal Tanjung
NIM : 21114021
KELAS : B1 / R2 / TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS SERANG RAYA


Tahun Ajaran 2016/2017
Menentukan Pola Aliran Fluida Bedasarkan
Bilangan Reynold

Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya inersia (vs) terhadap gaya viskos (/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Reynolds ini dapat digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, seperti jenis aliran
laminar dan turbulen. Dimana nama tersebut diambil dari Osborne Reynolds (18421912) yang
mengusulkannya di tahun 1883.

Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan yang tidak berdimensi yang sangat penting dalam
mekanika fluida dan dapat digunakan seperti halnya dengan bilangan yang tidak berdimensi lainnya.
Untuk memberikan kriteria dalam menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara
geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan
tidak berdimensi yang relevan dan keduanya disebut mempunyai kemiripan dinamis.
Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
dengan:

vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
- viskositas absolut fluida dinamis,
- viskositas kinematik fluida: = / ,
- kerapatan (densitas) fluida.

Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang pipa bulat,
atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.

Pengertian Laminer dan Turbulen

A. Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran fluida yang dapat bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang
membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut ditunjukan oleh
percobaan Osborne reynolds. Pada laju aliran rendah aliran laminer tergambar sebagai filamen
panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini memiliki Bilangan Reynolds lebih kecil dari
2300

B. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan
kecepatan berfluktuasi yang saling berinteraksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antara partikel
fluidanya saling berpotongan. Oleh osborne reynolds digambarkan sebagai bentuk yang tidak
stabil yang bercampur dalam waktu yang begitu cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi
tidak terlihat. Aliran turbulen ini mempunyai bilangan yang lebih besar dari 4000. Aliran yang
mempunyai bilangan reynold antara 2300 4000 ada yang menyebut sebagai aliran dalam
keadaan transisi. Sehingga terjadi perubahan dari kondisi laminer menuju aliran turbulen.

Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan Reynolds. Dalam mekanika
fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini
digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Bilangan
Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan
digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk
menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida
yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
Data Hasil pratikum

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.05 0.1 134.96 134.96 14.12581333 7.7 486.0102 312.4739 0.203611 Laminer
4 0.08 0.32 460.11 460.11 48.15818 5.7 1656.922 25.23446 2.366541 Laminer
6 0.13 0.78 534.82 534.82 55.97782667 3.6 1925.963 39.16523 3.197466 Laminer
8 0.19 1.52 750.03 750.03 78.50314 3.3 2700.965 27.67175 6.288513 Transisi

TURBIN BESAR 00

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.05 0.1 145.28 145.28 15.20597333 6.56 523.174 250.5022 0.23594 Laminer
4 0.08 0.32 475.5 475.5 49.769 5 1712.343 22.86269 2.527503 Laminer
6 0.13 0.78 495.54 495.54 51.86652 3.78 1784.51 49.23653 2.745037 Laminer
8 0.19 1.52 735.6 735.6 76.9928 3.26 2649 29.33239 6.048869 Transisi

TURBIN BESAR 300

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.05 0.1 230.16 230.16 24.09008 5.54 828.8389 62.99984 0.592175 Laminer
4 0.08 0.32 477.08 477.08 49.93437333 4.05 1718.033 22.63629 2.544328 Laminer
6 0.13 0.78 687 687 71.906 3.88 2473.985 18.47793 5.275993 Transisi
8 0.18 1.44 890.03 890.03 93.15647333 3.52 3205.125 15.68836 8.855233 Transisi

TURBIN KECIL 00

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran

2 0.05 0.1 270.35 270.35 28.29663333 4.2 973.5688 38.87316 0.81704 Laminer
4 0.08 0.32 482.5 482.5 50.50166667 3.57 1737.551 21.882 2.602468 Laminer
6 0.13 0.78 615.23 615.23 64.39407333 3.4 2215.531 25.7283 4.231221 Laminer
8 0.18 1.44 892.5 892.5 93.415 2.52 3214.02 15.55847 8.904451 Transisi

TURBIN KECIL 300


avg Waktu Pola
V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.05 0.1 153.72 153.72 16.08936 6.3 553.5676 211.4647 0.264151 Laminer
4 0.08 0.32 375.5 375.5 39.30233333 5.92 1352.229 46.4247 1.576197 Laminer
6 0.13 0.78 604.3 604.3 63.25006667 4.21 2176.17 27.14975 4.082215 Laminer
8 0.18 1.44 784.5 784.5 82.111 3.4 2825.096 22.90934 6.879813 Transisi

PROPELLER BESAR 00

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.04 0.08 130.4 130.4 13.64853333 5.4 469.589 277.1317 0.190084 Laminer
4 0.08 0.32 395 395 41.34333333 4.84 1422.451 39.88299 1.744154 Laminer
6 0.13 0.78 643.6 643.6 67.36346667 4.2 2317.695 22.47375 4.630446 Transisi
8 0.18 1.44 845 845 88.44333333 3.4 3042.965 18.33249 7.98186 Transisi
PROPELLER BESAR 300

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran

2 0.05 0.1 162 162 16.956 10.8 583.3851 180.6691 0.293373 Laminer
4 0.09 0.36 459.1 459.1 48.05246667 5.16 1653.284 28.57654 2.356163 Laminer
6 0.13 0.78 712 712 74.52266667 4.56 2564.013 16.59906 5.666967 Transisi
8 0.18 1.44 907 907 94.93266667 3.85 3266.236 14.82414 9.196134 Transisi
PROPELLER KECIL 00

avg Waktu Pola


V I P avg (rad/s) Re Np Fr
I II III (rpm) (s) Aliran
2 0.05 0.1 148.89 148.89 15.58382 7.9 536.1741 232.7193 0.247812 Laminer
4 0.09 0.36 443 443 46.36733333 4.5 1595.306 31.80682 2.193806 Laminer
6 0.13 0.78 765 765 80.07 3.39 2754.874 13.38256 6.542046 Transisi
8 0.19 1.52 929 929 97.23533333 3.29 3345.461 14.56215 9.647663 Transisi
PROPELLER KECIL 300
Kesimpulan :
Bersarkan nilai Bilangan Reynold yang di peroleh pada pratikum Mixing , Maka pola aliran
yang di hasilkan yaitu pola aliran Laminer dengan Bilangan Reynold < 2300 & Pola aliran
Transisi dengan Bilangan Reynold antara 2300-4000 .

Anda mungkin juga menyukai