Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BUMI DAN BANGUNAN DI DESA DUKUH IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meneliti variabel sikap berperilaku, norma subyektif, kontrol
keperilakuan yang dipersepsikan, kesadaran, pengetahuan atas sanksi dan pelayanan pajak
terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak pada Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Bantul.
Responden yang digunakan dalam penelitian adalah wajib pajak pribadi diwilayah desa dukuh
kabupaten Bantul. Selanjutnya, metode penentuan sampel untuk mengumpulkan data dari 100
responden dengan menerapkan metode purposive sampling. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk melakukan analisis data penelitian.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kota Madya.
Salah satu Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul yang terletak di sebelah selatan kota
Yogyakarta. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, sebelah
selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Gunung Kidul. Kabupaten Bantul merupakan Kabupaten yang luas, karena
mempunyai 17 Kecamatan. Sehingga banyak jalan yang ada di Kabupaten ini.
. Soemitro mendefinisikan pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa 2 timbal (kontrapretasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sehingga pajak merupakan salah satu elemen pemasukan kas Negara terbesar untuk
perekonomian Negara di samping dari sektor pariwisata dan retribusi daerah. Sebagai salah
satu sumber penerimaan pemerintah daerah, pajak dapat dipergunakan untuk memebiayai
kegiatan pemerintah maupun untuk kegiatan masyarakat.
Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis pajak
yaitu Pajak Negara dan Pajak Daerah. Pajak Negara yang dipungut oleh pemerintah pusat
terdiri dari Pajak Penghasilan (Pph), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPN & PPn BM). Sedangkan pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 menyebutkan bahwa pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi
wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badang yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sesuai
dengan Undang-Undang tersebut pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan
mengurus pemerintahannya menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah
diberikan wewenang sendiri untuk mengatur dan membangun rumah tangganya sendiri untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah harus 3 dapat
menggali sumber-sumber penerimaan daerah sesuai peraturan perundangundangan yang
berlaku. Setelah diberlakukannya sistem otonomi daerah maka setiap daerah dituntut untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan demikian diharapkan pemerintah
daerah dapat memenuhi tanggungjawabnya dalam mengurus rumah tangganya dan untuk
membiayai kegiatan. Oleh karena itu pemerintah daerah harus selalu dapat mengupayakan
peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri sehingga akan memperbesar
tersediannya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan
daerah. Pajak daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota. Pajak daerah yang termasuk dalam pajak provinsi antara lain Pajak
Kendaraan Bermotor, Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor , Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Sedangkan yang termasuk
dalam pajak kabupaten/kota antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dll
. Bagi pemerintah daerah, pajak berfungsi sebagai budgetair atau sebagai sumber dana
bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Selain itu juga berfungsi
sebagai regulerend atau sebagai alat untuk mengatur atau melaksankan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Fungsi 4 pajak tersebut tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu betapa pentingnya pajak bagi suatu pemerintah daerah, terutama dalam
membangun daerahnya sendiri. Sejalan dengan upaya untuk meningkatakan Pendapatan Asli
Daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul setiap tahunnya berusaha untuk
memperbaiki pemerintahan dan rumah tangganya agar lebih baik lagi. Usaha tersebut berupa
peningkatan serta menggali sumber-sumber penerimaan daerah terutama penerimaan yang
berasal dari daerah sendiri. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dalam pembiyaan pembangunan daerah.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Bantul merupakan kantor instansi pemerintah yang bergerak dibidang jasa. Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ini mengelola berbagai jenis pajak
daerah. Jenis-jenis pajak daerah yang ada di dinas ini adalah Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah dan Pajak Sarang Burung Walet.
DPPKAD kabupaten Bantul berfungsi sebagai pengelola sumber pendapatan daerah yang
mempunyai tugas untuk memantau penerimaan pendapatan yang berupa pajak dan retribusi.
Salah satu unsur dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mempunyai prosentase yang
besar bagi peningkatan pendapatan daerah adalah pajak daerah.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis buat adalah: Apakah sikap berperilaku (attitude
behavior), norma subjektif (subjective norms), kontrol keperilakuan yang dipersepsikan
(perceived behavioral control), kesadaran (conscious), pengetahuan atas sanksi pajak
(sanctions), dan pelayanan pajak (tax service) berpengaruh terhadap perilaku WPOP untuk
mematuhi perpajakan (tax compliance)?

3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
ini adalah:
a. Menemukan bukti empiris pengaruh sikap (attitude) terhadap perilaku WPOP untuk
mematuhi perpajakan (compliance).
b. Menemukan bukti empiris pengaruh norma subjektif (subjectif norms) terhadap
perilaku WPOP untuk mematuhi perpajakan (compliance).
c. Menemukan bukti empiris pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan
(perceived behavioral control) terhadap perilaku WPOP untuk mematuhi perpajakan
(compliance).
d. Menemukan bukti empiris pengaruh kesadaran (conscious) terhadap perilaku WPOP
untuk mematuhi perpajakan (compliance).
e. Menemukan bukti empiris pengaruh pengetahuan atas sanksi pajak (sanctions)
terhadap perilaku WPOP untuk mematuhi perpajakan (compliance).
f. Menemukan bukti empiris pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap perilaku
WPOP untuk mematuhi perpajakan (compliance)
4. Manfaat Penulisan
Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan WPOP dalam memenuhi kewajiban pajak bumi dan bangunan.
Selanjutnya, penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai
pihak sebagai berikut:
a. Bagi regulator, sebagai wacana ilmiah pentingnya pengawasan terhadap bidang
perpajakan di Indonesia, khususnya pajak bumi dan bangunan.
b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Pengetahuan bahwa perilaku akan dipegaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan
kita dan tanpa disadari faktor-faktor eksternal tersebut dapat menciptakan
individu yang memiliki karakter. Melalui Theory Planned Behaviour, kita dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seperti sikap berperilaku,
norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Selanjutnya,
penelitian ini merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan khususnya 16
akuntansi sektor publik dan akuntansi perpajakan. Oleh karena itu, bagi akademisi
dan pihak-pihak yang menginginkan melakukan penelitian sejenis, hasil
penelitian ini sebagai bahan kajian teoritis dan sumber referensi lainnya.
c. Bagi Dinas Pendapatan Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusunan kebijakan mengenai perpajakan
sehingga penerimaan pajak daerah dapat meningkat.
d. Bagi penulis Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai prosedur
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Bantul.
e. Bagi DPPKAD Kabupaten Bantul Penulisan ini diharapkan menjadi bahan
masukan bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Bantul agar dapat memperbaiki pengelolaan Pajak
reklame.
f. Bagi pihak lain Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pembaca sebagai bahan masukan untuk penulisan sejenis dimasa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai