Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengapa beberapa reaksi kimia berlangsung secepat kilat, sementara
lainnya memerlukan waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahunan
untuk menghasilkan produk yang cukup banyak? Bagaimana katalis
meningkatkan laju reaksi kimia? Mengapa perubahan suhu yang sedikit
saja sering memberikan efek besar pada laju saat memasak? Bagaimana
kajian mengenai laju reaksi kimia memberi informasi tentang bagaimana
cara molekul bergabung membentuk produk? Semua pertanyaan ini
menyangkut kinetika kimia. Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang
mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang
terjadi.

Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang


berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung seketika, seperti bom dan
petasan yang meledak. Ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat
seperti besi yang mengalami perkaratan dan fosilisasi sisa organisme.
Selain itu laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
konsetrasi, suhu, katalis, tekanan, luas permukaan, volume dan sifat dasar
pereaksi. Dengan memahami secara detail mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi tersebut, maka kita mampu mengendalikan laju
reaksi tersebut sehingga sesuai dengan keinginan kita. Sebelum kita
menghitung dan menganalisis laju reaksi, kita harus memahami tentang
kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan dengan kemolaran tertentu
saat kita perlu menganalisis baik secara langsung maupun tidak langsung
banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi sisa yang
tertinggal pada waktu tertentu. Hal ini penting karena kimia pada umumnya
berlangsung dalam bentuk larutan, baik larutan homogen maupun
heterogen.
Oleh karena itu, percobaan ini diperlukan agar praktikan dapat mengetahui
dan menganalisis seberapa besar pengaruh suhu dan konsentrasi yang
bervariasi terhadap laju reaksi kimia yang berlangsung. Selain itu juga dapat
agar praktikan dapat menentukan nilai laju reaksi yang telah diamati dan
dianalisis pada saat melakukan percobaan.

1.2 Tujuan Percobaan


a. Untuk mengetahui dan menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia.
b. Untuk mengetahui apakah konsentrasi berpengaruh pada laju reaksi dan
menentukan seberapa besar pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
c. Untuk mengetahui apakah suhu berpengaruh pada laju reaksi kimia dan
menentukan seberapa besar pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per
satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi (Keenan, 1989).

Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas,
satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti atmosfer,
millimeter merkurium atau pascal. Satuan waktu yang digunakan dapat berupa
detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi tersebut
berjalan cepat atau lambat (Keenan, 1989).

Untuk mengukur laju reaksi perlu dilakukan analisis secara langsung maupun tak
langsung tergantung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi
yang tersisa setelah penggal waktu tertentu. Ada beberapa cara menentukan laju
reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan yaitu dengan mengukur
konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada selang waktu yang
berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari
campuran reaksi lalu menganalisanya (Sukamto, 1989).

Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhilaju reaksi.


Selain itu bergantung pada jenis zat yang bereaksi. Laju reaksi dipengaruhi oleh:
a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi suatu zat semakin kecil maka
laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hokum laju
reaksi atau reaksi yang dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari
suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas
permukaan (total) zat padat akan bertambah jikan ukurannya diperkecil.
Semakin padat zat maka akan semakin lambat reaksi berlangsung, dan
sebaliknya semakin kecil zat maka akan semakin cepat reaksi berlangsung.
Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Bubuk
padat memiliki permukaan yang lebih besar daripada sebuah bongkah zat
padat.
c. Suhu dan Temperatur
Laju reaksi juga dapat dipercepat atau diperlambat dengan mengubah
suhunya. Ketika suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula.
Sebagai perkiraan kasar, reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju
reaksi akan berlipat ganda setiap kenaikkan 10oC. perkiraan ini bukan
keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh reaksi. Bahkan
bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap 9oC atau
11oC atau setiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan
untuk melipat gandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring
meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh rekasi
pernapasan melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut,
atau reaksi ion hidrogen dengan asam dan ion hidragsi dari Alkali didalam
larutan, sehingga memanaskan salah satu dari contoh ini tidak memperoleh
perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium maupun industry akan
belangsung lebih cepat apabila dipanaskan.
d. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari
reaksi seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan
dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan
demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan
meningkatkan laju reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang akan
melibatkan hanya zat padat maupun zat cair tidak memberikan perubahan
apapun pada laju reaksi.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju rekasi, tetapi zat itu sendiri
tak mengalami perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak
dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu:
1. Katalis Positif
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara
menurunkan energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
2. Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif
disebut juga inhibitor.
Adapun jenis-jenis katalis yaitu:
1. Katalis Homogen
Wujud katalis homogeny ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis
ini umunya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke
bentuk semula.
2. Katalis Heterogen
Wujud katalis homogeny ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis
ini umumnya berupa loga-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah
reaksi gas-gas katalis ini tidak terlalu ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi
permukaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara
hingga apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-
gas itu akan mudah bereaksi. Katalis ini kebanyakan digunakan dalam
reaksi industri.
3. Katalis Biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi
pada makhluk hidup, katalis ini berupa enzim-enzim.
(Wood, 1996).

Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebaai hasil
tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara
pertikel menghasilkan reaksi, melainkan tumbukan antar partikel yang memiliki
energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal, yaitu 1.Frekuensi Tumbukan, 2.Fraksi
Tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup, 3.Fraksi partikel
dengan energi cukup yang tumbukannya dengan arah yang tepat. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi minimum yang
harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif
yang disebut juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi
pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan benda yang ada disekitar kita dapat
terbakar (Wood, 1996).

Reaksi dengan reaktan tunggal, laju berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan
tersebut dipangkatkan. Artinya, hukum laju untuk Aa => pada umumnya
mempunyai bentuk laju=k[A]n. Pangkat n dalam hukum laju tidak langsung
berkaitan dengan koefisien a dalam persamaan kimia balans. Pangkat yang
diberikan pada konsentrasi disebut orde untuk reaktan yang bersangkutan.
Beberapa proses termasuk orde nol untuk jangkauan konsentrasi tertentu. Karena
[A]o=1, maka laju reaksi seperti itu tidak bergantung pada konsentrasi A=laju=k.
pelajaran yang kita tarik ialah orde reaksi merupakan hasil dari eksperimen dan
tidak dapat diperkirakan dari bentuk persamaan kimianya (Oxtoby, Gillis, dan
Nachtrieb, 1998).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
a. Gelas kimia 100 ml 6 buah
b. Gelas ukur 25 ml 4 buah
c. Termometer 1 buah
d. Hot plate 1 buah
e. Stopwatch 1 buah

3.1.2 Bahan-bahan
a. Larutan Na2S2O3 0,1 M 20 mL
b. Larutan Na2S2O3 0,2 M 40 mL
c. Larutan HCl 0,1 M 20 mL
d. Larutan HCl 0,2 M 40 ml
e. Kertas
f. Tisu

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi
a. Disiapkan kertas yang telah diberi tanda silang dan diletakkan dibawah
gelas kimia 100 ml.
b. Diukur larutan sebanyak 10 ml Na2S2O3 0,1 M digelas ukur lalu dituang
ke gelas kimia.
c. Diukur larutan sebanyak 10 ml HCl 0,2 M digelas ukur lalu dituang ke
gelas kimia yang berisi 10 ml Na2S2O3 0,1 M.
d. Dihitung waktu yang diperlukan sejak dituangkan HCl 0,2 M tadi
menggunakan stopwatch.
e. Diamati hingga tanda silang tidak terlihat lagi dan dicatat waktunya.
f. Diulangi langkah yang sama untuk larutan 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan
larutan 10 ml HCl 0,2 M.

3.2.2 Pengaruh suhu pada laju reaksi


a. Disiapkan kertas yang telah diberi tanda silang.
b. Diukur larutan sebanyak 10 ml Na2S2O3 0,1 M digelas ukur lalu dituang
ke gelas kimia.
c. Diletakkan gelas kimia diatas hot plate lalu diukur hingga mencapai suhu
250C menggunakan termometer.
d. Diukur larutan sebanyak 10 ml HCl 0,2 M digelas ukur.
e. Setelah mencapai suhu 250C, diletakkan diatas kertas yang diberi tanda
silang.
f. Dituang larutan 10 ml HCl 0,2 ke gelas kimia yang dipanaskan tadi.
g. Dihitung waktu yang diperlukan sejak penuangan HCl 0,2 M tadi
menggunakan stopwatch.
h. Diamati hingga tanda silang tidak terlihat lagi dan dicatat waktunya.
i. Diulangi langkah yang sama untuk larutan 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan
larutan 10 ml HCl 0,1 M dengan suhu 400C dan 10 ml Na2S2O3 0,2 M
dengan larutan 10 ml HCl 0,2 M dengan suhu 600C.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


4.1.1 Pengaruh Konsetrasi
No Konsentrasi Konsentrasi Waktu (s) Kecepatan
Na2S2O3 HCl (V)
1 0,1 M 0,2 M 75 0,01
2 0,2 M 0,1 M 51 0,02
3 0,2 M 0,2 M 33 0,03

4.1.2 Pengaruh Suhu


No Konsentrasi Konsentrasi Suhu Wakt Kecepatan
Na2S2O3 HCl u (s) (V)
1 0,1 M 0,2 M 25C 75 0,01
2 0,2 M 0,1 M 40C 24 0,04
3 0,2 M 0,2 M 60C 5 0,2

4.2 Reaksi
Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2O + S + O2

4.3 Grafik
4.3.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi
80 75

Waktu (s)
60 51

40 33

20
0,1M Na2S2O3 + 0,2M 0,2M Na2S2O3 + 0,1M 0,2M Na2S2O3 + 0,2M
HCl HCl HCl

4.3.2 Grafik Pengaruh Suhu


80 75

70

60

50
Suhu (C)

40

30 24

20

10 5

0
0,1M Na2S2O3 + 0,2M Na2S2O3 + 0,2M Na2S2O3 +
0,2M HCl 0,1M HCl 0,2M HCl

4.4 Perhitungan
4.4.1 Pengaruh Konsentrasi
Diketahui :
a. T1 = 75s
b. T2 = 51s
c. T3 = 33s
Ditanya :
a. V1?
b. V2?
c. V3?
Dijawab :
1 1
a. V1= t1 = = 0,01
75
1 1
b. V2= t2 = = 0,02
51
1 1
c. V3= t3 = = 0,03
33

Mencari orde reaksi


V = k[Na2S2O3]x [HCl]y
Mencari x
v1 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
=
v3 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
0,01 k[0,1]x [0,2]y
=
0,03 k[0,2]x [0,2]y
0,3 = 0,5x
log 0,3 = x. log 0,5
log 0,3
x=
log 0,5
0,523
x=
0,301
x = 1,767
Mencari y
V2 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
=
V3 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
0,02 k[0,2]x [0,1]y
=
0,03 k[0,2]x [0,2]y
0,6 = 0,5y
log 0,6 = y. log 0,5
log 0,6
y=
log 0,5
0,222
y=
0,301
= 0,738
Orde total = x + y
= 1,767 + 0,738 = 2,505
Konstanta laju reaksi
V = k[Na2S2O3]1,767[HCl]0,738
0,01 = k[0,1]1,767[0,2]0,738
0,01
=
(0,017)(0,304)
= 0,2
Persamaan laju reaksi
V=0,2[Na2S2O3]1,767[HCl]0,738

4.4.2 Pengaruh Suhu


Diketahui :
a. T1= 75s
b. T2= 24s
c. T3= 5s
Ditanya :
a. V1?
b. V2?
c. V3?
Dijawab :
1 1
a. V1 = t = = 0,01
1 75
1 1
b. V2 = = = 0,04
t2 24
1 1
c. V3 = = = 0,2
t3 5

Mencari orde reaksi


V = k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
Mencari x
V1 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
=
V3 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
0,01 k[0,1]x [o, 2]y
=
0,04 k[0,2]x [0,2]y
0,25 = 0,5x
log 0,25 = x. log 0,5
log 0,25
x=
log 0,5
0,602
x=
0,301
x=2
Mencari y
V2 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
=
V3 k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
0,04 k[0,2]x [0,1]y
=
0,2 k[0,2]x [0,2]y
0,2 = 0,5y
log 0,2 = y. log 0,5
log 0,2
y=
log 0,5
0,699
y=
0,301
y = 2,32
Orde total = x + y
= 2 + 2,32 = 4,32
Konstanta laju reaksi
V = k[Na2 S2 O3 ]x [HCl]y
0,01 = k[0,1]2 [0,2]2,32
0,01
k=
(0,01)(0,023)
k = 43,4
Persamaan laju reaksi
V = 43,4[Na2 S2 O3 ]2 [HCl]2,32
4.5 Pembahasan
Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter,
tetapi untuk reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan
tekanan seperti atmosfer (atm), milliliter merkurium (mmHg) atau pascal
(Pa). Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun
bergantung pada reaksi itu berjalan cepat atau lambat.

Pada percobaan pertama, laju reaksi dengan pengaruh konsentrasi.


Disiapkan Na2S2O3 dan HCl dengan berbagai konsentrasi yaitu pertama 10
ml Na2S2O3 0,1 M dengan 10 ml HCl 0,2 M, kedua 10 ml Na2S2O3 0,1 M
dengan 10 ml HCl 0,1 M, dan 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl 0,2
M. Dari setiap percobaan dicampurkan larutan Na2S2O3 dan HCl, kemudian
diamati dan dicatat waktu yang diperlukan untuk bereaksi. Pada saat
percobaan setelah dilakukan pencampuran larutan terlihat perubahan yang
diletakkan dibawah gelas kimia tidak terlihat lagi. Waktu dicatat mulai
terlihat lagi. Dari hasil percobaan didapat waktu yang diperlukan setiap
campuran untuk membuat tanda silang pada kertas tidak terlihat yaitu
campuran 10 ml Na2S2O3 0,1 M dengan 10 ml HCl 0,2 M dengan waktu 75
detik, untuk campuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl 0,1 M perlu
waktu 51 detik, dan untuk campuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml
HCl 0,2 M perlu waktu 33 detik.

Pada percobaan selanjutnya laju reaksi dengan pengaruh suhu, pada


percobaan ini hampir sama dengan percobaan pertama yang membedakan
adalah diberikan perlakuan pemanasan terhadap salah satu pereaksi dari
suhu 25oC, lalu 40oC, hingga 60oC. Dalam percobaan ini larutan yang
dipanaskan adalah Na2S2O3. Untuk percobaan 10 ml Na2S2O3 0,1 M dengan
10 ml HCl 0,1 M, Na2S2O3 dipanaskan sampai mencapai suhu 25oC
kemudian larutan diangkat dari pemanas, lalu dituang larutan HCl ke gelas
berisi Na2S2O3 yang sudah dipanaskan dan dihomogenkan. Setelah itu
diamati perubahan warna yang dialami oleh larutan tersebut sampai
berwarna putih keruh (buram). Perhitungan waktu sama dengan percobaan
pertama.Dari percobaan didapat waktu reaksi yang berbeda-beda. Untuk 10
ml Na2S2O3 0,1 M dengan 10 ml HCl 0,2 M pada suhu 25oC didapat waktu
75 detik, untuk 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl 0,1 M pada suhu
40oC didapat waktu 24 detik, dan untuk 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml
HCl 0,2 M pada suhu 60oC didapat waktu 5 detik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pada percobaan ini adalah konsentrasi dan suhu. Jika
konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju laju reaksinya semakin besar
pula dan sebaliknya sama halnya dengan konsentrasi, laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10oC akan
menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kali.

Pada percobaan pertama pada laju reaksi pengaruh konsentrasi dilakukan


fungsi perlakuan perbedaan konsentrasi pada setiap percobaan Na2S2O3
dengan HCl yaitu 0,1 M dan 0,2 M. Tujuannya adalah untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dengan melakukan perbandingan
yang berbeda-beda. Pada percobaan kedua pada laju reaksi pengaruh suhu
diberikan perlakuan pemanasan atau kenaikan suhu pada setiap percobaan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh suhu atau kenaikan suhu
terhadap laju reaksi dengan membandingkan hasil percobaan dengan
menaikkan suhu campuran satu dengan hasil percobaan dengan suhu yang
lebih besar atau kecil.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
a. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,1 M dan 10 ml HCl 0,2 M, reaksi
berlangsung selama 75 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,01. Pada
pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dan 10 ml HCl 0,1 M, reaksi
berlangsung selama 51 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,02. Pada
pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dan 10 ml HCl 0,2 M, reaksi
berlangsung selama 33 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,03. Pada
pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,1 M dan 10 ml HCl 0,2 M dengan suhu
25 C, reaksi berlangsung selama 75 sekon dan laju reaksinya sebesar
0,01. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dan 10 ml HCl 0,1 M
dengan suhu 40C, reaksi berlangsung selama 24 sekon dan laju
reaksinya sebesar 0,04. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dan 10
ml HCl 0,2 M dengan suhu 60C, reaksi berlangsung selama 5 sekon dan
laju reaksinya sebesar 0,2.
b. Konsentrasi berpengaruh pada laju reaksi, karena jika konsentrasi dari
suatu pereaksi ditingkatkan maka laju reaksinya akan meningkat pula.
Pada umumnya, jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya pun semakin besar pula. Pada percobaan ini, pencampuran 10
ml Na2S2O3 0,1 M dengan 10 ml HCl 0,2 M memilki laju reaksi sebesar
0,01. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl 0,1 M
memilki laju reaksi sebesar 0,02. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2
M dengan 10 ml HCl 0,2 M memilki laju reaksi sebesar 0,03.
c. Suhu berpengaruh pada laju reaksi, suhu dapat dipercepat atau
diperlambat dengan mengubah suhunya. Ketika suhu ditingkatkan maka
laju reaksi akan meningkat, demikian pula sebaliknya jika suhu
diturunkan maka laju reaksinya pun akan menurun. Biasanya kenaikan
suhu sebesar 10C saja akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar
dua atau tiga kali lipat. Pada percobaan ini, pencampuran 10 ml Na2S2O3
0,1 M dengan 10 ml HCl 0,2 M pada suhu 25C memiliki laju reaksi
sebesar 0,01. Pada pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl
0,1 M pada suhu 40C memiliki laju reaksi sebesar 0,04. Pada
pencampuran 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan 10 ml HCl 0,2 M pada suhu
60C memiliki laju reaksi sebesar 0,2. Dari percobaan ini terlihat jelas
pengaruh suhu pada laju reaksi dari suatu reaksi.
5.2 Saran
a. Sebaiknya pada percobaaan selanjutnya larutan yang digunakan diganti
misalnya dengan menggunakan larutan Mg dan HCl atau menggantu
variasi suhu yang diamati.
b. Agar pratikan lebih berhati-hati lagi ketika akan mengukur lamanya laju
reaksi berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Keenan Klienfelter, Wood. 1989. Kimia Untuk Unversitas Jilid 1. Erlangga


Jakarta

Oxtoby, David, W, Gillis H.P dan Nachtrieb, Norman H. 1998. Kimia Modern
Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta

Sukamto. 1989. Kimia Fisika. PT Bhineka Cipta. Jakarta

Wood, Charles. 1996. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta

http://dokumen.tips/documents/laporan-laju-reaksi-558f2dee67e35.html/ diakses
pada Rabu, 05 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai