Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Isnaeni N

NIM : 10614014

Mata Kuliah : Teori perencanaan

Teori secara terminologis bermakna sebagai anggapan-anggapan yang dikemukakan


sebagai suatu penjelasan berdasar alasan yang dilandasi seperangkat fakta. Selain itu dapat
berarti sebagai suatu cara untuk memahami tentang sesuatu hal mela-lui suatu kerangka
berfikir, yang dapat menginterpretasi fakta dan pengalaman (Webster, 1959). Perencanaan
dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, bergantung pada segi obyeknya. Namun demikian
hakekat perencanaan mengandung empat aspekutama (Gillie, 1971):
1) tujuan yang lebih baik pada masa mendatang;
2) keberadaan dan ketersediaan sumberdaya (alam manusia, modal, infonnasi:
3) keberadaan kendala atau keterbatasan;
4) dan efisiensi dan efektifitas.
Hubungan antara teori dan perencanaan dapat ditunjukkan dari teori dalam perencanaan
dan teori perencanaan. Teori perencanaan berarti suatu anggapan untuk dapat menginterpretasi
fakta dan pengalaman menjadi konsep dan rencana, sedangkan teori dalam perencanaan
mengandung makna sebagai cara untuk menginterpretasi sehingga dapat menyusun tujuan-
tujuan pada masa mendatang dengan cara memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada, serta
memperhatikan keterbatasan dan atau kendala yang ada, agar dapat dicapai
suatu basil secara optimal.

Teori di dalam perencanaan dibedakan menjadi:


1. Theory of Planning. Teori ini menekankan pada proses perencanaan dan teori
prosedural. Contoh dari teori ini adalah rational comprehensive planning.
2. Theory in Planning. Teori ini menerangkan penggunaan teori-teori lain untuk
perencanaan dan substansi teori yang membentuk teori tersebut. Contohnya land use
planning dan standard-standar dalam perencanaan.
3. Theory for Planning. Teori ini menjelaskan manfaat atau kegunaan perencanaan,
misalnya advocacy, empowerment. Teori ini memiliki kecenderungan mengkritisi
perencanaan yang ada.
Beberapa Pendekatan Dalam Perencanaan di Indonesia saat ini :
1. Pendekatan Kritis
Pendekatan yang kemudian berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan yang
dipakai dalam perencanaan, dimana dalam menyatakan eksistensinya ditempuh dengan
cara meminjam berbagai pandangan atau paradigm cabang ilmu pengetahuan yang
telah berkembang lebih dulu, seperti ilmu sosial, ekonomi, matematika, statistik,
antropologi dan lainnya.
2. Pendekatan Analitik
Pendekatan Analitik adalah pendekatan yang kemudian berkembang menjadi suatu
teori, dimana proses terbentuknya adalah muncul dari suatu pengamatan yang original
yaitu dari suatu kerangka berpikir yang memang berbeda dengan kerangka berpikir lain.
3. Pendekatan Normatif
Pendekatan Normatik adalah pendekatan yang kemudian mendukung berbagai
kebijakan perencanaanbaik dalam proses atau prosedur dan cara melaksanakannya
maupun substansi perencanaannya.

Perbedaan theory of Planning dengan Theory in Planning


Quade (1968) menyatakan bahwa planning adalah penerapan dari metode scientific
(ilmiah) bagi pembuat kebijakan). Hal ini berarti ada kesadaran membuat usaha untuk
meningkatkan keabsahan kebijakan pada masa sekarang dan mengantisipasi lingkungan di
masa datang. Namun juga dapat berarti perencana atau planner tidak mengambil bagian
dalam politik. Keabsahan merupakan sifat atau attribute dalam proses dimana keputusan
dibuat. Proses ini melibatkan : 1) penasihat (adviser) sebagai penyedia (supplier) kemampuan
ilmiah (pemikiran-pemikiran) dan 2) pengambil keputusan (decision maker). Advisor dan
decision makers saling berinteraksi membentuk planning agency (badan, lembaga).
Perencanaan (planning) adalah apa yang dikerjakan agency tadi, misal memberi nasihat ilmiah
untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kebijakan, dan selama satu
proses interaksi akan melibatkan peran adviser dan decision makers, namun disini seolah-olah
advisor berperan menyenagkan decision maker. Planning merupakan pendekatan umum bagi
pengambil keputusan, dan tidak terikat pada kegiatan-kegiatan dari satu profesipun ataupun
satu kementrian dalam pemerintahan. Salah satu alasan untuk membedakan theory of planning
dan theory in planning adalah adanya penempatan antara bentuk dan isi. Suatu teori yang
digunakan sebagai dasar kebijakan mungkin sempurna dan berdasarkan bukti-bukti yang kuat
(valid) untuk dirinya sendiri, namun ketika menjadi kebijakan yang dilaksanakan masih tidak
efektif (invalid).
Alasan kedua adalah perbedaan antara theory of planning dan theory in planning
seharusnya dibuat adalah bahwa ada akibat yang tidak menguntungkan apabila tidak membuat
perbedaan itu. J.Brian McLoughlin (1968) dalam bukunya system approach to urban and
regional planning, mengusulkan suatu pandangan dari planning theory didasarkan pada teori
lokasi, seperti apa yang dikenal sebagai theory in planning . Namun ia juga memberi
pernyataan mengenai theory of planning. Dimana ia mengusulkan bahwa proses perencanaan
harus mempunyai bentuk yang sama dengan proses pada mana manusia merubah
lingkungannya. Dengan demikian theory of planning menjadi kesimpulan atau akibat dari
theory in planning.

Anda mungkin juga menyukai