Anda di halaman 1dari 4

MEMAKNAI SEBUAH STATUS

Masih dalam suasana lebaran dimana intensitas pertanyaan-pertanyaan aneh


akan sering terdengar, pertanyaan tentang status misalnya. Ketika pertanyaan
seperti itu muncul dari keluarga maupun teman-teman dekat, maka untuk sekarang
ini saya hanya bisa menjawab dengan senyum saja. Namun Pengurus KEPMAWA
dalam beberapa kali kesempatan terakhir menanyakan pendapat saya tentang status
keanggotaan beberapa orang warga. Hal ini menempatkan saya dalam posisi yang
agak sulit untuk memberikan jawaban karena peran baru dalam organisasi sebagai
DEPKO, meskipun sebagai lembaga pengawasan dan konsultasi namun dibatasi
dengan garis koordinasi hanya dengan ketua.

Namun ternyata beberapa pertanyaan juga masih ada sangkut pautnya


dengan kepengurusan periode sebelumnya. Oleh karena itu, daripada dianggap
memberikan intervensi atau semacamnya dengan cara yang tidak konstitusional,
saya memilih menuangkan pendapat saya mengenai status keanggotaan secara
tertulis supaya bisa dikonsumsi semua pihak yang berkepentingan atau bisa jadi
bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya sebagai Koordinator Departemen


Kewargaan, status keanggotaan bukan hal yang susah untuk diputuskan karena
sudah jelas terinci dalam pedoman-pedoman organisasi, dalam hal ini AD/ART.

Tulisan diatas tidak saya lanjutkan pada waktu itu karena mengingat tidak
ada media publikasi yang bisa meng-cover-nya. Sekarang dengan berbagai macam
pertanyaan yang masih terus bergulir dan adanya FASE dari PSDM yang bersiap
menampung tulisan ini maka saya akan coba melanjutkan.

Ada beberapa jenis status yang sering menjadi pembicaraan di dalam


KEPMAWA, diantaranya adalah status keanggotaan, status alumni, status
keasramaan, dan status asmara warga. Tulisan ini hanya akan membahas mengenai
tiga jenis status yang disebut pertama kali.
Status dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keadaan atau
kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di
sekelilingnya. Status seseorang dalam masyarakat akan menentukan perananannya
dalam masyarakat itu, misalnya seorang ketua RT berperan dalam menjaga
kerukunan antar warganya. Begitu pula dalam berorganisasi status seseorang akan
menentukan hak dan kewajibannya dalam organisasi.

1. Status Keanggotaan

Status keanggotaan Kepmawa secara jelas disebutkan pada Pasal 11


AD Kepmawa, yaitu:

1) Anggota KEPMAWA Yogyakarta adalah pelajar mahasiswa Wajo


yang sedang menempuh pendidikan formal di Yogyakarta
2) Hal-hal mengenai syarat, hak dan kewajiban anggota diatur pada
Anggaran Rumah Tangga

Status keanggotaan adalah hal yang paling penting dipahami oleh


kepengurusan karena ini akan menentukan beberapa kebijakan penting
terkait hak dan kewajiban anggota. Menempatkan diri sebagai koordinator
departemen Kewargaan kala itu dengan latar belakang pendidikan ilmu
hukum maka saya coba melakukan penafsiran mengenai hal ini. Dalam
menafsirkan suatu aturan kadang tidak cukup dengan hanya memaknai
secara gramatikal, namun dalam memberikan makna juga tidak boleh
berlebihan. Maka saya melakukan penafsiran secara sistematik, yaitu
memaknai aturan sebagai suatu kesatuan baik itu undang-undang itu sendiri
maupun dengan aturan lain yang mengatur hal yang sama. Dalam pasal 11
angka 1 diatas frase pendidikan formal sering menjadi perdebatan.
Menggunakan penafsiran sistematis frase tersebut dapat ditemui
penjelasannya dalam pasal 14 ayat 3 ART dimana pelajar/mahasiswa yang
dimaksud adalah pelajar, mahasiswa jenjang diploma s1, s2, dan s3. Dalam
keadaan normal, seharusnya sampai pada tahap ini makna status
keanggotaan sudah bisa dipahami dan dijalankan.
Selain kedua jenis penafsiran tersebut diatas juga dikenal beberapa
jenis penafsiran lainnya diantaranya penafsiran historis, yaitu memaknai
aturan dari maksud pembuatnya saat dibentuk. Sejarah mencatat bahwa
KEPMAWA beberapa kali menerima anggota yang bukan orang Wajo. Hal
seperti itu tentunya memiliki beberapa pertimbangan yang berhubungan
dengan kondisi yang dihadapi waktu itu.

2. Status Alumni
Hal-hal yang berkaitan dengan alumni dalam AD/ART diatur dalam
Pasal 7 ART, yaitu:

1) Alumni adalah anggota KEPMAWA yang telah menyelesaikan pendidikan


formalnya di Yogyakarta.
2) Alumni tergabung dalam Forum Ikatan Alumni KEPMAWA Yogyakarta.
Hal yang menarik disini adalah saat kelulusan seseorang dari jenjang
pendidikan formal berakhir tidaklah mengggurkan status keanggotaannya,
namun beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai anggota telah
gugur, misalnya hak untuk dipilih dan memilih sebagai Ketua, hak
keasramaan, kewajiban membayar iuran tahunan. Peran dan fungsi yang
baru menunggu anggota tersebut setelah berstatus alumni.
3. Status Keasramaan

Status keasramaan juga diatur dalam ART sebagai salah satu hak
seorang anggota KEPMAWA. Hal ini menunjukkan bahwa status
keasramaan merupakan turunan dari status keanggotaan namun dengan
beberapa persyaratan yang lebih spesifik.

Namun dalam kepmawa ada hubungan yang terjalin lebih dari sekedar status
diatas, yaitu jalinan kekeluargaan. Bestatus apapun seorang anggota tidak akan
menghapus hubungan emosional antar anggota. Hal itu juga tidak akan menghapus
cerita-cerita sedih, tangis, duka, haru, kegembiraan, dan kebahagiaan yang telah
dilalui selama proses berkepmawa. Namun kekeluargaan tersebut bukan berarti
mengesampingkan semua aturan-aturan ketika berbenturan dengan asas
kekeluargaan. Aturan tetap harus dilaksanakan namun dalam penerapannya
menerapkan pendekatan dan cara-cara kekeluargaan. Terkait penerapan asas
kekeluargaan tentunya kembali kepada bagaimana pengurus memaknai asas
tersebut.

Kembali lagi tulisan ini merupakan penafsiran yang saya berikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan kepengurusan sebelumnya. Setiap orang memiliki
penafsiran berbeda, namun status saya sebagai pengurus Departemen Kewargaan
cukup sebagai landasan saya melakukan penafsiran dan berkewajiban
melaksanakannya sebagaimana pengurus disumpah untuk mematuhi AD/ART ini.

Yogyakarta, 16-09-17

Anda mungkin juga menyukai